BERUSAHA MENYELESAIKANNYA

Saat dalam keadaan seperti ini, aku hanya bisa menangis dalam diam saja. Aku tidak berani menceritakan semuanya pada orang lain terutama pada mas Adam. Dia tidak boleh tahu bagaimana masa lalu ku dengan Rizky. Aku selalu takut jika hari yang aku takutkan akan segera tiba. Aku benar-benar takut. Aku menghela nafasnya dan membasuh wajahku untuk menenangkan ku, kemudian aku memutuskan untuk langsung pulang saja.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba saja hp ku berdering dan terlihat jika ada nomor asing yang masuk. Tidak aku angkat karena tidak penting dan aku juga tidak kenal, tapi nomor itu tetap menghubungi ku kembali berulang kali. sebuah pesan bergambar membuat ku seperti bagai tubuh yang tidak bertulang sama sekali. tubuhku lemas dan air mata ku mulai keluar, karena itu adalah foto ku dengan Rizky dulu saat kita sedang melakukan hal gila di gudang sekolah.

Ketakutan ku semakin menjadi karena ternyata Rizki masih menyimpan foto itu. Harusnya dulu aku sadar jika pada akhirnya di masa depan hal itu akan menjadi sumber masalah bagiku.

Aku benar-benar tidak ingin berurusan apapun dengan Rizki lagi. Aku tidak mau selalu terbayang-bayang dengan masalalu ku dan saat itu juga aku memutuskan untuk bertemu Rizki, hanya berdua saja. Aku ingin menyelesaikan semuanya sebelum mas Adam tau.

"Aku nggak mau banyak bicara sama kamu, Aku minta sekarang kamu hapus semua foto ataupun video tentang kita dulu."

"Hei hei hei santai sayang, kenapa sih kok kaya marah gitu?"

"Ki, please...jangan ganggu aku lagi dengan semua itu. Kita udah selesai, kita udah nggak ada apa-apa lagi. Aku mohon hapus semuanya."

"Kalau gue hapus, gue ngga bisa liat Lo tiap waktu dong. sayang banget lah, gue kangen sama Lo Zara, Lo nggak kangen sama gue?"

"Cukup Ki!!! Aku nggak mau kamu terus kaya gini. aku udah punya kehidupan sendiri begitupun kamu. Kita jalani hidup masing-masing tanpa menganggu siapapun. Aku mohon kali ini aja Ki." aku menepis tangan Rizki dengan kasarnya ketika pria itu memegang tanganku.

"Kira-kira gimana reaksi Adam kalau tau Lo kaya gini ya? Atau gue kirim aja ke dia?"

"Jangan gila Ki. gini aja, sekarang kamu minta apa dari aku, aku bakal kasih kamu, tapi kamu hapus sekarang juga."

"Sebenarnya gue mau minta tolong sama Lo. Gue bakal hapus ini dan nggak ganggu Lo lagi. Gue di kejar-kejar sama rentenir karena gue nggak punya uang buat lunasin utang gue. Jadi, Lo mau kan bantuin gue buat lunasin utang gue ke rentenir."

"Emang berapa?"

"500 juta."

Aku benar-benar terkejut mendengar hal itu. Uang sebanyak itu, aku harus dapat dari mana? Sedangkan tabunganku saja tak sampai 500 juta.

"Kamu pikir uang 500 juta itu sedikit? nggak, aku nggak mau."

"Itu sih terserah Lo aja Ra. Lo inget kan semua kenangan kita dulu masih ada di gue. gue bisa aja kirim ke suami Lo sekarang juga kalau gue mau, tapi gue kasian sama Lo karena pernikahan kalian kan baru seumur jagung."

"Jangan macam-macam kamu Ki!!!"

"Ya mangkanya bantuin gue, gue nggak mau di kejar-kejar rentenir kaya gini."

"Ya terus kenapa kamu pinjem uang sebanyak itu hah? Buat apa?"

"Lo nggak perlu tahu urusan gue, yang terpenting gue mau sore ini karena mereka bakal datengin gue lagi."

Aku kebingungan harus melakukan apa. Di sisi lain aku tidak mau jika suami tahu bagaimana aku dulu, tapi disini ada Rizki yang siap kapan saja untuk membongkar semuanya jika aku tidak memberikan uang itu.

"Oke. aku bakal bantuin kamu tapi nggak semuanya karena aku nggak ada uang sebanyak itu." aku hanya menurutinya saja tapi dengan satu syarat.

"Gue tau ada syaratnya. Lo mau gue hapus ini kan?"

"Hapus semuanya!!!"

"Oke. Gue hapus semuanya. Nih Lo liat udah nggak ada." Dia menunjukkan layar hp nya padaku yang sudah kosong tidak ada apapun. Aku sedikit merasa lega melihat itu tapi tak sepenuhnya percaya pada Rizki karena bagaimanapun juga aku sangat mengenal pria brengsek itu bagaimana sikapnya.

"20 juta??? Lo bercanda Ra. Mana cukup 20 juta."

"Uang ku cuman ada segitu. Lain kali kalau aku ada pasti aku tambahin."

"Oke lah nggak papa udah lebih dari cukup. Gue pergi dulu."

Saat itu juga mas Adam menelponku dan menanyakan uang yang baru saja aku pakai, karena sebenarnya itu memakai kartu mas Adam, jadi tak heran jika notifikasi pengeluaran akan masuk ke hp mas Adam. Dari nada bicaranya saja mas Adam terdengar marah karena 20 juta bukan uang yang sedikit, tapi kalau aku tidak melakukan itu, Rizki pasti akan terus menggangguku.

Malam harinya aku menunggu mas Adam pulang dan aku berniat untuk menjelaskan semuanya tapi tentu aku tidak akan jujur dengan mas Adam. Aku tahu bohong adalah dosa, tapi aku tidak ada pilihan lain lagi.

"Mas..." ucapku ketika melihat mas Adam masuk dengan menenteng tasnya. ia langsung duduk di sampingku dan memijit pelipisnya.

"Capek? Aku pijitin ya."

"Ummh...mas, soal tadi, aku mau jelasin sama kamu."

"Nggak usah. Lain kali jangan boros-boros."

Aku hanya menatap mas Adam saja karena aku pikir dia akan marah besar, tapi ternyata tidak. Aku merasa bersalah karena sudah berbohong tapi mau gimana lagi tidak ada cara lain dan aku harus bisa menjaga rumah tangga ku sendiri dengan cara apapun yang aku bisa lakukan.

"Sayang."

"Hmm iya mas kenapa?"

aku cukup terkejut ketika mas Adam tiba-tiba langsung mendorongku dan langsung menindih ku. Dia membelai wajahku dengan sangat lembut. Aku menatap manik matanya yang saat ini sudah terlihat berbeda. Aku bingung dan takut, bagaimana jika mas Adam memintanya sekarang. jujur saja aku belum siap, aku masih merasa takut untuk melakukannya. Aku takut mas Adam akan menyadari jika aku sudah tidak virgin lagi.

"Ummmhhh mas...aku belum siap."

"Kenapa?"

"Kasih aku waktu sebentar lagi."

"Hufttt ya udah aku nggak akan maksa kamu. Aku bakal nungguin kamu sampai kamu siap"

Aku benar-benar merasa bersyukur karena mas Adam yang menjadi suami ku. aku memeluk dirinya dengan eratnya. Rasa tak ingin kehilangan sosok mas Adam mulai memenuhi hatiku, tapi aku juga takut jika suatu saat mas Adam akan tahu kebohongan ku yang cepat atau lambat pasti akan terbongkar.

"Mas, dari sekian banyaknya wanita yang ada di sekitar kamu, kenapa kamu lebih milih aku mas?"

"Ya karena kamu beda dari yang lain. Kamu cantik, baik, pinter, Sholehah. Apapun yang ada di kamu aku selalu menyukainya."

"Tapi aku nggak seperti yang kamu katakan mas. Aku jauh dari kata sempurna."

"Sebenarnya itu kalimat milikku sayang. Aku tidak akan sesempurna ini kalau nggak ada kamu.".

"Makasih karena udah milih aku yang banyak kekurangan ini."

"Aku bersyukur karena kamu yang jadi istri aku. Melihat dunia yang sekarang rasanya aku takut jika aku memilih wanita yang salah karena banyak pergaulan bebas di luaran sana."

Aku hanya terdiam saja mendengar perkataan mas Adam. Aku tahu apa yang dia maksud. Sungguh aku benar-benar merasa takut. Aku pikir setelah menikah semuanya sudah selesai begitu saja, tapi ternyata tidak. Justru aku harus menghadapi rasa takutku sendiri tentang masalalu ku. Sepertinya aku harus ke psikiater lagi untuk menjernihkan pikiran ku lagi.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

karena dari awal kamu ga jujur jadi hidup kamu ga bisa tenang Ra,,,

2024-05-01

1

Reny Ervina

Reny Ervina

jujur aja Zara, kejujuran adala kunci kebahagiaan dlm sebuah hubungan

2024-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!