Eyza & Sarah (Kakak Kelasku Sayang, Menikahlah Denganku!)

Eyza & Sarah (Kakak Kelasku Sayang, Menikahlah Denganku!)

Hari Pertama Sekolah

SMA Negeri 6 Bandung

Ini adalah hari pertamaku. Masuk sekolah di sekolah baru sebagai siswa pindahan. Aku belum banyak mengenal orang di sekolah ini. Jangankan guru-guru, teman pun belum ada yang aku kenal sama sekali.

Aku berjalan perlahan memasuki halaman sekolah, tiba-tiba-

"Aowww!"

Punggungku terasa sakit. Seseorang menabrakku dari belakang. Seperti ada sebuah kepala manusia membentur tubuhku. Mungkin orang yang menabrakku itu tinggi badannya sekitar 165 cm.

Untuk remaja seumuran anak SMA kelas sepuluh, aku termasuk janggung. Tinggi badanku sekitar 175 cm. Tubuh tinggi dan atletis, aku warisi dari Ayahku. Alis tebal, hidung mancung, mata coklat dan lesung di pipi juga ditularkan Ayah padaku. Tetapi, kulit putih, rambut lurus, bulu mata yang lentik, bibir merah muda dan tipis di amanahkan Bunda kepadaku.

Maka tak heran sewaktu aku masih duduk di bangku SMP, ketika masih sekolah di kota Jakarta dulu, aku termasuk siswa yang banyak disukai siswi di sekolahku.

Ahmad Faeyza Putra Sanjaya, biasa dipanggil Eyza. Cowok cool, putih, tinggi dan kharismatik begitu sih menurut teman-temannya terutama yang cewek. Sayang banget sama kedua adik kembarnya. Kalau soal belajar, lumayanlah. Nilainya nggak pernah dibawah delapan, tapi dia nggak gampang suka sama cewek, cuma ceweknya aja tuh yang pada ngejar, sudah seperti Angsa, nggak boleh lihat Eyza lewat bawaannya pengen ikut ( Maaf, agak lebay dikit kasih gambarannya, maklum abis nonton film india hehehe ... ).

"Maaf, Maaf ya! Gue nggak sengaja, tadi buru-buru takut keburu bel sekolah bunyi."

Salah seorang siswa meminta maaf padaku karna menabrakku dari belakang.

"Nggak apa-apa, santai aja. Lain kali hati-hati ya!" jawabku sambil tersenyum kemudian berlalu dari hadapannya.

"Tunggu sebentar!"

Baru beberapa langkah aku berjalan. Tiba-tiba saja siswa itu memanggilku. Aku pun berhenti lalu menoleh ke arahnya, tidak jadi melanjutkan langkahku, kemudian dia menghampiriku.

"Elo, murid baru ya?" tanya siswa itu padaku.

"Iya, gue pindahan dari Jakarta," jawabku menjelaskan penasarannya.

"Oh, pantesan gue baru liat lo disini!"

Reno masih saja terus menatapku.

"Bukannya sekarang tahun ajaran baru ya? Pasti banyak siswa baru yang bakal lo lihat nanti," celetukku dengan santai, sambil aku masukkan kedua tanganku ke dalam saku celana.

"Eh, iya juga sih. Kenalin, Gue Reno anak kelas satu!" ucap Reno sambil mengulurkan tangannya, mengajakku bersalaman. Lalu aku pun mengeluarkan tangan kananku dari dalam saku celana sebelah kanan untuk membalas jabat tangannya.

"Gue Eyza, gue juga kelas satu!"

Tanganku masih menggenggam tangan Reno.

" Oh, yaa! Berarti kita sekelas dong? Lo kelas satu berapa?" tanya Reno padaku, kemudian melepaskan genggaman tangannya.

"Kelas satu-dua!" jawabku singkat.

"Tuh, kan pas banget kita emang sekelas."

Reno senang akhirnya mendapatkan teman baru yang sekelas dengannya.

"Eh, iya ya! mudah-mudahan kita bisa berteman baik ya," jawabku pada Reno.

"Iya, gimana kalau kita duduk sebangku aja?" ajak Reno yang tidak langsung aku jawab.

"Mmmmm boleh juga!" jawabku menyetujui usul Reno.

"Oke, kalau begitu deal ya kita duduk bareng?" Reno bertanya sekali lagi untuk memastikan kalau aku setuju dengan usulnya.

" Iya .... Ya udah yuk kita ke kelas, kayanya sebentar lagi bel sekolah bunyi!"

Aku ajak Reno masuk ke dalam kelas, kami pun berjalan bersama menuju kelas.

Sesampainya di dalam kelas kami mencari bangku yang masih kosong, setelah melihat kesekeliling ruangan akhirnya kami mendapatkan meja dan bangku yang masih kosong.

Di bangku nomor empat. Di deretan meja guru, kami duduk di situ. Aku taruh tas diatas meja, kemudian duduk di dekat tembok, karna sejak masih duduk di sekolah dasar aku paling suka duduk dekat tembok, biar bisa bersandar.

Bel sekolah pun berbunyi, pertanda kegiatan belajar mengajar akan di mulai.

"Selamat pagi anak-anak!" Seorang laki-laki bertubuh tinggi, kulit sawo matang, rambut ikal dengan jenggot cukup tebal di dagunya, tanpa kumis yang biasa jadi pasangannya. Laki-laki itu tidak langsung duduk di bangku tapi berdiri di hadapan para siswa.

"Selamat pagi Pak!" jawab para siswa bersama-sama.

"Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh," ucap laki-laki itu memberi salam kepada para siswa di kelas ini.

"Wa'alaikum salam warrohmatullohi wabarokaatuh," jawab kami serentak.

"Perkenalkan saya Pak Basri Hasanuddin, guru agama islam di kelas satu, sekaligus juga sebagai wali kelas kalian! mungkin kalian baru pertama kali melihat saya karna baru pertama kali kalian masuk ke sekolah ini. Kecuali Reno, dia sudah sangat kenal dengan saya," ucap Pak Basri kepada kami.

Kami pun menganggukan kepala. Entah mengerti atau bingung kenapa Reno bisa sangat kenal dengan Pak Basri, sedangkan dia juga baru pertama masuk sekolah, sama seperti kami.

"Ren, lo kok bisa kenal Pak basri? Kan lo juga baru pertama masuk sekolah ini sama kaya gue dan yang lainnya," bisikku di telinga Reno.

"Eh, ituuu, sebenarnya gue nggak naik kelas. Harusnya gue udah kelas dua sekarang, karna banyak bunga merah merekah di raport gue. Gue jadi harus ngulang lagi di kelas satu deh. Makanya, gue kenal banget sama Pak Basri!" ungkap Reno sambil tersenyum malu-malu kepadaku.

" Oh, begitu .... Jadi lo veteran dong di sini? Tapi tenang aja, kita bisa jadi team work yang baik kok. Kita berjuang sama-sama biar bisa cepet lulus dari sini," ucapku pada Reno, sambil ku tepuk-tepuk punggung Reno perlahan.

Aku lihat Reno tersenyum. Wajahnya kembali bersemangat. Benar-benar mirip veteran pejuang 45 yang lagi mengenang masa-masa perang. Seakan jiwanya kembali bangkit, ingin berjuang melawan penjajah.

Reno Sasongko. Kalau dilihat-lihat lumayan cakep sebenarnya, cuma agak lemot aja. Baik hati dan setia kawan. Cuma teman-temannya aja yang nggak setia sama dia, buktinya dia ditinggal sendiri di kelas 1 yang lain udah pada pergi ke kelas 2 hehehehe.

"Anak-anak, sekarang perkenalkan diri kalian masing-masing. Tidak usah berdiri di depan, cukup berdiri di tempat duduk kalian masing-masing. Dimulai dari sebelah kiri dulu, di meja paling depan deretan meja guru!" ucap Pak Basri, membuat aku dan Reno terkejut karna lagi asik ngobrol berbisik-bisik.

Para siswa pun berdiri satu persatu memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan saya Rani Maharani, saya dari SMP Negeri 1 Bandung!"

"Perkenalkan saya Sri Wulansari, saya dari SMP Negeri 1 Bandung!"

"Perkenalkan saya Burhan Sholehuddin, saya dari SMP negeri 2 Bandung!"

"Perkenalkan saya Syarifuddin, saya dari SMP Negeri 2 Bandung!"

Akhirnya tibalah sampai pada giliranku untuk memperkenalkan diri, aku pun segera berdiri.

"Perkenalkan saya Ahmad Faeyza Putra Sanjaya, biasa di panggil Eyza, saya dari SMP Negeri 15 Jakarta!"

Semua mata tertuju padaku, sampai aku duduk pun mereka masih menatapku. Terutama mereka, para kaum hawa. Aku hanya tertunduk kemudian bergumam dalam hati, "Duh, kenapa sih masih pada lihatin gue aja, gue jadi berasa lagi jadi Siwon Super Junior yang lagi konfrensi pers hahaha ... "

Sampai akhirnya tibalah siswa terakhir memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan saya Ujang Suryana, saya dari SMP Negeri 4 Bandung!"

"Jadi cuma gue di sini, siswa pindahan dari Jakarta? Yang lain dari Bandung semua, pantesan aja pada lihatin gue, cuma gue sendiri yang beda daerah asalnya," bisikku dalam hati.

"Nah, anak-anak. Kalian sudah memperkenalkan diri kalian masing-masing, sudah pada tahu nama teman-temannya ya? Hari ini Bapak tidak memberikan pelajaran apa-apa, hanya perkenalan saja. Mungkin setelah ini ada acara perkenalan bagi siswa baru dari kakak kelas kalian! Kalau begitu Bapak pamit, Wassalamu'alaikum Warrohmatullohi wabarokaatuh." Pak Burhan mengucapkan salam sekaligus pamit untuk meninggalkan kelas.

"Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokaatuh!" jawab kami serentak mengiringi kepergian Pak Burhan meninggalkan kelas.

**Sampai di sini dulu ya para *r*eaders sekalian, perkenalan dengan Eyza dan teman-teman barunya, insya Allah kita lanjut lagi nanti di episode berikutnya.

See you 😉

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Peraturan berubah, dukungan lama tak nampak lagi. Harus Rate ⭐⭐⭐⭐⭐ dan kembali dukung

2021-08-30

0

Little Peony

Little Peony

Halooo Thor salam kenal dari Crushed by CEO dan Shadow ya ✨

2021-08-18

0

Dhina ♑

Dhina ♑

oh ya ampuunn 😂😂 ternyata Reno ga naik kelas, 😁😁 kenapa Ren? apa kamu bandel? makanya Ren, ayo sekolah, belajar yang benar

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Sekolah
2 Pertemuan Pertama
3 Hati Yang Gelisah
4 Curhat
5 Pertemuan kedua
6 C-I-N-T-A
7 Cemburu
8 Ketika Cinta
9 Perkenalan
10 Pulang Bareng
11 Di perpustakaan
12 Belajar Bersama
13 Curhat Dibuku Harian
14 Pulang Bareng lagi
15 Mengantarmu pulang
16 Menjenguk Reno
17 Membuat makalah
18 Sama-sama deg-degan
19 Masa sih, jadi bujang lapuk
20 Gagal ungkapkan rasa
21 Undangan syukuran kelulusan
22 Ayah dan Bunda bernostalgia
23 Acara Syukuran
24 Mencoba mengungkapkan
25 Pamit pulang
26 Gelisahnya hati Ayah
27 Patah hati
28 Bertukar kenang-kenangan
29 Hati bagai roller coaster
30 Di kamar sepi bisu
31 Berkenalan dengan Nita
32 Nita main ke rumahku
33 Ke Mall
34 Lagi-lagi jadi pacar bohongan
35 Reno, curhat dong!
36 Ide menjodohkan
37 Aku dan Kak Sarah di jodohkan?
38 Bersiap-siap bertemu Kak Sarah
39 Dan akhirnya ....
40 Berilah petunjuk-Mu
41 Oh, ternyata ....
42 Curhat Nita
43 Sakit tapi nggak berdarah
44 Putus
45 Reno, curhat lagi dong!
46 Berdamai denganmu
47 Kakak kelasku sayang, menikahlah denganku!
48 Hari pernikahanku
49 Malam Pertama
50 Jalan Pagi
51 Malam Kedua
52 Kembali beraktifitas
53 Rindu
54 Wisuda Sarah
55 Pasien Pertama
56 Pertengkaran
57 Hukuman
58 Kebenaran yang baru terungkap
59 Tuhan lebih memilih kita yang berjodoh
60 Pertengkaran part 2
61 Kehamilan Sarah
62 Bertemu Nita
63 Maafkan aku sayang!
64 Hari Bahagia
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Hari Pertama Sekolah
2
Pertemuan Pertama
3
Hati Yang Gelisah
4
Curhat
5
Pertemuan kedua
6
C-I-N-T-A
7
Cemburu
8
Ketika Cinta
9
Perkenalan
10
Pulang Bareng
11
Di perpustakaan
12
Belajar Bersama
13
Curhat Dibuku Harian
14
Pulang Bareng lagi
15
Mengantarmu pulang
16
Menjenguk Reno
17
Membuat makalah
18
Sama-sama deg-degan
19
Masa sih, jadi bujang lapuk
20
Gagal ungkapkan rasa
21
Undangan syukuran kelulusan
22
Ayah dan Bunda bernostalgia
23
Acara Syukuran
24
Mencoba mengungkapkan
25
Pamit pulang
26
Gelisahnya hati Ayah
27
Patah hati
28
Bertukar kenang-kenangan
29
Hati bagai roller coaster
30
Di kamar sepi bisu
31
Berkenalan dengan Nita
32
Nita main ke rumahku
33
Ke Mall
34
Lagi-lagi jadi pacar bohongan
35
Reno, curhat dong!
36
Ide menjodohkan
37
Aku dan Kak Sarah di jodohkan?
38
Bersiap-siap bertemu Kak Sarah
39
Dan akhirnya ....
40
Berilah petunjuk-Mu
41
Oh, ternyata ....
42
Curhat Nita
43
Sakit tapi nggak berdarah
44
Putus
45
Reno, curhat lagi dong!
46
Berdamai denganmu
47
Kakak kelasku sayang, menikahlah denganku!
48
Hari pernikahanku
49
Malam Pertama
50
Jalan Pagi
51
Malam Kedua
52
Kembali beraktifitas
53
Rindu
54
Wisuda Sarah
55
Pasien Pertama
56
Pertengkaran
57
Hukuman
58
Kebenaran yang baru terungkap
59
Tuhan lebih memilih kita yang berjodoh
60
Pertengkaran part 2
61
Kehamilan Sarah
62
Bertemu Nita
63
Maafkan aku sayang!
64
Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!