Bab 4. Keluarga Adijaya.

Vania meremmas surat itu setelah membaca tulisan yang ada di dalamnya. Keluarga suaminya benar-benar sangat buruk, bahkan sampai akhir pun para bajing*an itu tetap saja mengusik hidupnya.

"Adijaya?" gumam Vania saat mengingat nama keluarga yang ada dalam surat tadi. Siapa sebenarnya Adijaya itu, kenapa Varo bisa bersama dengan mereka? Apakah mereka menjual putranya?

Sonya yang juga membaca isi dari surat pemberian buk Ra tampak terdiam. Dia merasa terkejut dengan nama yang tertulis dalam surat tersebut, bagaimana mungkin Varo bisa berada di keluarga Adijaya?

"Aku harus segera mencari tahu siapa Adijaya yang dimaksud oleh buk Ra, aku harus segera menemui putraku," ucap Vania dengan penuh penekanan.

Sonya langsung melihat ke arah Vania saat mendengar ucapan wanita itu. "Kau tidak perlu mencarinya, Vania. Mungkin aku tahu siapa mereka." Dia berucap dengan sedikit ragu karena tidak yakin dengan keluarga Adijaya yang dimaksud, tetapi hanya keluarga itu sajalah yang dia tahu.

Mendengar ucapan Sonya, Vania langsung mengajak wanita itu untuk pergi ke rumah keluarga Adijaya. Dia harus segera menemui putranya saat ini juga.

"Adijaya adalah salah satu pengusaha sukses dan berkuasa di daerah ini. Seluruh limit usahanya berkembang dengan pesat, bahkan pimpinannya digadang-gadang sebagai CEO paling sukses dan hebat di era masa kini. Kau tidak akan bisa menemui mereka begitu saja, Vania. Kita harus-"

"Aku tidak peduli! Aku sama sekali tidak peduli walau mereka pengusaha hebat, sukses, atau apapun itu. Aku hanya ingin menemui dan mengambil anakku, mereka tidak berhak melakukan ini padaku," potong Vania dengan cepat. Persetan dengan status Adijaya, bahkan jika mereka presiden pun dia sama sekali tidak peduli.

Sonya menghela napas kasar. Dia terpaksa mengangguk untuk menuruti keinginan Vania. Biarlah yang lain dipikirkan nanti, yang penting saat ini wanita itu bisa bertemu dengan Varo.

Kedua wanita itu lalu pergi dari panti asuhan menuju kediaman Adijaya. Dengan berbekal surat pemberian mendiang buk Ra, Vania akan menerobos masuk ke dalam rumah Adijaya walaupun Sonya sudah mengatakan bahwa tidak mudah untuk bertemu dengan keluarga itu.

Tidak berselang lama, sampailah mereka di depan gerbang dari sebuah rumah mewah nan megah yang berada di kawasan paling elit daerah tersebut.

Dengan cepat Vania turun dari mobil untuk masuk ke dalam rumah itu, begitu juga dengan Sonya sudah harap-harap cemas jika mereka tidak akan diizinkan untuk masuk.

"Maaf, Anda siapa?" tanya salah seorang petugas keamanan yang berjaga di gerbang.

"Saya Vania, saya ingin bertemu dengan Adijaya," jawab Vania dengan penuh penekanan. Tangannya memegang gerbang itu karena sudah tidak sabar untuk masuk.

"Maaf, apa Anda sudah buat janji dengan beliau?" tanya petugas keamanan itu kembali sambil memperhatikan penampilan Vania dari atas sampai bawah.

"Saya-"

"Biar aku yang bicara," potong Sonya sambil menarik tangan Vania agar mundur ke belakang. Jika wanita itu yang bicara, sudah pasti mereka tidak akan bisa masuk.

Vania langsung diam saat mendengar ucapan Sonya, sementara wanita itu berbicara dengan dua orang penjaga yang ada di tempat tersebut.

"Kami ada keperluan penting dengan tuan Adijaya, jadi kami harus bertemu dengan beliau," ucap Sonya. Dia lalu menyebutkan identitasnya secara lengkap sebagai seorang polisi agar diizinkan untuk masuk.

"Kalau gitu tunggu sebentar," pinta panjaga keamanan itu. Dia harus melaporkan tentang kedua wanita itu pada majikannya.

Vania mengepalkan kedua tangannya dengan geram. Namun, dia berusaha untuk bersabar sesuai dengan permintaan Sonya.

Setelah menunggu selama beberapa menit, akhirnya penjaga keamanan itu kembali datang lalu mempersilahkan mereka untuk masuk.

Vania langsung tersenyum lebar karena berhasil masuk ke dalam tempat itu. Dia benar-benar tidak bisa lagi menahan diri untuk bertemu dengan putranya.

Seorang wanita paruh baya tampak menyambut kedatangan mereka di depan pintu, lalu mempersilahkan untuk masuk ke dalam rumah dan duduk disofa yang ada di ruang tamu.

"Terima kasih," ucap Vania dengan ramah pada wanita paruh baya itu, membuat Sonya tersenyum tipis.

Sebenarnya Vania adalah wanita yang baik dan ramah, dia juga wanita yang lembut dan penuh dengan kasih sayang. Namun, sikapnya itu berubah saat dihantam oleh kerasnya kehidupan. Dia bahkan sampai melakukan sebuah kejahatan sehingga harus mendekam di penjara selama delapan tahun.

"Siapa kalian?"

Vania dan Sonya langsung menoleh ke arah kanan saat mendengar suara seseorang. Terlihat seorang wanita cantik dan seksi sedang berjalan ke arah mereka sambil menatap dengan tajam.

"Kenapa kalian datang ke sini?" tanya wanita itu kembali. Dia adalah nyonya rumah ini yang bernama Belinda Adijaya, seorang pengusaha berlian yang sudah terkenal sampai ke luar negeri.

Sonya dan Vania langsung berdiri dari sofa saat melihat kedatangan wanita itu. "Maaf jika kedatangan kami mengganggu Anda, Nyonya. Kami ingin menanyakan tentang hal penting pada Anda." Sonya berucap dengan sopan dan formal.

Belinda terdiam sambil memperhatikan kedua wanita yang ada di hadapannya saat ini. Sebelumnya tidak ada yang berani berkunjung ke rumahnya selain teman atau keluarga, jadi kenapa berani sekali mereka datang ke hadapannya seperti ini?

"Duduklah," ucap Belinda seraya mendudukkan tubuhnya ke sofa. Dia harus menahan diri karena penasaran dengan apa yang kedua wanita itu inginkan, apakah mereka ingin meminta sumbangan?

Vania dan Sonya lalu kembali duduk di sofa sambil mengucapkan terima kasih. Sungguh aura yang terpancar dari Belinda sangat kuat sekali, bahkan sampai membuat mereka merasa sesak napas.

"Katakan apa mau kalian," perintah Belinda dengan penuh penekanan.

Vania menatap Belinda dengan tajam. "Saya ingin bertanya tentang-"

"Mama, aku pulang!"

Deg.

Vania tidak bisa melanjutkan ucapannya saat mendengar teriakan seseorang. Seketika dia langsung berbalik untuk melihat pemilik dari suara tersebut, begitu juga dengan Sonya yang langsung membelalakkan kedua matanya.

"Va-varo?" ucap Vania dengan tatapan tidak percaya saat melihat seorang anak lelaki berseragam sekolah berjalan masuk ke dalam rumah. Kedua matanya tampak berkaca-kaca dengan tubuh gemetaran.

"Sayang, kau sudah pu-"

"Varo!" teriak Vania sambil berlari ke arah anak lelaki itu lalu memeluk tubuhnya dengan erat, membuat Belinda dan putranya sangat terkejut. "Akhirnya mama bisa bertemu denganmu, Nak. Akhirnya mama bisa memelukmu." Dia menangis dengan tersedu-sedu karena merasa bahagia bisa bertemu dengan Varo.

Kedua mata Belinda berkilat marah dengan apa yang Vania lakukan. Dengan cepat dia berjalan ke arah wanita itu melepaskan putranya dari pelukan Vania.

Namun, belum sempat Belinda beraksi. Tiba-tiba anak laki-laki itu mendorong tubuh Vania dengan kuat sampai membuat Vania terduduk di atas lantai.

"Jangan sentuh aku!"

Tbc.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

limit usaha...lini usaha mungkin maksudnya.

2025-01-29

0

Aprisya

Aprisya

vania kamu harus bersabar karna dari kecil varo belum pernah liat kamu sebagai mamány,,

2023-11-23

1

Nurr Amirr🥰💞

Nurr Amirr🥰💞

Aqu jd pedih kalau baca kayak gini... Terpaksa berpisah dgn anak dr bayi... Vania kamu harus kuat dn sabar dn bukan mudah juga buat Varo... Kamu harus ingat kamu terpaksa ninggalkn Varo d saat umurnya baru 3 bulan dn skrg Varo udah hampir 10thn enggak mungkin dia kenal sama kamu... Kamu harus kuat dn mencari bukti bagaimana Varo sampai berada d tgn mereka... Pastinya mereka tlh menanamkn pd fikiran Varo hanya merekalah keluarganya...

2023-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!