Biarkan Hati Yang Memilih
Arga duduk merenung di sebuah pendopo yang dekat dengan kolam renang di rumahnya. Beberapa kali ia bolak balik buka chat berharap Revina akan menghubunginya.
"Kamu dimana sih Re?" ucap Arga sambil mengusap wajahnya frustasi.
Arga membaringkan badannya menghadap langit langit pendopo. "Aku tidak pernah berniat membagi cinta, ketika aku memutuskan bahwa aku memilihnya maka itu akan menjadi satu satunya cinta." Arga mendesah pelan.
Sesaat Arga memejamkan matanya membayangkan bagaimana dia dan Revina sebelum mereka memutuskan berpacaran. Tapi sekarang kedekatan mereka tak seperti itu lagi, bahkan Arga sendiri bingung kenapa Revina yang sudah jadi kekasihnya berbeda dengan Revina yang dulu.
"Permisi den, maaf bibi mengganggu" ucap bi Iyah, salah satu pelayan dirumah Arga.
Arga membuka mata dan menatap pelayan tersebut. "Ada apa bi?" tanya Arga dengan nada terdengar seperti sedang malas.
"Anu den, makan malamnya sudah bibi siapkan" ucap bi Iyah.
Arga bangun sejenak dari tidur terlentangnya, melihat ke arah bi Iyah. "Ya udah bibi boleh istirahat biar nanti aku yang bereskan kalau sudah selesai"
"Nggak apa apa den kalau bibi istirahat duluan?" tanya bi Iyah.
"Nggak apa apa bi, lagian aku masih belum mau makan sekarang" ucap Arga seraya dengan senyum tulusnya.
"Aden teh lagi galau ya den? maaf bukan bibi lancang den"
Arga tersenyum ramah pada bi Iyah "Nggak apa apa bi, udah sana bibi istirahat nanti encokan disini malah minta di pijit sama saya" ucap Arga dengan diselipkan candaan.
"Si aden mah bisa aja" ucap bi Iyah dengan senyum juga.
Setelah bi Iyah menjauh darinya Arga kembali merenung. "Aku harus cari kamu kemana lagi Re? Apa tidak ada jalan lain untuk kamu melampiaskan kemarahan mu pada ku. Apa harus seperti ini? Kamu pergi entah kemana dan aku nggak tau harus menjemput kamu kemana"
***
Seorang perempuan cantik sedang duduk sendiri di taman dekat kost kost an nya. Menghirup angin malam sekarang adalah hobinya.
"Kak Bimo bilang Revina pergi meninggalkan Arga karena marah. Semua terjadi karena aku hadir diantara mereka"
Sejenak menarik nafas merasakan hawa dingin yang mulai menyelimuti tubuh mungilnya. "Pasti Arga butuh seseorang yang bisa diajak diskusi untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi aku nggak mungkin harus hadir lagi di sana. Aku tak ingin hubungan mereka semakin hancur."
Dering telepon dari handpohe yang terselip di saku celana jeans nya mampu membuyarkan lamunannya. Tertera nama Arga dilayar ponselnya.
"Arga? aku angkat nggak ya? diangkat aku bingung harus bicara apa? kalau nggak diangkat dia bisa berpikir macam macam lagi tentang aku"
Shepa meletakan ponsel tersebut di sampingnya sampai panggilan berakhir. Namun baru juga 10 detik, benda tersebut kembali berdering dan memunculkan kembali nama Arga di sana.
Tanpa pikir panjang lagi akhirnya Shepa menggeser ikon berwarna hijau dan menempelkan benda tersebut ke telinganya.
Shepa mempersiapkan diri untuk mendengarkan cerita Arga walau pun sebenarnya ia enggan mendengar sesuatu yang akan kembali menorehkan luka dihatinya.
"Hallo" ucap Shepa pelan.
"Halo She? ini beneran kan kamu yang angkat? She, She" Arga memastikan jika yang mengangkat telepon darinya adalah Shepa.
"Iya ini aku, ada apa?"
Terdengar tarikan nafas lega dari seberang sana. "Syukurlah aku bisa bicara kembali dengan kamu, She ada banyak hal yang ingin aku ceritakan sama kamu" ucap Arga memberi jeda sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Kamu dimana She? aku cari kamu ke kampus, ke kost kamu tapi kata ibu kost nya kamu udah nggak tinggal disana, aku tanya Leela dan Bimo mereka juga bilang tidak tau menau soal kamu. Sebenarnya kamu dimana She, kenapa kamu menghilang begitu saja aku butuh sahabat seperti kamu. Sombong ya di telepon nggak pernah diangkat sama sekali" cerocos Arga.
"Sahabat?" batin Shepa.
Hening sejenak sebelum Shepa angkat bicara. "Maaf Ga, tapi akhir akhir ini aku sedang sibuk" ucap Shepa.
"Ok lupakan dulu tugas kamu, sekarang kamu dimana? Aku perlu saran saran dari mu She"
"Emmmm, aku, aku nggak bisa bertemu kamu dalam waktu dekat ini." Shepa masih berusaha menghindari Arga. "Memangnya kau mau bicara apa? lewat telepon aja kan bisa tanpa harus bertemu" ucap Shepa.
"Di telepon nggak bisa bicara panjang lebar She, ayolah sekali ini saja kita bertemu nggak apa apa kan" desak Arga. "Kamu ini kenapa sih She, sekarang sulit sekali aku menemui kamu? atau jangan jangan kamu sedang berusaha menghindar dari aku ya?" pertanyaan Arga berhasil membuat Shepa kebingungan untuk menjawab.
Apa yang Arga katakan adalah kebenarannya, tapi ia tidak mungkin kan jika harus mengakuinya. Yang ada nanti Arga akan bertanya alasannya. Jika sudah terjadi apa Shepa akan mengakui segala perasaannya.
Tidak, ia masih memegang teguh prinsipnya, ia tidak ingin menyandang gelar orang ketiga atau istilah bekennya pelakor.
"Tidak seperti itu ga, aku masih punya beberapa tugas yang harus aku selesaikan secepatnya. Kalau kamu mau cerita sesuatu ke aku kamu lewat chat atau telpon saja ya" ucap Shepa berusaha meyakinkan Arga.
"ok, baiklah aku harap kamu memang benar benar sibuk, semoga kau tidak sedang menghindari ku"
"he, iya maaf ya Ga, aku belum bisa kayak waktu itu. Doakan saja tugas tugasku cepat selesai" ucap Shepa yang merasa bersalah akan penolakannya terhadap Arga.
Padahal sebenarnya tugas apa sih yang membuat Shepa sibuk?. Tugas menghapus perasaannya terhadap Arga yang berstatus kekasih orang.
"Aku tutup dulu ya Ga" ucap Shepa yang langsung menutup sambungan telponnya tanpa menunggu si lawan bicara menjawabnya terlebih dahulu. Butiran bening kembali merembes di pulupuk matanya.
Masih tersa sulit baginya untuk menghapus perasaannya terhadap Arga. Semakin ia berusaha menjauh tapi semakin besar pula rasa bersalahnya terhadap Arga dan Revina.
"Yah ternyata kamu di sini She" Ucap sahabat terdekat Shepa yang bernama Gia. "Kenapa lagi? kembali mengingat dia dan kamu galau lagi?"
Shepa hanya diam tanpa memberikan tanggapan akan celotehan Gia.
***
Arga mendesah kecewa setelah melihat sambungan telponnya di putuskan sepihak begitu saja. Rasa kecewa muncul menyelimuti dirinya. "Sekarang aku benar benar merasa sendiri. Semua pergi meninggalkan ku begitu saja, tanpa aku tau apa penyebabnya. Baik itu Revina kekasihku, dan juga Shepa?"
Arga beranjak dari tempatnya tadi menuju kamarnya yang selalu rapi, bersih juga wangi. Ya Arga memang selalu memperhatikan kebersihan disekitarnya. Meski memiliki banyak pelayan yang bisa ia suruh kapan saja jika ia mau, namun nyatanya untuk keperluan yang bersifat privasi Arga memilih dirinya sendiri untuk melakukannya.
Hampir sempurna kan Arga? Jangan lupa vote, like dan komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
langsung mampir nih
2023-07-28
0
Sakura Chan
Assalamualaikum wr wb
Izin pm thor, mampir yuk ke ceritaku judul nya
Aku Tetap Cinta
2022-10-15
0
Via🔥💰
aku mampir kak
2021-10-06
0