Aku yang mendengar kata-kata dari mulut wanita tua itu, hanya tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
Bibir wanita tua itu mencebik kemudian melipat kedua tangannya di depan dadanya .
Daripada aku meladeni mertuaku bertengkar, ku lanjutkan kan untuk memasak.
Tak ku hiraukan ucapannya dan keberadaan nya. Akhirnya selesai juga pekerjaan ku memasak, dengan cepat aku rapihkan dapur dan tak lupa mencuci peralatan masak ku.
Tepat jam lima sore, suamiku pulang dari kantor, tugas rutinku di sore hari adalah menyiapkan air hangat untuk mandi serta secangkir kopi hitam.
Kini waktunya makan malam.
" Kamu Masak Ros " tanya Suamiku.
" Iya mas, hari ini aku masak tumis kangkung sama tempe mendoan dan sambal terasi "
Belum juga mulai untuk makan malamnya, lagi-lagi suara siluman terdengar.
"Nggak usaha makan, Ar ! " Seru mertuaku tiba-tiba.
Otomatis kami berdua terdiam mendengar suara nyaring dari mertuaku yang tiba-tiba.
" Istri mu lagi-lagi masak tempe
bosan ibu lihatnya " protes wanita tua itu.
" Kasian kamu yang kerja keras hanya di kasih makan cuma dengan tempe doang, sekali-kali daging atau ikan " sahut mertuaku.
Ku lihat suamiku menghela nafas panjang kemudian membuangnya perlahan.
" Memangnya kenapa Bu dengan tempe ini " tanyaku polos.
" Kamu tuh kalau masak untuk suami yang bener, jangan setiap hari tempe lagi, tempe lagi "
" Ya Ros sih tergantung dengan keuangannya " jawabku Santai.
" Alaa alasan aja , bukan kurang uangnya yang ada kamu nya boros " jawab ibu mertuaku.
" Kalau begitu, ibu mulai bulan depan jatah bulanan yang dari mas arya jadi lima ratus ribu rupiah, mau gak Bu!! ".
" Enak aja ...gak bisa gitu dong " sahut mertuaku dengan gugup, karena takut jatah bulanan di potong jadi lima ratus ribu rupiah.
" Hahaha...ibu aja gak mau apa lagi Ros " sahutku sambil tersenyum kecil.
" Ayo mas kita lanjutin makannya, kalau kamu gak mau juga gak papa, nanti sisanya aku simpan di kulkas untuk besok makan " sahutku cuek, sambil mengambil piring dan di isi dengan nasi serta lauknya.
Mertuaku hanya diam saja sambil cemberut bibirnya maju ke depan. Kulihat dia meninggalkan kami berdua dengan langkah di hentakan
tanpa banyak bicara kami makan malam dengan tenang
Alhamdulillah... akhirnya mas arya makan juga masakan yang ku buat.
Esok harinya tidak ada drama lagi ketika mas Arya sarapan pagi, dan ibupun tak nampak batang hidungnya, biasanya dia selalu merecoki urusan dapur kami.
Sebenarnya hari ini aku akan pergi keluar untuk mengambil uang di bank karena mas arya memberi uang belanja untuk bulan ini kurang dan itu tidak akan cukup untuk kehidupan sebulan .
" Mas aku ijin kepasar nanti siang ya " kepada suamiku ketika kami sedang sarapan.
" Ngapain kepasar ?"
" Ya belanja lah, kulkas masih kosong nanti ibumu ngamuk lagi "
" Ya udah jangan terlalu lama ke pasarnya, sebelum aku datang udah ada di rumah "
"Iya suamiku " candaku.
Sebenarnya selain belanja aku mau mengambil uang untuk peganganku.
Ya..., tanpa sepengetahuan mas arya dan mertua, aku sebelum menikah mempunyai tabungan hasil dari aku bekerja di supermarket, aku berhenti bekerja sejak aku menikah dengan lelaki yang sekarang menjadi suamiku.
Lelaki itu tidak mengijinkan aku untuk bekerja, tugas seorang istri di rumah melayani suami dan tugas suami mencari nafkah untuk menghidupi istrinya itu kata lelaki yang sekarang menjadi suamiku.
Itu sebabnya aku berhenti bekerja, tapi lain ucapan lain kenyataannya, sekarang aku harus bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan uang bulanan sebesar lima ratus ribu rupiah.
Kadung terlanjur sabar aku harus menerima dengan lapang dada.
Awal nikah mas arya selalu memberikan semua gajinya kepadaku, saat itulah aku selalu menyisihkan uang belanja untuk di tabung, tanpa mas arya dan mertuaku ketahui.
Dulu yang aku tau gaji mas Arya tidak terlalu besar tapi entah sekarang, aku tak tahu berapa gajinya sekarang.
Alhamdulillah kini uang itu bisa aku pergunakan untuk menutupi kekurangan, aku akan mengambil seperlunya saja.
Setelah suamiku pergi kerja, aku meneruskan pekerjaan ku di dapur.
" Kamu belum belanja, Ros!",
Kok kulkas nya masih kosong ?"
Kata Mertuaku yang sedang berdiri depan kulkas yang sudah terbuka membuatku kaget karena tak tahu ada mertuaku.
Entah ibu mertuaku suka sekali datang tiba-tiba.
" Astaghfirullah...ibu bikin kaget aku saja !" Ucapku sambil memegang dadaku.
" Ala gitu aja kaget " sahut mertuaku ketus.
" belum ada sayuran di dalam kulkas Ros!! " Tanya mertuaku sambil membuka kulkas.
" Belum Bu " sahutku
" gimana kamu mau masak?!, kalau gak ada sayuran, kamu Gak masak hari ini ,Ros ?!,
Wanita tua itu terus bertanya tak ada hentinya.
Aku sudah tahu, kalau dia sudah tidak punya apa-apa di dalam kulkasnya, makanya dia terus menanyakan kapan belanja karena sayuran yang di dalam kulkas beliau juga sudah habis.
" Ros belum belanja Bu, nanti jam sembilan Ros mau kepasar " sahutku
" Ke siangan kalau jam segitu ke pasar, mana ada sayuran yang bagus " kata mertuaku
" Kan Ros harus beresin rumah dulu, biar gak di sebut mantu pemalas " jawabku membuat mertuaku terkejut.
Bagaimana tidak setiap hari mertuaku bilang ke tetangga aku menantu pemalas.
Ibu mertuaku selalu saja menjelek-jelekkan aku ke tetangga , aku di bilang mantu tak tahu diri, mandul, pemalas dan banyak lagi.
Selama ini aku hanya diam saja, karena aku masih menghargai dia sebagai ibu dari suamiku.
" Maksud kamu apa ngomong gitu ke ibu ha...!!" Omelnya
" Loh ko ibu marah ?" Kataku dengan wajah polos.
" Memang kamu pemalas kerjanya hanya di kamar aja "
" Ah... terserah ibu saja, Ros mau pergi kepasar " kataku sambil meninggalkan mertuaku yang sedang berada di dapur.
" Dasar mantu gak tau adat "
Omelnya sambil pergi keluar dengan tergesa-gesa.
Dalam hati * bodo amat emangnya gue pikirin *.
Ku pilih baju yang simpel karena aku tak suka yang ribet.
Dengan percaya diri aku pakai baju setelan kulot dan kemeja, tak lupa aku pakai tas selempang kecil yang aku punya, ku cek lagi isi tasku takut ada yang tertinggal.
Setelah ku pesan ojek online tak begitu lama suara klakson motor terdengar
Tin...tin...
aku bergegas menuju ke luar rumah, karena ojeknya sudah ada di depan rumahku tak lupa aku mengunci pintunya.
Tak butuh waktu lama aku sudah berada di pasar, namun selain kepasar aku hendak ke bang dulu untuk mengambil sedikit uang dari tabungan.
Beruntung di bank tak begitu lama mengantri jadi aku bisa dengan cepat keluar dari bank
Setelah keluar dari bank aku telusuri jalan menuju ke pasar kebetulan letak bank berdekatan dengan pasar yang berada di pusat kota.
Di pasar aku membeli kebutuhan sehari-hari dan sayuran secukup uangnya.
Tepat jam satu siang selesai belanja, sebelum pulang aku berniat ingin mengisi perut terlebih dahulu .
Kucari warung bakso sederhana, memang makanan bakso menjadi makanan favorit segala umat, ku masuki warung bakso yang terlihat agak sepi pengunjung, ku pesan seporsi bakso kepada penjualan.
" Mas persen bakso satu ya "
" Baik neng, yang komplit atau biasa " kata penjual
" Komplit aja mas "
" Minumannya apa neng "
" biasa aja mas "
Tak lama kemudian pesanku datang.
Setelah selesai ku langsung pulang.
Sampai di rumah
" Hei...mantu gak tau diri, Darimana saja kamu ?! , Kamu tau gak tugas menantu dan seorang istri itu apa ?!, Haah !!" Teriak mertuaku
" Suami gak ada kamu kelayapan, dasar mantu tak tahu diri " omel mertuaku.
Aku menarik napas dalam-dalam agar kemarahan ku bisa terendam.
Aku menoleh kembali ke arah wanita tua itu yang sedang berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Shinn Asuka
Thornya pandai menggambarkan karakter-karakter dalam novel ini. Aku bisa membayangkan wajah mereka.
2023-11-01
1