KEMBARAN GHAIB
Perjalanan hidup manusia seperti roda yang berputar, kadang berada di atas untuk merasakan kenikmatan, dan terkadang di bawah merasakan kesusahan dan hinaan.
Itulah yang sekarang dirasakan Dahlia, seorang gadis berusia 20 tahun. Cobaan hidupnya di mulai saat perusahaan tempat Ayahnya mengalami kebangkrutan, oleh karena itu Ayah diberhentikan oleh perusahaan karena memang kondisi perusahaan yang memilukan. Karena faktor ekonomi, Ibunya pergi meninggalkan Ayah dengan seseorang yang lebih mapan. Mereka bercerai dan meninggalkan Dahlia hidup bersama ayahnya.
Ayah bekerja siang malam membanting tulang tanpa memperhatikan kesehatannya sendiri, apa saja Ayah kerjakan demi menyambung hidup dan biaya sekolah Dahlia. Dan di siang hari yang sangat terik, Ayah dengan sepeda tuanya ingin pulang ke rumah karena merasa tidak enak badan. Karena tubuh tuanya tidak dapat lagi menahan sakit Ayah tidak fokus dan sebuah mobil menabraknya.
BRAAKKKK! Ayah meninggal di tempat.
Orang yang menabrak Ayah sangat bertanggung jawab. Dia membiayai pemakaman dan juga biaya hidup Dahlia.
Belum kering air matanya, ia sudah dibuat sedih dengan kenyataan bahwa orang yang membiayai hidupnya tega merebut kesuciannya.
Malam itu, ketika Dahlia ingin memejamkan mata seseorang mengetok pintu rumahnya. Ternyata orang yang membiayai hidupnya yang datang.
"Pak Abyan, ada apa malam-malam kemari?" tanya Dahlia.
Abyan tidak menjawab, matanya memerah dengan sempoyongan dia berjalan ke arah Dahlia. "Tolong, tolong. Aku akan bertanggung jawab padamu."
Abyan mendekati Dahlia, akal sehatnya hilang, entah apa yang merasukinya dia dengan paksa membuka pakaian Dahlia, kancing baju Dahlia terlepas bagian tengah dada Dahlia nampak terlihat. Abyan semakin berhasrat, dengan ganasnya Abyan mendorong Dahlia masuk kedalam kamarnya dan merebahkannya.
"Pak Aby sadar, jangan begini! Sadar Pak!" teriak Dahlia. Dengan penuh tenaga Dahlia berontak.
Dahlia mendorong, menendang tubuh Abyan agar menjauh, Abyan semakin tidak bisa dikendalikan, kekuatannya lebih besar daripadanya. Abyan menahan dan menekan kedua tangan Dahlia di samping kepalanya. Abyan melancarkan ciuman yang membabi buta. Meninggalkan bekas merah dimana-mana. Dahlia semakin berontak. Semua di luar kuasanya, parahnya lagi tubuhnya merespon sentuhan Abyan.
"AAAGGHHH!" Dahlia tidak dapat menahan betapa sakitnya sesuatu yang menekan dan merobek bagian bawahnya.
Abyan tidak perduli, terus melakukan aksi bejatnya. Sampai akhirnya Abyan lemas dan tidak sadarkan diri.
Dahlia mendorong tubuh Abyan hingga jatuh ke lantai. Dahlia mengganti pakaiannya. Dengan berbanjirkan air mata, dan sakit di sekujur tubuh, terseok-seok langkahnya, Dahlia pergi meninggalkan rumahnya di malam sepi, mencekam.
Dahlia terus berlari, sampai lah Dahlia di jalanan sepi. Dia berdiri di atas jembatan. Pikirannya saat ini kalut dia sangat sedih, terluka, merasa terhina karena diperlakukan sekotor dan serendah ini. Mengapa hidup begitu pahit, sampai kapan derita ini berakhir. Dahlia memejamkan matanya dan bersiap untuk melompat. Tiba-tiba tubuh Dahlia ditarik oleh dua pasangan suami istri yang lebih tua dari Ayahnya.
"Nak, jangan lakukan Itu dosa." Kata Bapak.
"Jangan Nak, jika tidak ada yang peduli denganmu kami bersedia menjadi orang tuamu." Kata Ibu.
Dahlia meraung sejadi-jadinya, menumpahkan semua yang ada dihatinya. Pasangan tersebut membawa Dahlia ke rumah mereka.
Setelah malam itu, Dahlia diangkat anak oleh pasangan itu. Mereka memang sampai sekarang belum dikaruniai anak. Mereka bernama Pak Ridwan dan Bu Marni. Dahlia menceritakan semua yang terjadi dari keluarganya sampai kejadian dengan Abyan.
Sebulan berlalu, Dahlia dinyatakan positif hamil. Dahlia merasa malu karena tidak memiliki suami. Namun Bapak dan Ibu memahami, mereka mengatakan kepada tetangga suami Dahlia merantau ke Negeri orang untuk mencari rezeki. Bapak dan Ibu selalu memberikan semangat dan menguatkan Dahlia agar menjaga kandungannya. Karena anak yang berada di dalam rahimnya tidak bersalah dan itu adalah darah dagingnya.
Apa yang terjadi dengan Abyan. Semenjak malam panas itu, Abyan menyesali perbuatannya. Pagi harinya Abyan baru mengingat kejadian yang sangat di luar kuasanya. Abyan sedih melihat bercak noda merah di sprei Dahlia. Abyan hampir tiap hari menunggu kepulangan Dahlia. Dia ingin menjelaskan dan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Namun Dahlia tidak menampakkan keberadaannya.
Di malam sebelum kejadian itu Abyan mengadakan makan malam dengan relasi bisnisnya. Dari awal Abyan sudah mencium ada hal yang aneh dengan relasi bisnisnya. Dia datang bersama dengan wanita cantik yang sungguh menggoda. Berkali-kali Abyan digoda, dan wanita itu memberikan minuman kepadanya.
Tubuh Abyan bereaksi, sesuatu terasa panas menjalar di tubuhnya. Dia tergoda melihat wanita cantik itu, tapi Abyan berhasil keluar dari restoran dan meminta Assistennya mengantarnya ke rumah Dahlia.
Dan malam itu pun terjadi, Abyan sungguh tidak pernah menyangka dia akan melakukan hal itu untuk pertama kalinya dengan Dahlia, seseorang yang selama ini diberikan tanggung jawab oleh Ayahnya untuk menjaganya.
"AAAGGHHH! Dahlia dimana dirimu!" teriak Abyan.
"Bos, ada seseorang yang melihat Dahlia di sebuah desa." Kata Daffa Assistennya.
"Ayo kita segera ke sana!" perintah Abyan.
Mereka akhirnya tiba di sebuah desa yang di maksud.
"Di sana Bos." Tunjuk Daffa.
Abyan menatap dari kejauhan, Dahlia masuk ke dalam rumah yang sangat sederhana, jantungnya berdetak kencang. Ada rasa rindu dan juga rasa takut kalo kehadirannya ditolak Dahlia.
"Permisi, saya ingin bertemu Dahlia. Rumahnya dimana ya?" tanya Daffa.
"Anda keluarga Dahlia ya?" tanya Ibu-ibu.
"Iya." Jawab Daffa sambil menundukkan kepalanya.
"Akhirnya suami Dahlia sudah pulang, kasian Istrinya Mas, hamil 4 bulan sering mual, muntah sendirian. Bapak dan Ibunya bertani di sawah. Rumahnya di sana Mas." Kata Ibu itu.
"Iya Bu, makasih. Mari." Daffa masuk ke dalam mobil dan menceritakan kepada Abyan.
"Apa! Hamil! Itu pasti anakku!" Abyan keluar dari mobilnya, dengan membuang segala rasa malunya, dia ingin bertemu Dahlia.
TOK! TOK!
"Iya tunggu sebentar." Dahlia membukakan pintu. Betapa terkejutnya dia melihat Abyan berdiri di depan matanya.
"Dahlia, maafkan aku. Izinkan aku memberikan penjelasan padamu." Abyan berlutut di depan pintu rumah Dahlia.
Dahlia ingin menutup pintu tapi tiba-tiba perutnya kram, Dahlia terduduk menahan sakit.
"Dahlia apa yang terjadi?" Abyan ingin berdiri membantu.
"Jangan mendekat! Aku tidak Sudi disentuh olehmu!" Dahlia sambil memegang perutnya.
"Dahlia ada apa Nak?" Pak Ridwan dan Bu Marni datang dari sawah dan melihat Dahlia yang kesakitan dan seorang Pria berlutut di hadapannya.
"Bangun Nak." Pak Ridwan membantu Abyan berdiri.
"Kenapa perutmu Nak?" Bu Marni memegang perut Dahlia.
"Sakit Bu." Kata Dahlia.
Bu Marni memperhatikan Pria yang di depan Dahlia. Setelah melihat apa yang terjadi, Bu Marni baru mengerti.
"Nak coba letakkan tanganmu di atas perut Dahlia." Kata Bu Marni.
"Bu." Dahlia menggelengkan kepala.
"Mari Nak." Pak Ridwan menuntun Abyan ke arah Dahlia dan meletakkan tangannya ke atas perut Dahlia.
Perut Dahlia terasa lega, rasa kram, mual, berangsur hilang. Dahlia merasa anak yang di dalam kandungannya merasakan kehadiran Ayahnya. Dan tiba-tiba Abyan merasakan tangannya ditendang dengan kuat oleh anaknya.
"Wah tendangannya kuat." Abyan kegirangan dan menatap lembut ke arah Dahlia. Sekejap Abyan terdiam karena Dahlia menatap dingin terhadapnya. Abyan melepaskan tangannya.
"Siapakah Anak ini. Dan apa tujuannya datang kemari?" tanya Pak Ridwan.
"Nama saya Abyan, saya kemari ingin menjelaskan sesuatu kepada Dahlia, meminta maaf dan ingin bertanggung jawab sekaligus ingin melamar Dahlia." Abyan dengan kesungguhannya.
"Dahlia, apa kamu menerima lamarannya?" tanya Pak Ridwan.
"TIDAK!" jawab Dahlia tegas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Queen
saya hadir
2023-11-21
1
Na!
Karya baru lagi ya
2023-10-17
1
Fang
Mampir lagi. semangat 💪
2023-10-17
1