Janda Kesayangan CEO Muda
Yasmin merupakan seorang janda tanpa anak yang mempunyai paras cantik dengan rambut sebahu, bibir yang tipis,kulit yang putih serta badan yang tinggi dan ideal.
Sudah hampir satu tahun Yasmin bercerai dengan suaminya karena pihak ketiga.
Dia memutuskan bercerai dari mantan suaminya karena sudah tidak sanggup menerima penghianat yang terus berulang.
Meskipun dia tidak punya banyak uang untuk melanjutkan kehidupannya setelah bercerai tapi hal itu tidak membuatnya goyah.
"Yasmin, tolong fotocopy dokumen ini sebanyak 10 lembar dan kalau sudah selesai langsung kamu tata rapi di ruang meeting" ucap pak Yoseph ketua tim di perusahaan yasmin
"Baik Pak" sambil menerima dokumen yang akan di fotocopy
Kondisi di kantor Yasmin cukup tenang, meskipun kadang mendapat tekanan dari atasan tetapi dia sudah mulai beradaptasi dengan baik setelah sebulan bergabung di perusahaan tersebut.
Perusahaan itu bergerak dalam bidang produksi pakaian.
Yasmin menjadi asisten ketua tim di bagian perencanaan 1.
Saat Yasmin sedang menjalankan tugas dari atasannya tiba-tiba mesin fotocopy nya berhenti. Dia mengecek mesin itu yang masih menyala tapi tidak ada kertas yang keluar tapi didalam mesin kertasnya masih banyak.
Dia kebingungan dan bolak-balik mengecek mesin itu tapi tidak menemukan permasalahannya dimana.
Tiba-tiba dari belakang Yasmin berdiri seorang yang memakai setelan jas rapi dengan wajah yang tampan dan tubuh yang tinggi seperti tokoh utama di salah satu komik yang sering Yasmin baca.
"Astaga.." Yasmin terkejut dan hampir terjatuh karena posisinya tidak seimbang
"Kamu baik-baik saja?" ucap pria tampan itu yang menahan tubuh Yasmin yang hampir terjatuh kearahnya.
"Ah.. iya saya baik-baik saja, terimakasih atas bantuannya" jawab Yasmin dengan gugup melihat mahakarya yang sangat indah di depannya
Yasmin kembali melihat mesin fotocopy itu dan merasa malu karena hampir jatuh di pelukan orang yang tidak ia kenal.
"Aku benar-benar ceroboh, hampir saja" Yasmin bergumam karena mengira pria tersebut sudah pergi.
Pria tersebut tersenyum melihat tingkat Yasmin yang menurutnya menarik.
"Mau saya bantu?" ucap pria itu sambil tersenyum di belakang Yasmin
"Huaaaa..." Yasmin sangat terkejut sampai terduduk di lantai dan tidak menyangka pria itu masih di belakangnya.
Yasmin tidak tahu siapa pria tersebut karena baru pertama kali melihatnya hari ini.
Pria itu mengulurkan tangannya dan membantu Yasmin berdiri lalu dia membantu mengecek mesin fotocopy tersebut hingga normal kembali.
"Terimakasih Pak sudah bantu saya"
"Santai saja"
Belum sempat bertanya pria itu langsung pergi setelah membantu Yasmin.
"Kira-kira dia siapa ya?"
"Sudahlah, lebih baik aku selesaikan tugas ini dulu"
Yasmin melanjutkan mengcopy dokumen tersebut hingga terkumpul sesuai dengan jumlah yang di minta sebelumnya.
Dia menuju ke ruang meeting dan menata dokumen itu satu persatu untuk persiapan rapat yang sebentar lagi akan di mulai.
"Pak sudah saya tata rapi dokumennya di ruang meeting" ucap Yasmin kepada ketua timnya
"Begitu ya? Baiklah, sekarang kamu ikut saya ke ruang meeting"
"Tidak salah pak? saya,boleh ikut?" Yasmin merasa senang karena dia mendapatkan kesempatan mengikuti meeting itu
"Tentu saja, cepat kita kesana!"
Yasmin dan ketua timnya masuk ke ruang meeting dan di susul oleh tim yang lain.
Yasmin merasa gugup karena ini pertama kalinya dia diikutsertakan dalam meeting penting di perusahaannya.
Setelah beberapa saat masuk lah direktur utama di perusahaan itu yang akan langsung memimpin rapat di hari itu.
Yasmin menatap ke depan dan di buat lebih terkejut lagi karena orang yang membantunya ternyata CEO di perusahaannya.
"Hah..ha.ha mati aku"
"Apa setelah ini aku dipecat? mana ada bawahan yang di bantu CEO karena mesin fotocopy yang rusak?"
"Hahahahaha"
Ucap dalam hati Yasmin yang masih belum percaya apa yang dia alami itu.
Ketua tim Yasmin mengajaknya ikut dalam meeting tersebut agar dia bisa belajar dan tahu situasi dalam perusahaan tersebut sehingga jika suatu saat ketua tim tidak bisa hadir, Yasmin bisa menggantikannya jika diperlukan.
Meeting tersebut berjalan dengan lancar dan semua staf di perbolehkan kembali ke mejanya masing-masing.
Karena posisi tempat duduk Yasmin berada paling ujung, dia keluar paling terakhir.
Dia berjalan berlawanan arah agar tidak berpapasan dengan CEO tampan yang masih duduk di meja paling depan.
"Kamu, sini!" Pria itu memanggil Yasmin untuk menghampirinya
"Aduh kenapa sih" Yasmin bergumam
"Sa..saya pak?" gugup dan takut dimarahi
"Iya.. kamu"
Jantung Yasmin berdebar kencang, dia takut di marahi karena kecerobohannya. Dia berjalan menghampiri CEO itu.
"Maaf pak saya salah, saya sudah tidak sopan dan tidak mengenali bapak"
"Kamu tidak salah apa-apa, saya manggil kamu karena saya baru lihat kamu"
"Siapa nama kamu?" pria itu bertanya dengan suara yang rendah
"Saya Yasmin pak, saya baru bekerja disini 1 bulan yang lalu pak"
"Oh.. Yasmin? nama yang bagus, kamu boleh kembali ke meja kamu" pria itu tersenyum setelah mendengar nama Yasmin
"Dunia kerjaku yang tenang...kembalilah!"
"Hah.ha.hahaha"
Yasmin sudah kembali duduk dan terus bergumam.
"Kamu kenapa dari tadi kelihatan gelisah?ada masalah?" ucap Elsa rekan kerja Yasmin yang duduk di sebelahnya
"Bukan apa-apa kok" Yasmin tidak mau bercerita ke rekan yang lain karena masih jam kerja
Sudah waktunya makan siang, Yasmin pun pergi ke kantin kantornya dan bergabung dengan yang lain.
"Eh.. lihat itu" ucap Elsa yang menepuk lengan Yasmin
"Hah.. apaan sih? Yasmin sedang minum tersedak saat rekannya menunjuk ke arah CEO itu.
" Uwah.. ganteng banget ya?" Elsa terus memandang dengan penuh semangat
"Iya.. memang ganteng banget" menjawab dengan nada yang datar tanpa melihat ke arahnya
Suasana kantin heboh melihat CEO tampan itu berjalan membawa minuman yang dia pesan.
Berbagai pujian dan kekaguman mereka lontarkan sambil menatap mengikuti ke arah CEO itu berjalan.
Tentunya itu dilakukan oleh para perempuan yang langsung tertarik melihat CEO muda yang paling tampan di perusahaan tersebut.
Berbeda dengan Yasmin yang hanya sekedar mengakui ketampanannya saja tapi tidak berlebihan dan berusaha bersikap biasa saja.
"Kenapa dia ke kantin sendiri ya? kan biasanya seorang direktur tinggal minta di bawakan keruangan nya" ucap Yasmin yang penasaran
"Kamu belum tahu ya Yasmin, dia itu perfeksionis jadi meski hal kecil pun diperhatikan, contohnya seperti sekarang dia turun sendiri ke kantin untuk melihat apa semua sudah sesuai yang dia inginkan" Elsa menjelaskan semuanya
"Oh.. begitu ya"
"Mampus,PERFEKSIONIS? apa yang sudah kamu lakukan Yasmin, bodoh" ucap dalam hatinya
Setelah yang terjadi sebelumnya Yasmin menyadari bahwa dia sudah membuat CEO yang perfeksionis itu pasti tidak senang melihat tindakan Yasmin yang tidak sesuai.
"Omong-omong,nama CEO kita siapa ya?" Yasmin bertanya lagi karena belum mengetahui namanya
Semua itu wajar karena dia baru melihatnya hari ini.
"Hahaha.. kamu juga tertarik kan?" Elsa antusias menggoda Yasmin
"Hmm.. Aku serius, Elsa"
"Iya deh iya, namanya Brian Ravindra, umur nya 29tahun,masih lajang,ganteng,badannya bagus, idolanya para wanita" Elsa berbicara tanpa henti seperti sedang mempromosikan produk.
"Sekalian aja kasih tau alamatnya" celetuk Yasmin
"Apa? kamu mau juga alamatnya? tapi sayang aku gak sampai tahu kehidupan pribadinya" merespon dengan serius
Elsa menatap Yasmin dengan tatapan sedih.
"Sudah.. sudah..cukup bercandanya"
"Haha.. Yasmin kecewa gak punya alamat pak Brian,ya? "
Elsa terus saja meledek Yasmin, mereka berjalan beriringan dan kembali ke ruangan mereka untuk mulai bekerja kembali setelah cukup beristirahat.
Sikap Yasmin yang terlihat tidak tertarik meskipun melihat pria tampan itu di karenakan luka yang tersimpan dalam hatinya dan sulit mempercayai orang lain dan takut di sakiti lagi.
Itulah yang membuat Yasmin seperti membangun tembok yang tinggi, agar tidak goyah oleh pria manapun.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Moon JB
hadir..kyknya menarik ceritanya..
2023-11-30
1
Bzaa
semangat tor 💪😘
2023-11-22
1