NovelToon NovelToon

Janda Kesayangan CEO Muda

Awal pertemuan

Yasmin merupakan seorang janda tanpa anak yang mempunyai paras cantik dengan rambut sebahu, bibir yang tipis,kulit yang putih serta badan yang tinggi dan ideal.

Sudah hampir satu tahun Yasmin bercerai dengan suaminya karena pihak ketiga.

Dia memutuskan bercerai dari mantan suaminya karena sudah tidak sanggup menerima penghianat yang terus berulang.

Meskipun dia tidak punya banyak uang untuk melanjutkan kehidupannya setelah bercerai tapi hal itu tidak membuatnya goyah.

"Yasmin, tolong fotocopy dokumen ini sebanyak 10 lembar dan kalau sudah selesai langsung kamu tata rapi di ruang meeting" ucap pak Yoseph ketua tim di perusahaan yasmin

"Baik Pak" sambil menerima dokumen yang akan di fotocopy

Kondisi di kantor Yasmin cukup tenang, meskipun kadang mendapat tekanan dari atasan tetapi dia sudah mulai beradaptasi dengan baik setelah sebulan bergabung di perusahaan tersebut.

Perusahaan itu bergerak dalam bidang produksi pakaian.

Yasmin menjadi asisten ketua tim di bagian perencanaan 1.

Saat Yasmin sedang menjalankan tugas dari atasannya tiba-tiba mesin fotocopy nya berhenti. Dia mengecek mesin itu yang masih menyala tapi tidak ada kertas yang keluar tapi didalam mesin kertasnya masih banyak.

Dia kebingungan dan bolak-balik mengecek mesin itu tapi tidak menemukan permasalahannya dimana.

Tiba-tiba dari belakang Yasmin berdiri seorang yang memakai setelan jas rapi dengan wajah yang tampan dan tubuh yang tinggi seperti tokoh utama di salah satu komik yang sering Yasmin baca.

"Astaga.." Yasmin terkejut dan hampir terjatuh karena posisinya tidak seimbang

"Kamu baik-baik saja?" ucap pria tampan itu yang menahan tubuh Yasmin yang hampir terjatuh kearahnya.

"Ah.. iya saya baik-baik saja, terimakasih atas bantuannya" jawab Yasmin dengan gugup melihat mahakarya yang sangat indah di depannya

Yasmin kembali melihat mesin fotocopy itu dan merasa malu karena hampir jatuh di pelukan orang yang tidak ia kenal.

"Aku benar-benar ceroboh, hampir saja" Yasmin bergumam karena mengira pria tersebut sudah pergi.

Pria tersebut tersenyum melihat tingkat Yasmin yang menurutnya menarik.

"Mau saya bantu?" ucap pria itu sambil tersenyum di belakang Yasmin

"Huaaaa..." Yasmin sangat terkejut sampai terduduk di lantai dan tidak menyangka pria itu masih di belakangnya.

Yasmin tidak tahu siapa pria tersebut karena baru pertama kali melihatnya hari ini.

Pria itu mengulurkan tangannya dan membantu Yasmin berdiri lalu dia membantu mengecek mesin fotocopy tersebut hingga normal kembali.

"Terimakasih Pak sudah bantu saya"

"Santai saja"

Belum sempat bertanya pria itu langsung pergi setelah membantu Yasmin.

"Kira-kira dia siapa ya?"

"Sudahlah, lebih baik aku selesaikan tugas ini dulu"

Yasmin melanjutkan mengcopy dokumen tersebut hingga terkumpul sesuai dengan jumlah yang di minta sebelumnya.

Dia menuju ke ruang meeting dan menata dokumen itu satu persatu untuk persiapan rapat yang sebentar lagi akan di mulai.

"Pak sudah saya tata rapi dokumennya di ruang meeting" ucap Yasmin kepada ketua timnya

"Begitu ya? Baiklah, sekarang kamu ikut saya ke ruang meeting"

"Tidak salah pak? saya,boleh ikut?" Yasmin merasa senang karena dia mendapatkan kesempatan mengikuti meeting itu

"Tentu saja, cepat kita kesana!"

Yasmin dan ketua timnya masuk ke ruang meeting dan di susul oleh tim yang lain.

Yasmin merasa gugup karena ini pertama kalinya dia diikutsertakan dalam meeting penting di perusahaannya.

Setelah beberapa saat masuk lah direktur utama di perusahaan itu yang akan langsung memimpin rapat di hari itu.

Yasmin menatap ke depan dan di buat lebih terkejut lagi karena orang yang membantunya ternyata CEO di perusahaannya.

"Hah..ha.ha mati aku"

"Apa setelah ini aku dipecat? mana ada bawahan yang di bantu CEO karena mesin fotocopy yang rusak?"

"Hahahahaha"

Ucap dalam hati Yasmin yang masih belum percaya apa yang dia alami itu.

Ketua tim Yasmin mengajaknya ikut dalam meeting tersebut agar dia bisa belajar dan tahu situasi dalam perusahaan tersebut sehingga jika suatu saat ketua tim tidak bisa hadir, Yasmin bisa menggantikannya jika diperlukan.

Meeting tersebut berjalan dengan lancar dan semua staf di perbolehkan kembali ke mejanya masing-masing.

Karena posisi tempat duduk Yasmin berada paling ujung, dia keluar paling terakhir.

Dia berjalan berlawanan arah agar tidak berpapasan dengan CEO tampan yang masih duduk di meja paling depan.

"Kamu, sini!" Pria itu memanggil Yasmin untuk menghampirinya

"Aduh kenapa sih" Yasmin bergumam

"Sa..saya pak?" gugup dan takut dimarahi

"Iya.. kamu"

Jantung Yasmin berdebar kencang, dia takut di marahi karena kecerobohannya. Dia berjalan menghampiri CEO itu.

"Maaf pak saya salah, saya sudah tidak sopan dan tidak mengenali bapak"

"Kamu tidak salah apa-apa, saya manggil kamu karena saya baru lihat kamu"

"Siapa nama kamu?" pria itu bertanya dengan suara yang rendah

"Saya Yasmin pak, saya baru bekerja disini 1 bulan yang lalu pak"

"Oh.. Yasmin? nama yang bagus, kamu boleh kembali ke meja kamu" pria itu tersenyum setelah mendengar nama Yasmin

"Dunia kerjaku yang tenang...kembalilah!"

"Hah.ha.hahaha"

Yasmin sudah kembali duduk dan terus bergumam.

"Kamu kenapa dari tadi kelihatan gelisah?ada masalah?" ucap Elsa rekan kerja Yasmin yang duduk di sebelahnya

"Bukan apa-apa kok" Yasmin tidak mau bercerita ke rekan yang lain karena masih jam kerja

Sudah waktunya makan siang, Yasmin pun pergi ke kantin kantornya dan bergabung dengan yang lain.

"Eh.. lihat itu" ucap Elsa yang menepuk lengan Yasmin

"Hah.. apaan sih? Yasmin sedang minum tersedak saat rekannya menunjuk ke arah CEO itu.

" Uwah.. ganteng banget ya?" Elsa terus memandang dengan penuh semangat

"Iya.. memang ganteng banget" menjawab dengan nada yang datar tanpa melihat ke arahnya

Suasana kantin heboh melihat CEO tampan itu berjalan membawa minuman yang dia pesan.

Berbagai pujian dan kekaguman mereka lontarkan sambil menatap mengikuti ke arah CEO itu berjalan.

Tentunya itu dilakukan oleh para perempuan yang langsung tertarik melihat CEO muda yang paling tampan di perusahaan tersebut.

Berbeda dengan Yasmin yang hanya sekedar mengakui ketampanannya saja tapi tidak berlebihan dan berusaha bersikap biasa saja.

"Kenapa dia ke kantin sendiri ya? kan biasanya seorang direktur tinggal minta di bawakan keruangan nya" ucap Yasmin yang penasaran

"Kamu belum tahu ya Yasmin, dia itu perfeksionis jadi meski hal kecil pun diperhatikan, contohnya seperti sekarang dia turun sendiri ke kantin untuk melihat apa semua sudah sesuai yang dia inginkan" Elsa menjelaskan semuanya

"Oh.. begitu ya"

"Mampus,PERFEKSIONIS? apa yang sudah kamu lakukan Yasmin, bodoh" ucap dalam hatinya

Setelah yang terjadi sebelumnya Yasmin menyadari bahwa dia sudah membuat CEO yang perfeksionis itu pasti tidak senang melihat tindakan Yasmin yang tidak sesuai.

"Omong-omong,nama CEO kita siapa ya?" Yasmin bertanya lagi karena belum mengetahui namanya

Semua itu wajar karena dia baru melihatnya hari ini.

"Hahaha.. kamu juga tertarik kan?" Elsa antusias menggoda Yasmin

"Hmm.. Aku serius, Elsa"

"Iya deh iya, namanya Brian Ravindra, umur nya 29tahun,masih lajang,ganteng,badannya bagus, idolanya para wanita" Elsa berbicara tanpa henti seperti sedang mempromosikan produk.

"Sekalian aja kasih tau alamatnya" celetuk Yasmin

"Apa? kamu mau juga alamatnya? tapi sayang aku gak sampai tahu kehidupan pribadinya" merespon dengan serius

Elsa menatap Yasmin dengan tatapan sedih.

"Sudah.. sudah..cukup bercandanya"

"Haha.. Yasmin kecewa gak punya alamat pak Brian,ya? "

Elsa terus saja meledek Yasmin, mereka berjalan beriringan dan kembali ke ruangan mereka untuk mulai bekerja kembali setelah cukup beristirahat.

Sikap Yasmin yang terlihat tidak tertarik meskipun melihat pria tampan itu di karenakan luka yang tersimpan dalam hatinya dan sulit mempercayai orang lain dan takut di sakiti lagi.

Itulah yang membuat Yasmin seperti membangun tembok yang tinggi, agar tidak goyah oleh pria manapun.

Bersambung..

Kedamaian yang hilang

Keesokan harinya Yasmin bangun kesiangan,dia langsung buru-buru bersiap seadanya.

"Ah..aduh" tersandung kursi karena berlarian kesana kemari

"Sakit" mengelus kaki yang memar

"Hah? jam berapa ini?" melihat jam tangan yang ia kenakan

Dia sudah rapi lalu mengambil tasnya dan lari keluar rumah.

"Tunggu.." dengan nafas terengah-engah mengejar bus yang lewat

Tetapi di saat langkahnya hampir sampai di halte justru bus nya sudah pergi.

Padahal Yasmin sudah berusaha lari lebih kencang tetapi dia harus menunggu bus selanjutnya.

"Ayo dong cepat" Yasmin gelisah dan takut terlambat karena waktu terus berjalan

Akhirnya bus yang di tunggu datang lebih cepat dan dia pun menaikinya.

Dia terus melihat jam tangannya berharap cepat sampai.

"Cepat..."

"Hmm"

Setelah perjalanan yang terasa panjang itu, akhirnya bus berhenti di halte dekat kantor Yasmin.

Turun dari bus langsung berlari lagi karena waktu tersisa 10 menit untuk absen kerja.

Dia terus berlari sampai tepat di depan lift.

"Tunggu" meminta untuk di tahan liftnya agar bisa ikut naik

Dia tidak peduli siapa saja yang ada di lift yang terpenting dia tidak terlambat.

"Terimakasih" Yasmin menunduk dan berterimakasih kepada orang yang menahan lift untuknya

Tapi hari itu benar-benar tidak terduga. Saat Yasmin kembali mengangkat kepalanya setelah menunduk,dia melihat orang yang membantu ternyata Brian.

Dia sangat terkejut dibalik nafasnya yang tidak beraturan, penampilannya juga sedikit kacau malah bertemu dengan orang yang penting di perusahaan itu.

"Aduh..gimana ini? aku benar-benar dalam masalah"

"Sudah hampir telat, penampilan gak jelas. Argh.. kacau"

Yasmin menggelengkan kepalanya sambil memejamkan mata sebentar sambil memikirkan banyak hal di kepalanya karena takut imagenya jelek di hadapan Brian.

Mode realitasnya kembali.

"Selamat pagi Pak" tersenyum ramah dan menyapa Brian.

"Pagi juga, tapi sepertinya sekarang sudah bukan pagi lagi" menjawab dengan serius

Kata-kata itu terdengar seperti sindiran bagi Yasmin.

Yasmin hanya tersenyum mendengar ucapan atasannya itu.

Di dalam lift sangat sesak bagi Yasmin padahal hanya ada mereka berdua tapi suasananya sangat tegang.

Akhirnya liftnya berhenti di lantai yang mereka tuju dan Yasmin pun merasa lega.

Padahal Yasmin buru-buru tapi karena ada atasannya dia tidak berani berlarian dan berjalan di belakangnya menunggu Brian masuk terlebih dahulu.

"Fyuh.." Yasmin duduk dan menghela nafas

"Hari yang berat, kenapa berpapasan lagi dengannya?"

Yasmin merasakan sakit dan perih di area yang tersandung kursi saat di rumahnya dan itu semakin sakit karena dia berlarian tanpa henti.

Setelah duduk dan membuka sepatu,dia baru menyadari ternyata kakinya tergores dan berdarah.

Dia langsung pergi membersihkan dan mengobati lukanya.

"Apa ini?" mengusap air mata di pipinya

Disaat seperti itu air mata Yasmin menetes tanpa disadari. Dia merasa hidupnya sangat berat, disaat sudah mengandalkan seseorang justru dia malah di buang.

Dia berjuang sendiri untuk menopang kehidupannya.

Kesepian, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Yasmin sekarang.

"Aku gak boleh lemah, aku pasti bisa" meyakinkan dirinya sendiri

Yasmin kembali ke mejanya mengerjakan pekerjaan yang menumpuk.

Yasmin sudah mulai terbiasa bekerja di perusahaan itu, apalagi atasan dan rekan kerjanya juga baik.

Meskipun ada hari dimana dia harus lembur seperti hari ini karena harus di selesaikan secepatnya.

"Yasmin, kamu gak pulang?" ucap Elsa yang sudah siap untuk pulang

"Ah, aku lembur hari ini,masih belum kelar"

"Yasudah, aku duluan ya"

Elsa dan beberapa rekan yang lain sudah pulang dan di sana hanya tersisa Yasmin dan 2 orang di tim lain.

Yasmin mengerjakan pekerjaan itu sampai lembur karena ketua timnya berpesan harus di kirim malam ini juga.

Sesekali dia meregangkan badannya yang mulai pegal karena duduk seharian.

Tim lain yang lembur sudah pulang dan di sana Yasmin sendirian.

Dia berusaha lebih cepat agar bisa pulang juga.

"Ini kantor jadi horor banget, aku pengen cepat pulang"

Suasana yang sepi membuat Yasmin merinding apalagi suara ketikan keyboard nya terdengar lebih keras.

Dia mempercepat mengetik dan tinggal sedikit lagi selesai.

Tiba-tiba lampu mati dan terdengar suara langkah kaki yang semakin terdengar lebih dekat.

Yasmin semakin takut dan buru-buru mengerjakannya.

"Hmm" terdengar suara seseorang

"Huaaa, siapa itu?" Yasmin teriak dan menengok ke samping

"Haha..maaf kamu kaget ya?" tertawa melihat Yasmin yang ketakutan

"Hah.. astaga, jantung saya hampir lepas Pak"

Yasmin di buat sangat terkejut dengan kedatangan Brian.

"Kamu kenapa belum pulang?" ucap Brian yang berjalan mendekat ke arah Yasmin

"Ah, ini sudah mau pulang Pak" membereskan berkas dan merapikan mejanya

Yasmin tidak berniat menanyakan kembali karena tidak ingin semakin lama pembicaraan mereka.

Brian menatap Yasmin yang terlihat gugup dan itu membuatnya tersenyum.

Karena Yasmin sudah selesai, Brian berjalan keluar lebih dulu kemudian Yasmin berjalan di belakangnya.

"Kebetulan macam apa ini?"

"Kenapa hari ini berpapasan lagi?"

"Kenapa? Kenapaaaa?" beberapa kata yang di ucapkan dalam hati Yasmin

Yasmin berjalan sambil berfikir kenapa dia selalu saja berpapasan dengan Brian, sampai dia tidak sadar dan menabrak Brian yang sedang berjalan di depannya dan mengenai punggung Brian yang lebar.

Dheg..

Seketika langkah Brian terhenti dan menengok kebelakang.

"Ah, maaf Pak saya tidak sengaja" Yasmin takut dan malu karena kelakuannya

"Lain kali hati-hati, kalau kamu jatuh gimana?" ucap Brian yang berekspresi biasa saja dan mengakhiri ucapannya dengan tersenyum

Yasmin merasa aneh karena merasa di balik senyuman itu mengandung maksud tertentu. Apalagi seperti yang Yasmin dengar kalau Brian itu perfeksionis.

"Yasmin bodoh, kenapa lagi kamu cari masalah terus?" ucap dalam hati Yasmin

Mereka pulang masing-masing setelah berpapasan sebelumnya.

Setelah sampai di rumah Yasmin langsung merebahkan badannya di kasur yang empuk itu dan merentang kedua tangannya.

"Hari yang melelahkan"

Yasmin sangat lelah hari itu tapi handphone tiba-tiba berdering.

"Huh, siapa sih?" menatap ponselnya

Ternyata itu mantan suaminya yang menggunakan nomor lain untuk mencoba menghubungi Yasmin setelah nomor yang biasa dia gunakan di blokir Yasmin.

"Mau apa lagi sih?" mengerutkan kening dan merasa pusing jika berurusan dengan mantan suaminya

Yasmin meletakkan ponselnya lagi dan mengabaikannya begitu saja.

Sudah banyak sekali nomor baru yang mencoba menghubungi Yasmin dan pasti meninggalkan pesan bahwa dia adalah mantan suaminya yang masih mengganggu Yasmin dan ingin kembali kepadanya.

Padahal hari itu Yasmin sangat lelah tapi kenapa harus di hadapkan lagi dengan orang yang sudah membuat hidupnya hancur dan tidak merasa bersalah sama sekali apalagi mencoba masuk lagi dalam kehidupannya.

Setelah bercerai Yasmin tidak mendapatkan apapun dari suaminya.

Sehingga dia hanya sanggup menyewa tempat yang tidak terlalu besar untuk dia tinggali sendirian.

Mantan suaminya justru meminta uang yang pernah dia berikan saat masih dalam ikatan pernikahan dengan dalih bahwa uang itu hanya di pinjamkan ke Yasmin.

Kehidupan Yasmin benar-benar hancur dan kacau. Semuanya karena mantan suaminya yang tidak bertanggung jawab.

Tekanan hidup

Hari libur ini Yasmin berencana ke rumah orang tuanya yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya yang sekarang.

Dia pergi membeli buah untuk di berikan ke orang tuanya itu.

"Halo ibu, aku lagi di supermarket sekarang, apa ada yang mau di beli?"

"Tidak usah nak" jawab ibu Yasmin

"Oh begitu, baiklah..ibu aku sebentar lagi kesana"

"Iya, Hati-hati di jalan"

Yasmin menutup telfonnya dan kembali melihat sekeliling untuk membeli berbagai hal yang ia perlukan.

Setelah cukup lama akhirnya Yasmin selesai berbelanja dan langsung pergi menuju rumah orang tuanya.

Sekitar 1 jam kemudian Yasmin sampai.

"Tok.. Tok.. Tok.." Yasmin mengetuk pintu

"Kreeek.." pintu rumah itu pun terbuka

"Ibu" Yasmin memeluk ibunya karena rindu

"Ayo, masuk dulu" ibunya dengan ramah menyambut kedatangan Yasmin

"Ini buat ibu, Ayah mana bu?" menyerahkan bawaannya

"A,ayah kamu la..lagi di kamar" menjawab dengan terbata-bata

Yasmin merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dari sikap ibunya setelah dia menanyakan keberadaan ayahnya.

Memang setelah Yasmin bercerai, orang yang sangat marah dan menyalahkan Yasmin itu ayahnya.

"Bu, aku ke kamarku dulu ya" Yasmin masuk ke kamarnya yang masih di tata rapi seperti saat dia masih tinggal di rumah itu.

Karena lelah setelah perjalanan yang cukup panjang, Yasmin rebahan di kamar lamanya itu.

"Andai, waktu bisa di putar kembali"

"Hemm"

Menutup matanya dengan lengan yang berada di keningnya. Yasmin tertidur pulas berada di ranjang yang sudah menemani masa kecilnya hingga dewasa.

"Tok.. Tok.. Tok" ibunya mengetuk pintu kamar

"Yasmin"

"Ayo makan dulu nak"

Mendengar suara ibunya Yasmin terbangun dan menghampiri ibunya

"Emm.. iya bu"

Yasmin berjalan menuju meja makan dan ternyata ayahnya sudah duduk di sana.

"Ayah, apa kabar?" menanyakan dengan ceria

"Baik" menjawab seadanya

"Ini makanan kesukaan kamu, ibu sengaja masakin buat kamu" mendekatkan piring yang berisi makanan itu

"Makasih bu" mencicipi makanan buatan ibunya

Suasana makan berjalan tenang dan sesekali Yasmin memandang ayahnya yang hanya diam saja menikmati makanan yang di sediakan oleh ibunya.

Setelah selesai makan, Yasmin membantu ibunya membereskan meja makan dan mencuci piring.

"Craang.."

Tiba-tiba tangannya licin dan tidak sengaja memecahkan piring.

Ayahnya yang sedang duduk langsung terbangun dan memarahi Yasmin.

"Gimana sih? cuci piring aja nggak bisa"

"Kamu mau buat rumah ini hancur? apa nggak cukup bikin orang tua malu? Hah?"

"Sudah ayah, jangan marah! kasian Yasmin" ibunya mencoba menenangkan ayah Yasmin

"Kamu?belain terus, ini jadinya karena kamu manjain anak ini"

"Kalau kamu dengerin kata ayahmu ini, pasti hidup mu lebih baik. Ini semua karena kamu salah memilih menikah dengan si brengs*k itu"

"Hah!"

Yasmin hanya bisa diam mendengar ucapan ayahnya dan pergi dari rumah orang tuanya.

Dia berlari menuju halte bus dan duduk di sana sambil menangis.

Yasmin tidak bisa membenci ayahnya karena memang dia yang salah telah memilih orang yang salah.

Sebelum Yasmin menikah dengan mantan suaminya itu ayahnya sangat menentang hubungan mereka.

Yasmin juga sempat akan di jodohkan dengan anak temannya yang sudah lama bersahabat dengan ayah Yasmin.

"Hiks.. hiks.."

"Semua ini memang salahku" menutupi wajahnya yang menangis

Dia menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi dalam hidupnya.

Pernikahan dan perpisahan, semua itu tidak akan terjadi jika Yasmin tidak memilih orang yang salah.

Saat Yasmin mengenal mantan suaminya itu orang yang baik sehingga dia mau menikah dengannya meski orang tua menentang tapi Yasmin tetap menikah dengan pilihannya.

Sifat aslinya baru Yasmin ketahui setelah 2 tahun pernikahannya dan itu membuat Yasmin sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya dan bercerai setelah bertahan cukup lama.

Setelah cukup tenang, beberapa bus sudah lewat akhirnya Yasmin menaiki bus yang berhenti.

Dia melamun dan memandang jalanan yang di penuhi dengan gedung tinggi dan banyak orang lalu lalang.

Di sisi lain, Brian mengisi waktu liburnya dengan berolahraga untuk menjaga stamina nya tetap terjaga.

"Libur kok di rumah bukannya pergi kencan? Haha" ucap seorang perempuan cantik dengan tubuh yang mungil itu

"Gak penting, mending kamu urus hidupmu sendiri,sana!" merasa terganggu

"Padahal tinggal pilih aja kan, ini contohnya Catherine, Sarah, terus.."

Melihat pesan yang menumpuk di ponsel Brian yang tidak di baca sama sekali"

"Cukup, main sana jangan ganggu orang terus" merebut ponselnya dengan cepat.

"Dasar pemarah,jomblo akut.haha" meledek lagi dan pergi

Perempuan itu adalah Bella,adik Brian yang sering menjahili kakaknya.

Meskipun sering mengganggu tapi Brian tetap menyayangi adiknya dan memberikan apapun yang dia inginkan karena sekarang hanya dia yang Brian miliki selepas orang tua mereka tidak ada di dunia ini lagi.

Banyak perempuan yang mencoba mendekati Brian dengan berbagai cara sampai yang paling parah, melemparkan tubuhnya ke Brian tapi dia sama sekali tidak tertarik.

Karena yang menjadi prioritasnya sekarang adalah bagaimana caranya mengembangkan perusahaan menjadi lebih maju lagi.

Setelah dirasa sudah cukup olahraga, Brian menatap ke arah jendela rumahnya yang besar sambil meminum air untuk melepas dahaga.

Pandangannya terhenti melihat seekor kucing kecil berwarna putih yang terlihat menggemaskan, dia memperhatikan pergerakan kucing itu dan teringat seseorang yang bertingkah mirip dengan kucing itu.

"Haha.." Brian tertawa melihat kucing itu yang menabrak tiang di depannya

"Dia terlihat seperti seseorang" tersenyum dan mengingat kejadian kemarin saat Yasmin tidak sengaja menabrak punggungnya

Setelah melewati libur dengan kegiatan yang berbeda.

Mereka kembali menjalani aktivitas kerja di posisi mereka masing-masing.

"Yasmin" Elsa menyapa Yasmin yang berjalan didepannya dan menggandeng lengannya

"Kemarin libur kamu kemana?" tersenyum ceria

"Oh, aku ke rumah orang tuaku" sedikit tersenyum meski dalam hatinya dia merasa sedih

"Kalau Elsa kemana?"

"Aku pergi kencan"

"Pantas wajahnya ceria dan terlihat lebih cantik"

"Haha" tertawa senang mendapat pujian dari Yasmin

Di saat Elsa tertawa, Brian berjalan melewati mereka.

"Selamat pagi, Pak" mereka menyapa Brian dengan sopan

"Pagi" melanjutkan berjalan mendahului mereka

Mereka masuk di lift yang sama, posisi mereka di belakang Brian yang kebetulan sedang berbincang dengan sekretarisnya.

"Mereka terlihat serasi ya?" Elsa berbisik ke telinga Yasmin

"Oh iya" menatap mereka yang memang terlihat serasi seperti mahakarya yang indah

Sekretaris Brian bernama Alice, dia sangat cantik, tubuhnya langsing, rambut pirang panjang dan penampilan yang rapi.

Banyak orang yang mengagumi kecantikan Alice dan banyak juga perempuan yang iri melihatnya.

Yasmin pun mengakui kecantikan Alice tapi tidak sampai iri karena bagi Yasmin yang terpenting baginya adalah dunia kerja yang tenang.

Menurut Yasmin, Alice memang pantas menjadi sekretaris Brian meskipun belum mengenal lebih jauh karena dia baru di perusahaan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!