Apa Salahku Mas?
Aulia memandangi wajahnya yang semakin hari semakin tirus saja. Tak ada lagi pipi chubby dan mata indah. Kini penampilannya begitu berantakan.
Dengan gusar Aulia beranjak dari tempatnya, meninggalkan meja rias minimalis berwarna putih. Berjalan gontai mendekati ranjang lalu merebahkan tubuhnya yang terasa semakin lemah tak bertenaga.
"Mas, sebenarnya apa yang membuatmu berubah? Pernikahan ini baru berjalan 6 bulan, seharusnya tak sedingin ini bukan?" Celotehnya entah pada siapa.
Setetes bening mulai membasahi pipinya. Selama 6 bulan ini suaminya jarang pulang kerumah. Sering memarahinya dan bahkan dengan tega nya ia bermesraan didepan Aulia.
Matanya yang bengkak dan sembab akibat terus menangis itu kini terpejam secara perlahan. Aulia merasa begitu lelah dan membutuhkan waktu yang panjang untuk istirahat.
Sementara itu, Aiden tengah sibuk di kantor nya. Pria yang baru-baru ini di angkat jabatannya menjadi direktur utama di perusahaan keluarganya itu begitu serius menjalani tugasnya.
Beberapa berkas yang harus di selesaikan hari ini juga menjadi kesibukannya.
"Aid, apa kamu tak akan pulang lagi?" Tanya seseorang dengan nada sedikit ketus.
Aiden berdecih lalu menutup berkas yang tengah di bacanya. Matanya menyipit menatap pria yang tengah duduk di depannya.
"bukan urusanmu. Kau tahu aku sedang sibuk."
"oh...ayolah, kamu sekarang sudah menikah. Istrimu pasti menunggumu setiap hari bukan? sudah 3 malam kamu pulang dini hari, apa kamu tak kasihan dengan Aulia?"
Brak...
Dengan keras Aiden menggebrak mejanya. Tapi pria di hadapannya hanya diam saja seolah tak takut. Matanya justru semakin tajam menatap wajah Aiden. Seolah menantangnya.
"sudah ku katakan, itu bukan urusanmu. Lagipula aku menikahinya hanya untuk..."
"jangan menyesal karena perbuatan mu sendiri. Belum tentu Aulia yang melakukannya, aku yakin kamu telah salah paham pada wanita itu."
"Tiger!" Seru Aiden marah. "jika kamu berada disini hanya untuk berbicara omong kosong sebaiknya pergilah. Aku sibuk."
Tiger menghembuskan nafasnya kasar. Memang sulit sekali berbicara dengan Aiden. Pria itu sangat egois dan juga susah di berikan pengertian. Padahal sebagai seorang sahabat, dia hanya tak ingin Aiden nanti akan menyesali perbuatannya. Meski Tiger sendiri tak tahu apa Aulia benar-benar bersalah atau tidak.
Hanya saja, Tiger merasa jika Aulia tak mungkin melakukan hal yang begitu kejam terhadap wanita lain. Selama mengenalnya, Aulia begitu lembut juga penuh kasih.
"oke, aku pulang." Akhirnya Tiger pun memilih untuk pulang. Tak ingin mencari ribut dengan Aiden.
Aiden mengepal kan tangannya kuat. Dia kesal dengan sikap Tiger yang selalu saja membela Aulia.
"Aku akan buat wanita licik itu membayar segala perbuatannya." Desis Aiden penuh amarah.
Kilatan kebencian terpancar dari sorot matanya yang tajam. Aiden sudah muak dan tak ingin lagi berpura-pura lembut kepada Aulia. Tugasnya sudah selesai menjerat wanita itu kedalam perangkap nya. Kini dirinya hanya tinggal menaburkan jarum dan racun kedalamnya.
"Amora, aku merindukanmu." Lirihnya detik kemudian.
Aiden merasa sesak saat mengingat wanita berambut panjang itu. Matanya tertutup rapat membayangkan kekasihnya yang telah pergi untuk selamanya. Amora adalah cinta pertama Aiden. Mereka menjalin kasih selama di bangku SMA. Tapi, semua kenangan manis itu sirna ketika tiba-tiba saja bayangan Aulia melintas.
"Si*l." Umpatnya kesal.
Aiden menjadi tak berselera untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pria itu pun memilih untuk pulang lagipula sudah jam 12 malam.
...*****************...
Tiger menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Aiden. Pria berwajah tampan itu menurunkan kaca mobilnya. Hatinya sesak mengingat Aulia ada di dalam rumah mewah itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kamu atau memang dia sendiri yang memilih pergi. Entah kenapa aku merasa jika kamu bukanlah penyebab kematiannya."
Matanya terus menatap keatas, dimana kamar Aulia berada. Dia tahu apa yang di rencanakan Aiden selama ini. Tapi, Tiger tak bisa mengatakannya pada siapapun. Bagaimana pun dia sudah berjanji akan mendukung apapun yang sahabat nya itu lakukan. Termasuk menipu dan menyakiti Aulia.
Hingga beberapa menit kemudian jendela kamar itu terbuka. Nampak Aulia keluar, wanita itu mendongak menatap langit yang sangat kelam.
Tiger dapat melihat semuanya dengan jelas. Wajah sedih dan penuh luka itu begitu membuat dadanya semakin sesak.
"apa aku salah?" Tanyanya pada diri sendiri. "haaaah... sungguh membuat pusing." Ujarnya lalu menyalakan mesin mobilnya dan pergi.
Aulia melihat kebawah tepatnya keluar gerbang rumahnya saat mendengar deru mobil. Melihat mobil hitam yang menjauh membuatnya mendesah kecewa, ia pikir suaminya telah kembali.
"sudah larut tapi kenapa mas Aid belum pulang ya? Apa memang akhir-akhir ini di kantor begitu sibuk."
Aulia pun memutuskan untuk kembali masuk kedalam. Melanjutkan tidurnya karena matanya sudah sangat mengantuk.
Sekitar jam 2 Aiden tiba di rumah. Pria itu masuk kedalam dengan malas. Rasanya ingin sekali meninggalkan rumah ini. Hatinya keberatan dengan keberadaan Aulia.
Rumah bertingkat 2 ini begitu sepi karena hanya dirinya dan Aulia yang tinggal. Mereka tak memperkerjakan pelayan karena Aulia merasa mampu mengerjakan semuanya sendiri.
Langkah Aiden terhenti di ruang tengah, matanya menatap foto yang tertempel di dinding. Foto pernikahannya dengan Aulia.
"Seharusnya Amora yang ada di sana bukan dirimu." Decihnya.
Aiden mengingat bagaimana kekasihnya itu pergi untuk selamanya. Ingatan tentang kejadian pahit itu berputar kembali di ingatannya.
Amora adalah gadis periang. Pintar dan juga supel. Aiden sangat mencintainya. Ia tahu semua hal tentangnya termasuk masalah dalam keluarganya. Ibu Amora menikah kembali dengan pria beranak satu. Sejak saat itu, Amora menjadi sering menyendiri bahkan tak ada lagi senyum di bibirnya.
Aiden sangat terluka melihatnya. Memaksa Amora menceritakan semua permasalahannya. Dan rupanya semua karena adik tirinya yang begitu egois. Selalu meminta apapun yang dimiliki Amora. Membuat ibunya yang dulu selalu memeluknya kini mengabaikannya.
Hingga kejadian pahit itu pun terjadi. Amora dengan sengaja melompat dari atas gedung sekolah yang tinggi. Gadis itu menulis sebuah pesan terakhir kepada Aiden, ia lakukan ini agar adiknya bisa sepenuhnya memilki ibunya.
Dengan kesedihan yang mendalam dan rasa benci Aiden bersumpah akan membalas segala rasa sakit Amora.
Setelah hatinya benar-benar pulih, Aiden pun mulai melancarkan aksinya. Mendekati Aulia, pura-pura mencintai lalu melamarnya. Dan kini wanita itu telah berada di dalam genggamannya.
"Aulia..." Teriaknya kencang dari luar kamarnya.
Aulia yang tengah terlelap pun langsung terbangun karena terkejut. Buru-buru membuka pintu dan menatap Aiden penuh tanya.
"ada apa mas? Kenapa teriak-teriak?" Aulia hendak menyentuh tangan Aiden, tapi dengan kasar Aiden menepisnya.
"kenapa tak ada makanan di meja? kamu sengaja?" Bentaknya.
Aulia meringis mendengar bentakan keras itu. Hatinya kembali berdenyut. Aiden benar-benar telah berubah, tak lagi bersikap manis terhadapnya.
"bukan begitu, aku selalu menyiapkan makan malam untuk mu mas. tapi setiap malam mas tak pernah menyentuhnya jadi malam ini...aku pikir..."
"Banyak alasan." Sela Aiden. "kerjamu di rumah ini apa saja? Menyiapkan makan malam saja tak becus." Aiden mendorongnya hingga sedikit terhuyung.
Pria itu tak peduli tetap berjalan masuk lalu duduk di atas ranjang.
"mas, sebenarnya ada apa denganmu? kenapa mas akhir-akhir ini jadi berubah?" Tanya Aulia.
Aiden tersenyum sinis.
"kamu ingin tahu?" Tanyanya dengan nada sarkas.
Aulia menelan ludahnya. Entah kenapa ia merasa jika apa yang akan dikatakan Aiden pasti akan melukai hatinya. Meski begitu kepalanya tetap mengangguk.
Aiden berdecih merasa tak seru lagi. Ia pikir bukan waktunya untuk mengungkap semuanya. Ia belum puas melihat Aulia menderita.
"aku lelah, malam ini tidurlah di ruang tamu." Usirnya dengan cuek.
Aulia tak mengatakan apapun lagi. Wanita itu merasa tidak nyaman dengan perasaannya, maka memilih untuk diam saja mengikuti apa yang di perintahkan suaminya.
...****************...
TBC......
Mohon...komen...like nya ya...🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments