AKU KIRA SUDAH BAHAGIA TERNYATA BELUM "KETIKA UJIANKU BARU AKAN DI MULAI."

Siang ini aku mengantarkan bekal ke kantor mas Adam. Perasaan sebagi sosok wanita yang sudah menikah memang terasa agak sedikit berbeda ya hahaha banyak pasang mata yang melihatku saat aku datang ke kantor mas Adam.

Mas Adam bekerja di salah satu perusahaan sebagai staff manager kantor, ya bisa di bilang pekerjaan itu yang paling cocok dengan sifat dan karakter mas Adam.

Kabar bahagianya seminggu lagi dia akan naik jabatan menjadi direktur perusahaan dan dia di pilih langsung oleh pimpinan perusahaan karena kinerjanya selama ini. Aku sangat bangga pada mas Adam.

Aku menunggu mas Adam di kantin karena dia baru saja mengirimkan pesan padaku kalau ia akan sedikit terlambat karena pekerjaannya belum selesai.

"Perasaan di mana mana kita ketemu terus deh, ya nggak..." sebuah suara membuatku menoleh dan betapa terkejutnya melihat Rizki yang tiba-tiba saja duduk di depanku.

"Ngapain kamu disini hah? Kamu ngikutin aku Ki?"

"Ya gue kerja disini lah. "

"Sejak kapan Rizki bekerja di perusahaan yang sama dengan mas Adam." batinku karena benar-benar terkejut.

"kenapa? kaget ya? gue kerja disini belum lama ini, ya karena gue tahu kalau suami Lo juga kerja disini."

"Maksudnya apa Ki?"

"Selama ini gue nggak pernah bisa ngelupain elo Zara. Gue selalu terbayang-bayang sama tubuh Lo yang indah itu apalagi Lo jago banget mainnya."

Rasanya aku ingin sekali menampar wajah pria brengsek di depan ku itu apalagi ketika melihat senyumnya membuatku benar-benar merasa muak. Aku tidak menyangka jika dia bisa berbicara seperti apa lagi sekarang aku sedang berada di kantin dimana staff dan karyawan berlalu lalang karena memang sedang jam makan siang.

"cukup Ki!!! Bisa ngga kamu ngga ungkit ungkit masalalu lagi. Kita ini udah selesai. Aku nggak mau ya dengan kamu mengungkit masalalu kita akan berefek pada pernikahan ku."

"loh kan emang bener kan. Apa perlu gue bilang ke suami Lo. Oh ya gue penasaran gimana reaksi suami Lo ketika tahu Lo udah nggak perawan lagi Ra hahaha Dia kaget ya? Marah? Atau Nerima Lo apa adanya pfftttt bilang dong ke gue, penasaran banget sumpah."

Aku hanya bisa mengepalkan tangannya saja mendengar perkataan pria brengsek itu apalagi melihat senyumnya yang tidak ada dosa sama sekali. Rizki memang bener-bener pria brengsek. Entah kenapa aku dulu mau berpacaran dengan pria kaya dia sampai rela melakukan hubungan badan dengannya. Mengingat hal itu membuatku benar-benar merasa marah kesal kecewa dan menyesal. Aku hampir menangis tak kala Rizki mengatakan hal itu padaku tapi tiba-tiba saja mas Adam datang yang membuat ku langsung berpura-pura seolah tidak ada apa-apa.

"Loh Ki, Lo disini juga toh."

"Hahaha iya pak ngobrol dikit sama istri Lo, nggak papa kan ya. Oh ya pak ternyata istri Lo satu sekolah sama gue dulu. Nggak nyangka ya bisa ketemu temen seangkatan di usia gue yang segini hehehe." aku terkejut ketika mendengar Rizki mengatakan hal itu pada mas Adam. Aku takut jika pria itu benar-benar memberitahu bagaimana masalalu ku dulu dengannya.

"Oh ya?? Emang bener sayang kalau kamu satu sekolah sama Rizki? Kok ngga pernah cerita?"

"Oh ahh emm i iya mas. Aku udah lupa, dia yang ngingetin aku." aku hanya menjawab iya saja dengan gugupnya. Saat ini aku benar-benar sangat takut .

"Malah bagus dong. Lo udah makan siang belum Ki?"

"Udah tadi bro, gue ke atas dulu ya."

Aku melihat kalau Rizki mengedipkan matanya lagi kepadaku tapi aku merasa lega karena pria itu sudah pergi. Aku dan mas Adam pun makan siang bersama sambil sesekali berbincang ringan.

"Siang pak...." aku menoleh ketika mas Adam menyapa seseorang.

"Maaf Dam saya ngga bisa dateng pas acara nikahan kamu."

"Nggak papa pak. Oh ya kenalin ini Istri saya, Zara. Sayang ini pak Ali pimpinan perusahaan."

"Zara pak." aku menyalaminya tapi aku merasa tidak asing dengan nama dan wajah itu. Sepertinya aku pernah bertemu tapi entahlah aku lupa.

"Nama kamu kaya temen sekelas saya dulu waktu SMA. Zara, Fatimah Az Zahra." aku cukup terkejut mendengar pak Ali mengatakan seperti itu. aku menjadi ingat kalau temen sekelas ku dulu juga ada yang namanya Ali tapi jika di lihat-lihat dari penampilannya aku yakin itu bukan Ali yang aku kenal karena Ali teman sekelas ku dulu adalah pria culun dan kutu buku tapi yang ada di depanku sekarang beda jauh.

"Kalau boleh tau dulu bapak sekolah di SMA mana ya pak, karena saya juga punya teman namanya sama kaya bapak."

"SMA Bina Bangsa." aku cukup terkejut mendengarnya tapi masih belum percaya sepenuhnya.

"Aliandra Syarif?" tanyaku untuk memastikannya dan ku lihat dia cukup terkejut. Apa mungkin benar??

"Kamu Zara?? Fatimah Az Zahra?" aku mengangguk saja yang membuat dia seperti tidak percaya jika bertemu dengan ku begitupun aku karena sempat tidak mengenali Ali.

"Kamu udah banyak berubah ya. dulu aja penampilannya....tapi sekarang malah jadi pemimpin perusahaan. Hebat banget kamu."

"Aku juga nggak nyangka bakal ketemu lagi. Dan ternyata kamu adalah istrinya Adam. Suami kamu ini sangat berpotensi Ra, dia serba bisa di perusahaan ini. perusahaan ku menjadi lebih maju ya sebagian besar karena dia ikut berkontribusi banyak dalam perusahaan."

"Bapak bisa aja." Aku menatap mas Adam dengan penuh bangga sementara mas Adam sendiri terlihat salting karena mendapat pujian dari bosnya.

"Kalau ada waktu nanti kita ngobrol bareng lagi ya. saya pergi dulu karena masih banyak pekerjaan. Oh ya Dam, nanti kalau udah selesai langsung ke ruangan saya ya."

"Baik pak."

"Aku kaget loh Sayang pas kamu bilang kalau bosku adalah teman SMA kamu. nggak nyangka banget ternyata di kantor ini banyak yang dari sekolah kamu dulu ya." aku hanya tersenyum saja mendengar ucapan mas Adam karena jujur saja aku masih takut Rizki yang kalau tiba-tiba saja memberitahu semuanya pada masa Adam.

"Dunia emang sempit mas."

Setelah selesai makan siang, mas Adam langsung ke ruangannya lagi sementara aku ingin langsung pulang tapi entah kenapa perutku rasanya sangat mulas sekali jadi sebelum pulang aku ke toilet dulu.

Baru saja aku masuk ke salah satu bilik toilet tiba-tiba saja seseorang mendorongku masuk begitu saja yang membuat aku sangat terkejut apalagi ketika melihat siapa itu membuatku benar-benar bertambah takut dan aku ingin berteriak tapi pria itu sudah membekap mulut ku lebih dulu dengan mulutnya. Dia menciumku dengan begitu brutal sementara aku hanya memberontak saja dengan air mata yang sudah menetes.

"Aku sangat merindukanmu sayang." ucapan yang membuatku semakin membencinya.

Dia bahkan berani melakukan hal seperti itu di saat tahu aku sudah menikah. Benar benar pria brengsek tidak tahu etika. Aku begitu terkejut ketika dia melepaskan celananya di depanku buru-buru aku berteriak minta tolong tapi ia langsung membekap mulutku lagi.

Plakkkkk...

aku menamparnya dengan keras karena aku benar-benar marah dengan apa yang dia lakukan padaku. Aku takut benar-benar sangat takut sekarang

"Siall!!!! Bukannya dulu Lo selalu mau gue ajak main Zara. Kenapa sekarang Lo nolak hah." ucapnya di telinga ku yang membuat ku merinding dan semakin takut.

"Aku udah nikah Ki, aku udah beda dari yang dulu. please buat kali ini aja kamu jangan ganggu aku lagi hiks."

"Gue kangen sama Lo. Lo tau ngga sih kalau gue kangen Lo."

"Aku minta sekarang kamu pergi dari sini atau aku teriak lagi "

"Ck sialll......"

Aku terduduk lemas sambil memukuli dadaku sendiri yang rasanya benar-benar sesak. kenapa ini terjadi kepadaku yaallah....aku pikir setelah aku nikah aku bakal bahagia karena punya kehidupan baru tapi kenapa kau hadirkan lagi sosok pria yang sudah menghancurkan ku dulu. apakah engkau kirim dia kembali untuk menghancurkan pernikahan ku juga....

Terpopuler

Comments

Reny Ervina

Reny Ervina

kasihan zara

2024-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!