Perasaan di dalam hati Abyan hancur lebur ketika mendengar penolakan tegas dari Dahlia. Sakitnya Abyan tidak sebanding bila dibandingkan sakit hati, penghinaan yang dirasakan Dahlia. Abyan sangat-sangat mengerti.
"Maaf Pak, perkenalan nama saya Abyan Athar. Enam bulan yang lalu, Assisten saya merasakan sakit di kepalanya dan tidak sengaja menabrak seorang Bapak yang sedang menyebrang jalan dengan sepedanya. Bapak itu sebelum meninggal sempat meminta saya untuk menjaga putri satu-satunya, dan beliau mengatakan ini bukan kesalahan Assisten saya. Saya bertanggung jawab dan saya berjanji untuk menjaga anak beliau dan menanggung semua biaya hidupnya, orang itu adalah Dahlia. Dan setelah diperiksa ternyata Bapak itu meninggal karena serangan jantung. Kemudian suatu malam saya makan malam dengan relasi bisnis di sebuah restoran, seseorang menaruh sesuatu di dalam minuman saya, tubuh saya bereaksi, panas dan ingin melampiaskan sesuatu, mungkin Bapak dan Ibu memahami. Entah kenapa saya teringat Dahlia dan terjadilah." Abyan menundukkan kepala penuh dengan penyesalan.
"Maaf Pak, Bu, Nona Dahlia. Ini ada rekaman CCTV di dalam restoran malam itu. Silakan dilihat." Daffa meletakkan sebuah Tab di atas meja dan memutarnya.
Pak Ridwan, Bu Marni dan Dahlia menyaksikan video itu.
"Saya menunggu dan mencari Dahlia untuk menjelaskan dan bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan. Saya harap Bapak, Ibu dan Dahlia mau menerima. Karena saya tidak ingin Dahlia melahirkan tanpa suami dan bagaimana nasib anak kami di masa depan." Kata Abyan.
"Dahlia, pikiran anakmu. Apa jadinya jika dia lahir tanpa seorang Ayah. Bagaimana jika dia ditanya siapa Ayahnya." Kata Pak Ridwan.
"Kesampingkan egomu Nak. Demi anak kalian. Jarang ada Pria yang berani bertanggung jawab." Kata Bu Marni.
"Aku berjanji padamu Dahlia, tidak akan melakukan sesuatu yang akan melukaimu. Dan aku tidak memaksamu untuk menyukaiku. Biar aku yang mencintaimu." Abyan tidak berani menatap Dahlia hanya menunduk.
"Maaf Bapak, Ibu dan Nona Dahlia. Pak Abyan selama hidupnya tidak pernah pacaran. Karena dia sangat dingin terhadap wanita. Hanya kepada Nona Dahlia Pak Abyan merasakan degup jantungnya berdetak lebih kencang, gugup dan hampir pingsan." Kata Daffa.
Pak Ridwan dan Bu Marni tersenyum mendengarnya, kecuali Dahlia yang masih meragukan ucapan Abyan.
"AAAGGHHH!" lagi-lagi Dahlia merasakan kram di perutnya.
"Apa masih sakit Nak?" tanya Bu Marni.
"I...ya Bu." Dahlia memegang perutnya.
"Maaf Nak Abyan, bisa tinggalkan kami. Dahlia mungkin saat ini menolak kedatanganmu." Kata Pak Ridwan.
"Tapi Dahlia kesakitan Pak, siapa tahu pegangan saya bisa meringankan sakitnya." Abyan sangat khawatir melihat Dahlia yang kesakitan.
"Tidak, karena kalian belum sah." Pak Ridwan berdiri.
"Pak, Dahlia bagaimana?" tanya Bu Marni.
"Kita bawa ke Bidan." Jawab Pak Ridwan.
"Pak, saya menerima lamaran Abyan. Tolong pegang perut saya!" Dahlia merintih.
"Baiklah Nak Abyan, Bapak minta tolong pegang perutnya Dahlia." Pak Ridwan tersenyum karena berhasil membujuk Dahlia dengan caranya.
Seminggu kemudian pernikahan Abyan dan Dahlia dilangsungkan dengan sederhana di kediaman Abyan. Dan setelah menikah Abyan meminta Pak Ridwan dan Bu Marni untuk tinggal bersama Dahlia di kediamannya. Adapun alasan Dahlia memutuskan menerima lamaran Abyan karena rasa cintanya kepada anaknya. Dan anaknya yang di dalam perut juga sangat menyayangi Ayahnya.
Selama menikah Abyan memegang janjinya sama sekali tidak melakukan hal-hal yang dilakukan pasangan suami-isteri pada umumnya. Sampai Dahlia siap menerimanya. Abyan dengan sabar selalu mengelus perut Dahlia meringankan rasa mual pada perutnya. Abyan juga menemani Dahlia untuk periksa kehamilan, dan bahagianya mereka melihat hasil USG ternyata anak mereka perempuan.
Lima bulan kemudian.
Mentari pagi tersenyum menyapa. Embun memandikan pohon-pohon. Daun-daun menari kegirangan tatkala semilir angin membelai tubuh mereka. Riuh nyaring kicauan burung memecah keheningan pagi.
Di dalam sebuah klinik bersalin sosok-sosok tak kasat mata berjubah putih berjaga-jaga di depan pintu kamar bersalin, mereka menetralkan keadaan sekitar dari gangguan makhluk yang ingin mengambil bayi yang ada dalam perut Dahlia. Karena di pagi ini akan lahir sepasang anak yang sangat istimewa.
"Terus Bu, tarik nafas dalam-dalam, buang perlahan dan dorong." Kata Bidan.
Dengan tenang dan sekuat tenaga Dahlia mengikuti arahan Bidan. Perlahan kepala bayi keluar dari organ intim Ibunya. Bidan menarik perlahan.
"Oe...oe...oe." Suara tangisan bayi menggema.
Orang berjubah putih mendekat dan mengangkat satu bayi kemudian menghilang.
Bidan dan perawatnya kebingungan melihat ada dua ari-ari bayi dan dua tali pusat keluar dari organ Dahlia. Mereka berdua berpandangan. Dahlia kehabisan tenaga dan pingsan.
"Setelah Ibunya sadar, kita akan ceritakan bahwa bayinya yang satu menghilang." Kata Bidan.
Perawat membawa bayi ke ruangan anak. Bidan menyelesaikan tugasnya.
Dahlia di bawah alam sadarnya bermimpi, berada di sebuah ruangan serba putih. Dahlia perlahan bangun dari ranjangnya dan melihat perutnya sudah rata. Di hadapannya berdiri seorang wanita yang sangat-sangat cantik, kulitnya yang putih terawat, rambutnya yang panjang tergerai memakai sebuah mahkota dan perpakaian kerajaan, sedang menggendong seorang bayi perempuan.
"Anakmu akan aku pelihara dengan baik, dia nanti akan menjadi pelindung bagi keluargamu. Berikan dia nama, dan panggil dia di saat kalian membutuhkan. Jangan lupa terus berdoa kepada Tuhan." Putri itu tersenyum dan menghilang.
Dahlia terbangun terduduk dan mengedarkan pandangannya, dia berada di sebuah ruangan klinik bersalin dirabanya perutnya yang sudah mengempis.
"Alhamdulillah Ibu sudah sadar, ini bayi Ibu." Perawat memberikan bayinya kepadanya.
"Anakku sayang, kamu punya saudara Nak. Tapi dia tidak tinggal bersama kita. Dia berada di alam lain. Jangan khawatir Nak dia selalu ada bersama kita." Dahlia meneteskan air mata sambil memeluk bayinya.
"Jadi Ibu mengetahui bayi Ibu ada dua?" tanya Bidan.
"Iya Bu, saya baru saja berjumpa dengannya. Dia dirawat oleh seorang Putri dari alam ghaib." Kata Ibu.
"Dahlia, anak kita dibawa oleh seorang Putri dari Kerajaan ghaib." Abyan masuk ke dalam ruangan.
"Iya Nak, tadi Bapak, Ibu dan Nak Aby tertidur di depan. Dan kami semua bermimpi yang sama." Kata Bu Marni.
"Iya, saya juga bermimpi yang sama dengan kalian. Tidak apa Pah, anak kita aman bersama mereka." Dahlia dengan lembut menatap suaminya.
"Papah?" Abyan merasa Dahlia sudah mulai menerima kehadirannya. Apakah ini artinya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
"Alhamdulillah, Bapak dan Ibu senang mendengarnya." Pak Ridwan dan Bu Marni memeluk Dahlia.
Cahaya terang menyinari ruangan Dahlia. Untuk pertama kalinya Dahlia, Abyan, Pak Ridwan dan Bu Marni melihat dengan mata dan kepala mereka sendiri orang yang berdiri di depan mereka saat ini adalah orang yang sama yang mereka temui dalam mimpi mereka.
"Silakan lihat bayi kalian." Putri itu mempertemukan bayi Dahlia dengan kembarannya dan juga keluarganya."
"Oe...oe...oe." Mereka seolah menyapa satu sama lain.
"Izinkan saya memberikan nama untuk mereka. Sang Kakak yang digendongan saya ini bernama Aretha dan sang Adik di sana bernama Aira." Putri kemudian pamit membawa Aretha ke kerajaannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yenny Een
Jangan lupa juga mampir di karya saya yang lain :
1. Cintaku Karena Kentut
2. KESAKITANKU
3. Gadis Pilihan
Makasih 🙏.
2023-10-18
7