Happy Reading😍
Di Taman belakang sekolah, terlihat Aira yang saat ini bersama dengan Reygan disampingnya. Iya, mereka akan segera mengerjakan hukuman yang tadi sempat diberikan oleh guru yang mengajar dikelasnya. Aira benar-benar sial hari ini.
"Ambil" Ucap Reygan tiba-tiba, sambil menyerahkan sapu yang sudah ia bawa dari tempat penyimpanan.
Aira langsung meraihnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun dari bibirnya. Ia segera beranjak pergi meninggalkan Reygan. Sedangkan Reygan terlihat diam mematung atas sikap yang ia terima dari seorang gadis yang baru saja kemarin dikenalnya.
"Lo nggak akan diem aja sampe pulangkan?" Sindir Aira tiba-tiba.
"Yaudah cepet lo kerjain" Suruh Reygan, yang membuat Aira langsung menatapnya tajam.
"Hak apa lo nyuruh-nyuruh gue!" Ketus Aira tidak terima dengan ucapannya.
"Gue nggak mau ribut sama lo" Ucap Reygan mengalah, karena tidak ingin membuat suasana menjadi semakin tidak enak nantinya. Aira terlihat tidak perduli dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
Mereka terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, dan Reygan yang sendari tadi diam-diam memperhatikan Aira dari kejauhan.
Reygan lagi-lagi terdengar mengeluh karena untuk pertama kalinya mendapat hukuman seperti ini.
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat, Aira sudah menyelesaikan hukumannya. Hari ini terlihat cukup terik, membuatnya bertambah lelah sekarang. Ia memutuskan untuk segera beranjak pergi kearah pohon rindang yang tak jauh dari tempatnya. Ia segera merebahkan tubuhnya dibawah pohon, namun seseorang kembali mengusiknya.
"Ambil" Ucap Reygan sambil menyerahkan sebotol air mineral ditangannya. Aira hanya menatapnya, tanpa berniat untuk mengambil air yang Reygan berikan untuknya.
"Buat lo" Ucap Reygan lagi, tentu saja Aira langsung meraihnya.
"Makasih" Ucap Aira samar, namun berhasil membuat Reygan mengulas senyum tipis dibibirnya.
Tanpa mereka sadari dikejauhan terlihat sepasang mata yang sendari tadi terus memperhatikan dan mengawasi gerak-geriknya, Ia terlihat mengepalkan kedua tangannya, lalu beranjak pergi meninggalkan tempatnya.
Disisi lain, terlihat teman-temannya yang juga sendari tadi mengawasi sekaligus menguping perbincangan antara Reygan dengan Aira.
"Ada yang aneh nggak sih?" Tanya Reza tiba-tiba.
"Apa yang aneh?" Armand balik bertanya.
"Lo bego apa tolol sih Mand? Masih nggak peka" Ucap Daffa yang mulai kesal dengan pertanyaan yang baru saja Armand lontarkan.
"Lo ngegas mulu kalo ngomong sama gue" Gerutu Armand tidak terima.
"Maksud gue, kalian ngerasa aneh nggak sih sama sikap Reygan ke cewek itu. Coba kalian bandingin sikap dia ke orang lain apalagi ke cewek, beda banget anjirr" Ucap Reza menjelaskan dengan panjang lebar.
"Lah anjirr iya woy" Teriak Armand tiba-tiba.
"Woy biasa aja kali, gue nggak budek anjengg!!" Bentak Daffa tidak terima, karena membuatnya terkejut.
"Santuy dong, ketauan baru nyaho lo!" Ucap Reza mengingatkan teman-temannya.
"Ngapain lo?" Tanya seseorang tiba-tiba, suara itu sudah tidak asing lagi ditelinga mereka.
"Anaya, gue bilang juga apa" Bisik Reza.
"Manusia kan lo?" Tanya Reygan datar, karena merasa terabaikan.
"Ehh ada mamas Reygan, untung kita nggak jantungan" Ucap Daffa seraya nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ngapain?" Tanya Reygan lagi. Terlihat mereka yang menggelengkan kepalanya bersamaan.
"Kita lagi nyari jangkrik kasian kucing nya si Daffa belum makan udah seminggu" Celetuk Reza yang sangat tidak masuk akal.
"Bego, alasan macam apa itu" Gerutu Daffa, sambil menepuk keningnya yang tidak bersalah.
"Kenapa?" Tanya seseorang yang baru saja tiba ditempat mereka berada.
"Woy Gan kita pergi dulu, Dadahh. Baik-baik ya, jangan berantem" Teriak mereka bersamaan, sambil terus berlari kencang meninggalkan mereka yang terlihat mematung karena tingkah teman-temannya.
Mereka beruntung hari ini, karena berhasil lolos dari cengkraman Reygan. Tentu saja itu semua berkat Aira karena datang diwaktu yang sangat tepat.
***
Sudah sejam lebih mereka terus berdiam diri dibawah pohon rindang yang sebelumnya mereka tempati. Aira merasa sangat canggung dengan suasana yang tengah dihadapinya, bagaimana bisa ia saat ini hanya berdua bersama dengan seorang lelaki yang baru saja dikenalnya, walaupun dia teman sekelasnya.
"Santai aja" Ucap Reygan yang paham dengan tingkah gadis yang kini terduduk dihadapannya.
"Oh, iya" Kaget Aira, Namun Aira berusaha untuk segera menyembunyikan rasa terkejutnya.
"Nggak usah disembuyiin, gue tau lo kaget" Ucap Reygan, sambil terkekeh karena melihat Aira yang tertangkap basah olehnya.
"Bodo amat!" Ketus Aira dan beranjak pergi meninggalkan Reygan.
Reygan terus menatapnya, ia semakin yakin bahwa Aira benar-benar berbeda dari gadis lainnya, dan ia berhasil mengusik pikirannya.
"Lo beda, tapi gue suka" Ujar Reygan tanpa sadar.
Lonceng sudah berbunyi nyaring diseluruh area sekolahnya, waktu yang sendari tadi mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Waktunya untuk mereka mengisi perutnya yang sendari tadi keroncongan.
Akhirnya Aira menyelesaikan tugas yang sempat tertinggal karena terkena hukuman bersama manusia paling menyebalkan dimatanya.
"Kantin yuk" Ajak seseorang yang baru saja menghampirinya. Gadis cantik yang cukup terkenal dikelasnya. Sasa, begitulah mereka memanggilnya.
Aira hanya menggelengkan kepalanya, karena ia sedang tidak ingin pergi meninggalkan kelasnya.
"Ayo dong, emangnya lo nggak laper belajar terus" Ucap Sasa yang berusaha untuk membujuknya.
"Duluan aja" Ucap Aira, yang akhirnya membuka suara.
"Yaudah kalo gitu kita duluan Ra" Ucap Sasa sambil berlalu meninggalkan Aira sendiri.
Diluar kelas, terlihat Nisa yang sejak tadi menunggunya keluar. Gadis itu memaksa untuk mengajak Aira untuk ikut bersamanya.
"Lo ngapain juga pake ngajakin dia segala?" Tanya Nisa yang terlihat kesal.
"Jangan gitu dong, kita kan sekelas. Kasian kali kalo dia sendiri terus" Ucap Sasa berusaha untuk memberi pergertian pada sahabatnya.
"Lo juga tau dia itu gimana, baru dua hari dia masuk sekolah, tapi kita udah bisa tau sikapnya itu gimana sama orang" Ucap Nisa panjang lebar.
"Malah ghibah, mending buruan jalannya" Ucap Sasa menyudahi perdebatan yang baru saja terjadi antara mereka.
"Gitu ya" Gumam Aira yang sendari tadi mendengar percakapan mereka.
Aira baru sadar jika sikapnya membuat mereka tidak nyaman selama ini, namun Aira tidak tau harus bagaimana. Ia sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti sekarang.
"Lo ngapain?" Tanya seseorang yang mengintruksinya, kenapa semua orang senang sekali membuatnya terkejut hari ini.
"Gue Dimas, masih inget kan?" Ucap Dimas, sedangkan Aira hanya diam.
"Mau ke kantin?" Tanya Dimas.
"Sok akrab ni orang" Gumam Aira karena merasa risih. Dan Aira hanya menggelengkan kepalanya.
Dimas terus memaksanya, itu sangat tidak nyaman untuknya. Sendari tadi lelaki itu benar-benar tidak peka dengan sikap yang Aira tunjukkan padanya, sama sekali tidak membuatnya menyerah.
Semakin lama, lelaki itu bertambah menyebalkan dimatanya. Membuatnya terus menghembuskan nafas berat.
"Gue mau ke toilet, mau ikut?" Ucap Aira tiba-tiba.
"Oh, yaudah lo ke toilet aja gue tunggu disini" Ucap Dimas terlihat salah tingkah dengan ucapan Aira.
Tentu saha Aira segera beranjak pergi meninggalkan Dimas yang menurutnya sangat-sangat menyebalkan, dan Aira begitu tidak nyaman.
"Bodo amat, lo tunggu gue disitu sampe tahun depan" Celetuk Aira yang terlihat sangat kesal.
"Kenapa?" Tanya seseorang yang berada tepat dibelakangnya.
"Bisa nggak sih, sehari aja nggak ada yang ganggu gue" Teriak Aira, karena moodnya benar-benar buruk sekarang.
"Kalo gue maunya ganggu lo gimana?" Ucapnya penuh percaya diri.
Aira benar-benar penasaran dengan sosok yang berada dibelakang punggungnya, tingkat percaya dirinya membuat Aira sangat ingin memakinya. Terpaksa Aira membalikkan tubuhnya dan melihat siapa orang yang sudah mengganggu ketenangannya untuk yang kedua kalinya.
"Lo" Ucap Aira dingin sambil mengepalkan tangannya kearah wajah lelaki dihadapannya. Reygan hanya menatapnya tanpa rasa bersalah.
"Kenapa lo lagi" Gerutu Aira.
"Takdir" Ucap Reygan santai, sedangkan Aira semakin kesal dengan jawaban yang baru saja ia dengar, dan langsung berlalu meninggalkan Reygan begitu saja.
"Kenapa lo selalu pergi" Teriak Reygan tidak terima dengan kepergian Aira.
Reygan tidak sadar jika sudah menjadi pusat perhatian dari semua orang yang berlalu lalang dikoridor sekolahnya.
"Lo liat kan, Apa gue bilang" Ucap Seseorang.
"Lo tau dia siapa?" Tanya seseorang yang saat ini mulai penasaran dengan gadis yang terlihat berbincang dengan Reygan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments