Dia Buah Hatiku

Dia Buah Hatiku

Prolog.

"Permisi, selamat malam!" teriak seorang wanita di depan sebuah panti asuhan dengan pakaian basah kuyup.

Suara teriakan bercampur dengan derasnya hujan membuat sang pemilik panti tidak dapat mendengar, bahkan sampai berulang kali wanita itu berteriak, tetapi pintu panti asuhan itu tidak juga kunjung terbuka.

"Permisi, tolong buka gerbangnya! Tolong buka!" teriak wanita itu kembali untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya sudah menggigil kedinginan, tetapi dia tetap bersikukuh memanggil seseorang yang ada di tempat itu.

"Aku mohon buka gerbangnya, aku mohon!" pinta wanita itu dengan terisak. Walau pakaiannya sudah basah sampai ke dalam-dalam, tetapi dia tetap memeluk sesuatu yang saat ini sedang berada dalam pangkuannya agar tidak basah terkena air hujan.

Tidak berselang lama, pintu panti asuhan itu terbuka dan keluarlah seorang wanita paruh baya dengan memakai pakaian tebal karena dinginnya malam.

Wanita paruh baya itu tampak terkejut saat melihat seorang wanita terduduk di depan gerbang, dia yang berniat untuk melihat derasnya hujan malah dikejutkan dengan keberadaan seseorang. Ternyata suara teriakan yang dia dengar tadi adalah nyata, tetapi dia malah berpikir jika itu hanya halusinasinya saja.

"Tolong, aku mohon buka gerbangnya."

"Tu-tunggu sebentar!" teriak wanita paruh baya itu sambil mencari payung untuk segera membuka gerbang agar wanita itu bisa berteduh.

Wanita itu terperanjat kaget saat mendengar teriakan seseorang. Dia yang sejak tadi menunduk bergegas melihat ke arah panti sambil membangunkan tubuhnya.

"Tolong aku," ucap wanita itu sambil memegang gerbang yang terbuat dari besi.

Wanita paruh baya itu bergegas membuka gerbang lalu mempersilahkan wanita tersebut untuk berteduh di teras panti.

"Maaf, saya terlalu lama membuka gerbangnya," ucap wanita paruh baya itu dengan perasaan bersalah. "Ya Tuhan, apa yang terjadi pada Anda?" Dia memekik kaget saat melihat wajah wanita yang ada di hadapannya saat ini. Bagaimana tidak, wajah wanita itu dipenuhi dengan lebam, bahkan ada luka juga di sudut bibirnya.

Wanita itu tersenyum tipis. "Saya tidak apa-apa, Nyonya. Terima kasih karena Anda mau membukanya, nama saya Vania."

Wanita paruh baya itu menatap dengan sendu. "Nama saya Rea, panggil saja buk Ra."

Vania mengangguk lalu menurunkan sesuatu yang sejak tadi dia gendong membuat buk Ra membelalakkan kedua matanya.

"A-anda membawa bayi? Ya Tuhan!" pekik bu Ra kembali sambil membuka syal yang melilit di lehernya, lalu memakai syal tersebut untuk mengelap air yang membasahi baju bayi itu. Walaupun Vania sudah membungkusnya dengan jas hujan, tetap saja derasnya hujan bisa menembusnya.

Bu Ra kemudian berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil handuk. Suasana rumah sudah sangat sepi karena semua orang sudah tidur karena memang jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, apalagi ditambah dengan derasnya hujan membuat mata setiap orang pasti cepat terlelap.

"Ambillah, Vania. Nanti kamu masuk angin," ucap bu Ra sambil menyodorkan handuk yang sudah diambil dari dalam kamar.

Vania menggelengkan kepalanya. "Saya tidak apa-apa, Bu. Saya hanya ingin meminta bantuan Anda, saya mohon tolong terima bayi saya ini." Pintanya dengan suara gemetaran akibat menahan dingin yang menusuk sampai ke tulang.

Buk Ra tercengang saat mendengar ucapan Vania. Dia merasa sangat terkejut dengan permintaan wanita itu, dan merasa tidak habis pikir kenapa ada seorang ibu yang menyerahkan anaknya sendiri ke panti asuhan.

"Masuk dan ganti dulu pakaianmu, Vania. Setelah itu kita baru bicara," ucap buk Ra dengan lembut. Dia juga merasa khawatir dengan keadaan Vania, mungkinkah wanita itu terkena kekerasan dalam rumah tangga hingga menyebabkan wajahnya dipenuhi luka?

Vania kembali menggelengkan kepalanya. Dia lalu menangkupkan kedua tangan di depan dada sambil menundukkan kepala.

"Saya mohon terimalah anak saya ini, Buk. Saya mohon biarkan dia tinggal di sini. Sekarang saya tidak bisa menjaganya," pinta Vania kembali dengan penuh harap. Dia bahkan sampai bersimpuh di hadapan buk Ra berharap wanita paruh baya itu mau menerima anaknya.

Buk Ra terdiam dengan tatapan sendu dan bingung. Sebenarnya tidak masalah jika Vania ingin menitipkan bayinya di panti asuhan ini, tetapi dia merasa jika sedang terjadi masalah dengan wanita itu hingga membuatnya merasa iba.

"Bangunlah, Vania. Kita bicarakan dulu baik-baik. Apa kau sedang ada masalah? Kenapa ada banyak luka diwajahmu?" tanya buk Ra sambil memegang kedua bahu Vania. Dia lalu terkejut saat melihat luka lebam yang juga ada ditangan wanita itu, sepertinya benar jika Vania sedang dalam masalah.

"A-aku telah melakukan kesalahan, Buk. Aku, aku bersalah," jawab Vania dengan pelan dan terisak.

Buk Ra kemudian memaksa Vania untuk masuk ke dalam rumah sambil membawa bayi itu. Dia lalu mengambilkan pakaian ganti untuk Vania beserta bayinya agar tidak masuk angin.

Setelah ganti pakaian dan merasa sedikit tenang, Vania menceritakan apa yang telah terjadi pada Buk Ra, kemudian dia kembali memohon agar wanita paruh baya itu mau menerima bayinya.

"Saya pasti akan kembali lagi dan mengambilnya, saya mohon terimalah dia, Buk," pinta Vania kembali dengan bercucuran air mata karena merasa berat harus berpisah dengan sang buah hati, tetapi dia terpaksa harus melakukannya.

Buk Ra terdiam dengan perasaan iba. Sungguh dia merasa sangat kasihan dengan nasib Vania, begitu juga nasib bayi yang masih berusia tiga bulan itu.

"Baiklah, Vania. Saya akan menerima dan merawat bayimu sampai kau kembali lagi ke sini," ucap buk Ra sambil mengusap air matanya yang ikut keluar karena kesedihan Vania.

Vania langsung memeluk buk Ra dengan erat sambil mengucapkan terima kasih. Dia berjanji akan membalas semua kebaikan wanita paruh baya itu suatu hari nanti.

"Terima kasih karena sudah mau menerimanya, Buk. Aku pasti akan kembali lagi ke sini, aku mohon jagalah dia dan jangan memberikannya pada siapapun. Aku mohon," pinta Vania kembali.

Buk Ra tersenyum lalu menggenggam kedua tangan Vania dengan erat. "Tentu saja, Vania. Saya akan menjaganya sampai kau datang kembali untuk mengambil anakmu."

Tbc.

Terpopuler

Comments

Aprisya

Aprisya

hadir kak ,, salam kenal dengan penduduk baru🙏🙏 part pertama udah bikin nyesek😭😭😭

2023-11-22

1

Nurr Amirr🥰💞

Nurr Amirr🥰💞

Aqu hadir mbak authorrr😘😘😘... Ini bukan sambungan anak2 Ayunkn thorrr...

2023-11-16

0

Karlina S. Wiratmadja

Karlina S. Wiratmadja

mampir lagi disini thor

2023-11-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!