Kepulangan Diandra ke rumah disambut bahagia oleh Faris dan Fanisha. Mereka membuat hiasan dinding dari kertas origami yang bertuliskan "Selamat Datang Bunda" dan balon yang mereka beli di warung bu Ucok.
Diandra begitu senang, sampai tidak henti mencium dan memeluk kedua anaknya.
"Adik bayinya mana Bun?" tanya Fanisha yang tersadar tidak melihat adiknya ikut serta bersama Diandra.
"Adik Fatih masih harus di rawat dulu di rumah sakit." jawab Diandra.
"Oh nama adik nya Fatih ya Bun?" tanya Fanisha lagi.
"Iya sayang. Bagus nggak?"
"Bagus Bun, kayak Muhammad Al Fatih yang berhasil merebut konstantinopel." jawab Faris, dia teringat cerita Muhammad Al Fatih saat di tempat ngajinya kemarin.
"MaSyaa Allah anak bunda pintar ya." puji Diandra sambil mengelus kepala Faris.
"Kakak Nisha pintar juga kan Bun?" tanya Fanisha tidak mau kalah.
"Pasti dong, semua anak bunda pintar-pintar dan sholeh sholehah." jawab Diandra sambil mencium kening Faris dan Fanisha secara bergantian.
Saat Diandra ingin berjalan ke kamar terdengar suara salam dari arah gerbang rumahnya. Diandra melanjutkan langkahnya ke luar melihat siapa yang datang bertamu.
"Waalaikumsalam... Mas Krisna, ada apa?"
"Mbak Dian ada yang mau lihat mobil."
"Iya mas silahkan," kata Diandra sambil membuka gerbang. Diandra mempersilahkan Krisna dan tamunya yang bernama Rafi masuk untuk melihat-lihat mobilnya.
Diandra masuk ke rumah untuk mengambil minuman dan cemilan. Faris memperhatikan tamu yang ada di teras dari balik jendela.
"Silahkan di minum mas."
Krisna dan Rafi mengiyakan tawaran dari Diandra. Tapi mereka masih sibuk melihat kondisi mobil yang masih mulus.
Mobil yang Diandra adalah jenis city car keluaran negara Jepang. Jadi Diandra yakin kalau harga jual mobilnya pasti akan tinggi.
"Mau lepas berapa ini Kris?"
"Lepas 250 juta."
"Yakin Lo, mobil masih kece gini Lo jual segitu? Untung banyak nih gue," ujar Rafi yang begitu semangat dapat barang murah tapi masih bagus.
"Iya mas nggak papa yang penting laku cepat." kata Diandra meyakinkan Rafi.
Walaupun Krisna merasa sayang dengan harga segitu, tapi itu kan keputusan Diandra agar mobilnya cepat terjual untuk bayar hutang Risyam pada debt kolektor. Diandra cuma nggak mau kalau debt kolektor datang lagi di saat ada anak-anaknya di rumah. Jangan sampai anak-anaknya tau kalau ayahnya punya hutang sama debt kolektor.
Diandra serah terima kunci mobil dan surat ke Rafi. Sedangkan Rafi langsung transfer uang ke rekening Diandra. Setelah mendapatkan mobil, Rafi langsung pergi dengan mobil barunya.
"Saya harus bayar berapa ke mas Krisna?" tanya Diandra.
"5 juta aja mbak," jawab Krisna.
Diandra minta nomor rekening Krisna dan langsung transfer uang ke rekening Krisna.
"Terima kasih ya mbak, semoga berkah."
"Aamiin... Iya mas sama-sama."
Krisna pun pamit dari rumah Diandra.
Saat Diandra masuk ke rumah, dia langsung di interogasi Faris yang menyaksikan adegan yang ada di teras rumah. "Bunda, kenapa mobilnya di jual?"
Diandra memposisikan dirinya sejajar dengan Faris seperti bersimpuh. "Maaf mas, Bunda lagi butuh uang. Nanti kalau kita ada rezeki lagi, kita beli mobil yang lebih bagus dan lebih besar."
"Tapi mobil itu kan kenangan dari ayah."
"Iya bunda ngerti, cuma untuk sekarang kita kemana-mana naik motor dulu ya. Atau nggak kita bisa naik taksi online." Diandra terus memberi pengertian ke anak sulungnya yang sudah paham segalanya.
Fanisha baru keluar dari kamarnya kanget melihat bunda dan Faris. Fanisha mendekati mereka ingin tau apa yang terjadi.
Faris hanya menunduk. Dia berusaha mengerti tapi sulit karena peninggalan ayahnya harus di jual.
'Maaf ya nak, bunda jual mobilnya. Bunda cuma nggak mau kalian tau kalau kita terlilit hutang karena ayah kalian.' batin Diandra.
*****
Setelah kejadian pahit beberapa hari lalu. Akhirnya Diandra dapat melunasi hutang suaminya dengan hasil jual mobil. Diandra sudah lebih tenang dan bisa lebih fokus mengurusi anak-anaknya.
Hari ini tepat 7 hari Fatih bisa pulang ke rumah. Diandra akan memberi kejutan ke Faris dan Fanisha saat pulang sekolah nanti, kalau adik bayinya sudah pulang ke rumah.
Tidak lama setelah Diandra sampai di rumah, anak-anak pulang sekolah. Wajah mereka begitu lelah karena cuaca hari yang sangat panas.
Seperti biasa, Diandra menyuruh anak untuk ganti baju, cuci kaki dan cuci tangan. Setelah siap Diandra membawa Faris dan Fanisha ke kamarnya.
Baru pintu di buka, Fanisha langsung teriak kegirangan karena melihat Fatih sudah ada di rumah. Kedua kakak beradik itu langsung mendekati Fatih dan mengajaknya ngobrol seolah Fatih mengerti.
Diandra tersenyum melihat keluarganya sudah berkumpul kembali.Transduser : merupakan komponen pada alat USG yang berbentuk gagang pipih yang mudah di pegang oleh tangan.
*****
Dengan sisa uang di tabungannya, Diandra harus membuka catering lagi untuk menyambung hidup.
Setiap kali Diandra masak atau buat kue dia foto lalu di posting ke sosmed untuk pre-order.
Baru saja hari ini Diandra posting salad buah, sudah ada yang pesan. Dengan porsi besar dan porsi sedang. Diandra mencatat semua pesanan. Karena pengiriman untuk lusa jadi Diandra memberi waktu yang ingin pre-order sampai besok siang.
"Assalamualaikum..." Fanisha mengucap salam saat baru pulang sekolah.
"Waalaikumsalam... Anak bunda sudah pulang." jawab Diandra. Tapi Diandra tidak melihat Faris pulang bersama Fanisha. "Loh mas Faris mana?"
"Kata mas, aku disuruh pulang duluan Bun." jawab Fanisha dengan jalan gontai lemas ke dalam kamarnya.
'Kemana Faris? Nggak biasanya kemana-mana nggak izin dulu.' batin Diandra memikirkan Faris sekarang kemana.
Diandra coba menghubungi teman-teman Faris di sekolah. Tapi semuanya nihil. Tidak ada yang tau keberadaan Faris.
Sampai sekarang sudah pukul 15.30, Faris belum juga pulang. Padahal sebentar lagi harus berangkat ngaji.
Fatih tidak kalah membuat Diandra pusing karena dari tadi terus menangis dan kalau digedong baru tangisnya reda.
"Bunda, kakak berangkat ngaji dulu ya." pamit Fanisha, lalu mencium tangan Diandra dengan takzim.
"Iya sayang, hati-hati ya."
Diandra masih menggendong Fatih sambil menunggu Faris pulang. Terdengar gerbang rumah terbuka. "Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam... Mas darimana? Mas sudah makan?" tanya Diandra ke Faris yang pulang kerumah dengan seragam yang super kotor dan bau asem. Faris hanya diam saja sambil menunduk tidak berani melihat ke Diandra.
"Mas mandi dulu, habis itu makan ya."
Faris tidak menjawab dan langsung masuk ke kamar mandi. Diandra memindahkan Fatih ke kamar agar bisa tidur dengan nyenyak.
Selesai mandi, Faris langsung ke meja makan. Diandra tidak banyak tanya lagi, dia biarkan anaknya makan dulu setelah itu baru dia ajak ngomong.
Diandra masuk ke kamar untuk sholat ashar dan bersyukur kalau anaknya Faris sudah pulang dengan selamat.
"Bunda... Mas jalan ngaji dulu." kata Faris dari balik pintu kamar Diandra yang tertutup. Saat Diandra buka pintu, Faris sudah keluar gerbang.
'Ya Allah ada apa dengan anak hamba Faris?'
*****
Malam hari pun Faris seperti enggan untuk diajak ngomong. Faris terus menghindar dengan dalih ngerjain tugas sekolah. Kalau sekarang baru ngerjain tugas, tadi siang dia kemana aja.
Diandra bersabar dan mengikuti mau nya Faris. Dia ingin melihat sampai mana Faris akan bermain dengan dirinya.
Sama seperti kemarin-kemarin, waktu pulang sekolah Faris tidak langsung pulang ke rumah tapi pergi entah kemana. Selalu tidak beri kabar dan tidak ada maaf karena pulang telat.
Kalau di ajak ngomong selalu beralasan tugas sekolah, setelah itu ngantuk dan ingin tidur.
Sudah hampir 2 Minggu kelakuan Faris seperti itu. Kalau tanya ke Fanisha selalu jawab tidak tau. Hingga di titik puncak, Diandra ke datangan mama mertua, mamanya Risyam.
Diandra mencium tangan Mama mertua tapi langsung di tepis. Dari dulu mama memang tidak suka dengan Diandra. Karena Diandra adalah anak dari panti asuhan yang tidak jelas asal usul keluarganya.
"Kamu kalau nggak bisa ngurus anak, mending mama aja yang urus." kata mama mertua dengan nada galak.
Diandra bingung karena mama baru aja datang sudah langsung marah-marah, belum lagi di tambah Fatih yang menangis karena kaget mendengar teriakan mama mertua.
"Kamu tau, itu anak kamu si Faris sekarang jadi tukang ngamen. Nongkrong di pinggir jalan sama orang nggak jelas. Mama panggil dia malah kabur..."
Diandra kaget mendengar cerita mama tentang Faris. Tapi Diandra masih diam.
"... Nggak bisa kamu kasih makan anak-anak, sampai anak-anak disuruh kerja? Dengar kamu ya, kalau mama lihat Faris ngamen lagi. Nggak segan mama bawa Faris, Fanisha dan Fatih sekalian. Ngerti kamu!!"
Tidak banyak ngomong apa-apa lagi, mama mertua langsung pergi dari rumah Diandra.
Di tengah Diandra gendong Fatih yang masih nangis, badannya lemas terjatuh di lantai dengan air matanya mengalir. Dia membayangkan apa yang terjadi dengan Faris. Dan membayangkan kalau ketiga anaknya harus di ambil mama mertuanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hj. Raihanah
aku mulai suka dengan alur cerita nya bagus bikin penasaran kelanjutannya
2024-03-11
0
Akhmad Soimun
Dari awal baca, rangkaian katanya yg bikin kesan dihati..bikin nagih bwt dibaca..
2024-01-31
1
🌹Yuukidarkness🥀✨
Ayo thor, semangat update! Kami siap menunggu 😍
2023-11-10
2