Aku kira tirani itu akan selalu menghantuiku. Setelah satu bulan berlalu, dia tidak lagi datang mengunjungiku.
Aku tidak menunggu kedatangannya. Aku malah bersyukur dia tidak lagi datang ke sini. Kelangsungan hidupku akan terjamin. Kalau bisa, jangan pernah datang lagi ke sini.
Oiya, aku sudah berkembang banyak belakangan ini. Aku sudah bisa tengkurap sembari menegakkan kepala, walau itu sangat melelahkan untuk dilakukan. Tangan dan kakiku menjadi lebih kuat dan mudah untuk digerakkan. Aku juga mulai diberikan mainan-mainan bayi yang sangat membosankan. Kadang muncul keinginanku untuk protes. Bisa berikan aku mainan yang lebih menarik daripada kerincingan ini? Setidaknya sebuah smartphone lengkap dengan paket data yang melimpah.
Tanggapan Lexy? Ia hanya tersenyum dan membalas dengan hal-hal yang sangat tidak bersangkutan dengan permintaanku. Yah, ini juga bukan salahnya. Tidak ada orang yang mampu memahami bahasa bayi yang baru berusia 3 bulan.
"Ah, tuan putri menjatuhkan kerincingannya."
Lilya, ia adalah salahsatu pelayanku. Memiliki badan yang cukup berisi, membuat aku sangat nyaman saat berada di gendongannya. Rambutnya panjang, berwarna cokelat gelap, selaras dengan warna matanya. Rambut panjangnya sering kali digulung agar tidak mengganggu berbagai pekerjaan rumah yang harus ia kerjaan.
Ia meletakkan pakaian yang sedang dijahitnya ke atas meja, lantas berjalan ke ranjangku. Tangannya bergerak, meraih kerincingan yang jatuh karena sengaja aku lempar. Ia memberikannya lagi padaku. Ia tidak memberikannya secara langsung, hanya meletakkan kerincingan itu di samping bantalku.
"Saya tau permainan itu membosankan," ucap Lilya dengan senyuman hangat di wajahnya. Mendengar ucapannya turut membuat senyumanku mengembang.
AKHIRNYA ADA YANG MENGERTI AKU!
"Tuan putri pasti ingin jalan-jalan ke taman, bukan?"
Baiklah, aku berharap terlalu banyak.
"Baiklah, ayo kita ke taman. Bunga higanbana sedang mekar sekarang."
Tangan hangatnya perlahan menyusup ke punggungku. Dengan hati-hati ia membawaku ke gendongannya, mengatur posisi tangannya agar aku merasa nyaman. Sejenak tercium aroma manis dari pakaian yang dikenakannya. Kemungkinan besar Lilya baru saja selesai membuat suatu hidangan manis, entah itu semacam kue atau minuman.
Sepanjang perjalanan ke taman, Lilya bercerita tentang anaknya yang masih remaja. David namanya, iblis bertubuh kurus dengan rambut cokelat gelap. Di masa pubernya David selalu berbuat kenakalan dan tidak mau mendengarkan siapapun. Namun senakal apapun David, Lilya tetap mencintainya dengan sepenuh hati. Kasih ibu sepanjang masa tidak hanya berlaku di dunia manusia, tetapi juga di dunia iblis.
Ceritanya sesekali terpotong oleh pelayan-pelayan yang tidak sengaja berpapasan dengan kami. Mereka menyapa hanya untuk memyentuh pipi lembutku. Dasar tidak sopan! Kalian menyentuh tuan putri tanpa izin!
Hampir seluruh pelayan di istana ini adalah gadis jomblo yang berharap dinikahi pangeran tampan dan memiliki anak selucu aku. Mereka yang telah memiliki anak akan dijadikan pengasuh dan dipindahkan ke istana lain yang ada anak kecilnya.
Di istana sepupu Edgar contohnya, Istana Sirius. Sepupunya yang bernama Nayla memiliki seorang anak laki-laki yang masih berusia tiga tahun. Ada tiga pengasuh yang dikirim ke sana. Aku mendengarnya dari pembicaraan para pelayan.
Ada saat-saat dimana gadis yang belum memiliki anak diperbolehkan menjadi pengasuh. Misalnya Lexy. Gadis itu memiliki seorang adik yang ia rawat sejak bayi. Dan sekarang adiknya telah memasuki usia dewasa dan menjadi salahsatu prajurit istana. Pencapaian yang luar biasa, bukan?
"Bunga higanbana adalah bunga kesukaan yang mulia. Yang mulia selalu menghabiskan waktunya berlama-lama di taman saat higanbana mekar. Warna merah darahnya sangat senada dengan warna mata tuan putri."
Higanbana, bunga yang melambangkan kematian. Bunga yang hanya mekar saat akhir musim panas sampai musim gugur. Benar juga, belakangan suhu semakin dingin. Angin musim gugur sudah mulai menerbangkan kehangatan musim panas.
Tunggu, yang mulia menyukai higanbana? Higanbana sedang mekar? Dan sekarang aku sedang menuju ke sana?! Astaga...
"Aaaa waaa aaaa!!!"
(read : Aku tidak ingin ke sana!)
"Ada apa, tuan putri? Apa kau kedinginan?" tanya Lilya sembari merapikan selimut hangat yang menutupi tubuhku.
"Aaa aaa aa aah a!"
(read : Bukan begitu, Lilya! Aah, aku tidak ingin ke taman! Aku bisa bertemu dengan lelaki psikopat itu!)
Tanganku bergerak-gerak, memukul kesana kemari dengan tenaga maksimal. Namun iblis dewasa seperti Lilya tentu saja tidak merasa sakit, bahkan sedikitpun.
"Tuan putri—hormatku padamu, penguasa seluruh negeri."
Tamatlah sudah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ritasilviya
lanjut thor????
2020-08-26
3
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"
2020-06-10
3
senja
wkwkwk kok mereka berani jawil pipi Putri Raja ya? kok gak takut?
2020-05-19
10