Part-3

Happy Reading😍

Tidak terasa hari sudah sore, langit-langit terlihat menjingga, pertanda sang senja telah datang menampakkan dirinya. Aira sangat menyukainya, ia selalu menantinya. Karena keduanya sangat mirip, dikagumi banyak orang namun selalu merasa kesepian.

Akhirnya Aira menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, dan seperti kebiasaannya dikala sore ia akan mulai bercerita dengan sang senja. Meskipun akhirnya ia hanya bercerita sendiri.

"Tau nggak, hari ini Ara mulai masuk kesekolah baru. Tapi masih belum bisa nerima kehadiran orang lain" Ucap Aira kepada sang senja, meski akhirnya ia sadar tidak akan ada respon dari sang pemilik sinar jingga.

Baginya, seperti ini sudah cukup untuk mengurangi sedikit beban hidupnya. Menurut Aira hanya senja yang mengerti dan menyimpan semua keluh kesahnya. Waktu terus berlalu, sinar senja mulai redup dan tergantikan oleh gelap dan dinginnya sang rembulan.

"Sumpah, capek banget" Keluh Aira, ia memang sangat pandai menyembunyikan semua beban yang ditanggung nya dihadapan orang lain. Aira sangat berbeda jika ia tengah diluar rumah, Aira selalu menyimpan semua bebannya seorang diri. Karena tidak ada lagi tempatnya untuk mengadu.

KRING,,,, KRING ,,,, KRING

Terdengar suara alarm yang biasa Aira pasang mulai menggema diseluruh penjuru kamarnya, namun hal itu tidak juga mengusik tidur pulasnya. Hingga akhirnya suara seorang wanita mulai memekakan telinga dan berhasil mengejutkannya.

"Aira bangun, Jam berapa sekarang?!" Teriaknya dari luar kamar Aira. Gadis itu terlihat menghela nafas dan sesekali mengerjapkan matanya, sekilas ia memalingkan wajahnya dan menatap ke arah jam yang bertengger rapih diatas meja.

"Ya ampun telat" Panik Aira sambil berlari tergesa-gesa menuju kamar mandi. Aira tidak sempat memikirkan apa-apa lagi sekarang, yang ia pikirkan bagaimana caranya berangkat kesekolah tanpa harus terlambat.

Akhirnya Aira sudah siap dengan seragam yang terlihat melekat ditubuhnya, dan terlihat sibuk mengingkat tali sepatu miliknya.

"Selesai, tante Ara berangkat, Assalamualaikum" Teriak Aira dari arah luar, ia tak sempat untuk mengisi perutnya karena hari semakin siang sekarang.

"Anak itu!" Gerutu sang tante yang sangat tidak suka.

****

Aira baru saja turun dari bus yang ia tumpangi, dan ia masih beruntung karena cepat mendapatkan bus. Namun, tetap saja ia masih datang terlambat kesekolah.

"Pak jangan ditutup, biarin saya masuk" Bujuk Aira dengan nafas yang tersegal-segal.

"Kamu anak baru itu kan, kenapa bisa telat?" Tanya sang satpam yang tengah berjaga hari ini.

"Maaf saya kesiangan Pak, bukain ya Pak" Ucap Aira yang berusaha untuk membujuknya.

"Yaudah saya bukain, tapi besok-besok jangan sampe telat lagi" Ucapnya sambil membuka pintu gerbang untuk Aira.

"Makasih Pak" Ucap Aira sambil berlari tergesa-gesa menuju koridor sekolahnya.

Aira terus berlari dengan langkah tergesa-gesa dikoridor kelas, dia takut jika guru mata pelajaran yang mengajar hari ini sudah memasuki kelasnya. Namun, seseorang dengan sangat tiba-tiba menabrak tubuh Aira hingga membuatnya terjatuh ke lantai.

"Awww!!" Pekik Aira sambil meringis karena terjerebam ke lantai.

"Lo nggak papa?" Tanya seseorang, dan terlihat mengulurkan tangannya.

"Gue yang salah" Ucap Aira tanpa sempat melihat orang yang baru saja menabraknya.

"Biar gue bantu, lo pasti sakit kan" Ucapnya, dengan tangan yang terus terulur kearah Aira.

"Gue yang nggak,,," Belum sempat Aira melanjutkan ucapannya. Ia langsung teringat dengan tujuannya, tanpa pamit Aira langsung berlari meninggalkannya.

Terlihat ia yang mengulas senyum dibibirnya, karena melihat tingkah gadis yang berhasil menarik perhatiannya. Iya, seorang Reygan baru saja tersenyum untuknya.

***

Akhirnya Aira sudah sampai didepan kelasnya, namun takdir sedang tidak berpihak padanya. Terlihat seorang guru yang sudah masuk dan mengajar dikelasnya.

"Mampus gue!" Ucap Aira seraya menepuk keningnya yang tidak bersalah.

"Santai aja nggak usah panik" Ucap seseorang dari arah belakang, yang membuat Aira memalingkan wajahnya berniat melihat siapa yang baru saja berbicara padanya.

"Lo!" Ucap Aira, setelah mengetahui siapa orang dibalik tubuhnya.

"Gue minta maaf, gara-gara gue lo jadi telat" Ucap Reygan terlihat menyodorkan tangannya, berusaha untuk meminta maaf padanya.

"Iya" Ucap Aira singkat tanpa membalas jabatan tangannya. Aira langsung beranjak masuk kedalam kelas dan meninggalkan Reygan.

Sebelum memasuki kelas, Aira sempat ragu dan takut karena ia sadar jika masih murid baru disekolah nya. Namun Aira tetap memaksakan diri untuk segera masuk kedalam kelas.

"Maaf Bu saya telat" Ucap Aira terlihat menundukkan kepalanya kearah lantai.

"Kamu murid baru kan, kenapa bisa telat?" Tanya sang guru.

"Dia telat gara-gara saya" Potong seseorang dibalik punggungnya.

Seketika semua mata tertuju pada seseorang yang tadi sempat memotong pertanyaan yang guru lontarkan pada Aira, karena rasa penasaran yang akhirnya membuat ia berbalik untuk melihat siapa yang baru saja membelanya.

"Dia lagi" Gumam Aira tanpa sadar, seraya menghela nafas.

"Kenapa bisa gara-gara kamu Reygan?" Tanya sang guru pada Reygan.

"Tabrakan" Jawab Reygan singkat.

"Maksud kamu gimana, kalau ngomong itu yang jelas Reygan!" Kesal sang guru, karena jawaban yang ia terima.

"Saya tabrakan pas dia lagi buru-buru jadinya dia telat, kalo saya nggak nabrak dia nggak akan telat. Jadi itu semua gara-gara saya" Jelas Reygan.

"Woww!! mamas Reygan ngomong banyak" Sambar Daffa dengan raut wajah seperti baru mendapatkan emas ditumpukan sampah.

Sontak semua teman sekelasnya tertawa seperti tidak teringat akan semua dosa-dosanya.

"Ngakak 4G anjir" Celetuk Maman yang juga teman sekelasnya. Terlihat Reygan yang kini menatap kearah teman-temannya.

"Tuhkan marah" Ucap Reza.

"Kalian Ibu hukum, biar adil" Ucapnya tak ingin dibantah.

"Sekarang kalian berdua keluar bersihin taman Belakang, sampai jam pelajaran ibu selesai" Ucapnya lagi dengan tegas. Namun mereka terus diam, belum juga keluar untuk menjalankan hukuman yang diterimanya.

"Atau mau bersihin toilet?" Tanya sang guru tiba-tiba.

"Jangan bu" Teriak mereka bersamaan.

"Ciee barengan, jangan-jangan jodoh" Teriak Aceng ketua kelas yang otaknya agak geser diantara mereka. Daffa bilang Aceng itu korban ML.

"Ciee mamas Reygan udah punya jodoh" Daffa ikut nimbrung.

"Sudah cepat, kalian kerjakan hukumnya atau mau ibu tambah" Ucap sang guru menyudahi.

"Jangan bu" teriak mereka bersamaan untuk kedua kalinya.

"Ciee" Teriak semua teman sekelasnya serempak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!