Pergi ke Pergelaran Seni

"Orang-orang membunuhku secara perlahan. Rasanya aku tidak sanggup lagi hidup di dunia ini. Tapi aku harus bertahan demi membahagiakan orang disekitarku, terutama papa dan mama. Tapi kapan aku memikirkan kebahagiaanku? Aku lelah dengan semua ini. Rasanya aku ingin menghilang jauh, ke tempat dimana tidak ada seorang pun yang aku kenali disana. Tapi dimana? Aku terlalu takut untuk keluar dari tempat yang sangat menyesakkan ini. Aku tahu mereka sangat menyayangiku. Tapi mereka tidak pernah tahu apa yang aku rasakan. Aku ingin bercerita. Tapi aku terbiasa memendamnya sendiri. Sampai aku bahkan kaku dan takut ketika aku harus mengungkapkan semuanya. Dan sekarang, aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri. Aku ingin berharap ada laki-laki yang akan menerimaku dan menemaniku untuk menghadapi semua ini. Namun aku sangat takut, sangat takut untuk mengenal laki-laki" ucap Angel dengan mata yang sudah berlinang air mata.

Seperti biasa dia akan melampiaskan rasa sakitnya dengan berdialog di kamarnya sendiri.

Trauma itu terus muncul setelah mendengar atau berinteraksi dengan laki-laki itu. Laki-laki yang hampir merebut keperawanannya. Ini memang bukan sekali. Tapi dia sangat membencinya karena dia pernah begitu percaya bahwa dia tulus pada kakaknya. Namun ternyata tidak sama sekali.

"Aku tidak pernah meminta untuk lahir didunia ini. Tapi kenapa takdir ku seperti ini. Kenapa aku harus bertemu dengan laki-laki iblis itu. Aku sangat membencinya. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang bisa membantuku. Aku ingin menghilang. Tapi aku takut kematian itu akan menyakitkan. Aku harus bagaimana. Aku benci semua jenis laki-laki di dunia ini" ucap Angel lagi.

Air matanya terus mengalir beriringan dengan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Haaaahhhhhhhhhhhh" teriaknya kemudian mencoba menghilangkan sesak di dadanya.

***

Keesokan harinya, Angel pergi ke sekolah seperti biasa. Dan seperti biasa juga dia akan menunggu sahabatnya di depan gerbang parkiran.

Gerbang yang terbilang luas karena memang tempat berlalu lalangnya mobil-mobil siswa elit disana. Bukannya tidak kaya, Angel juga terbilang cukup kaya dan mampu membeli mobil sendiri. Namun dia lebih memilih untuk tidak melakukannya. Dia lebih suka di antar jemput. Karena menurutnya akan sangat melelahkan jika harus terjebak macet di jalan sendiri. Setidaknya dia punya Mang Asep yang sudah bekerja sejak dia kecil. Laki-laki lainnya yang dia percaya selain adik dan papanya.

"Heyyy" ucap Sofi yang baru datang dengan mobilnya. Dia melambaikan tangan dengan senyum merekah.

Tentu saja Angel membalas hal sama. Dan seperti biasa, para siswa disana akan bertajuk kagum pada kecantikan alami Angel ketika tersenyum. Namun karena citranya yang tidak menyukai laki-laki, membuat banyak laki-laki akan langsung minder jika hanya untuk membayangkan bersama Angel. Mereka lebih memilih untuk mendekati Alea. siswi famous yang terkenal punya body goals bak gitar spanyol walaupun wajahnya tidak secantik Angel.

"Hey" ucap Sofi pada Angel setelah berhasil memarkirkan mobilnya dan berlari mendekati sahabatnya.

"Selamat pagi" ucap Angel sambil menyindir Sofi yang sudah mengagetkannya.

"Hehe, pagi Angel, Malaikat cantik" ucap Sofi sambil menperlihatkan gigi putihnya.

"Dasar emang" ucap Angel, kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas. Sofi pun mengikuti Angel di sampingnya sambil bergelayut di lengan Angel.

"Ehhh, btw gimana kemarin? Seru nggak shopping nya? Jadi beli apa?" Tanya Sofi.

"Nggak beli apa-apa. Kemarin Arini nangis. Jadi Kak Karin nggak bisa lama. Aku mau diam di mall. Ehh, tapi ada cowok nyebelin. Jadi aku langsung ikut kak Karin pulang" ucap Angel.

"Owhh" ucap Sofi kemudian.

"Kok owh saja sih. Kamu nggak nanyak siapa laki-laki itu?" Tanya Angel sambil melihat sahabatnya bingung. Karena biasanya Sofi akan menghujani nya dengan banyak pertanyaan ketika menceritakan sesuatu.

"Bukannya kamu menganggap semua laki-laki nyebelin. Bahkan sama orang yang tidak kau kenal saja langsung kesal sendiri nggak jelas. Sama patung cowok pun. Kamu kesel Ngel. Nanyak bikin kesel aja. Palingan kamu kesel sama patung Suneo di mall kemarin" ucap Sofi kemudian sambil menahan senyumnya.

"Ishhh, nggak gitu. Ya udah deh, aku nggak cerita" ucap Angel.

"Haha, Ya udah siapa? Cepet banget ngambeknya, lagi PMS ya?" Ucap Sofi kemudian.

"Ishhh. Udah nggak minat aku cerita cop. Dah lah, lupain aja" ucap Angel.

"Heh. Cepet banget ngambeknya. Ayo kasi tahu buruan Angelku sayang. Siapa lagi cowok yang buat Angel paling cantik di sekolah ini kesel?" ucap Sofi.

"Ada anak baru. Nggak jelas...." Angel pun mulai menceritakan semuanya. Mulai dari saat dia secara tidak sengaja menabrak Steffan, hingga Steffan yang berlari mengejarnya kemarin dan meminta Instagram nya sebagai bentuk ganti rugi.

"Terus kamu kasi?" Tanya Sofi penasaran.

Angel pun langsung mengangguk pelan.

"Wahhhhh, kemajuan nih. Jadi dia bakal jadi follower laki-laki pertamamu?" Ucap Sofi sambil bertepuk tangan yang membuat banyak orang yang langsung melihat ke arah mereka.

"Apa lihat-lihat?" ucap nya pada orang-orang yang melihatnya. Siswa siswi tersebutpun memilih untuk mengalihkan pandangannya karena memang Sofi cukup terkenal di sekolah sebagai keponakan pemilik sekolah.

"Ishhh, aku kesel tahu Cop. Kalau bukan karena kak Karin yang minta aku buat kasi dia. Aku nggak bakal mau. Kamu tahu kan aku nggak kasi tahu siapapun IG ku kecuali orang terdekat" lanjut Angel.

"Iyeee. Kamu aja pakai mode private. Dah kek artis aja" ucap Sofi mengejek sahabatnya itu.

"Aku mau block dia Cop. Tapi dia bilang bakal nagih hutang aku kalau sampai di block dan sejenisnya" ucap Angel.

"Hahaha. Ya udah sih Ngel. Perkara Instagram saja" ucap Sofi.

"Hmmm. Apa aku ganti akun aja ya?" Ucap Angel.

"Nggak usah lah. Isi Instagram itu dah banyak. Jangan sampai kenangannya ilang nanti cuma gara-gara satu cowok. Lagi pula mungkin dia iseng saja. Btw aku kepo, siapa sih dia?" Tanya Sofi dengan wajah berbinar penasaran.

"Entah. Aku nggak tahu dan nggak mau tahu. Ya udah yuk" ucap Angel hendak berjalan ke kelasnya.

"Eh mau kemana?" Tanya Sofi kemudian.

"Ya ke kelas lah" ucap Angel.

"Kita liat pergelaran seni kelas 1 Ngel. Hari ini nggak ada kelas. Kepala sekolah udah bilang buat nggak ada kelas hari ini. Makanya liat group, ehh" ucap Sofi kesal.

"Lah, masak? Tahu gitu aku nggak sekolah" ucap Angel dengan wajah sedih.

"Apaan. Inget kemarin udah janji buat temenin aku kesana. Yuk. Kapan lagi kita cuci mata Ngel" ucap Sofi menarik tangan sahabatnya.

"Hmmm, Aku nemenin doang ya. Dan bentar aja" ucap Angel kemudian. Sofi pun hanya membalas dengan anggukan. Walaupun dalam hatinya dia sudah punya rencana untuk berlama-lama disana.

-Bersambung-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!