Really? We Got Married?

Really? We Got Married?

Chapter 1. Pernikahan

Lou mematut dirinya di depan cermin, terdapat riasan tipis di wajah cantiknya. Gadis itu sedikit terbengong saat melihat bayangannya sendiri, sedikit tak percaya bahwa bayangan di cermin itu adalah miliknya.

Tubuhnya dibalut gaun pengantin putih gading, namun wajah cantik itu sama sekali tak memancarkan kebahagiaan. Bagaimana tidak? Hari ini dia akan menikah, tapi bukan

dengan pria pilihannya. Itu adalah pilihan kedua orangtuanya.

Lou tak pernah habis pikir kenapa ayah dan ibunya bersedia menikahkannya dengan

pemuda misterius itu. Dia bahkan tak pernah bertemu dengannya. Selama proses persiapan pernikahan, calon ibu mertunya lah yang selalu mewakili calon suaminya untuk mengurus semua kebutuhan, jujur, Lou sangat tersinggung.

Namun apa yang bisa dia lakukan? Kedua orangtuanya seolah menjadi buta dan tuli dalam masalah ini. Lou bahkan tak tahu apa alasan mereka menikahkannya dengan pria

itu. Perusahaan mereka baik-baik saja, mereka tak membutuhkan apapun yang

mengharuskan Lou melakukan pernikahan paksa.

Hal ini membuat Lou semakin frustasi!

“Sayang, apa kau sudah siap?” Suara serak Marc bertanya dari luar ruang rias.

Lou melirik ke arah Marc dan mengangguk pelan. Dia hanya memasang wajah datar

dengan tatapan kosong, berharap ayahnya akan merasa iba dan membatalkan pernikahan paksa ini.

Namun, sekali lagi gadis itu salah, ayahnya hanya bergeming. Lou mendengus dingin,

lalu menundukkan kepalanya putus asa.

“Sayang.” Suara lembut Helena bergumam. Wanita itu lalu menghampiri Lou, suaranya

terdengar lemah, memunculkan sebuah harapan dalam pikiran Lou. Mungkinkah

ibunya akan membatalkan pernikahan ini untuknya?

“Angkat kepalamu, Nak. Kau harus tersenyum, kau akan terlihat sangat cantik,” ujar

Helena, yang sukses membuat Lou terdiam.

Baiklah, kalian yang menginginkannya. Lou menggigit bibirnya pelan untuk menahan rasa marahnya. Air mata mulai menggenang di mata coklat gadis itu, tapi dengan cepat dia mengendalikannya.

Maaf saja, aku bukan orang lemah yang akan kalah dengan mudah!

Setelah menghirup napas dalam, Lou mengangkat dagunya tinggi. Menampilkan sikap sombong, terserahlah! Di samping, Marc sudah berdiri dengan tegap. Siap untuk

membimbing Lou ke altar pernikahan. Marc tersenyum cerah, dia terlihat sangat bahagia. Namun Lou, dia sangat kacau.

Marc dengan senyum bahagianya membimbing Lou ke altar pernikahan. Lou hanya menatap lurus ke depan. Tak ada senyum atau sinar bahagia di wajahnya, ya, dia sengaja. Agar semua tamu yang hadir tahu, dia telah dipaksa menikah!

Mata Lou menatap lurus ke depan, sampai dia menangkap sesosok pemuda tampan yang tengah menunggunya di altar pernikahan. Lou sempat lupa bagaimana cara bernapas saat melihat pemuda tampan itu.

Pemuda itu mengenakan setelan tuxedo hitam yang sangat pas dengn tubuhnya. Membuatnya nampak semakin gagah dan err—seksi,

Lou mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menyadarkan diri dari lamunan

anehnya. Tanpa terasa, kini dia dan Marc telah mencapai altar. Sean mengulurkan

tangannya untuk membantu Lou. Sejujurnya Lou sama sekali tak ingin menerima uluran tangan itu, tapi tangan Marc langsung meletakkan tangan Lou tepat di atas tangan pemuda itu.

Tangan Sean yang besar dan hangat langsung menangkup tangan Lou dengan lembut. Lou sedikit tertegun, namun kembali ke wajah datarnya dalam waktu singkat.

Mereka berdua lalu maju dan berdiri bersama untuk mengucapkan sumpah pernikahan. Lou

menggigit bibirnya bawahnya pelan, dia merasa sedikit gugup, takut bila nanti

dia salah berbicara dan menjadi tertawaan orang.

Kegugupan Lou rupanya tak luput dari perhatian Sean. Pria itu meremas pelan tangan Lou. Membuat Lou sadar dari kegugupannya dan secara ajaib menjadi lebih berani.

“Ulangi setelah saya …”

“I, Sean Hilton, take you Lorraine Arnauld, to be my wedded wife. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And here to I pledge you my faithfulness,” ujar Sean dengan suara tenang. Dia tak terlihat gugup sama sekali.

Lou menarik napas pelan dan kemudian berkata, “I, Lorraine Arnauld, take you Sean Hilton, to be my wedded husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or

in health, to love and to cherish 'till death do us part. And here to I pledge you my faithfulness.”

Lou tersenyum cerah setelah mengucapkan sumpah pernikahan dengan sempurna. Gadis itu terlihat sangat lega.

“Do you Sean Hilton, take Lorraine Arnauld

to be your wedded wife?”

“I do,” jawab Sean.

“Do you Lorraine Arnauld, take Sean Hilton to be your wedded husband?” Kini giliran Lou yang ditanya. Di dalam pikirannya dia ingin berteriak tidak dengan suara keras, lalu setelah itu lari dari altar.

“I do,” jawab Lou dengan senyum pasrah.

Pada akhirnya dia tetap menjawab ya. Sialan!

“Sekarang kalian adalah pasangan suami istri. Silahkan melakukan ciuman pernikahan.”

Lou hanya diam, tak berniat berbalik menghadap Sean. Namun sebuah tarikan lembut di tangannya membuatnya dengan mudah tertarik ke arah Sean. Untuk pertama kalinya Lou melihat suaminya dari jarak sedekat ini, jujur, Sean memang sangat tampan.

Lou tanpa sadar menahan napasnya saat jarak wajah mereka menipis dengan cepat.

Lou  merasakan sesuatu yang lembut

menyentuh bibirnya, membuat jantungnya melompat seolah akan keluar. Ini … ciuman pertamaku. Tanpa bisa Lou kendalikan, wajahnya mulai memanas dan dia menjadi sedikit salah tingkah.

Saat Sean melepaskan ciumannya, dia menatap Lou dalan diam. Lou juga hanya

menatapnya tanpa kata, namun kemudian Lou melihat sebuah senyum usil di wajah

tampan pria itu. “Ciuman pertama, Istriku?” tanyanya dengan nada jahil.

Seketika emosi Lou langsung naik ke ubun-ubun, baji*gan ini!!!

Walaupun marah, Lou masih menahan diri. Menolak mempermalukan diri di hadapan banyak orang. Dia hanya menatap Sean kesal, sementara Sean tetap tersenyum saat

menatap gadis itu. Sean lalu menggenggam tangan Lou, membimbingnya menuruni

altar. Lou tak menolak, dia hanya menurut.

Lou melihat ibu dan ibu mertuanya tengah menatap mereka dengan senyum cerah.

Membuatnya sedikit tak berdaya. Pada akhirnya dia membalas senyuman mereka.

Kedua wanita itu lalu menghampiri mereka. Karen mendekati Lou dan tersenyum cerah.

“Ayo, lempar buket pernikahan dulu,” ajaknya dengan tatapan penuh kasih. Karen memang selalu memperlakukan Lou dengan sangat baik, dia sangat menyayangi menantunya ini.

Lou tersenyum dan mengangguk, Sean melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Lou pergi bersama Helena dan Karen. Lou tanpa sengaja menatap tangannya karena saat Sean melepaskannya, kehangatan di tangannya juga menghilang.

Lou nyaris memukul kepalanya saat pemikiran seperti itu terlintas. Riuh tamu

undangan wanita membuatnya kembali sadar sepenuhnya. Dia melangkah sedikit jauh

dari mereka. Lalu berdiri membelakangi semua orang.

Dengan setengah hati Lou mengayunkan buket bunga itu beberapa kali dan kemudian

melepaskannya dengan malas. Siapa yang menduga ternyata lemparannya akan cukup

kuat dan kebetulan bersamaan dengan angin dingin musim gugur berhembus.

Saat Lou menoleh ke belakang, buket bunga itu tak ditemukan di antara para tamu wanita yang tadi berdiri di belakangnya. Buketnya hilang.

Tidak, tidak benar-benar hilang, itu hanya sedikit melenceng dari para tamu wanita yang berdiri di belakang Lou. Buketnya malah jatuh ke arah kursi tamu. Lou melihat buket itu jatuh tepat ke pangkuan seorang wanita.

Lou terdiam sejenak. May?

Itu May, sahabat baik Lou. May terlihat bingung saat menatap buket bunga di

pangkuannya. Dia lalu mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Lou. Tatapannya seolah berkata, “Kenapa kau lemar ke sini, Bodoh?!”

Lou bahkan merasa dia bisa mendengar suara May yang tengah memakinya. Lou hanya mengangkat bahu tak peduli. Lagi pula dia memang tak sengaja.

Keduanya menghela napas dan kembali memasang wajah tak peduli. Hanya Helena yang tiba-tiba bersorak gembira. Dia berlari kecil ke arah May dengan wajah cerah. “Ternyata May akan segera menyusul!” teriaknya heboh.

Hahaha. Lou tertawa keras di dalam hatinya, wajahnya bahkan perlahan mulai memerah karena menahan tawa. Entah kenapa pernyataan ibunya barusan terdengar benar-benar lucu di telinganya. Lou mencoba menetralkan rasa geli di dadanya dan mendekati mereka bersama Karen.

“Ah, bibi, bagaimana aku bisa menyusul, pa—,”

“Dia kan jomblo, Bu. Mana mungkin dia menyusul secepat itu.” Lou langsung memotong jawaban May.

“Bukankah kemarin kau juga masih jomblo.” Pernyataan May langsung menohok hati Lou. Dia memelototi May dengan niat membunuh.

Sudut bibir Lou berkedut pelan karena menahan kesal. Namun May tak menggubrisnya sama sekali, jadi dia hanya bisa mendengus pelan, menahan diri agar tak langsung menghadiahkan jitakan panas ke kepala May.

May tersenyum puas melihat Lou hanya bisa menahan diri, sementara Helena dan Karen

mulai menertawakan Lou, membuat Lou merasa semakin kesal.

Di saat mereka sibuk dengan obrolan dan tawa mereka, seseorang datang menghampiri

rombongan itu. Orang itu adalah Sean. Melihat Sean telah datang, Helena dan Karen langsung mendorong Lou ke arahnya. Lou sedikit tak terbiasa menggunakan high heels, jadi dorongan itu membuat tubuhnya sedikit limbung.

Lou berpikir dia akan jatuh, namun tak pernah menyangka sepasang tangan kokoh akan

menahan tubuhnya. Tangan itu lalu melingkari pinggangnya posesif, membuat Lou terdiam. “Hati-hati,” ujar sebuah suara tepat di telinga Lou, membuat jantung gadis itu berdebar kencang.

Lou mengambil napas pelan dan berbalik, dia mengangkat kepalanya dan menatap sosok

itu, Sean. May memperhatikan keduanya dalam diam, namun tatapannya tak pernah

melepaskan kedua orang itu.

Lou hanya diam dan mengalihkan tatapannya dari Sean, sama sekali tak berniat berbicara padanya. Sean hanya tersenyum tipis dan menariknya lembut. “Ayo,” ujarnya sambil membimbing Lou untuk menyapa tamu.

Sean melingkarkan tangannya ke pinggang Lou posesif, membuat Lou tersentak kaget.

Ini adalah pertama kali dalam hidupnya, dia berdekatan dengan laki-laki, kecuali ketiga saudaranya. Namun Lou dapat dengan cepat mengendalikan dirinya. Dalam waktu singkat itu, Sean menyadari perubahan sikap Lou, namun dia memilih mengabaikannya.

Keduanya lalu mulai sibuk menyapa para tamu. Karena ada banyak orang yang harus ditemui, Lou merasa tubuhnya hampir tak sanggup bertahan. Semua ramah-tamah palsu ini membuatnya mual. Kakinya bahkan sudah berdenyut- denyut sejak sejam yang lalu.

Ditengah rasa lelah itu, Helena datang mendekat. “Sayang, sudah saatnya mengganti pakaian,” ujarnya pelan.

Lou langsung sumringah. ‘Oh, penyelamatku,’ batinnya.

Sean melepaskan tangannya yang sedari tadi melingkari pinggang Lou posesif. Membiarkan Lou mengikuti ibunya.

Keduanya lalu memasuki mansion dan menaiki tangga ke lantai dua, di sana May sudah menunggu dengan wajah datar.

“Pergilah dengan May, dia akan membantumu.” Helena tersenyum lembut pada Lou.

Lou mengangguk pelan dan menghampiri May, keduanya lalu menuju ke kamar rias

bersama. Seorang pria berperawakan besar menunggu di depan pintu, namanya Malik, dia adalah orang kepercayaan Sean.

“Nyonya,” sapa orang itu. Lou hanya mengangguk pelan dan langsung masuk ke kamar. Di dalam kamar sudah ada dua orang penata rias yang menunggu. Lou masuk terlebih dahulu, diikuti oleh May. Setelah keduanya berada di dalam ruangan, May menutup pintu kamar itu dan menguncinya. Dia lalu menoleh ke arah Lou dan menggangguk pelan.

“Mana gaunku?” Lou bertanya pada salah seorang perias.

Perias itu berdiri dan menuju ke lemari, berniat mengambil gaun Lou. Namun sebelum dia mampu mencapai lemari, dia merasakan sakit luar biasa di bagian belakang kepalanya dan akhirnya pingsan.

Lou melirik ke arah May yang juga sudah mengatasi perias lainnya. Keduanya menghela napas pelan. Rencana pertama berhasil.

May lalu menyerahkan sebuah buntalan yang telah disiapkannya pada Lou. Isinya adalah pakaian.

Pakaian untuk melarikan diri.

Ya, mereka akan melarikan diri.

Terpopuler

Comments

sakura

sakura

...

2024-12-16

0

sakura

sakura

...

2023-05-11

0

grace manuela

grace manuela

jujur download apk ini cuman krna mau baca crita ini aja wkwkwkw

2021-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Pernikahan
2 Chapter 2. Lari!
3 Chapter 3. Tunggu dan Lihat
4 Chapter 4. Pulang
5 Chapter 5. Aku Mencintaimu
6 Chapter 6. Sayang, Panggil Namaku
7 Chapter 7. Kolkata
8 Chapter 8. Sayang Tidak Ada Popcorn
9 Chapter 9. Tak Tahu Malu
10 Chapter 10. Cemburu
11 Chapter 11. Curiga
12 Chapter 12. Sniper!
13 Chapter 13. Laci Rahasia
14 Chapter 14. Ghost
15 Chapter 15. Pembunuh
16 Chapter 16. May
17 Chapter 17. Niana
18 Chapter 18. Masa Lalu
19 Chapter 19. Ragu
20 Chapter 20. Aku Terlalu Bersemangat
21 Chapter 21. Informasi
22 Chapter 22. Berita
23 Chapter 23. Laughing Coffin
24 Chapter 24. Agafia
25 Chapter 25. Samantha
26 Chapter 26. Serius Itu Melelahkan
27 Chapter 27. Pelayaran Ilegal
28 Chapter 28. Badai
29 Chapter 29. Reda
30 Chapter 30. Selama itu?
31 Chapter 31. Suami
32 Chapter 32. Hukuman?
33 Chapter 33. Aku menginginkanmu
34 Chapter 34. Hanya Ada Kamu
35 Chapter 35. Pembunuh
36 Chapter 36. Kau Tak Akan Mengerti
37 Pengumuman
38 Chapter 37. Si Kecil Niana
39 Chapter 38. Dia Membunuh Temanku
40 Chapter 39. Masa Lalu
41 Chapter 40. Aku Takut
42 Chapter 41. Racun
43 Chapter 42. Mengampunimu?
44 Chapter 43. Bukankah itu menyakitkan?
45 Chapter 44. Saatnya Istirahat
46 Chapter 45. Aku Tahu!
47 Chapter 46. Manipulasi
48 Chapter 47. Pesta Bantal?
49 Chapter 48. Hentikan!
50 Chapter 49. Bodoh
51 Chapter 50. Hal Baik
52 Chapter 51. Kita Buru-Buru
53 Chapter 52. Lari!!!
54 Chapter 53. Lawan!
55 Chapter 54. Rindu
56 Chapter 55. Itu Baru Priaku!
57 Chapter 56. Salah Tingkah
58 Chapter 57. Dendam
59 Chapter 58. Naif?
60 Chapter 59. Nyonya Arnauld?
61 Chapter 60. Cemburu
62 Chapter 61. Terima Kasih
63 Chapter 62. Happy Ending
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Chapter 1. Pernikahan
2
Chapter 2. Lari!
3
Chapter 3. Tunggu dan Lihat
4
Chapter 4. Pulang
5
Chapter 5. Aku Mencintaimu
6
Chapter 6. Sayang, Panggil Namaku
7
Chapter 7. Kolkata
8
Chapter 8. Sayang Tidak Ada Popcorn
9
Chapter 9. Tak Tahu Malu
10
Chapter 10. Cemburu
11
Chapter 11. Curiga
12
Chapter 12. Sniper!
13
Chapter 13. Laci Rahasia
14
Chapter 14. Ghost
15
Chapter 15. Pembunuh
16
Chapter 16. May
17
Chapter 17. Niana
18
Chapter 18. Masa Lalu
19
Chapter 19. Ragu
20
Chapter 20. Aku Terlalu Bersemangat
21
Chapter 21. Informasi
22
Chapter 22. Berita
23
Chapter 23. Laughing Coffin
24
Chapter 24. Agafia
25
Chapter 25. Samantha
26
Chapter 26. Serius Itu Melelahkan
27
Chapter 27. Pelayaran Ilegal
28
Chapter 28. Badai
29
Chapter 29. Reda
30
Chapter 30. Selama itu?
31
Chapter 31. Suami
32
Chapter 32. Hukuman?
33
Chapter 33. Aku menginginkanmu
34
Chapter 34. Hanya Ada Kamu
35
Chapter 35. Pembunuh
36
Chapter 36. Kau Tak Akan Mengerti
37
Pengumuman
38
Chapter 37. Si Kecil Niana
39
Chapter 38. Dia Membunuh Temanku
40
Chapter 39. Masa Lalu
41
Chapter 40. Aku Takut
42
Chapter 41. Racun
43
Chapter 42. Mengampunimu?
44
Chapter 43. Bukankah itu menyakitkan?
45
Chapter 44. Saatnya Istirahat
46
Chapter 45. Aku Tahu!
47
Chapter 46. Manipulasi
48
Chapter 47. Pesta Bantal?
49
Chapter 48. Hentikan!
50
Chapter 49. Bodoh
51
Chapter 50. Hal Baik
52
Chapter 51. Kita Buru-Buru
53
Chapter 52. Lari!!!
54
Chapter 53. Lawan!
55
Chapter 54. Rindu
56
Chapter 55. Itu Baru Priaku!
57
Chapter 56. Salah Tingkah
58
Chapter 57. Dendam
59
Chapter 58. Naif?
60
Chapter 59. Nyonya Arnauld?
61
Chapter 60. Cemburu
62
Chapter 61. Terima Kasih
63
Chapter 62. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!