Part-5

Happy Reading😍

Sinar matahari mulai menelusuk masuk melalui celah-celah tirai kamarnya, namun tidak sedikitpun mengusik ritual sakral seorang laki-laki yang kini tengah asik dengan dunia mimpinya. Hingga akhirnya terdengar sebuah teriakan yang membawanya kembali kedunia nyata.

"Reygan buka pintunya, cepet bangun!! Mau sampe kapan kamu tidur, udah jam berapa sekarang" Teriak Ibu Negara yang sudah kesal karena Reygan tak kunjung bangun walau hari sudah mulai beranjak siang.

Sang pemilik nama hanya bergumam tanpa berniat untuk bangkit dari tempat tidurnya, ia tidak perduli dengan hal yang tengah mengganggunya.

"Reygan! kalo kamu nggak mau bangun, mamah potong uang jajan kamu!!" Teriaknya untuk yang kedua kalinya, karena semakin bertambah kesal.

"Iya" Ucap Reygan singkat. Ia hanya sekilas melirik jam yang bertengger rapi diatas nakas.

"Masih pagi juga" Ucapnya, sambil turun dari tempat tidur dan langsung beranjak pergi menuju kamar mandi.

Akhirnya Reygan sudah selesai dengan rutinitasnya, dan bersiap untuk segera berangkat ke sekolah.

Diruang makan terlihat kedua orang tuanya dan tak lupa kakak perempuannya, yang sudah siap untuk segera sarapan bersama. Reygan yang baru saja turun dari kamarnya, hanya acuh tak acuh saat melihatnya.

"Mau sampe kapan kamu kaya gini? nggak pernah bisa disiplin!" Tegur sang papah yang terlihat menatapnya.

"Udahlah pah, biar Reygan sarapan dulu"

"Mamah jangan belain dia terus, lama-lama dia malah makin jadi, contoh kakak kamu dia selalu disiplin. Kamu dengar papah nggak Reygan!!"

"Iya denger, Lagian tumben kalian dirumah? Tanya Reygan yang merasa heran dengan keberadaan orang tuanya yang tidak seperti biasanya.

"Jaga ucapan lo dek!" Tegur Raisa, karena Reygan sudah keterlaluan.

"Reygan berangkat" Ucapnya menghiraukan ucapan sang kakak.

"Liat itu anak kamu" Ucap sang Papah lagi.

"Udah lah Pah, gitu-gitu juga anak kamu. lagian dia masih berprestasikan di Sekolahnya" Sanggah sang Mamah yang terus membela anak laki-lakinya.

Reygan memang termasuk siswa yang cukup pintar disekolahnya, walaupun kadang ia kurang disiplin dan selalu membuat ulah bersama ketiga sahabatnya.

Sedangkan diluar, Reygan terlihat sudah melesat meninggalkan rumah dengan motor Ninja hitam kesayangannya.

****

Sedangkan dikediaman Aira, terlihat ia yang baru saja selesai bersiap-siap. Dan baru saja keluar dari kamar untuk segera berangkat.

"Ara sarapan dulu" Teriak om Rudi.

"Om kapan pulang?" Tanya Aira sambil mencium tangannya.

"Tadi malem, pas kamu udah tidur" Jawabnya.

"Udah cepet duduk, tante udah siapin sarapan" Tawar sang tante dengan lembut.

"Mulai lagi" Gumam Aira.

"Yaudah kamu cepet sarapan dulu, nanti terlambat" Ucap Rudi menimpali, Aira hanya menurut.

"Kamu berangkat bareng Om biar sekalian" Tawar Rudi, karena memang jalan mereka yang searah.

"Nggak usah Om, Ara naik bis aja" Tolak Aira dengan halus.

"Nggak papa biar sekalian, kan jalannya searah. Lagian Om juga pengen liat sekolah baru kamu" Balas Rudi terdengar memaksa.

"Iya Ara, Kamu berangkat bareng om kamu aja dari pada kamu nunggu bis kan lama" Uca Sarah menimpali ucapan suaminya. Aira hanya mengangguk.

Akhirnya mereka sudah selesai sarapan, dan segera berangkat menuju sekolah Aira. Mobil yang mereka tumpangi akhirnya mulai melaju meninggalkan pekarangan rumahnya. Dan meninggalkan Sarah yang terlihat mulai menggerutu.

"Males banget sok baik sama dia" Ucapnya sinis, setelah kepergian mereka.

Akhirnya Aira sudah sampai didepan gerbang sekolahnya, sendari tadi Aira hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Aira segera turun dari mobil yang ditumpanginya.

"Om berangkat ya, kamu yang rajin belajarnya" Ucapnya, dan berlalu meninggalkan sekolahnya.

"Hari ini Om pulang kerumah?" Tanya Aira dengan suara yang setengah berteriak.

"Kayanya Om nggak pulang, emang kenapa Ra?" Tanya Rudi, karena merasa bingung dengan pertanyaan yang baru saja Aira lontarkan. Sedangkan Aira hanya menggelengkan kepalanya, dan berusaha mengukir senyum diwajahnya.

Akhirnya Rudi beranjak pergi meninggalkannya. Tanpa Aira sadari, sepasang mata sendari tadi terus memperhatikannya saat ia tengah berbincang dengan seorang laki-laki yang jauh lebih tua darinya.

Reygan kembali menstater motornya untuk segera memasuki sekolahnya, segera setelah melihat Aira yang sudah beranjak masuk kedalam.

***

Terdengar bunyi telakson dari arah belakang tubuhnya yang membuatnya terkejut, karena benar-benar sangat memekakkan telinganya.

"Siapa sih!" Gerutu Aira tidak terima, dan segera memutuskan untuk melihat siapa yang dengan sengaja mengusiknya.

"Mau bareng nggak?" Tanya Reygan santai, seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.

"Lo sengaja?" Tanya Aira dingin.

"Gue tanya mau bareng nggak, malah balik tanya" Balas Reygan mengabaikan pertanyaan yang baru saja Aira lontarkan.

"Nggak!" Ketus Aira.

"Kenapa?" Tanya Reygan sok polos.

"Lo nggak liat, ini udah masuk lingkungan sekolah, bentar lagi juga sampe koridor kelas. Ngapain lo ngajakin gue bareng. Lo mau minta gue anter lo ke parkiran" Ucap Aira panjang lebar.

"Baru kali ini gue liat lo ngomong panjang lebar gitu" Balas Reygan.

"Bacot lo!" Ketus Aira, dan langsung berlalu meninggalkannya sendiri.

"Lain kali kalo ngomong panjang lagi ya" Teriak Reygan setelah melihat Aira mulai melangkahkan kakinya.

"Kacang" Ucap Reygan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Baru saja Reygan akan beranjak pergi, tiba-tiba seorang wanita datang menghampirinya.

"Hai Reygan" Sapanya sambil memasang wajah yang diimut-imutkan.

"Sok manis lo!" Ucap Reygan dingin, dan langsung memacu motornya kembali. meninggalkan Vania dan kedua temannya begitu saja.

"Ihh nyebelin banget sih Reygan, apa coba lebihnya tuh cewek, giliran ke gue aja timbul sikap aslinya yang kaya es batu. Giliran ke cewek itu ngomongnya banyak, Sebel!!" Gerutu Vania panjang lebar, karena kesal dengan sikap Reygan yang selalu seperti itu padanya.

"Vania, lo harus sabar ngadepin Reygan yang kaya gitu. Gue yakin dia bakal luluh sama lo" Ucap Febi meyakinkan.

"Gimana gue nggak kesel coba, pas nggak ada anak baru itu aja gue nggak bisa dapetin Reygan. Sekarang malah anak baru yang deket Reygan, Ihh kesel" Gerutunya lagi tanpa jeda.

"Lagian ya Van itu cewek nggak ada apa-apanya kali dibanding lo, jadi lo tenang aja" Tambah Febi terus-terusan memujinya.

"Lo kan yang paling cantik di Sekolah, badai pokoknya" Ucap Saras yang ikut memujinya.

"Kalian liat aja, gue bakal buat perhitungan sama tu cewek, berani-beraninya dia deketin Reygan" Sinis Vania yang masih tidak terima dengan sikap Reygan padanya.

Vania Amarta Arastanti, seorang gadis yang famous dan berkuasa disekolahnya. Semua orang tau, jika gadis itu sangat menyukai Reygan, bahkan sangat terang-terangan mengejarnya sejak dulu. Namun sampai saat ini, ia masih belum berhasil menarik perhatian lelaki itu. Vania sekalu mengaku jika ia berpacaran dengan Reygan, lelaki dingin yang tiba-tiba saja berubah drastis sejak kedatangan gadis bernama Aira di Sekolahnya.

****

Aira benar-benar sangat kesal karena ulah lelaki itu, tanpa sadar Aira sudah sampai dikelasnya. Dan langsung duduk ditempatnya.

"Lo udah ngerjain tugas yang dikasih kemarin belum?" Tanya Sasa yang datang menghampiri Aira ditempatnya.

"Udah" Balasnya singkat.

"Gue boleh liat yang nomor tiga? Soalnya gue belum nih, yang lain juga banyak yang belum tuh. Boleh ya boleh" Ucap Sasa panjang lebar.

"Boleh ya ra, please boleh ya satu aja kok" Bujuk Sasa memasang muka melas. Tanpa menjawab, Aira segera menyerahkan buku tugasnya, terlihat Sasa dengan raut wajah sumringah.

"Makasih Ra" Balas Sasa sambil kembali ke tempatnya. Aira kembali melipat kedua tangannya di meja dan merebahkan kepalanya.

Tiba-tiba kelas seketika hening sesaat setelah terdengar knop pintu yang diputar secara tiba-tiba, mereka mengira guru yang sudah memasuki kelas, namun hanya menampilkan Reygan dkk.

"Woy ada tugas apaan?" Teriak Daffa yang baru saja memasuki kelas dengan yang lainnya.

"Makannya belajar" Balas Maman teman sekelasnya.

"Najiss lo Man, lo aja baru ngerjainkan" Teriak Armand membela.

"Emang" Teriak Maman seperti tak punya dosa.

"Bodo amat pusing gue, mending gue ngerjain dari pada kena hukum lagi" Ucap Reza dan langsung beranjak pergi menuju mejanya.

"Gue liat dong" Rayu Daffa, karena seorang Reygan sudah pasti menyelesaikan tugasnya. Namun Reygan hanya menatapnya dengan tajam.

"Sahabat macam apa lo Gan, tega-teganya sama gue" Ucap Daffa tidak terima dengan memasang wajah melas.

Namun Reygan tetap acuh dan tetap melangkahkan kakinya menuju mejanya melewati Aira, dan meliriknya sekilas.

"Berisik banget sih" Gerutu Aira yang masih berada diposisi melipat kedua tangannya diatas meja sambil merebahkan kepalanya.

Sedangkan teman sekelasnya kembali dalam keadaan sangat ribut karena tengah sibuk mengerjakan tugas rumah yang kemarin diberikan oleh guru matematika yang terkenal killer di Sekolahnya.

"Gue liat, ini buku gue pinjem ya" Ucap Reza sambil merebut buku yang ada dimeja Sasa.

"Ih Reza jangan, gue belum selesai" Balas Sasa sambil merebut kembali buku yang ada ditangan Reza.

"Woy enak amat lo ya, nyalin tugas Reygan nggak bagi-bagi" Ucap Armand tidak terima, karena Daffa yang dipinjami buku milik Reygan.

"Bodo, suka-suka gue" Balas Daffa, dan terus melanjutkan aktivitas menulisnya.

"Udah sini" Ucap Armand sambil merebut buku yang ada di meja Sasa.

"Ambil sono, puas lo!" Kesal Sasa.

Sedangkan Aira masih nyaman berada diposisinya saat ini, walaupun sedikit terusik dengan suara bising yang disebabkan oleh teman-temannya. Aira memutuskan untuk beranjak kemeja Sasa, karena berniat mengambil buku tugasnya yang sedang dipinjam.

"Buku gue mana?" Tanya Aira setelah sampai dimeja Sasa.

"Eh Ara, buku lo dipinjem Armand sama Reza tadi" Balas Sasa gugup.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Aira langsung beranjak pergi meninggalkan Sasa untuk menghampiri meja Armand dan Reza.

"Nggak sopan lo!" Ucap Aira dingin setelah sampai dimeja mereka berdua.

"Maksud lo apa, dateng-dateng ngomong gitu?" Tanya Reza bingung.

"Buku gue!" Balas Aira ketus.

"Kita nggak pinjem buku lo" Ucap Armand menimpali.

Sedangkan Reygan mulai terusik dengan suara perdebatan temannya. Lalu memutuskan untuk bangun dari tidurnya.

"Kenapa?" Tanya Reygan dingin ke Daffa.

"Nggak tau gue juga, biasa lah kaya nggak tau kelakuan mereka aja"

Ia hanya meliriknya dan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda, belum sempat ia memejamkan mata suara perdebatan antara temannya dan seorang wanita itu kembali terdengar.

"Itu buku gue" Balas Aira dingin.

"Aira" Gumam Reygan

"Lo kok tiba-tiba dateng terus ngaku-ngaku lagi" Ucap Reza tidak juga mengalah.

"Udah woy malu, Laki juga" Teriak Daffa menengahi perdebatan yang masih saja berlangsung.

"Diem!!" Bentak mereka bersamaan.

"Ampun-Ampun, nggak ikutan dah gue" Balas Daffa dengan ekspresi memelas.

Sedangkan Reygan diam-diam memperhatikan Aira yang masih berdebat dengan kedua sahabatnya.

"Liat namanya" Teriak Aira yang sudah sangat kesal.

Tiba-tiba mereka terkejut, setelah melihat nama yang tertera dibuku yang mereka perdebatkan sendari tadi.

"Puas!" ketus Aira, dan berlalu meninggalkan mereka sambil membawa buku miliknya.

"Gue bilang juga apa. Mampus, malu-malu dah lo berdua" Ejek Daffa, lalu terdengar gelak tawa dari teman-temannya.

"Diem lo anjengg, nggak lucu!" Teriak Reza dan Armand bersamaan.

Sedangkan teman sekelasnya malah semakin tertawa melihat keduanya yang salah tingkah karena terlalu malu dengan kelakuannya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!