Pentas Seni

"Hallo Semuuaaaanyaaaaaa!" teriak MC.

Beberapa orang disana secara serentak langsung berteriak.

"Halloooooo misterrrrr" ucap mereka serentak.

"Heh, kok mister. Kakak Dong" ucapnya yang membuat siswa siswi langsung memanggilnya dengan sebutan sesuai dengan yang diinginkan.

Dengan langkah gemulai, MC tersebut pun langsung tersenyum. Seorang Laki-laki tapi lebih memperlihatkan sosok seorang wanita.

Angel hanya tersenyum melihat tingkat MC tersebut yang sedang memandu jalannya acara. Menurutnya itu sangat menghiburnya saat ini. Bahkan masalah kemarin, hilang seketika.

"Heh, jangan dilihatin kayak gitu. Jangan bilang tipe cowok kamu kayak gitu Ngel?" ucap Sofi karena melihat sahabatnya tersenyum sendiri sambil memandang MC di depannya.

"Dia lucu sekali Cop. Rasanya aku ingin bungkus dan bawa pulang" ucap Angel tanpa melepaskan pandangannya ke depan.

Sofi terdiam sesaat, dia melihat ada rona kesedihan di wajah Angel. Dia sangat yakin kalau Angel habis menangis. Tapi dia tidak ingin mengungkitnya karena pasti akan membuat Angel sedih lagi.

"Hey Ngel. Kamu serius suka sama tipe ngondek kayak gitu? Selera kamu aneh ternyata? Yang suka banyak cowok ganteng, tapi malah milih tipe kayak gitu" Ucap Sofi dengan wajah terkejut.

"Aneh Aja. Pengennya aku jadiin temen Cop. Siapa tahu bisa menghiburku setiap hari" ucap Angel kemudian.

"Se kesepian itu kah kamu Ngel" batin Sofi

"Ngel. tetap saja dia laki-laki" ucap Sofi kemudian.

"Tapi aku yakin dia tidak akan pernah tertarik padaku Cop. Biar lebih rame kita. Seru kayaknya kalau kita bertiga temenan" ucap Angel antusias. Sofi bener-bener tidak habis pikir lagi dengan cara berpikir sahabatnya tersebut.

"Emang agak lain ya. Ogah aku mah. Punya sahabat kayak kamu aja udah cukup buat aku. Nggak mau nambah-nambah. Apalagi modelan ngondek kayak gitu. Ribet tahu" ucap Sofi dengan wajah kesel.

"Haha, iya iya. bercanda bercanda. Dasar posesif. Aku juga udah lebih dari cukup punya sahabat cerewet dan bawel kayak gini" ucap Angel sambil mencubit pipi Sofi.

"Ihhh cubit-cubit. Bukan muhrim" ucap Sofi kemudian mereka pun tertawa bersama.

Disisi lain, Steffan bersama dengan Reza tengah bersiap-siap untuk mempersembahkan sebuah lagu untuk pergelaran seni. Steffan sedang memainkan gitar kesayangannya sedangkan Reza hanya memperhatikan.

Namun tergambar jelas kekhawatiran diwajah keduanya saat ini. Bagaimana tidak, teman duet Steffan belum datang. Padahal sebentar lagi mereka harus tampil.

"Bagaimana? Apakah dia sudah datang?" Tanya Reza pada anggota OSIS yang lain.

"Belum, katanya kena macet tadi. Bagaimana dong ini? Acara sudah dimulai" ucap anggota tersebut.

"Hmmm, suruh yang lain tampil dulu" ucap Reza. Dia pun mengangguk dan pergi ke tempat siswa pergelaran tari.

"Ada apa?" Tanya Steffan.

"Ziva belum datang. Katanya kejebak macet. Jadi aku minta penari dulu yang tampil" ucap Reza.

"Sepertinya itu akan sangat lama. Bagaimana kalau kita cari penyanyi penggantian saja" ucap Steffan.

"Siapa? Aku tidak ada rekomendasi penyanyi lain" ucap Reza.

"Kau lupa dengan temanmu" ucap Steffan ketika mengingat seorang wanita yang mereka bicarakan sebelumnya. Seseorang yang Steffan stalking tadi malam. Siapa lagi kalau bukan wanita yang telah berhasil menarik perhatiannya beberapa hari ini. Angel, sang malaikat cantik.

"Tidak mungkin, dia tidak akan mau" ucap Reza.

"Kau bisa minta sahabatnya untuk membujuknya" ucap Steffan lagi.

Reza pun berpikir sejenak. Kemudian menyetujui hal itu. Karena memang tidak ada pilihan.

Dia langsung mengambil hp nya dan menelpon seseorang disana.

"Kamu dimana?" Tanya Reza.

Dari seberang telpon, seorang wanita langsung menjelaskan keberadaannya.

"Lihat chat! setelah itu ke belakang panggung cepat. Urgent! Ingat ajak sahabatmu!" ucap Reza.

Terdengar suara penolakan dari seberang telpon.

"Aku akan memberikanmu nomor sepupuku" ucap Reza kemudian.

Panggilan telpon pun langsung terputus.

"Sudah Aku bilang. Ini tidak akan berhasil" ucap Reza dengan perasaan sedih.

"Lah, kamu nggak jelas kak. Nggak jelasin apa-apa. Tiba-tiba meminta dia kesini" ucap Steffan yang hanya bisa menggeleng dengan sikap pacar kakaknya yang sangat dingin ini.

"Aku nggak mau bicara terlalu lama dengan wanita lain. Menjaga perasaan kakakmu" ucap Reza sambil memainkan matanya. Steffan ternganga sebentar. Dia bener-bener tidak habis pikir dengan Reza yang begitu mencintai kakaknya. Bagaimana bisa ada yang mencintai kakaknya seugal-ugalan itu. Padahal keduanya terpaut jauh.

"Terserah deh. Terus gimana sekarang?" Tanya Steffan.

"Kita tunggu saja Ziva" ucap Reza. Steffan pun mengangguk.

Belum lama dia mengatakan itu, dua orang wanita terlihat masuk kesana.

"Sofi" ucap Reza dengan wajah sumringah.

"Hai. BTW, katanya Angel mau bantu" ucap Sofi sambil menyerahkan sahabatnya di depan Reza.

"Heh, aku nggak pernah bilang gitu ya. Aku bilang Nggak kok dari tadi. Tapi malah ditarik kesini" ucap Angel kemudian.

"Iya aja Ngel. Please. Sekali ini saja. Demi sekolah tercinta juga. Kita kan mau lulus juga nih. Anggap kenang-kenangan saja. Yah yah yah." ucap Sofi mencoba membujuk Angel.

Sedangkan Steffan hanya terdiam. Memandangi Angel yang saat ini sedang berdiri sekitar satu meter di sampingnya. Angel tidak menyadari kehadiran Steffan disana.

"Aku tahu, pasti ada udang di balik bakwan nih. si Reza kasi upah apa sampai kamu mau kayak gini" tanya Angel.

"Nggak ada. Ini Pure untuk sekolah kita. Pertunjukan musik ini paling ditunggu-tunggu Ngel. Kalau sampai batal ya pasti kecewa. Satu tahun sekali loh. Masak kamu tega merusak acara ini" ucap Sofi lagi.

"Heh, apa urusannya sama aku Cop. Disini aku nggak pernah buat perjanjian untuk tampil ya" ucap Angel.

"Hmmmm. Angel. Sekali saja yahhh" ucap Sofi dengan raut wajah sedih. Walaupun saat itu dia pura-pura tapi Angel yang polos tentu saja tidak menyadarinya.

Angel yang melihat itu benar-benar tidak tega. Sofi adalah satu-satunya sahabat yang dia punya dan sudah dianggap seperti saudara sendiri. Dia benar-benar tidak pernah tega jika menyakiti hati sahabatnya.

Angel tampak berpikir sejenak. Suasanapun hening. Yang terdengar hanya suara musik tarian yang sudah hampir selesai.

"Hmmmm. Bener-bener yah. Ya udah. Satu lagu saja" ucap Angel kemudian.

"Yeayyyyyyy, serius kan Ngel?" Ucap Sofi.

"Hmmmm. Tapi sekali ini saja ya. Dan satu lagu" ucap Angel kemudian.

Sofi langsung mengangguk mantap. Dia memeluk sahabatnya erat.

Steffan dan Reza langsung tersenyum bahagia. Rencana mereka berhasil.

"Oke, kalau gitu. Kalian siap-siap dulu dan coba latihan untuk lagu nanti. Aku akan ke depan dulu untuk berbicara dengan ketua panitia" ucap Reza yang terlihat antusias.

"Zaaa. ikut" ucap Sofi karena memang dia ingin menagih janji Reza.

" Cop mau kemna?" tanya Angel hendak menyusul. Namun seseorang langsung menarik tangannya.

-Bersambung-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!