Aku Bisa Sendiri
Angelia Edward Snowden, remaja kelahiran 2006 yang saat ini tengah duduk di bangku SMA kelas 3 jurusan IPA. Dia terkenal sebagai wanita yang sangat anti pada laki-laki.
Untuk itulah, banyak juga orang yang percaya bahwa dia adalah wanita yang tidak normal. Namun dia tidak pernah perduli dengan omongan orang di sekitarnya. Karena memang menurutnya laki-laki hanya makhluk paling menyebalkan dan dia sangat membenci sosok laki-laki kecuali ayah dan adiknya.
"Angel, Aku dengar besok sekolah kita akan mengadakan pergelaran seni di aula. Mau ikut nggak?" Tanya Sofi. Sahabat satu-satunya Angel sejak SD.
"Nggak deh Cop. Males Aku tuh. Lebih baik aku belajar" ucap Angel. Cop adalah panggilan Angel pada Sofi.
"Astaga ngel. Belajar-belajar Mulu. Nikmati dulu lah masa-masa kita kelas 3 ini. Kapan lagi kan. Baru juga naik kelas 3, baru ajaran baru juga ngel. Jangan aneh-aneh. Pokoknya harus ikut aku ke pergelaran seni besok. Lagipula besok itu ada banyak dedek emes anak kelas 1. Sekalian cuci mata kita" ucap Sofi. Ngel adalah panggilan Sofi untuk Angel.
"Ogah banget. Yang seumuran aja aku nggak minat. Apalagi yang bocah Cop" ucap Angel dengan wajah datarnya seperti biasa saat membicarakan laki-laki. Dia bener-bener sangat anti pada laki-laki.
"Terserah deh. Yang penting besok kamu harus nemenin aku. Kalau nggak. Udah nggak mau lagi aku temenin kamu ke toko buku atau apapun itu" ucap Sofi, karena memang Angel sangat tidak bisa sendiri saat keluar rumah. Mungkin karena traumanya yang masih membekas hingga saat ini.
"Astaga. Ngancam ya mbok. Ya udah ya. Besok aku temenin. Tapi ingat, nggak boleh aneh-aneh" ucap Angel kemudian sambil menjulurkan jari kelingkingnya.
"Iya-iya. Mau aneh gimana coba? Kan mau cuci mata doang. Siapa tahu ada yang nyantol" ucap Sofi sambil sumringah bahagia kemudian menautkan jari kelingkingnya di tangan Angel. Namun senyum di wajahnya mengisyaratkan bahwa dia sedang memikirkan sebuah rencana.
"Dasar emang. Kakak kelas tidak kau dapat, adek kelaspun jadi" ucap Angel sambil menggeleng melihat tingkah sahabatnya yang memang sangat berbeda jauh dengannya.
Angel tidak pernah berniat untuk menyukai laki-laki manapun. Bahkan dia tidak pernah membayangkan untuk menikah nantinya. Menurutnya laki-laki semua sama dan jahat.
"Kecuali dady dan Erick" batin Angel kemudian mengingat papa dan adik kesayangannya itu.
Dia memang tidak terlalu dekat dengan adik dan Dady nya. Namun dia sangat menyayangi kedua laki-laki di keluarganya itu.
Disisi lain, Steffan, salah satu murid baru kelas 1, sedang membawa tumpukan buku ke ruang guru. Yups, dia dipilih menjadi ketua kelas, jadi dia harus melakukan salah satu tugasnya sebagai ketua kelas tersebut.
Sebenarnya, Dia tidak berniat menjadi ketua kelas, namun teman-temannya malah memilihnya. Alhasil sekarang dia malah harus mengantar buku tugas teman sekelasnya ke ruang guru dengan wajah kesal karena tugas ini membuatnya tidak bisa ke kantin dengan cepat.
"Hey, lo kenapa? Muka lu jelek amat" ucap Zaky, sahabat karibnya sejak SD.
"Gue kesel banget, masak dipilih jadi ketua kelas. Padahal gue udah nolak. Tetep aja disuruh" ucap Steffan.
"Haha. Ya udah sih. Terima aja nasib lo. Kalau lo mau, pindah ke kelas gue aja. Mumpung ketua kelasnya udah ada dan gue bisa nyontek lagi kalau ulangan" ucap Zaky.
"Kelakuan ya lo. Inget udah SMA. Belajar yang bener" ucap Steffan sambil menjitak kepala Isya.
"Aduhh, senang amat lu ya jitak kepala gue. Gimana gue mau pinter kalau kayak gini" ucap Zaky dengan wajah cemberut.
"Emang dasarnya aja lu oon" ucap Steffan sambil tertawa kemudian kabur meninggalkan Isya.
"Ehhh, awas ya lu" teriak Zaky, namun Steffan sudah tidak terlihat karena dia masuk ke ruang guru.
***
"Btw Angel, ke kantin yuk. Gue laper banget nih" ucap Sofi.
"Boleh. Aku laper juga. Ayok" ucap Angel, kemudian mengemas buku-buku pelajarannya dan memasukkannya ke kolom mejanya.
Mereka berdua pun pergi ke Kantin, melewati lorong anak IPS yang terkenal selalu rame itu.
"Aduh feelingku nggak enak ni Cop" ucap Angel pada Sofi.
"Kok bulu kudukku merinding ya ngel. Yuk cepet Yuk" tambah Sofi sambil melihat ke arah rambut tangannya.
Mereka pun berjalan lebih cepat melewati gerombolan anak-anak IPS yang tengah duduk di depan kelasnya.
"Heyyyyyy" teriak seseorang yang terdengar sangat familiar di telinga mereka.
"Aduh, tuh kan bener" ucap Sofi kemudian.
"Lari Cop" ucap Angel kemudian menarik tangan Sofi.
Dengan cepat kilat, Angel dan Sofi langsung berlari menuju kantin. Mereka mengabaikan beberapa pasang mata yang melihat mereka saat ini.
"Ayang Sofi tunggguuuuuuu. Astaga kenapa mereka berlari" ucap Rony. Dia pun pergi mengejar Angel dan pujaan hatinya.
Siswa-siswi lain yang ada disana, hanya bisa menggeleng melihat tingkah mereka.
Mereka sudah biasa seperti itu. Dan bukan rahasia umum lagi jika Rony menyukai Sofi sejak lama. Namun tentu saja, Sofi tidak menyukainya, makanya sekarang dia berlari untuk menjauhi Rony.
"Angel aku capek angelllll" ucap Sofi dengan suara terengah-engah. Mereka saat ini di depan ruang guru, yang jaraknya cukup jauh dari kelas mereka. Mungkin karena terlalu bersemangat menghindari Rony, mereka tidak sadar jika sudah berlari sejauh ini.
Angelpun melihat ke sekelilingnya. Dia melihat ada gundukan semak-semak tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Dengan langkah cepat dia menarik Sofi masuk ke dalamnya.
"Kita sembunyi disini dulu" ucap Angel.
Sofi pun langsung mengangguk sambil berusaha mengatur nafasnya. Berbeda dengan Angel yang terlihat sudah biasa berlari sejauh itu. Yups, dia memang atlet bela diri yang sudah berhasil meraih banyak mendali untuk sekolahnya. Itu juga yang menjadi alasan kenapa banyak laki-laki segan untuk mendekatinya, walaupun memang Angel juga sangat anti dengan laki-laki.
"Lah kemana mereka?" Ucap Rony sambil melihat ke sekitar dimana dia tidak menemukan siapapun disana. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil berusaha mencari pujaan hatinya.
"Huuuuhhhh. Ayang Sofiiii" ucap Rony dengan wajah sedih, kemudian kembali ke kelasnya. Sebenarnya dia sangat tahu jika Sofi tidak menyukainya. Namun dia terkenal dengan tekadnya yang kuat saat menginginkan sesuatu. Alhasil, saat beberapa kali di tolak Sofi pun, dia tidak pernah menyerah untuk mengejar Sofi.
Setelah melihat Rony pergi menjauh, keduanya langsung keluar dari tempat persembunyian.
"Hmmmmm. Aku sangat lelah ngel. Kapan sih kita lulus biar kita nggak gini terus" ucap Sofi dengan wajah frustasi.
"1 tahun lagi Cop" ucap Angel sambil membersihkan rok sekolahnya.
"Huhhh. masihhh lama" ucap Sofi sedih.
"Kalau mau cepet. Kamu terima saja dia. Jadi tidak akan lari-lari lagi seperti ini" ucap Angel.
"Kurang ajar. Ogah. Dia memang pinter, tapi nggak good looking" ucap Sofi.
"Hmm. Menurutku dia lumayan Cop. Wajahnya mirip artis Indonesia. Manis juga" ucap Angel.
"Hah" ucap Sofi sambil meletakkan tangannya di Dahi Angel.
"Nggak sakit kok. Kamu kenapa Ngel. Tumben amat muji cowok. Mana sih Rony lagi. Kayaknya otakmu lagi geser dah" ucap Sofi
"Serah kamu dh Cop. Yok ke kantin. Aku laper banget" ucap Angel kemudian menarik tangan Sofi.
Steffan yang baru keluar dari ruang guru, langsung terdiam saat melihat dua wanita sedang bergandengan menjauhi ruang guru. .
"Cantik. Dan wajahnya tidak asing" ucapnya pelan.
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments