Obsession Or Love
...Waktu berlalu begitu cepat...
...Kini tiada lagi tempatku berkeluh kesah...
...Tiada lagi bahu tempatku bersandar...
...Masih teringat jelas saat kau pergi waktu itu...
...Pergi ......
...Tanpa kata sempat terucap...
...Tanpa hati sempat melepas...
...Kau pergi tanpa pamit...
...Tanpa alasan...
...Meninggalkan aku seorang diri...
...Kenapa ?...
...Kenapa kau pergi...
...Ketika hanya kau yang aku punya...
...Kenapa kau pergi...
...Setelah membuat diri ini nyaman...
...Tak tahukan kau...
...Kepergianmu meninggalkan luka dalam...
...Sangat Amat Dalam...
...Untuk diriku yang rapuh ini...
^^^19.03.2016^^^
...----------------...
Sebuah tulisan tinta hitam menghiasi kertas putih polos, entah menghiasi atau menodai. Selayak jiwa putih manusia yang terkena noda hitam tanpa bisa di hapus. Hitam ya hitam, bertambah sebanyak apapun tidak akan mengubah warna 'Hitam' itu. Berbeda dengan kertas putih yang akan terlihat begitu kotor walau hanya setitik noda.
Hanya coretan biasa tanpa arti namun penuh dengan makna di dalamnya. Hanya sebatas ungkapan yang tidak sempat untuk diutarakan. Ini tentang kisahku seorang Gadis pencinta hujan namun takut akan kilatnya, mari saling mengenal satu sama lain.
...----------------...
Aku Rain, gadis yang menyukai Hujan sesuai dengan arti namanya. Jika orang lain lebih menyukai Senja yang Hanya Sesaat atau Pelangi yang Hanya Melintas Tanpa Sempat Menetap atau bahkan Langit Malam Berbintang yang terkadang Tertutup Oleh Gelapnya Awan kotor.
Maka aku berbeda 'Hujan Rintik mampu membawakan rasa nyaman yang akan membuatmu terlena', 'Hujan terasa mengganggu namun untuk sebagian orang itu adalah berkah', 'Hujan Deras tanpa henti dapat meluluhkan segalanya'. dan inilah aku Rain Si Gadis Penyuka Hujan.
...----------------...
Sebuah buku dengan sampul hitam putih yang cukup menarik perhatian, terlebih dengan semua tulisan hitam itu. Buku yang tidak ada seorang pun mengetahuinya, mungkin ?.
"Sudah gak terasa tahun berlalu begitu cepat dan kamu pergi meninggalkan aku sendiri disini. Kapan kamu pulang Kine ?, kamu bilang kamu bakal pulang. Tapi kenapa lama banget, aku gak kuat kalau terus seperti ini. Lagi dan lagi mereka kembali menghancurkan harapanku, aku harus bagaimana Kine ?, aku capek ... ?." Ungkap Rain dengan penuh derai air mata.
^^^11.10.2017^^^
...----------------...
Di tahun terakhir sebelum masa SMP resmi berakhir, Rain habiskan dengan kerja part time. Rencana yang sudah dirinya susun sejak bertahun-tahun yang lalu, kini telah sampai penghujung cerita.
Rain kembali mengingat rencananya yang ingin segera keluar dari rumah berkedok neraka ini. Rain pun langsung menelpon salah satu temannya untuk membantu rencananya itu.
"Gimana lo bisa kan nemenin gue pindah ?" Tanya Rain dengan terburu-buru.
"Lo yakin mau pindah sekarang ?" Tanya lagi orang itu.
"Iya gue yakin mau pindah sekarang, gue capek terus-terusan hidup kaya gini. Lebih baik hidup sendiri daripada gak dianggap sama keluarga sendiri." Ungkap Rain sembari menyiapkan barang-barangnya.
"Lo bisa gak nemenin gue pindahan, kalau gak gue bisa sendiri kok ?" Tanyanya sekali lagi.
"Bisa kok bisa, biar gue ajak Rey sekalian. Okay gue siap-siap dulu !" Ujar orang itu tanpa mematikan HP nya.
Terdengar jelas suara ribut dari sebrang sana membuat Rain diam-diam tersenyum. Setidaknya mereka yang berharga baginya bisa hidup tanpa rasa sakit.
Rain pun segera mempersiapkan semua kebutuhannya, sesaat dirinya memandang kamarnya, saksi bisu perlakuan mereka selama ini.
"Terimakasih sudah menemaniku selama 2 tahun ini, terimakasih mau mendengarkan keluh kesah ku selama ini, terimakasih telah menjadi tempat ternyaman untukku. Aku pasti akan merindukan tempat ini, suasana dan semua yang ada disini. TERIMAKASIH." Ucap Rain sembari memberikan salam perpisahan.
Rain pun segera bergegas mengemas barang-barang lainnya, terutama benda-benda terpenting miliknya.
Rain yang kala itu sudah selesai berbenah tiba-tiba mendengar suara mobil temannya sudah datang pun langsung bergegas turun dengan dua koper miliknya.
Tanpa berlama-lama lagi Rain segera berlari menuruni tangga dan menghampiri kedua teman baiknya itu. Sesampainya Rain di ruang tamu terlihat Sang Ayah tengah berbicara dengan kedua temannya.
"Jadi kalian berdua ingin mengajak Raina tinggal bersama kalian ?" Tanya Sang Ayah dengan tegas sambil menatap kedua tamunya.
"Iya Om, kebetulan apartemen didekat kami ada yang kosong. Jarak dari sini ke sekolah lumayan jauh sedangkan dari apartemen lebih dekat." Jelas Rey dengan tegas.
"Lagipula tempat kami beraktivitas berada di sekitar sana, itu jelas bisa menghemat banyak hal." Sambungnya lagi tanpa takut.
Rava yang tidak diberikan cela untuk melarang, mau tidak mau harus memberikan ijin kepada keduanya untuk membawa pergi Raina-nya.
"Pergilah Raina, Ayah rasa itu pilihan terbaik untukmu saat ini." Ungkap Rava dengan amat sangat berat.
Rain yang sudah berada di anak tangga terakhir pun hanya mengangguk dan tersenyum masam mengingat dirinya akan meninggalkan Sang Ayah.
Sedangkan untuk Sang Mama dan adik, entahlah dirinya tidak merasakan apapun lagipula dia juga tidak peduli.
'Terimakasih Ayah dan maaf aku harus meninggalkanmu.' Ujar Rain tanpa mampu mengucapkannya secara langsung.
'Pergilah nak, raih bahagia mu! Maaf bila Ayah belum bisa memberikan yang terbaik untukmu !'
Rain hanya mampu memeluk Sang Ayah walaupun hanya sebentar dan langsung berlalu pergi. Kedua temannya pun pergi mengikuti Rain setelah mereka berpamitan.
Tanpa seorang pun tahu, sepasang Ayah dan Anak ini sama-sama menangis dalam diamnya.
Rava saat itu hanya bisa berdiam diri saat mereka satu per satu menurunkan barang kesayangan putri kecilnya.
'Elie, ternyata putri kecil kita sudah tumbuh besar. Apakah sebentar lagi kita bisa bersama seperti dulu ?' Tanyanya dengan hati menangis.
...----------------...
...Maaf bila aku harus pergi...
...Meninggalkanmu...
...Maaf bila aku harus Egois...
...Tapi inilah yang terbaik...
...Setidaknya untuk jiwaku...
...Yang Rapuh dan Lemah ini...
...Terimakasih...
...Untuk semuanya...
...Hal-hal yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu...
...Terimakasih...
...Untuk Perhatian dan Kasih Sayang yang kau berikan...
...Namun maaf diri ini...
...Tidak Bisa Bertahan Lebih Lama Lagi...
...Kau adalah Ayah terbaik sedunia...
...Aku harap kita bisa bertemu lagi...
...Di Lain waktu nanti...
...See You Soon My Lovely Dad...
...----------------...
Hujan turun rintik menemani perjalanan Rain menuju rumah barunya yang sunyi.
Secara bersamaan, hujan rintik itu juga menemani seseorang yang tengah tenggelam dalam kesedihannya.
'Ayah selalu mendoakan yang terbaik untukmu putri kecil Ayah !'
...----------------...
...Hujan datang dengan tawa dan canda lalu menghilang meninggalkan luka...
...Apakah itu Anugrah atau justru Musibah ?...
...Hei Angin !...
...Tolong sampaikan pada awan ?...
...Datanglah dalam diam lalu menghilang lah tanpa jejak...
...Namun aroma Petrichor yang tersimpan mampu menjadi candu bagi siapapun...
...----------------...
Rain terdiam di samping jendela apartemen melihat hujan turun membasahi bumi menyamarkan jejak air yang menggenang.
'Tuhan, jika ini memang takdir yang kau berikan padaku, aku ikhlas menjalaninya. Tapi bisakah Kau berikan seseorang sebagai penghibur dikala lara datang menyapa ?'
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
...----------------...
To Be Continue
^^^2023.09.02^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Iren Nursathi
masih nyimak ceritanya thor
2023-11-29
0
王贝瑞
Mampir nih kak
2023-11-28
0