Pertemuan Pertama

Tet tet tettttttttttt !

Bel istrirahat berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas.

"Za, ke kantin yuk! Gue laper banget," ajak Reno. Kemudian disusul Ujang ingin ikut dengan kami.

"Abdi teh boleh ikut sama kalian?" ucap Ujang dengan logat bahasa sunda halusnya.

Ujang Suryana, orang sunda asli. kelihatannya sih alim, Sopan, tutur katanya halus, kalem. Punya tampang yang lumayan kasep, menurut teman-teman ceweknya. Khususnya para tetangganya.

Pokoknya cewek kalau didekat dia bawaannya adem aja deh. Belum lagi kalau lagi ngomong, suka keluarin hadits gitu. Gue aja yang cowok tenaaaang bawaannya kalau dia lagi ngomong, berasa lagi dikasih tausiyah.

"Boleh, boleh kok. Kalau ujang mau gabung sama kita, iya kan Ren?" ku lirik Reno, sambil aku angkat kedua alisku yang tebal.

"Iya, boleh kok. Ya udah yuk, ntar keburu bel istirahatnya bunyi lagi!" ajak Reno, lalu kami bertiga segera pergi ke kantin.

Sampai kantin.

"Za, lo mau makan bakso ga? Disini tuh, baksonya enak banget, kaya di mall gitu."

Tawaran Reno padaku, dan langsung aku setujui, karna waktu di Jakarta, aku paling senang makan bakso.

"Masa sih? Boleh deh," jawabku singkat, lalu kami bertiga menghampiri tukang bakso di kantin itu.

"Mang, baksonya tiga mangkok ya! Eh, lo mau makan bakso juga, Jang?" tanya Reno pada ujang yang sedang melihat kesekeliling kantin. Entah apa yang dia cari, apa mungkin lagi cari tukang cilok deket rumahnya ya?!

"Boleh deh. Abdi makan bakso juga. jangan terlalu pedas!" jawab ujang dengan tutur katanya yang halus.

"Lo, liatin apa sih, Jang? Daritadi gue perhatiin celingak-celinguk aja," tanya Reno pada ujang yang masih melihat sekeliling. Namun seketika berhenti setelah Reno bertanya.

"Eh, itu. Abdi teh lagi cari adik sepupu. Sekolah disini juga tapi beda kelas sama Ujang," jawab Ujang coba menjelaskan.

"Udah yuk, kita makan dulu. Tuh baksonya udah jadi! Kita ngobrolnya di meja aja, sambil makan," ku ajak Reno dan Ujang. Kami pun berjalan mencari meja kantin yang masih kosong.

"Adik sepupu lo kelas berapa memangnya?" tanya Reno penasaran.

"Adik sepupu Abdi teh, kelas satu-lima. Namanya Cempaka," jawab ujang, kemudian memakan bakso dihadapanya.

"Cewek?" tanya Reno, yang membuatku ingin berceletuk.

"Ya iyalah. Ren, namanya Cempaka," ucapku pada Reno yang kadang rada lemot orangnya.

"Eh, iya ya. Hehehe," jawab Reno sambil menggarukan kepalanya yang tidak gatal.

"Nanti aja Jang, cari sepupu lo! Habisin baksonya dulu, bentar lagi bel bunyi. Habis ini kan kita ada acara perkenalan sama kakak kelas. Semua kelas satu di kumpulin. Ntar juga lo ketemu sama sepupu lo," ucapku pada Ujang meyakinkan dia.

Tet tet tettttttttt !

Bel masuk kelas berbunyi. Para siswa tergesa-gesa menghabisan sisa makananya, kemudian berlarian kembali ke kelasnya masing-masing.

Didalam kelas.

"Adik-adik, sekarang kita ada acara perkenalan dengan kakak-kakak kelas ya!"

Ucap seorang Kakak kelas. Kak Rina namanya, dia salah satu pengurus osis di sekolah ini.

"Nanti kalian yang ditunjuk. Diminta memperkenalkan diri kalian dan menunjukan bakat kalian didepan kakak-kakak dan teman-teman kalian, mengerti ya?"

Kak Rina mencoba menjelaskan acara apa saja dalam perkenalan itu. Lalu meminta para siswa keluar kelas, berkumpul dilapangan sekolah.

Satu persatu para Kakak kelas memperkenal dirinya, juga jabatan mereka dalam kepengurusan Osis. Tapi ada satu orang yang belum datang dan memperkenalkan dirinya sebagai wakil ketua Osis.

Kini giliran para siswa memperkenalkan dirinya, sekaligus menunjukan bakat mereka. Ada yang membaca puisi, ada yang berpantomim, ada yang ber-stand up comedy.

Semua siswa tertawa mendengar lelucon Syarif teman sekelasku, ketika dia sedang melawak. Patut ku akui dia memang pintar melucu. Bisa membuat orang disekitarnya tertawa lepas, ketika dia sedang bercerita lucu.

Tibalah saatnya giliranku menunjukan bakat yang aku punya.

"Hei kamu, kesini. Ayo perkenalkan diri dan bakatmu!" ucap salah seorang kakak kelas. Kak Doni namanya.

Aku pun segera berdiri, lalu memperkenal diri.

"Assalamu'alaikum. Nama saya Eyza, kelas satu-dua. Saya bisa bermain gitar dan bernyanyi," ucapku sedikit gugup karna mereka orang-orang baru yang belum aku kenal semua.

"Oke. Pas banget tuh, daritadi belum ada yang menghibur kita dengan nyanyian," ucap Ka Doni, lalu mengambil bangku, kemudian diletakkan didekat para kakak kelas yang sedang berdiri. Sedikit menyamping agar bisa dilihat oleh yang lainnya juga, kemudian Kak Doni menyerahkan gitar kepadaku.

Aku duduk dan mulai memainkan gitar kemudian bernyanyi. Mereka yang melihat pun ikut bernyayi, dan sesekali menggoyangkan bahunya. Karna lagu ini memang sudah tidak asing lagi dikalangan anak sekolah.

Aku terus menyanyikan lagu 'Kamu' milik Coboy Junior. Sampai akhirnya tiba pada reff lagu.

💓 💓 💓 💓 💓 💓 💓

Mungkin inilah rasanya

rasa suka pada dirinya

sejak pertama aku bertanya

facebookmu apa, nomormu berapa

Mungkin inilah rasanya

cinta pada pandang pertama

senyuman manismu itu

membuat aku, dag dig dug melulu

Tiba-tiba dari kejauhan. Seorang siswi berseragam sekolah serba panjang, dengan kerudung putih panjang sampai menutup dada. Kulitnya putih bersih, tubuhnya tinggi semampai. Berjalan perlahan menuju kakak-kakak kelas yang berdiri didekatku.

Seketika, aku langsung terdiam seperti patung. Jari jemariku seperti tak mampu lagi memetik senar gitar. Jantungku berdegup kencang. Iramanya sudah tidak lagi beraturan, jadi mirip Shahrukh Khan di fim Jab Tak Hai Jaan pas lagi ngamen ketemu Katrina Kaif.

Sarah Amelia Prasetyo. Wakil ketua Osis di sekolah ini. Selain menjabat sebagai wakil ketua Osis, dia juga aktif dalam kepengurusan Rohis di sekolah ini. Orangnya baik, murah senyum, cantik udah pasti ya! Kalau nggak, ngapain gue sampe bengong waktu pertama kali lihat dia. Udah kaya lihat miss universe lagi melambaikan tangannya ke gue, pas turun dari mobil limosin. Dia juga cerdas, punya bakat menyanyi dan main gitar sama kaya gue. Wah, pas banget kan kalau gue jadian sama dia hehehe.

Gadis itu tersenyum padaku, begitu sadar kalau daritadi aku bengong menatap dia.

"Ya Allah, itu senyum adem banget sih, berasa abis disiram air se-ember gue," ungkapku dalam hati, namun tiba-tiba Ka Doni mengagetkan aku.

"Hei Boy! kamu mau nyanyi apa mau bengong?"

"Eh, iya. Ini aku lanjutin lagi Kak!"

Aku mulai memainkan gitar dan bernyanyi lagi, tapi mataku terus saja menatapnya. Gadis itu hanya tertunduk melihat aku terus memandanginya.

"Oke. Kamu boleh ke tempat duduk kamu lagi," ucap Kak Doni setelah aku selesai menunjukan bakatku, kemudian mengambil gitar yang aku pegang.

"Nah, adik-adik. Ini namanya Kak Sarah, wakil ketua Osis di sekolah ini, sekaligus sekretaris umum Rohis disini."

Kak Doni memperkenalkan Ka Sarah kepada kami. Kak Sarah tersenyum kemudian mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum Warohmatullohi wabarokatuh. Maaf sebelumnya saya datang terlambat, karna ada sedikit urusan. Selamat datang untuk adik-adik semua, semoga kalian senang di sekolah ini dan bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar disini dengan baik. Siapa saya disini, tadi sudah disebutkan sama Ka Doni ya! Saya nggak bisa berpanjang lebar karna hari sudah semakin siang. Bel pulang sekolah pun akan segera berbunyi. Sekian dari saya, wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh."

Kak Sarah mengakhiri pidato singkatnya.

Para siswa pun berhampuran, pergi meninggalkan lapangan sekolah. Kembali ke kelasnya masing-masing.

"Za, tadi lo kenapa sih. Bengong aja?" tanya Reno membuyarkan lamunanku akan senyuman Kak Sarah barusan.

"Gue habis lihat bidadari Ren!" jawabku yang malah membuat Reno tertawa.

"Hahaha seriusan lo? Ada bidadari siang-siang begini di sekolah kita?"

"Beneraaaan!"

Reno diam mendengar jawabanku, kemudian menatapku.

"Mungkin dia lagi cari selendangnya yang hilang kali Za!" celetuk Reno padaku.

Mendengar celetukan Reno, aku tatap matanya dengan serius, " Lo pikir gue Jaka Tarub! " ucapku yang membuat Reno tambah tertawa geli.

" Hehehe... Habisnya- halu lo kebangetan Za. Mana ada bidadari siang bolong begini di sekolah kita. Yang ada tukang es cendol tuh! lagi mangkal di depan sekolah," jawab Reno yang membuatku memasang ekspresi wajah cemberut.

Tet tet tettttttttttttt !

Bel sekolah berbunyi, para siswa bersiap-siap untuk pulang.

"Ya udah. Gue balik duluan Za, sampe ketemu besok ya!"

Reno pun pergi meninggalkan kelas.

Aku masih saja duduk termenung. Senyum manis Ka Sarah masih saja mengganggu pikiranku.

"Woiiii Za, Pulang! Bidadari lo juga nggak bakalan nginep disini, dia harus pulang ke khayangan." Teriak Reno dari balik pintu kelas, kemudian berlari meninggalkan aku.

"Sialan lo Ren!" jawabku sedikit kesal tapi kemudian tertawa sendiri.

" Hehehe .... "

💘 💘 💘 💘 💘

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Ada penilaian tiap minggu, dan tiap bulan

2021-08-30

0

Zia Azizah

Zia Azizah

Assalamu'alaikum kenalkan namaku KYT , 😁😁😁

2020-11-07

1

Desrayanii

Desrayanii

Like ❤❤

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Sekolah
2 Pertemuan Pertama
3 Hati Yang Gelisah
4 Curhat
5 Pertemuan kedua
6 C-I-N-T-A
7 Cemburu
8 Ketika Cinta
9 Perkenalan
10 Pulang Bareng
11 Di perpustakaan
12 Belajar Bersama
13 Curhat Dibuku Harian
14 Pulang Bareng lagi
15 Mengantarmu pulang
16 Menjenguk Reno
17 Membuat makalah
18 Sama-sama deg-degan
19 Masa sih, jadi bujang lapuk
20 Gagal ungkapkan rasa
21 Undangan syukuran kelulusan
22 Ayah dan Bunda bernostalgia
23 Acara Syukuran
24 Mencoba mengungkapkan
25 Pamit pulang
26 Gelisahnya hati Ayah
27 Patah hati
28 Bertukar kenang-kenangan
29 Hati bagai roller coaster
30 Di kamar sepi bisu
31 Berkenalan dengan Nita
32 Nita main ke rumahku
33 Ke Mall
34 Lagi-lagi jadi pacar bohongan
35 Reno, curhat dong!
36 Ide menjodohkan
37 Aku dan Kak Sarah di jodohkan?
38 Bersiap-siap bertemu Kak Sarah
39 Dan akhirnya ....
40 Berilah petunjuk-Mu
41 Oh, ternyata ....
42 Curhat Nita
43 Sakit tapi nggak berdarah
44 Putus
45 Reno, curhat lagi dong!
46 Berdamai denganmu
47 Kakak kelasku sayang, menikahlah denganku!
48 Hari pernikahanku
49 Malam Pertama
50 Jalan Pagi
51 Malam Kedua
52 Kembali beraktifitas
53 Rindu
54 Wisuda Sarah
55 Pasien Pertama
56 Pertengkaran
57 Hukuman
58 Kebenaran yang baru terungkap
59 Tuhan lebih memilih kita yang berjodoh
60 Pertengkaran part 2
61 Kehamilan Sarah
62 Bertemu Nita
63 Maafkan aku sayang!
64 Hari Bahagia
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Hari Pertama Sekolah
2
Pertemuan Pertama
3
Hati Yang Gelisah
4
Curhat
5
Pertemuan kedua
6
C-I-N-T-A
7
Cemburu
8
Ketika Cinta
9
Perkenalan
10
Pulang Bareng
11
Di perpustakaan
12
Belajar Bersama
13
Curhat Dibuku Harian
14
Pulang Bareng lagi
15
Mengantarmu pulang
16
Menjenguk Reno
17
Membuat makalah
18
Sama-sama deg-degan
19
Masa sih, jadi bujang lapuk
20
Gagal ungkapkan rasa
21
Undangan syukuran kelulusan
22
Ayah dan Bunda bernostalgia
23
Acara Syukuran
24
Mencoba mengungkapkan
25
Pamit pulang
26
Gelisahnya hati Ayah
27
Patah hati
28
Bertukar kenang-kenangan
29
Hati bagai roller coaster
30
Di kamar sepi bisu
31
Berkenalan dengan Nita
32
Nita main ke rumahku
33
Ke Mall
34
Lagi-lagi jadi pacar bohongan
35
Reno, curhat dong!
36
Ide menjodohkan
37
Aku dan Kak Sarah di jodohkan?
38
Bersiap-siap bertemu Kak Sarah
39
Dan akhirnya ....
40
Berilah petunjuk-Mu
41
Oh, ternyata ....
42
Curhat Nita
43
Sakit tapi nggak berdarah
44
Putus
45
Reno, curhat lagi dong!
46
Berdamai denganmu
47
Kakak kelasku sayang, menikahlah denganku!
48
Hari pernikahanku
49
Malam Pertama
50
Jalan Pagi
51
Malam Kedua
52
Kembali beraktifitas
53
Rindu
54
Wisuda Sarah
55
Pasien Pertama
56
Pertengkaran
57
Hukuman
58
Kebenaran yang baru terungkap
59
Tuhan lebih memilih kita yang berjodoh
60
Pertengkaran part 2
61
Kehamilan Sarah
62
Bertemu Nita
63
Maafkan aku sayang!
64
Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!