90 Hari BersamaMu
Di luar hujan sedang deras-derasnya,bahkan terdengar beberapa kali suara petir ikut bertarung di atas langit nan hitam pekat. Suara hujan mengalahkan suara minyak yang sedang menggoreng seekor ikan nila, tangan wanita itu dengan lincah memotong sayur bayam kesukaan suaminya, lihat. Pria yang yang sedang duduk di ruang keluarga . pria yang sudah bersama Sasa beberapa hari ini, pria yang selalu ingin di lihat wajahnya setiap hari.
Pria yang membuat Sasa tersenyum ketika bangun di pagi hari, pria yang selalu ia ucapkan terimakasih kepada semesta karena telah menghadirkan dia di hidupnya.
Wanita berambut panjang itu dengan telaten memasak makanan kesukaan suaminya, walaupun baru seminggu menikah sedikit banyak Sasa sudah tahu makanan kesukaan suaminya.
"Mas makan dulu" panggilnya ketika semua masakan sudah tertata di meja makan
"Iya" jawabnya meninggalkan kursi ternyaman
Diantara Sasa dan Gilang masih banyak memiliki kecanggungan, mungkin karena mereka baru seminggu hidup bersama, mereka menikah bukan karena perjodohan, mereka menikah karena keinginan berdua. Sasa dan Gilang tidak pernah berpacaran tiba-tiba saja Gilang melamar gadis itu.
Tetapi jangan salah paham dulu, mereka berdua sudah cukup lama saling mengenal, hanya saja tidak terlalu sering berinteraksi, karena dia adalah atasan Sasa di tempat kerja, Sasa bukan pegawai tetap atau pegawai kontrak, Sasa hanyalah seorang pekerja part time di tempat Gilang bekerja.
"Gimana rasanya?" tanya Sasa membuyarkan keheningan di antara mereka berdua
"Enak kok" jawabnya tersenyum manis
"Alhamdulillah aku senang"
Gilang hanya mengangguk kecil dan melanjutkan makan kembali.
Sejujurnya Sasa begitu banyak pertanyaan kepadanya, tentang ia yang ingin menikahi Sasa? Tentang keberanian Gilang menemui kedua orang tuanya, tetapi Sasa menyimpan di hati karena baginya masih banyak waktu untuk bersama lelaki itu, sepertinya Sasa tidak perlu lagi risau karena ia sudah menjadi suaminya, suami yang ia sayangi. Suami yang ia cintai. Itu perasaan Sasa tidak tahu kalau Gilang. Semoga ia juga mencintai Sasa dengan tulus.
"Hari minggu ini kemana Mas?"
"Rencana mau ambil lembur,kenapa?"
"Ooh ya udah deh" jawab Sasa tidak ingin lagi melontarkan keinginannya
"Kenapa? Kau mau sesuatu?"
"Iya"
"Apa? Katakan saja"
"Aku mau minta temani ke supermarket tapi kalau mas sibuk aku bisa sendiri kok"
"Iya besok aku temani"
"Benaran?"
"Iya tapi jam 3 sore bisanya setelah pulang dari kantor"
Sasa membalas dengan anggukan kuat, Sasa senang karena ini kali pertamanya pergi berbelanja bersama suami. Tentu saja seperti keinginan pengantin baru pada umumnya, aaahh Sasa tidak bisa menyembunyikan senyuman bahagia.
Setelah selesai makan Sasa melanjutkan membersihkan beberapa peralatan kotor dan suaminya kembali melanjutkan pekerjaan. Selagi mencuci piring Sasa mengingat hari-hari dimana ia masih bekerja sebagai pegawai part time.
...----------------...
Beberapa bulan yang lalu...
Matahari sedang terik-teriknya Sasa duduk di persimpangan jalan, di depannya ada gedung pencakar langit, di samping lagi ada sebuah bangunan hotel yang juga terlihat megah berdiri kokoh, di sampingnya lagi ada sebuah Bank swasta, di samping lagi sebuah mall yang menjual barang-brang branded.
Sasa bekerja di salah satu gedung itu?
Tentu saja tidak!
Mari kita melihat ke belakang, sebuah rumah makan tradisional khas makanan indonesia terlihat ramai karena sudah waktunya untuk makan siang, Sasa menatap senang karena pengunjung yang silih berdatangan. Tidak terbayangkan olehnya pendapatan sehari-hari yang di dapat,
Sasa pemiliknya?
Tentu juga bukan?
Sasa bekerja disana?
Tidak juga!
"Sasa apa kau mau saya pecat lagi?" teriak seorang laki-laki yang sudah berumur 50 tahun ke arahnya
"Iya" jawab Sasa meninggalkan hayalan
Sasa itu lah namanya, ia bukan lah sebuah nama brand penyedap makanan, nama sebenarnya adalah Salsa Rahayu,orang terdekat memanggil dengan sebutan Sasa, Sasa saat ini berusia 22 tahun dan baru saja menamatkan kuliah.
Sasa kira setelah menamatkan S1 ia akan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai keinginannya, ternyata preeeettt itu hanyalah hayalan, mencari pekerjaan tidak semudah bayangan, dari pada menganggur ia memutuskan bekerja di salah satu gerai ayam goreng tepung atau fried chicken ala KFC,
Sebelum lulus ia juga sudah bekerja disini, dan kalian tahu Sasa lah karyawan yang betah bekerja dengan bosnya itu, cerewetnya Nauzubillah, mengajarkan kita banyak-banyak mengucapkan istigfar setiap hari. Lumayankan memperbanyak zikir setiap hari.
"Apa yang kau pikirkan di depan gedung itu?" tanyanya hampir setiap hari
"Apa saja" jawabnya asalan seraya melihat cara berdiri bosnya yang rada aneh
"Nanti sebelum pulang antar dulu pesanan ke ruko ujung dekat kantor pos"
Pak Fajri, itu lah nama si bapak pemilik kedai ayam, iya bersama istrinya menjual aneka menu ayam goreng, ada yang pedas dengan berbagai macam level 1-5, ada yang original, ada ayam goreng tabur keju, entahlah mereka menciptakan berbagai macam menu untuk menarik pelanggan.
"Iya Pak" jawabnya langsung membantu melayani pelanggan di dalam
Gerai ayam itu kadang ramai kadang tidak terlalu ramai, hari ini tidak terlalu ramai sehingga Sasa bisa pulang lebih cepat, jam 4 sore Sasa sudah mengantarkan pesanan sekalian melanjutkan perjalanan pulang
"Pesan ayam lagi bang?" ucapnya kepada Rido yang hobi memesan makanan di tempat Pak Fajri
"Iya Sa belum ada yang masakin soalnya"
"Makanya cari istri bang" jawab Sasa seraya menerima uang pembayaran
"Ini nungguin Sasa" katanya sambil tertawa
"Sasa jangan di tungguin bang tapi di lamar langsung" guraunya terkekeh geli
"Benaran ini?" tanyanya serius
"Asyik banget ngomongin apa?" Tanya Sinta dari arah belakang
"Ini kak, Bang Rido mau melamar Sasa" jawabnya sambil tersenyum
"Jangan mau Sa, kakak aja di gantungin bertahun-tahun" ucapnya seraya menyindir pacarnya yaitu Rido yang tidak berkutik lagi
"Naaah, nikahin bang lu kata anak orang jemuran" Kata Sasa langsung pamit untuk pulang
Sasa memburu langit sore dengan motor maticnya, Sasa menikmati perjalanan dengan bernyanyi kecil, walau pun ia tidak hafal lirik tetapi tetap ia nyanyikan.
Memasuki simpang perumahan, Sasa mampir dulu membeli beberapa bungkus nasi goreng, Sasa tinggal di kompleks perumahan Cendana, perumahan yang di huni oleh beberapa manusia yang cukup sederhana dan rata-rata rumah itu adalah milik pribadi.
Sasa tinggal bersama kedua orang tuanya, dan dua orang kakak laki-laki.
Perkenalkan dan lihat foto keluarga yang tertempel di dinding itu, yang berkumis dan berbadan kekar itu adalah Ayahnya,namanya Pak Anjar ia berusia 46 tahun dan bekerja di salah satu perusahaan swasta, Pak Anjar sering kali berpindah-pindah keluar kota atas tuntutan pekerjaannya, karena perusahaan tempat Ayahnya bekerja sudah memiliki beberapa cabang di luar kota, bahkan dulu sering kali mereka ikut ayah.
Dan itu Ibunya, wanita berambut pendek dengan senyuman khasnya, ibunya biasa di panggil Bu Diana, Bu Diana adalah seorang kepala sekolah menengah pertama, karena itu juga mereka menetap di sini tidak lagi ikut ayah mengelilingi kota. Dan yang berkepala plontos itu adalah Kakak pertamanya, ia berusia 26 tahun, Kak Dito bekerja di kepolisian dan sekarang ia lagi bertugas di kepulauan riau, oh ya Kak Dito sudah memiliki istri yang ikut bersamanya.
Sedangkan yang di sebelah kanan Sasa itu, Kak Dikta, berusia 24 tahun dan bekerja di bagian perhotelan sebagai manajer di salah satu hotel di kota ia tinggal, anggota keluarganya bekerja pada cita-citanya masing. Sedangkan Sasa masih belum menemukan jalannya, kata ayah dan ibu tidak apa Sasa belum bekerja di perusahaan besar tunggu saja waktunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
mampir absen ikut ngehaluin bang gilang ma salsa ya thorrrr 😁😁😁
2023-10-31
2
Kasih Bonda
next Thor semangat
2023-10-31
0