...Waktu berlalu begitu cepat...
...Kini tiada lagi tempatku berkeluh kesah...
...Tiada lagi bahu tempatku bersandar...
...Masih teringat jelas saat kau pergi waktu itu...
...Pergi ......
...Tanpa kata sempat terucap...
...Tanpa hati sempat melepas...
...Kau pergi tanpa pamit...
...Tanpa alasan...
...Meninggalkan aku seorang diri...
...Kenapa ?...
...Kenapa kau pergi...
...Ketika hanya kau yang aku punya...
...Kenapa kau pergi...
...Setelah membuat diri ini nyaman...
...Tak tahukan kau...
...Kepergianmu meninggalkan luka dalam...
...Sangat Amat Dalam...
...Untuk diriku yang rapuh ini...
^^^19.03.2016^^^
...----------------...
Sebuah tulisan tinta hitam menghiasi kertas putih polos, entah menghiasi atau menodai. Selayak jiwa putih manusia yang terkena noda hitam tanpa bisa di hapus. Hitam ya hitam, bertambah sebanyak apapun tidak akan mengubah warna 'Hitam' itu. Berbeda dengan kertas putih yang akan terlihat begitu kotor walau hanya setitik noda.
Hanya coretan biasa tanpa arti namun penuh dengan makna di dalamnya. Hanya sebatas ungkapan yang tidak sempat untuk diutarakan. Ini tentang kisahku seorang Gadis pencinta hujan namun takut akan kilatnya, mari saling mengenal satu sama lain.
...----------------...
Aku Rain, gadis yang menyukai Hujan sesuai dengan arti namanya. Jika orang lain lebih menyukai Senja yang Hanya Sesaat atau Pelangi yang Hanya Melintas Tanpa Sempat Menetap atau bahkan Langit Malam Berbintang yang terkadang Tertutup Oleh Gelapnya Awan kotor.
Maka aku berbeda 'Hujan Rintik mampu membawakan rasa nyaman yang akan membuatmu terlena', 'Hujan terasa mengganggu namun untuk sebagian orang itu adalah berkah', 'Hujan Deras tanpa henti dapat meluluhkan segalanya'. dan inilah aku Rain Si Gadis Penyuka Hujan.
...----------------...
Sebuah buku dengan sampul hitam putih yang cukup menarik perhatian, terlebih dengan semua tulisan hitam itu. Buku yang tidak ada seorang pun mengetahuinya, mungkin ?.
"Sudah gak terasa tahun berlalu begitu cepat dan kamu pergi meninggalkan aku sendiri disini. Kapan kamu pulang Kine ?, kamu bilang kamu bakal pulang. Tapi kenapa lama banget, aku gak kuat kalau terus seperti ini. Lagi dan lagi mereka kembali menghancurkan harapanku, aku harus bagaimana Kine ?, aku capek ... ?." Ungkap Rain dengan penuh derai air mata.
^^^11.10.2017^^^
...----------------...
Di tahun terakhir sebelum masa SMP resmi berakhir, Rain habiskan dengan kerja part time. Rencana yang sudah dirinya susun sejak bertahun-tahun yang lalu, kini telah sampai penghujung cerita.
Rain kembali mengingat rencananya yang ingin segera keluar dari rumah berkedok neraka ini. Rain pun langsung menelpon salah satu temannya untuk membantu rencananya itu.
"Gimana lo bisa kan nemenin gue pindah ?" Tanya Rain dengan terburu-buru.
"Lo yakin mau pindah sekarang ?" Tanya lagi orang itu.
"Iya gue yakin mau pindah sekarang, gue capek terus-terusan hidup kaya gini. Lebih baik hidup sendiri daripada gak dianggap sama keluarga sendiri." Ungkap Rain sembari menyiapkan barang-barangnya.
"Lo bisa gak nemenin gue pindahan, kalau gak gue bisa sendiri kok ?" Tanyanya sekali lagi.
"Bisa kok bisa, biar gue ajak Rey sekalian. Okay gue siap-siap dulu !" Ujar orang itu tanpa mematikan HP nya.
Terdengar jelas suara ribut dari sebrang sana membuat Rain diam-diam tersenyum. Setidaknya mereka yang berharga baginya bisa hidup tanpa rasa sakit.
Rain pun segera mempersiapkan semua kebutuhannya, sesaat dirinya memandang kamarnya, saksi bisu perlakuan mereka selama ini.
"Terimakasih sudah menemaniku selama 2 tahun ini, terimakasih mau mendengarkan keluh kesah ku selama ini, terimakasih telah menjadi tempat ternyaman untukku. Aku pasti akan merindukan tempat ini, suasana dan semua yang ada disini. TERIMAKASIH." Ucap Rain sembari memberikan salam perpisahan.
Rain pun segera bergegas mengemas barang-barang lainnya, terutama benda-benda terpenting miliknya.
Rain yang kala itu sudah selesai berbenah tiba-tiba mendengar suara mobil temannya sudah datang pun langsung bergegas turun dengan dua koper miliknya.
Tanpa berlama-lama lagi Rain segera berlari menuruni tangga dan menghampiri kedua teman baiknya itu. Sesampainya Rain di ruang tamu terlihat Sang Ayah tengah berbicara dengan kedua temannya.
"Jadi kalian berdua ingin mengajak Raina tinggal bersama kalian ?" Tanya Sang Ayah dengan tegas sambil menatap kedua tamunya.
"Iya Om, kebetulan apartemen didekat kami ada yang kosong. Jarak dari sini ke sekolah lumayan jauh sedangkan dari apartemen lebih dekat." Jelas Rey dengan tegas.
"Lagipula tempat kami beraktivitas berada di sekitar sana, itu jelas bisa menghemat banyak hal." Sambungnya lagi tanpa takut.
Rava yang tidak diberikan cela untuk melarang, mau tidak mau harus memberikan ijin kepada keduanya untuk membawa pergi Raina-nya.
"Pergilah Raina, Ayah rasa itu pilihan terbaik untukmu saat ini." Ungkap Rava dengan amat sangat berat.
Rain yang sudah berada di anak tangga terakhir pun hanya mengangguk dan tersenyum masam mengingat dirinya akan meninggalkan Sang Ayah.
Sedangkan untuk Sang Mama dan adik, entahlah dirinya tidak merasakan apapun lagipula dia juga tidak peduli.
'Terimakasih Ayah dan maaf aku harus meninggalkanmu.' Ujar Rain tanpa mampu mengucapkannya secara langsung.
'Pergilah nak, raih bahagia mu! Maaf bila Ayah belum bisa memberikan yang terbaik untukmu !'
Rain hanya mampu memeluk Sang Ayah walaupun hanya sebentar dan langsung berlalu pergi. Kedua temannya pun pergi mengikuti Rain setelah mereka berpamitan.
Tanpa seorang pun tahu, sepasang Ayah dan Anak ini sama-sama menangis dalam diamnya.
Rava saat itu hanya bisa berdiam diri saat mereka satu per satu menurunkan barang kesayangan putri kecilnya.
'Elie, ternyata putri kecil kita sudah tumbuh besar. Apakah sebentar lagi kita bisa bersama seperti dulu ?' Tanyanya dengan hati menangis.
...----------------...
...Maaf bila aku harus pergi...
...Meninggalkanmu...
...Maaf bila aku harus Egois...
...Tapi inilah yang terbaik...
...Setidaknya untuk jiwaku...
...Yang Rapuh dan Lemah ini...
...Terimakasih...
...Untuk semuanya...
...Hal-hal yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu...
...Terimakasih...
...Untuk Perhatian dan Kasih Sayang yang kau berikan...
...Namun maaf diri ini...
...Tidak Bisa Bertahan Lebih Lama Lagi...
...Kau adalah Ayah terbaik sedunia...
...Aku harap kita bisa bertemu lagi...
...Di Lain waktu nanti...
...See You Soon My Lovely Dad...
...----------------...
Hujan turun rintik menemani perjalanan Rain menuju rumah barunya yang sunyi.
Secara bersamaan, hujan rintik itu juga menemani seseorang yang tengah tenggelam dalam kesedihannya.
'Ayah selalu mendoakan yang terbaik untukmu putri kecil Ayah !'
...----------------...
...Hujan datang dengan tawa dan canda lalu menghilang meninggalkan luka...
...Apakah itu Anugrah atau justru Musibah ?...
...Hei Angin !...
...Tolong sampaikan pada awan ?...
...Datanglah dalam diam lalu menghilang lah tanpa jejak...
...Namun aroma Petrichor yang tersimpan mampu menjadi candu bagi siapapun...
...----------------...
Rain terdiam di samping jendela apartemen melihat hujan turun membasahi bumi menyamarkan jejak air yang menggenang.
'Tuhan, jika ini memang takdir yang kau berikan padaku, aku ikhlas menjalaninya. Tapi bisakah Kau berikan seseorang sebagai penghibur dikala lara datang menyapa ?'
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
...----------------...
To Be Continue
^^^2023.09.02^^^
Setelah kepindahan Rain ke apartemen hidupnya yang dulu terasa sunyi dan gelap kini terasa ramai dan sedikit berwarna. Tak jarang dirinya lebih sering menghabiskan waktu di apartemen daripada di luar seperti dulu.
Namun sepertinya kenyamanan ini membuat Rain lupa akan sesuatu, jika semua yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara.
Siang hari yang cerah ini membuat semua orang masih tetap bersemangat untuk beraktivitas, seperti yang terjadi saat ini. Suasana di Da' Rain Cafe & Resto yang begitu ramai tak membuat karyawan di sana kewalahan.
Da' Rain Cafe & Resto sendiri memiliki konsep yang cukup unik, terdapat Cafe dan Bar untuk anak muda hangout juga terdapat Restoran dengan berbagai macam jenis makanan untuk semua kalangan.
Cafe ini dibangun di dekat gedung perkantoran, universitas, sekolah ataupun bangunan lainnya. Selain itu cafe ini juga terkenal ramah untuk anak kecil ataupun balita, tak jarang cafe ini menjadi pilihan yang sering dikunjungi.
Begitu juga dengan sekelompok gadis muda yang tengah menikmati makan siang mereka, siapa lagi kalau bukan Rain dan kawan-kawan.
"Gimana liburan lo pada ?" Tanya gadis dengan gaya rambut berponi, Mikayla.
"Gak gimana-gimana, paling nyantai aja di apart. Sorry ya kerjaan gue banyak gak sempet healing jadinya." Jelas Rain tanpa beban.
"Lagian lebih enak kan juga di apart, apalagi nonton drama sama ditemenin cemilan, udah puas gue." Tambah Rain dengan seneng.
"Udah gue duga lo pasti bakal ngomong kayak gitu, gue udah bosen kali di rumah terus, pengen keluar tapi yang nemenin lagi pada sibuk sendiri-sendiri, apalah daya diri ini." Jelas Kay dengan tersenyum masam.
"Ya lo jangan nunggu kita, sesekali healing sendiri itu penting loh Kay. Me Time sama diri sendiri itu lebih penting, justru pas kita pada sibuk lo bisa seneng-seneng sendiri." Jelas Rain yang khawatir.
"Iya gue tahu Rain, tapi gak enak kalau keluar sendiri. Enak kan tuh kalau ramai-ramai, kan ada yang bisa diajak ngobrol, lebih seru itu." Kesel Kay.
"Mana liburan tinggal sebentar lagi." Murung Kay mengingat sebentar lagi liburan semester akan segera usai.
"Argh, gue gak terima ! Gue masih pengen liburan lagi ...." Teriak Kay dengan penuh kekesalan.
Teriakan Kay membuat semua mata tertuju pada mereka, berbeda dengan Rea dan Rain yang tampak tidak peduli, sepertinya Freya merasa sedikit tertekan, em mungkin ?.
'Dosa apa gue punya temen kayak mereka, untung sayang !' Ungkap Freya dalam hati sambil mengelus dada merasa tidak berdaya.
Freya gadis dengan rambut balayage-nya itu berusaha menenangkan Kay agar tidak terlalu meledak.
Sedangkan Rea dengan rambut perak bergaya butterfly hair cut itu tampak tidak peduli, dia masih fokus menghabiskan makan siangnya yang lebih menarik daripada mengurusi tingkah alay seorang Mikayla.
Sementara Rain dengan rambut shaggy layer-nya terlihat seperti tengah menonton drama yang ditemani oleh cemilan ringan di dekatnya.
"Udahlah Kay, kan habis ujian kita juga bakal liburan lagi. Jangan kayak gini malulah dilihatin banyak orang." Jelas Freya sambil berusaha menutupi mukanya.
Begitu juga dengan Kay yang sepertinya baru sadar, dia melihat ke sekitar dan benar saja, semua mata tertuju padanya. Akhirnya Kay hanya diam tertunduk dengan muka merahnya tanpa tahu jika hal itu membuat mereka ingin tertawa.
'Lucu' Ah sepertinya pesona seorang Mikayla berhasil menarik perhatian seorang Playboy ?.
"Jadi ?" Tanya Rea yang sepertinya sudah jengah degan tingkah lebay seorang Mikayla.
"Hah ... ?" Lola Kay yang justru menambah kesan imut dan lucu Kay.
Kay yang gagal paham tengah maksud dari pertanyaan Rea pun tak sadar akan tingkahnya itu. Rain yang tidak ingin Kay bertambah malu lagi pun berusaha menyampaikan maksud dari pertanyaan Rea.
"Maksud Rea itu, lo ngajak kita kumpul disini buat apa ?" Tanya Rain dengan jelas dan lugas.
"Ooh itu, gak penting-penting banget sih. Cuma kan berhubung bentar lagi kita masuk sekolah, gue mau ajak kalian belanja perlengkapan sekolah. Gimana, mau gak ?" Tanya Kay tanpa beban seakan-akan dirinya tidak merasa salah.
Rea yang mendengar hal itupun ingin marah, mengingat jika seharusnya dia tengah menghabiskan waktu berharganya dengan bersantai-santai ria.
Tapi karena curut satu ini waktunya habis terbuang percuma terlebih dia harus melakukan hal paling membosankannya untuknya.
Disinilah mereka di sebuah mall yang tidak jauh dari cafe tempat mereka makan tadi dan inilah yang sedang terjadi.
5 jam sudah berlalu dan mereka masih mengelilingi mal tanpa henti hanya menghasilkan beberapa stationary dan masih terus mencari.
Pada kenyataannya tidak hanya stationary yang mereka beli, beberapa dari mereka membeli baju, skincare, make up, dan yang lainnya.
"Guys, ini shopping nya masih lanjut gak ? Kita udah keliling mall 5 jam loh, kalian gak lapar ?" Tanya Rain sembari menunjukkan jam HP nya.
"Hah, udah jam segitu ! Perasaan baru aja sampai, kok udah jam segitu sih ?" Tanyanya sambil terheran-heran.
"Kay coba lihat jam lo deh !" Pinta Freya dengan lembut.
Kay pun langsung mengikuti perkataan Freya dan yang benar saja jam sudah menunjukkan pukul 16 : 35.
Kay yang masih terheran-heran pun tambah terkejut melihat jam pada HP nya. Dia tidak mengira jika sudah 5 jam lebih berada di mall dan sepertinya dia baru sadar jika perutnya sudah mengeluh kelaparan.
"Hehehe, maafin Kay ya ! Kay pikir masih jam 1 siang, abis tadi itu mataharinya panas banget." Elak Kay yang tidak ingin dimarahi Rea.
"Yaudah, berhubung ini udah sore banget. Kita mau makan di mall apa cari diluar ?" Tanya Rain langsung.
Aah sepertinya Kay harus mengucapkan terimakasih sama Rain setidaknya dia selamat dari amukan Rea. Namun sepertinya amarah Rea masih belum reda, saat Kay ingin memberikan jawaban Rea sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Di ...."
"Diluar aja sekalian jalan pulang !" Ujar Rea yang tidak bisa dibantah sembari pergi ke arah basement meninggalkan yang lainnya.
"Kalian ?" Tanya Rain dengan tenang.
"Kita ikut aja. Nyusul Rea yuk, gue takut tuh anak kenapa-napa !" Panik Freya yang khawatir dengan keadaan Rea.
Kay yang baru pertama kali di perlakukan seperti ini pun merasa tidak senang namun disisi lain dirinya juga merasa bersalah karena telan membuat Rea marah.
Jadi mau tidak mau dirinya mengikuti Rain dan Freya yang sudah terlebih dahulu pergi ke basement meskipun sedikit kesulitan.Banyaknya belanjaan yang dirinya bawa membuat laju lari Kay sangat terhambat kini sesampainya di basement hanya tinggal dirinya seorang.
"Cepet Kay !" Teriak Freya dari dalam mobil.
Kay pun berusaha memasukkan belanjaannya yang terbilang banyak itu dan bergegas masuk ke mobil.
Sedangkan Rea yang tanpa menunggu Kay siap langsung menjalankan mobil dengan cukup cepat. Kay yang belum siap hampir saja terjatuh yang dengan sigap di tolong oleh Freya.
'Aah thank you Fre, lo emang Best Friend gue ....'
Sepanjang perjalanan menuju tempat makan mereka tidak ada yang memulai percakapan.
Kay yang biasanya bawel kini diam lantaran takut membuat Rea bertambah marah dan Freya yang sepertinya kelelahan hingga tertidur pulas, jika Duo R itu diam sudah biasa bukan ?.
Emm, sepertinya ada yang sesuatu yang berbeda dengan Rain. Tapi apa ... ?.
Sesampainya di sana, mereka langsung memesan makanan yang akan mereka makan. Namun tidak dengan Rain yang hanya memesan segelas Ice Cappucino.
"Kok lo gak pesen makan Rain ?" Tanya Kay dengan pelan.
"Lagi gak mood makan aja." Jawab Rain setengah-setengah.
Seketika keheningan melanda, mereka sibuk bermain HP masing-masing sembari menunggu pesanan mereka. Mereka semua fokus bermain HP, berbeda dengan Rea yang sedari tidak menatap Rain aneh.
'Ada apa ?'
Saat Rea ingin menanyakan hal itu, tanpa diduga pesanan mereka datang dan membuat rencana Rea gagal. Mereka pun memakan makanan mereka dengan hening, namun tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan itu.
Rea yang melihat gelagat Rain pun langsung menanyakannya tanpa basa-basi.
"Itu siapa ?" Tanya Rea dengan tegas.
"Bokap." Jawab Rain dengan lemas tak bersemangat.
"Gue balik duluan yah, supir bokap gue udah di depan." Ujar Rain yang langsung pergi tanpa menunggu balasan mereka.
Rain berlari menuju sopir yang sudah menunggunya sedari tadi, dia bahkan mengabaikan teriakan Rea juga Kay. Mobil itu pergi berlalu menjauh membawa Rain kepada Tuan Rumahnya.
Rea dan Kay yang mengejar pun hanya bisa melihat mobil itu membawa pergi Rain menjauh dari mereka. Dengan sangat berat hati akhirnya mereka pergi meninggalkan tempat dengan perasaan sedih.
"Jadi apa maksud Papa tadi ?" Tanya Rain setelah sampai di Mansion Adeliano.
"Gak ada apa-apa, Papa cuma mau kamu ikut makan malam Raina. Kamu juga udah jarang banget pulang, salah kalau Papa kangen sama anak sendiri ?" Tanya Papa dengan menjebak.
"Tapi gak kayak gitu juga Pa caranya." Jelas Rain yang tidak terima dengan perlakuan Sang Papa.
"Emang kalau Papa minta baik-baik kamu bakal mau datang ?" Tanyanya lagi dengan tenang.
"Enggak kan. Raina kamu itu anak kesayangan Papa, bagaimana mungkin Papa gak tahu kamu kayak gimana. Sekarang naik ke kamar kamu mandi terus ganti baju, Papa tunggu di ruang makan. Kita makan malam bersama." Jelas Papa dengan tegas tanpa bisa dibantah.
Tak memerlukan waktu yang lama untuk Rain mandi dan ganti baju, meskipun begitu Rain tetap membuat semuanya menunggu di ruang makan.
Aah mungkin dia kurang nyaman karena ada sepasang anaconda yang akan menelannya bulat-bulat di bawah.
"Rain, ayo sini kita makan malam bareng sayang !" Basa basi Mama dengan mimik muka yang tak enak dilihat.
"Iya kak, kakak kan udah lama gak pulang." Ujar Sang Adik dengan maksud lain.
"Hmm." Jawab Rain dengan datar.
Rain langsung duduk tepat berhadapan dengan Sang Mama, malam itu untuk pertama kalinya mereka makan bersama setelah sekian lama berpisah.
Sang Adik yang melihat hal itupun diam-diam iri, kenapa dirinya tidak bisa sedekat itu dengan Sang Papa.
Mereka pun makan malam dengan hening dan tenang, terlebih dengan kehadiran Rain yang menambah kesenangan seorang Karava.
...----------------...
Ada sebuah kata 'Kembar Cermin', dapat diartikan kembar tapi tak sama. Bayi kembar yang tumbuh dengan karakter yang berlawanan seperti bercermin.
Sayangnya banyak orang tua yang terkadang memperlakukan anak kembar mereka seperti anak yang sama dan tulah yang terjadi pada Rain dan adiknya.
Yang satu dimanja dan Yang satu dibiarkan berjuang sendiri.
...----------------...
Https://www.gooddoctor.co.id/parenting/kesehatan-anak/tahu-istilah-kembar-cermin-serupa-tapi-tak-sama-dengan-kembar-identik/
...----------------...
To Be Continue
^^^2023.09.02^^^
Hari itu berakhir dengan aman tanpa ada keributan apapun, semuanya kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan bermimpi indah. Begitu juga dengan Rain yang kali ini akan bermalam di Mansion Adeliano.
"Aku berharap semuanya akan berjalan baik-baik saja."
^^^Aku baik-baik aja, kamu gak perlu khawatir ☺️^^^
^^^✓ 21.22^^^
...----------------...
Keesokan harinya di Mansion Adeliano lebih tepatnya di dapur para maid tengah sibuk membuat makanan untuk Nona Muda Kesayangan mereka.
Yahh, kedatangan Rain yang akhirnya menginap di Mansion merupakan hal yang jarang terjadi. Tentu saja mereka dengan senang hati ingin menyambutnya dengan baik.
Sedangkan Rain sendiri tengah menikmati keindahan pagi hari di balkon kamarnya. Tanpa tahu jika setiap hari ada seorang yang selalu cemburu dan iri dengan apa yang dirinya dapatkan.
"Padahal cuma dia yang datang kayak siapa aja yang datang !" Ujarnya tanpa menutupi kecemburuannya.
Waktu semakin berlalu, tibalah saatnya untuk sarapan dan disinilah Rain, duduk menyendiri ditengah keluarga. Ada tapi tiada, bahkan Sang Papa pun seperti tidak menyadari kehadiran dirinya.
"Reina gimana persiapan sekolah kamu, sebentar lagi liburan selesai ?" Tanya Papa dengan serius.
"Udah siap semua kok Pa." Jawab Reina dengan lembut.
"Bagus nanti kalau uangnya kurang, kamu bilang sama Papa." Ujar Papa yang sepertinya belum menyadari hal lain.
Saat Sang Papa ingin pergi bekerja tiba-tiba ada suara yang sangat mengejutkan dirinya.
"Non mau tambah lagi minumannya ?" Tanya salah satu Maid dengan lumayan keras seperti di sengaja.
"Enggak Bi, ini aku mau langsung pergi kok. Kapan-kapan aja deh kalau aku kesini nanti aku minta lagi." Jelas Rain yang sambil pergi ke kamar untuk mengambil barang-barang.
"Duluan ya Bi." Pamit Rain pada semua maid yang ada dan mengabaikan kehadiran baik Papa ataupun Mama.
'Ya Nona, hati-hati.' Ucap mereka tanpa berani bersuara, mereka langsung berbalik tanpa peduli dengan tanggapan Sang Tuan Rumah.
'Itu tadi Rain, kok aku gak sadar ada Raina di sana.' Jelas Papa yang seperti orang linglung.
Saat Papa ingin menghampiri Rain, sebuah suara telepon menghambatnya dan mengingatkannya jika ada meeting penting pagi ini. Papa masih berusaha untuk menemui Rain saat di garasi berharap anaknya masih di sana.
Namun sepertinya terlambat, sebuah suara motor besar baru saja pergi meninggalkan kediamannya. Papa hanya bisa diam terpaku mengingat dia tak punya kesempatan untuk berbicara dengan anak kesayangannya.
Akhirnya Sang Papa pun pergi ke kantor dengan keadaan tidak baik-baik saja.
...'Terkadang sebuah keluarga yang harmonis atau sebuah hubungan yang romantis hanya butuh waktu. Tapi sayangnya dunia tidak akan memberikan itu, tinggal bagaimana mereka menjalaninya ... '...
Rain pun pergi dengan perasaan penuh luka dan darah, dia membawa motornya dengan cepat tanpa peduli dengan keselamatannya.
Sekarang yang dirinya inginkan adalah pergi menjauh dari keluarganya, penyebab dari semua luka yang ada pada dirinya baik fisik maupun psikis.
Terlalu banyak luka yang mereka torehkan tanpa sempat dirinya obati hingga berlubang sebesar lautan tak bertepi.
Rain akhirnya memutuskan untuk pergi ke mall lebih tepatnya ke toko buku, berusaha menemukan obat yang setidaknya mampu meringankan luka di hatinya.
Dia membiarkan dirinya untuk mengambil atau membeli apapun yang dirinya inginkan berharap itu akan membantu meringankan sedikit lukanya.
Sedikit demi sedikit, luka itu perlahan sembuh namun tidak dengan bekas yang tertinggal.
Rain yang perlahan mulai melupakan masalah tadi pagi pun mulai tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Yang ini bagus yang itu juga bagus. Pilih yang ini atau yang itu, apa ambil dua-duanya aja kalinya ?" Bingung Rain sambil menimang-nimang dua buah novel itu.
Rain yang sibuk dengan dunianya sendiri pun tidak sadar jika ada seseorang pria asing berada tepat dibelakangnya. Namun seseorang itu hanya melihat Rain dari belakang tanpa ada niat mengganggunya.
Rain yang sudah memutuskan pilihannya pun berniat berbalik dan membayar novel pilihannya. Namun saat dirinya berbalik dia langsung dihadapkan dengan sesosok pria, yang entah kenapa terasa familiar untuknya.
Degh
'Kamu ... !'
'Hallo Ai !'
Mereka saling bertatapan dengan penuh tanda tanya. Rain yang merasa tidak asing dengan pria itu sedangkan pria itu menatap Rain dengan sendu, penuh dengan kerinduan.
'Hah ... sepertinya Ai melupakan ku. Senang rasanya bisa melihatmu lagi.' Ucap pria itu dalam hatinya dengan tangan yang ingin menggapai Rain.
Rain yang sebenarnya tak bisa dekat dengan pria karena suatu hal tiba-tiba diam seakan tubuh mengenal sosok di depannya ini.
Pria itu melihat bagaimana reaksi Rain pun akhirnya memilih untuk mundur namun ada sesuatu hal yang menahannya dan hal itu tidak pernah dirinya kira.
"Kamu siapa ?" Tanya Rain dengan berani sembari memegang tangan pria itu.
"Aku ... ?" Tanya pria itu untuk memastikannya dan dibalas anggukan oleh Rain.
"Aku, seseorang yang sempat berada di masa lalu mu. Orang yang tanpa sengaja terlupakan oleh dirimu." Jelas sosok itu sambil berlalu pergi meninggalkan Rain yang masih syok.
Tak lama setelah itu, Rain pun kembali tersadar dan bergegas menyelesaikan urusannya lalu pulang ke apartemen.
Sesampainya di apartemen, Rain bergegas membersihkan diri lalu duduk termenung sembari memikirkan si sosok pria tadi. Rain sendiri juga sempat merasakan jika ada hal besar yang dirinya lupakan.
Tapi apa, siapa atau dimana dirinya tidak tahu, dia sendiri hanya mengingat jika hanya Rea yang dirinya kenal sejak kecil. Bahkan Rey yang notabene nya pacar Rea pun dirinya tidak tahu.
Dia bahkan tidak tahu apakah dirinya pernah kecelakaan hingga lupa ingatan atau bagaimana ?. Jika begitu kenapa hanya pria di masa kecilnya saja yang dirinya lupakan.
Hal itu terus berputar di otak kecilnya yang sayangnya Rain sendiri pun ikut penasaran. Apalagi dirinya baru saja bertemu dengan pria asing dan dirinya merasa nyaman dan aman.
'Who ?. Siapa dia ?. Dimana mereka pernah ketemu ?. Bagaimana dan mengapa mereka bisa berkenalan ?. Apa yang mereka lakukan bersama sampai rasa waktu itu masih ada hingga sekarang ?.' Tanya Rain berkali-kali dalam hatinya.
Namun belum ada jawaban atas semua pertanyaannya itu, hingga akhirnya Rain menyerah dan memilih untuk tidur mengarungi mimpi.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah apartemen yang tidak jauh dari tempat Rain tinggal. Ada seorang pria yang tengah berusaha mendinginkan tubuhnya dari gejolak hawa panas.
"Shit, gak gue sangka reaksinya akan separah ini." Ucap pria itu sembari menahan dinginnya shower air.
Dia bukan pria cupu yang tidak pernah bersentuhan dengan seorang gadis atau wanita. Tapi dirinya tidak pernah merasa begitu bergairah seperti ini hanya karna sebuah sentuhan biasa
Bahkan hanya membayangkannya saja sudah membuat adik kecilnya tegang kembali. Namun sayang seribu sayang gadisnya telah melupakannya atau ada hal yang terjadi dan dirinya tidak mengetahui tentang itu.
'Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu Ai ?' Tanyanya dalam hati yang entah kepada siapa.
Di tengah malam dengan hujan deras ini, seseorang masih terjaga dalam tidurnya. Entah karena tidak mengantuk atau banyak pikiran atau mungkin karena gelisah ..., siapa yang tahu ?.
Namun sepertinya dia tidak sendiri kali ini, seseorang di seberang sana tengah menemaninya dalam gelap.
"Jadi ada hal apa yang gue belum tahu ?"
"Atau mungkin kalian menyembunyikan sesuatu dari gue ?" Ucap pria yang sedang menikmati bau Petrichor.
"Enggak ada King." Jelas Pria lainnya.
"Gak ada yang kita sembunyikan dari lo, kalaupun ada lo pasti tahu." Sambung Rey yang kala itu tidak sedang sendiri.
"Tapi kali ini gue gak tahu apa-apa. Kasih tahu semuanya ke gue sekarang sebelumnya cari tahu semuanya sendiri !" Titah seorang King yang tidak bisa ditolak atau dibantah.
"Atau lo gak bakal dapat restu dari gue ... !" Ancamannya kepada seseorang di seberang sana.
Ketiga pria yang berada di seberang sana pun mendadak terdiam saat mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut King. Mereka jelas tahu jika King tengah menargetkan seseorang diantara mereka bertiga.
Dua diantaranya hanya bisa saling menatap dan menatapnya dengan tajam seakan mengatakan 'JANGAN EMBER'. Namun orang yang mereka tatap melihat mereka berdua dan King secara bergantian.
'Gue harus apa nih ?. Kalau King gue kasih tahu nanti gue digebukin tapi kalau gue gak kasih tahu hubungan gue sama doi terancam dong ?. Tapi masa King gak tahu, apa ini jebakan ya ?. Eh sebentar mau gue kasih tahu ataupun enggak ujung-ujungnya gue tetep digebukin. Ape bedanya ... ?' Curhat pria berkacamata itu dalam hati.
'Ada juga gue bakal di musuhi sama mereka kalau gue ember lagian kalau hubungan gue sama doi terancam, emang kenapa ?. Cewek banyak bro, tapi gue yakin tuh anak bakal tetap kasih restu buat gue.' Ucap pria berkacamata dengan percaya diri.
"Woi Vin !" Teriak Temannya yang berusaha menyadarkannya dari halusinasi tingkat dewa.
"VINO ... ... !" Teriak orang itu tepat di dekat kupingnya.
"Anj*ng, lu ngagetin gue aja Yo !" Ujar pria berkacamata yang terkejut itu, Vino.
"Ya lu pakai segala ngelamun." Jelas pria dengan tindik di kupingnya, Gio.
"Gimana ?" Tanya King yang sepertinya sudah jengah dengan drama duo bocah di depannya.
"Gue rasa gak ada yang bisa kita sembunyikan dari lo. Tapi gue juga gak bisa kasih tahu apa yang terjadi sekarang. Anak buah lo banyak King dan cepat atau lambat lo bakal tahu semuanya. Kalau tentang restu, kayaknya cuma gue deh yang berani minta ijin langsung ke lo. Yahh kecuali lo punya pilihan lain !" Pasrah Vino namun tetap percaya diri.
"Lo gak mau perjuangin hubungan kalian ?" Tanya Gio dengan hati-hati.
Dirinya tidak menyangka jika Si Mulut Ember Berkacamata itu lebih memilih menjaga apa yang sudah mereka sepakati daripada mengejar hubungan dengan Si Putri Manja.
"Hidup gue gak cuma tentang dia, mungkin dia salah satu yang terpenting tapi kalian jauh lebih lebih penting daripada dia. Lagipula percuma gue perjuangin juga kalau dia bukan jodoh gue, gue bisa apa ?" Ujar Vino yang sekilas terlihat seperti Sad Boy.
Mereka yang mendengar hal itu pun merasa terkejut terlebih Si Kacamata selalu mengejar Cinta Si Putri Manja dan selalu berakhir kegagalan.
Apakah ini pertanda jika mereka tidak ditakdirkan untuk bersama atau apakah ini cobaan untuk mereka berdua ?.
...----------------...
Cinta itu datang dan pergi, jika kau hanya mengejar cinta belum tentu itu yang akan kau dapat. Jika tahta tertinggi dalam mencintai adalah melepaskan, maka itu artinya cinta yang baru akan hadir.
Jika dia adalah jodoh mu mau sejauh apapun itu dia akan tetap kembali ke pelukan mu. Semuanya hanya menunggu waktu dan hanya 'Dia' yang tahu kapan waktu yang tepat untuk mempertemukan kalian ....
...----------------...
To Be Continue
^^^2023.09.02^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!