Sial

"Menjadi aku tidak semudah itu,

Mempunyai keluarga yang lengkap, tapi selalu merasa sendiri,

Bukannya tidak ingin berbagi, Tetapi karena jika berbagi malah akan membuat masalah dan membuat mereka sedih, buat apa. Aku bisa sendiri. Bisa memendam sendiri dan menyelesaikannya sendiri." batin Angel.

Dia langsung dengan cepat menghapus air matanya yang membasahi pipinya.

"Angel, Udah nggak?" Tanya Karin karena tidak menemukan adiknya kembali ke bangku depan.

"Udah kak. Aku sekalian balas chat Sofi tadi. Sorry sorry" ucap Angel dengan senyuman di wajahnya.

Karin pun mengangguk kemudian kembali fokus melihat ke depan.

"Oya Angel. Boleh nggak kakak minta tolong?" Tanya Karin.

"Minta tolong apa kak?" Tanya Angel.

"Boleh nggak, minta tolong bilang sama mami papi, Kakak butuh uang buat modal bisnis kakak. Nggak banyak sih. Tapi...." ucap Karin. Namun dia tidak berhasil menyelesaikan kalimatnya karena keburu Angel menyela.

"Ha? Kerjaannya kak Karin emang sekarang kenapa? Kak Karin dipecat?" Tanya Angel penasaran. Karena ini bukan seperti kakaknya yang dia tahu. Kak Karin yang dia tahu sangat mandiri dan tidak pernah meminta apapun pada kedua orang tuanya.

"Bukan begitu sayang. Tapi kebutuhan kakak sekarang terus bertambah. Jadi mau bangun bisnis" ucap Karin dengan pandangan mata tetap lurus ke depan.

"Kak, ini bukan kakak. Ada apa kak? Jujur sama Angel" ucap Angel.

Karin terdiam sesaat. Dia pun menghela nafasnya. Dengan berat hati, dia pun jujur pada Angel.

"Hmmmm, tapi jangan bilang siapapun ya" ucap Karin kemudian langsung menghentikan mobilnya di trotoar jalan yang terlihat sepi.

Angel langsung mengangguk.

"Mas Mu, dipecat dari kerjaannya. Sekarang kami bingung harus bagaimana. Jadi niatnya mau bangun bisnis. Tapi modal masih sangat kurang" ucap Karin.

Angel pun terdiam sesaat. Bukan karena terkejut kakak iparnya dipecat. Tetapi dia bener-bener tidak suka mendengar cerita apapun tentang orang itu.

Apalagi sampai membahas seperti ini. Entah kenapa dia malah bersyukur sekarang mendengar bahwa Richard dipecat. Egois memang, tapi karena kebenciannya pada Richard suami kakaknya itu yang membuatnya seperti ini.

"Kenapa bisa dipecat kak?" Tanya Angel kemudian.

"Entahlah, dia tidak memberi tahukan alasannya. Tapi apapun itu, kakak percaya jika dia difitnah di kantornya" ucap Karin.

"Hmmm, lalu kenapa bukan kakak saja dengan kak Richard yang minta ke papi Mami, kenapa harus aku?" Tanya Angel mulai merasa kesal.

"Papi Mami sangat menyayangi mu Angel. Apapun yang kamu minta pasti dituruti. Lagipula, kakak nggak mau mereka tahu kalau Mas Richard dipecat" ucap Karin.

"Maaf kak. Aku nggak bisa. Itu urusan rumah tangga kakak. Aku nggak bisa ikut campur. Lagi pula papi juga masih di New York. Kakak tahu sendiri, aku nggak mungkin mengganggunya" ucap Angel.

"Angel. Tolonggg" ucap Karin dengan wajah memelas.

"Maaf kak, kakak minta tolong Erick saja" ucap Angel.

"Hmmmm. Baiklah" ucap Karin kemudian menyerah untuk membujuk adiknya.

"Ternyata ini yang membuat kak Karin mengajakku pergi ke Mall. Aku pikir dia merindukanku" batin Angel.

Namun Angel memilih untuk tidak memperdulikannya. Sudah biasa dia mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Diabaikan dan selalu merasa sendiri" batin Angel.

***

Mereka pun sampai di mall yang dimaksud. Senyum Angel langsung mengembang saat melihat kartun kesayangannya sedang berdiri di depan mall.

"Kak, sepertinya ada pameran doraemon disana. Aku kesana bentar ya kak" ucap Angel merengek seperti anak kecil.

"Angel. Kakak tidak bisa keluar lama, kakak harus ke kantor lagi jam 2" ucap Karin yang tentu saja berhasil membuat wajah Angel tampak murung.

"Hmmm, iya deh kak" ucap Angel dengan wajah sedih.

"Atau gini saja. Kamu temenin kakak dulu. Habis itu kamu boleh kesana sepuasnya. Nanti kakak telpon supir buat jemput" ucap Karin yang tentu saja berhasil membuat Angel semakin sedih.

"Hmm.. Aku berani nggak ya jalan-jalan sendiri. Tapi kapan lagi ada pameran kayak gini" batin Angel sambil melihat sekeliling dengan wajah yang tampak ragu.

"Ya udah deh Kak. Nggak apa-apa nanti Angel telpon mama buat jemput ja. Kak Karin kerja aja" ucap Angel.

"Oke-oke, ya udah ayo" ucap Karin kemudian.

Angel pun mengikuti kakaknya yang pergi entah kemana. Dia hanya mengekor seperti anak bebek yang mengikuti induknya.

Hingga "Drrrrtttttt" Hp Karin bunyi. Karin yang nama suaminya yang tertulis disana langsung mengangkatnya tanpa ragu.

"Hallo Mas" ucap Karin.

"Kamu dimana? Arini nangis terus nih. Cepat pulang" ucap seseorang dari seberang telpon yang Angel sangat kenali suaranya. Siapa lagi kalau bukan Richard, suami kakaknya.

"Aku masih di mall sama Angel ini mas. Ajak main-main lah Mas. Habis ini aku ke kantor lagi soalnya" ucap Karin yang terdengar sedikit kesal.

"Ini anakmu ya Rin" ucap Richard dari seberang telpon.

"Itu anakmu juga ya mas" ucap Karin menahan amarahnya.

Setelah itu panggilan telponpun langsung diputus secara sepihak.

"Kak, ada apa?" Tanya Angel.

"Biasa, Arini nangis. Kayaknya mau dibeliin mainan lagi karena liat temen2nya disekolah" ucap Karin.

"Hmmm, atau kita belikan saja Kak? Arini minta apa?" Tanya Angel.

"Nggak dek. Biarin saja. Kakak nggak mau terlalu manjain dia" ucap Karin yang membuat Angel mengangguk mengerti.

Mereka pun langsung menuju tempat kue. Aroma harum kue semerbak memenuhi penciuman Angel.

"Ishh jadi laper" batin Angel.

"Siapa yang ulang tahun kak?" Tanya Angel kemudian.

"Untuk acara ulang tahun kantor besok dek" ucap Karin.

Angel pun mengangguk paham.

"Yuk bantu kakak pilih" ucap Karin.

Angel dengan senang hati langsung melihat-lihat beberapa kue yang ada di etalase.

Matanya pun langsung tertuju pada kue berwarna putih dengan ukiran emas disekelilingnya.

"Mewah banget" ucap Angel.

"Yang ini aja gimana kak?" Tanya Angel.

"Wah, boleh boleh" ucap Karin. Karin pun langsung menuju salah satu pegawai disana dan menyampaikan maksudnya untuk memesan kue dengan motif sama untuk acara besok.

Sedangkan Angel Kembali melihat-lihat beberapa kue disana. Matanya benar-benar fokus mengagumi setiap desain kue yang menurutnya sangat indah. Hingga

"Brukkk"

"Awww" ucap Angel. Kepalanya terbentur sesuatu.

"Astaga, maaf-maaf" ucap Angel pada seseorang yang dia tabrak.

"Eh nggak apa-apa kok. Aku juga salah kare..." belum ucapannya selesai. Laki-laki tersebut langsung terdiam karena melihat wanita yang baru saja minta maaf padanya.

"Angel" ucapnya.

"Hah, kamu? Kamu yang tadi di sekolah itu kan?" Tanya Angel sambil memegang kepalanya.

"Yups bener sekali. Ketemu lagi. Apa ini tandanya kita..." ucapannya dengan wajah penuh senyum.

"Sial. Itu tandanya aku sangat sial hari ini. Kamu nggak apa-apa kan? Oke baguslah, Aku pergi dulu. Bye" ucap Angel tanpa memberikan waktu untuk Steffan berbicara. Kemudian dia berlalu begitu saja meninggalkan Steffan yang malah tersenyum mendengar ucapan Angel barusan.

Namun baru saja sampai pintu keluar, langkah Angel langsung terhenti karena Steffan menggenggam tangannya lagi.

"Kenapa lagi?" ucap Angel sambil menepis tangan Steffan.

"Ini, ketinggalan" ucap Steffan sambil memberikan hp nya pada Angel.

"Ha?. maksudnya?" tanya Angel.

"IG lo" ucap Steffan sambil tersenyum.

-Bersambung-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!