Sejak tadi pagi, Lexy tidak melepaskanku dari gendongannya. Wajah hangat yang biasa ditunjukkannya berubah cemas. Apa Lexy grogi karena hari ini Edgar akan datang untuk mengunjungiku?
Suara pintu terbuka membuatnya reflek berdiri. Melihat Lilya dengan senyuman manisnya muncul dari pintu, Lexy menghembuskan napas panjang dan kembali duduk. Ada apa dengan wanita ini? Padahal tadi malam nada suaranya terdengar begitu bahagia. Kenapa sekarang wanita ini tiba-tiba jadi cemas? Hei, kau membuatku bertambah cemas, tau!
"Apa ada yang datang ke istana ini?"
Lilya duduk di samping Lexy, kemudian menyentuh pipi bulatku dengan jari telunjuknya. "Tidak. Kau menantikan seseorang, Lexy?" Lilya bertanya balik.
Lexy memberikan gelengan singkat sebagai jawabannya, kemudian tersenyum hangat. "Aku hanya...kau tau? Tuan Putri Felice masih sangat mungil dan lemah. Seseorang mungkin mengincarnya karna perlindungan di istana ini tidak seketat perlindungan di Istana Sirius."
"Humm, kau benar," balas Lilya sembari mengangguk kecil. Jari telunjuknya masih betah bermain di pipiku. Hei aku tau aku sangat menggemaskan, tapi tolong cuci tanganmu terlebih dahulu. Bau bawang, tau!
Mereka berdua berbincang cukup lama, mulai dari topik ringan seperti cuaca siang ini yang cukup panas, hingga membahas tangan kanan raja yang sangat tampan. Tampaknya mereka sangat serius sehingga mereka mengabaikanku. Rasanya ingin protes. Kenapa mereka membicarakan hal yang tidak patut dibicarakan di depan bayi? Tapi aju sangat sadar mereka tidak akan mengerti apa yang aku katakan. Lebih baik aku memejamkan mata dan tidur.
- ~~ -
"Tuan Putri Felice sedang tidur, Yang Mulia."
"Harusnya kau menundukkan kepalamu di hadapan Yang Mulia! Dasar pelayan kurangajar!"
Suara ribut apa itu? Mengganggu saja.
"Dia bangun."
Yang pertama kali aku lihat saat membuka mata adalah sebuah wajah. Wajah lelaki betambut hitam legam yang sangat menawan. Lelaki itu memiliki iris merah bagaikan darah yang sangat indah. Mata yang indah itu menatapku dingin. Tersirat rasa antara penasaran bercampur tidak peduli di mata itu, membuatku sedikit penasaran apa yang ada di fikiran orang ini?
Tunggu dulu, siapa orang ini? Apakah dia Edgar si psikopat? Apa dia ayahku?
"Felicia Sair El Lucifer," Lelaki itu memanggil nama lengkapku. Tangannya bergerak dan membuka selimut pink hangat yang menutupi tubuhku. Dasar laki-laki tidak sopan!!!
"Oh, ekspresi macam apa itu? Apa kau marah?" Lelaki itu perlahan mendekatkan wajahnya padaku, membuatku berhenti membuat ekspresi marah. Tangan besarnya bergerak perlahan mengelus pipiku. "Makhluk selemah ini...aku bisa membunuhnya dengan sangat mudah."
Astaga...
Dia Edgar...
Kenapa Edgar yang ada di sini jauh lebih tampan daripada yang ada di dalam game?
"Yang Mulia..." Kata-kata psikopat yang keluar dari mulut Edgar membuat Lexy bergerak. Namun statusnya yang hanya seorang pelayan membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Melihat tangan kiri Edgar yang terangkat dan dipenuhi api kegelapan membuatnya mundur dan kembali menundukkan kepala.
Api yang ada di tangan Edgar mulai padam. Melihat ekspresi ketakutan di wajahku membuatnya tersenyum miring, dan itu sangat-sangat menyeramkan. Apa yang ada di fikiran makhluk ini?
Senyuman itu hanya bertahan sebentar. Ekspresi wajahnya kembali menjadi datar. Iris merahnya kembali menatap dengan dingin. Benar-benar mencerminkan sosok raja besar yang agung. Aku tidak tau lagi bagaimana kehidupanku akan berlanjut. Yang aku tau, aku tidak akan pernah merasakan ketenangan karena psikopat ini akan selalu menghantuiku.
- ~~ -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ritasilviya
lanjut thor???
2020-08-26
3
Brenda
Kyaaa bagus ceritanya
2020-08-08
7
Difana
aku suka suka suka suka aku bakal vote 10 kali sekaligus hari ini
2020-07-17
3