Ulah Mertuaku

Ulah Mertuaku

Bab1

"Ros ,di kulkas kamu masih ada sayuran gak ?" Tanya mertuaku sambil membuka pintu kulkas.

" loh kok kosong kulkas mu, Ros!" teriak mertuaku .

"Kelihatannya,sama ibu gimana?" Jawabku.

" kalau ada isinya ambil saja bu !" kataku lagi

" Kosong begini kulkas mu, mau suruh ambil apa?, Angin?!"gerutu mertuaku.

"Ros !, kok kamu diam?" Bentak mertuaku.

Bibirku tersenyum kecil, Aku sengaja tak menjawab, aku biarkan mertuaku mengomel .

" ya kan ibu bisa lihat sendiri , kulkasnya kosong , kalau ada isinya ya silahkan ambil " kataku cuek.

" kulkas kosong melompong gini mau ambil apa ?, Angin!! " Sahut mertuaku sedikit teriak.

" Jadi kamu gak masak hari ini ?" mertuaku tanya lagi

" nggak Bu " jawabku santai

" Mau makan apa nanti anakku , kalau kamu gak masak hari ini?!", Kata mertuaku sambil berkacak pinggang berdiri di depanku.

sudah tak aneh lagi dengan ucapan mertuaku ini.

Kubiarkan mertuaku mengoceh

"Betul-betul ya kamu ini , dasar mantu gak tau di untung" omelnya.

Sebenarnya aku sudah muak , aku bosan dan aku kesal.

Mertuaku selalu saja mencari-cari kesalahanku.

" terserah ibu mau bilang apa sama saya " jawabku.

" Dasar mantu gak tau diri, memang si Arya salah pilih istri " omel nya lagi

"Kulkas penuh di bilang boros, sekarang kulkas kosong di bilang mantu gak tau di untung , padahal ibu juga yang ngabisin isi kulkas itu", jawabku

"Oh..kamu sudah berani ya , melawan sama ibu, jadi selama ini kamu gak ikhlas ,sayuran ibu ambil , makanya sekarang kulkas sengaja kamu kosongkan?!", Omel mertuaku semakin menjadi

" ibu jangan suka berpikir buruk dulu, apa pernah Ros larang ibu ambil sayuran, kan gak " sahutku tenang.

" halaaa...kamu tuh kalau di bilangin sama mertua selalu jawab aja " omel mertuaku.

Seperti inilah kehidupanku bersama sang mertuaku, sering terjadi pertengkaran kecil antara aku dengan mertuaku.

Hal yang sepele akan menjadi masalah besar untuk mertuaku Seperti halnya sekarang, kulkasku kosong karena aku belum belanja kebutuhan sehari-hari.

Jelas mertuaku marah, karena beliau selalu mengambil sayuran dari kulkas yang ada di rumah ku.

Padahal di rumah mertuaku ada kulkas juga yang lebih besar dan bagus dari punyaku.

Uang bulanan untuk Banja jajan ibu selalu di berikan oleh suamiku.

Namun untuk isi kulkas dia selalu mengambil dari kulkas yang aku punya, padahal suamiku sebagai anaknya selalu memberikan uang belanja setiap bulannya, entah dikemanakan uang tersebut aku gak tahu.

Sebenarnya aku sudah lelah dengan keadaan semua ini, setiap hari harus mendengarkan ocehan ibu mertuaku yang tiada hentinya.

Capek hati, capek tenaga dan capek pikiran namun aku harus bertahan demi rumah tanggaku.

Teringat nasehat ibu saat aku kecil dulu , untuk tetap bersabar dalam menghadapi ujianNya.

Karena Dia tidak akan menguji seorang hambanya di atas batas kemampuanNya.

Bersabar ?! Bisakah aku bersabar dan tetap bersabar dalam menghadapi pertengkaran dengan mertuaku!??.

Lalu ujian ?! , Benarkah ini ujian untukku ?!!

Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk beraktivitas dan merajut kasih bersama suami , justru menjadi lahan adu mulut dan emosi setiap harinya karena ulah mertuaku yang selalu merecoki urusan dapur kami.

Namun keadaan ini sudah terlanjur, mau gimana lagi aku harus kuat untuk menjalani biduk rumah tangga ini bersama suamiku.

Huuu.....haaaa

Ku hirup udara sebanyak-banyaknya dan membuangnya secara perlahan,agar hati ini menjadi lebih tenang.

Dadaku terasa sesak sekali, jika mengingat perkataan mertuaku. seolah-olah ada batu besar yang menghimpit di dadaku, aku berusaha menekan dadaku kuat-kuat , berharap sesak itu segera menghilang.

Sesak di dada tak bisa ku jelaskan bagaimana rasanya

" Ya Allah berdosa kah hamba ini jika aku memilih untuk mundur ?!" ucapku dalam hati.

Rasanya sudah tidak kuat lagi menghadapi ibu mertuaku ini, belum lagi dengan hinaan dan sumpah serapah yang dia ucapkan kepadaku.

Suara adzan terdengar dari kejauhan, ku lihat jam di dinding menunjukan jam 4 sore. Sebentar lagi suamiku pulang dari kantor, aku harus menyiapkan makanan untuk makan malam.

Akupun bergegas menuju ke kamar mandi berniat mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajiban empat raka'at , setelah selesai aku aku pergi untuk mencari makanan untuk makan malam.

aku putuskan untuk membeli makanan di warung nasi karena memang sudah tidak ada sayuran di dalam kulkas untuk di masak.

Tidak butuh waktu lama aku udah sampai di depan warung nasi langganan ku.

Sebuah warung nasi sederhana di pinggir jalan menjadi tujuanku.memang tempat nya sederhana , tapi warung terlihat sangat rapih dan bersih.

Di dalam masih terlihat ramai pengunjung , dari orang yang tengah menikmati makan di tempat atau sekedar membeli untuk di bawa pulang.

"Eh...mba Ros, mau bungkus apa mau makan di sini ?" Tanya pemilik warung yang bernama Nina , yang sudah akrab dengan ku.

" Bungkus saja Bu, dua ya !" jawabku

" seperti biasa kan ?" tanya pemilik warung

" Tamba sama ayam goreng dua ya " sahutku,

ya ayam ini untuk mertuaku biar bagaimanapun aku tak pernah lupa untuk membelikan makanan untuk beliau .

Akhirnya Nina pun membungkus beberapa lauk yang aku pesan.

Selesai membayar akupun langsung pulang takutnya mas arya keburu sampai di rumah.

Tak lama kemudian terdengar suara motor milik suamiku.

Bergegas aku sambut kedatangan suamiku tak lupa ku ambil tas kerjanya dan ku Salami tangan suami ku .

Aku ke dapur untuk menyediakan makanan yang tadi aku beli , Dan tak lupa bikin air minum untuk suamiku .

Ku taruh kopi di hadapan mas arya, lalu ku tanyakan kepadanya.

" Mas mau mandi dulu atau mau makan"

" Mas mau mandi dulu udah gerah ni badan, tapi mas mau minum kopi dulu ya" .

" ya sudah kalau gitu Bunda mau masak air untuk mandi " kata ku sambil berlalu menuju ke dapur .

Sambil menunggu air matang terlintas satu memori yang bermain dalam ingatanku.

Entah mengapa bayangan sosok mas arya di masa lalu muncul.

Dimana kami pertama kali bertemu dengan lelaki yang sekarang menjadi suamiku

Lelaki itu berjanji akan membahagiakan diriku.

"Ros... Aku janji akan membahagiakanmu !, Menikahlah dengan ku, aku janji tak akan membuatmu menderita, aku janji , kamu bisa pegang janjiku !".

Itulah janjinya saat meminta kepada ku, untuk menjadi istrinya.

Masih terekam dengan jelas dalam ingatan ku , mungkinkah dia sudah lupa dengan janjinya.

Ya, aku rasa dia sudah lupa akan janji manisnya itu, janji semanis madu yang kini berubah menjadi racun, yang mana racun itu akan siap membunuh ku kapan saja.

Di Awal pernikahanku semua baik-baik saja, mas arya selalu mempercayakan gajinya kepadaku, setahu ku gaji mas arya tidak terlalu besar namu setahun setelah pernikahan kami , mertuaku meminta agar kami tinggal dekat dengan rumah beliau.

Awalnya aku kurang setuju ,namun mas arya memohon pengertianku karena dia ingin dekat dengan ibunya selain itu juga dia memberi alasan ingin merawat ibunya yang tinggal sendirian, akhirnya akupun setuju.

Memang kami tidak tinggal satu rumah dengan mertua,

Rumah yang kami tempati bersebelahan dengan rumah mertuaku.

Sebab itulah mertuaku bebas menjarah isi kulkas yang ada di dalam rumahku , dan setiap hari akan bertemu dengan mertua.

Setiap pertengkaran dengan mertuaku selalu mengungkit-ungkit masalah kehamilan ku yang tak kunjung datang.

Usia pernikahan kami sudah dua tahun menikah tapi kami belum di karuniai seorang anak, masalah anak itu kuasa Allah yang menentukan.

Sering terngiang kata-kata ibu mertuaku jika sudah memaki diriku yang membuat ku sakit hati.

"Ibu dulu baru Dua bulan menikah langsung hamil, lah kamu dua tahun belum juga hamil-hamil ", kata mertuaku

" Masalah kehamilan itu kuasa Allah Bu,kita gak bisa menentukan ", jawabku

" Apa jangan-jangan kamu yang mandul, Ros?!" Perkataan mertuaku diluar dugaan ku

Tak ada bayangan sedikitpun ibu mertuaku akan bicara seperti itu padaku.

Deg !!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!