Perasaan Starla campur aduk, sangat gelisah, seperri tidak beriman, yah itu sangat Starla rasakan. Air mata Starla mengalir dengan sendirinya ,sampai mata itu sembab.Sedangkan kedua abangnya juga sama ,mata mereka berkaca kaca.Menurut mami, papi mereka tidak sadarkan diri, kena serangan jantung tiba tiba begitu menerima telepon.
Hati Starla sangat sedih.
" Minum dek, jangan nangis lagi, kita harus kuat, mami lebih berat menghadapi ini semua."
Starla terisak dan di peluk Baskoro.
" Abang tahu , abang juga sedih. Abang tahu perasaan kamu gimana .Bawa dalam doa ya dek ".
Starla hanya bisa menangis.
Setelah beberapa jam, mereka mendarat di Bali, mereka sudah di tunggui Om ,saudara papi mereka yang paling kecil, tinggal di Bali.
Starla dan kedua abangnya bergegas, memasuki mobil.
" Papi kalian sudah di operasi tadi malam, namun perkembangannya tidak ada sama sekali," ujar sang paman mengusap wajahnya.
" Perusahaan membutuhkan pimpinan, dan kalian ber dua dari dulu tidak berminat bisnis. Papi hanya banyak mengajar Starla seluk beluk perusahaan. "
" Ya om....," ujar Digantara.
" Walau usia mu masih sekolah Star, Om akan pandu kamu, menjalankan semua ini, ada juga om Rehan yang bantu kamu, perusahaan ini jerih payah papi dan mami kamu, mami juga bisa bantu kamu, sampai papimu pulih."
Starla mengangguk.
" Papimu sangat baik, saudara paling peduli dengan saudara nya yang lain, om pernah bangkrut, papimu bantu om dari nol, sampai om bisa berdiri kembali, menafkahi keluarga.Satria anak Om juga bisa bantu kamu Star.Hanya kamu akan kehilangan waktu bermainmu, waktu santaimu."
" Gak apa apa om, mami juga pernah mengatakan pada Starla, jika sesuatu yang urgent terjadi, Starla harus siap.Makanya Starla di les kan materi akuntansi, manejemen dan di bekali les bahasa.Starla gak mau kehilangan papi, cek siapa yang nelepon papi terakhir kali om. Starla yakin semua ini seperti bom waktu di gunakan pesaing."
" Ya Star, Om juga sudah berpikiran begitu.Om akan lacak."
" Satria menemani mami mu di rumah sakit, Om Rehan nanti juga sampai."
Starla ,Digantara dan Baskoro mengangguk.
Mereka sampai tepat di depan pintu masuk rumah sakit. Starla dan kedua abangnya mengikuti om bungsu mereka memasuki rumah sakit, kemudian menuju lift.
Lantai 5, disitulah Starla hatinya hancur memandang mata sembab dan kesedihan sang mami.Maminya yang manja, berhati lembut, sangat kojtras dengan pribadi Starla yang tomboy, ceria dan introvert.
Starla langsung berlari memeluk sang mami, begitu juga kedua abangnya.
" Papi...," ujar sang mami sambil menatap sedih ruang ICU ,dimana tubuh lemah sang papi terbaring.
Starla sangat sedih, isak tangis Starla pecah sambil memanggil sang papi.
Kedua abang Starla juga menangis, tidak dapat membendung air matanya.
" Jangan menangis Star, kamu harus kuat, tanggung jawab perusahaan, sudah lama papi mu embankan padamu, kamu secepatnya harus memimpin perusahaan.Biarkan papimu di jagain mami, kami ada membantu kamu."
" Kamu hanya boleh hari ini jenguk papi nak, namun besok kamu harus ngantor , dan jadwalmu akan Om bungsu dan Om Rehan dampingi."
Starla mengangguk.
" Nama perusahaan ,sudah ada nama kamu pemegang saham terbesar, papi sudah menyiapkan sesuatu hal,jika urgent, semua brankas, surat berharga ,kamu sudah tahu semua. Sepupumu Satria akan bantu.Papi masih masa kritis, mami belum bisa bantu banyak."
Starla mengangguk.
🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments