Yasmin pulang ke rumahnya mengenakan jas milik Brian.
Dia merasa sangat malu dan tidak tahu bagaimana nantinya saat bertemu Brian. Dia berfikir bahwa mungkin saja dia di pecat karena melakukan kesalahan di hari yang penting.
Di rumah yang sepi dengan perabotan sederhana yang selalu menemani Yasmin tanpa adanya seorang pun di sana.
"Huwaaaa.."
"Hiks... hiks"
Dia menangis kencang mengingat kehidupannya yang menyedihkan dan kesepian. Dia hanya butuh di cintai dengan tulus tapi selama hidupnya dia tidak pernah di perlakuan seperti itu meskipun dirinya selalu tulus mencintai seseorang baik itu keluarga maupun pasangan.
"Pak Brian pasti marah karena tindakanku yang selalu ceroboh"
"Pertama aku harus cuci bersih baju Pak Brian sebelum aku kembalikan"
"Tapi gimana caranya?"
"Hiks.. hiks"
Sebenarnya kejadian tadi sedikit mengusik pikiran Brian karena melihat Yasmin yang menangis ketakutan hanya karena tidak sengaja terjatuh dan dia yang justru menjadi korbannya.
"Kenapa dia berlebihan sekali? apa aku membuatnya takut?" sambil menyetir mobilnya
"Baru kali ini aku bertemu perempuan yang mengganggu pikiran ku"
Selama ini belum ada perempuan yang membuatnya resah seperti sekarang. Karena pikiran yang kacau dia mengebut melaju dengan kencang.
Sementara itu Elsa merasa sangat bersalah terhadap Yasmin.
"Sayang.. hiks.. hiks" berlari memeluk kekasihnya yang datang menjemputnya
"Kamu kenapa sayang?" merasa khawatir melihat kekasihnya menangis
"Aku nggak sengaja menabrak Yasmin.Huhu, kasihan Yasmin dia tidak bersalah, dia tertimpa kue karena aku ceroboh, huwaa" menangis semakin kencang
"Tenang dulu sayang, sebenarnya ada apa?" bingung mendengar penjelasan Elsa yang tidak jelas
"Hiks.. hiks.. jadi, tadi, Yasmin.. aku.. huwaaaa" menangis semakin kencang
"Sudah ya, kita pulang dulu baru bicara" membawa Elsa ke dalam mobil dan mengantar ke rumahnya
Untungnya Elsa mendapatkan kekasih yang baik dan setia. Dia juga menerima dan sabar menghadapi sifat Elsa yang kadang seperti anak kecil.
"Hiks.. hiks" masih menangis
"Sudah ya jangan nangis terus" menyentuh pipi Elsa yang menangis dan mengusapnya
"Yasmin pasti maafin kamu sayang, dia sepertinya baik seperti yang kamu bilang" berusaha menenangkan Elsa
"Iya, Yasmin itu baik tapi karena aku.."
"Sstt.. nanti kita beli es krim bair kamu nggak sedih lagi"
"Hmm.. memangnya aku anak kecil" memasang wajah cemberut
Melihat keadaan kekasihnya yang sedih akhirnya kelvin memutuskan untuk menemaninya hingga tertidur.
Keesokan harinya.
Baik Elsa maupun Yasmin terlihat lesu dengan mata yang bengkak karena menangis semalaman.
"Yasmin, maafin aku ya" memeluk Yasmin dari samping
"Iya, sudah jangan di pikirin lagi ya" meletakkan kantong yang berisi jas Brian
Suasana yang sedang tidak terlalu bagus di tambah lagi dengan orang yang suka mengganggu.
"Dasar pembuat masalah" ucap Siska yang melewati meja mereka
"Hei, jaga mulutmu ya" Elsa tersulut emosi
"Lah, memang benar kan?" memprovokasi Elsa yang termakan ucapannya
"Sudah, jangan di respon orang seperti itu" menahan Elsa agar tidak menghampiri Siska
Ketua tim mereka sampai dan keributan itu sudah berakhir sebelum Pak Yoseph melihatnya.
"Anu, Pak Yoseph, saya minta maaf atas kejadian di acara semalam" sambil menundukkan kepalanya
"Jangan di bahas lagi,kamu bukan penyebabnya dan yang terpenting Pak Brian juga tidak mempermasalahkannya"
"Terimakasih Pak, lain kali saya pasti hati-hati"
Elsa menghampiri Pak Yoseph dan mengakui kesalahannya.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya Pak, semua salah saya, kalau saja saya tidak ceroboh pasti kejadian itu tidak terjadi"
"Sudah, tidak perlu seperti itu, saya tidak masalah yang penting kerja kalian benar"
"Terimakasih Pak"
"Kalian lanjut kerja sana"
Mereka beruntung mempunyai atasan yang baik seperti Yoseph yang tidak pernah menuntut mereka dengan beban kerja yang berat dan memperlakukan orang lain dengan ramah.
Ada satu hal yang lupa Yasmin tanyakan ke Yoseph. Rencananya dia mau mengembalikan jas Brian yang sudah di cuci bersih.
Tapi karena sudah waktunya bekerja dia harus fokus terhadap pekerjaannya.
"Sudahlah, nanti aja aku tanyanya"
Waktu berjalan dengan cepat dan sudah waktunya untuk makan siang.
"Kamu yang namanya Yasmin?" ucap Alice yang menghampiri Yasmin ke mejanya
"Iya Bu, maaf ada keperluan apa ya Bu?" menjawab dengan sopan
"Setelah makan siang kamu di panggil keruangan Pak Brian" memberitahu dengan ketus
"Baik Bu, saya pastikan ke sana"
"Terserah" meninggalkan ruangan Yasmin dengan acuh
Kebetulan Yasmin ingin menemui Brian untuk mengembalikan jasnya tapi dia juga merasa takut kenapa Brian memanggilnya.
Karena pikiran Yasmin tidak tenang, dia makan sedikit dan terus berfikir apa yang harus dia ucapkan saat bertemu Brian.
"Kenapa sedikit banget makannya" ucap Elsa di depannya
"Elsa, aku takut ketemu Pak Brian"
"Oh jadi karena itu kamu nggak nafsu makan?kamu tenang Yasmin, meskipun begitu Pak Brian baik kok"
Setidaknya dia tenang setelah mendengar ucapan Elsa dan mempersiapkan dirinya jika nanti marahi.
Yasmin kembali setelah makan siang dan mengambil jas yang akan ia kembalikan kemudian dia langsung berjalan menuju ruangan Brian.
"Permisi" mendatangi Alice yang sedang memperbaiki riasan di wajahnya
"Oh kamu, sebentar ya" sambil bercermin dan merapikan bajunya
"Sini ikut saya"
Alice mengarahkan Yasmin keruangan Brian dengan tatapan sinis.
Tok.. Tok.. Tok
"Ya, masuk" terdengar suara Brian yang mempersilahkan masuk
"Pak, saya mengantarkan Yasmin sesuai perintah Bapak" berbicara dengan sopan
"Baiklah, kamu boleh keluar" masih sibuk melihat dokumen di mejanya
Suasana di ruangan itu hening, Yasmin berdiri di depan Brian sedangkan Brian masih memeriksa beberapa dokumen.
"Ah, maaf sudah menunggu,ini dokumen yang sangat penting, silahkan duduk" berdiri menghampiri sofa yang di khususkan untuk tamu yang masuk ke ruangannya
"Tidak apa-apa Pak" sambil duduk di tempat yang sudah di sediakan
Yasmin sangat gugup dan takut sehingga dia meminta maaf kepada Brian.
"Pak saya minta maaf atas kesalahan saya" membungkuk menundukkan kepala sambil gemetar
Melihat Yasmin gemetar membuat Brian terkejut dan bergegas menghampirinya.
"Hei, kamu kenapa? angkat kepala kamu, jangan menunduk seperti itu"
Semakin takut mendengar suara Brian, tetapi Yasmin menuruti apa yang Brian perintahkan.
"Saya memanggilmu kesini bukan untuk meminta permintaan maaf, saya tidak tahu kenapa kamu sepertinya takut padaku"
"Saya minta maaf Pak, saya pikir Bapak akan memarahi saya atas apa yang sudah saya lakukan"
Sejauh ini Brian semakin yakin bahwa perempuan yang sedang di depannya seperti menyalahkan dirinya sendiri dan merasakan ketakutan di marahi saat melakukan kesalahan.
"Sangat rumit untuk mengerti apa yang perempuan ini pikirkan.
Aku tidak tahu kenapa ini sangat mengusik pikiranku.
Apa yang sudah dia alami.
Kenapa aku memikirkannya.
Semua itu tertanam di pikiran ku tentang apa yang di alami perempuan ini."
"Yasmin"
"Iya Pak,"
"Sepertinya tidak cukup untuk berbincang sekarang, apa kamu bisa meluangkan waktu sebentar sepulang kerja?"
"I.. iya saya bisa Pak"
"Baiklah, kamu boleh kembali ke tempatmu"
"Terimakasih Pak, hmm.. ini saya kembalikan jas Pak Brian, maaf saya selalu merepotkan"
Entah apa yang membuat Brian memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan tetapi di hadapan Yasmin, dia selalu merasakan perasaan yang aneh dan ingin mengetahui apa yang sudah dia alami.
Banyak perempuan yang mencoba mendekatinya dengan berpura-pura baik, bersikap ramah dan menggodanya dengan cara apapun.
Tetapi Yasmin berbeda, dia justru terkesan menghindarinya dan takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments