RAGNALA
Ragnala Rafandra Harzaqh, putra tunggal dari Harzaqh Adrian Manaf yang tumbuh dewasa sebagai seorang pria yang sangat gagah dan mapan.
Tidak hanya memiliki wajah yang nyaris sempurna, namun pria yang kerab di sapa Nala itu mahir dalam berbagai macam ilmu perbisnisan.
Nala lahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, bukan hanya itu, Nala juga dibesarkan dengan baik oleh keluarganya sehingga ia tumbuh menjadi seorang pria yang pandai dalam berbagai bidang.
Nala tidak memiliki ibu, ibu Nala meninggal saat ia di lahirkan. Setelah Nala lahir dengan tindakan operasi, ibu Nala mengalami Eklamsi yang cukup berat hinggal tidak tertolong dan meninggal dunia.
Nala di besarkan oleh istri dari adik ayahnya, yaitu Dera, yang kerab Nala sebut dengan panggilan bunda. Dera sendiri belum memiliki anak sejak pernikahannya yang sudah beranjak 7 tahun. Mereka semua terpukul saat meninggalnya ibu Nala, namun Dera dengan senang hati merawat Nala dan menganggap Nala sebagai anaknya sendiri.
Ketika Nala berusia 7 Tahun, Dera mengandung anak pertamanya, buah hati yang sudah 17 tahun ia nantikan dengan suaminya kini bersemayam di rahimnya. Dera sudah berobat dan bergota ganti dokter kandungan namun hasilnya tetap saja nol.
Disaat Dera dan suaminya sudah ikhlas dan fokus untuk merawat Nala, tiba-tiba Dera seperti mendapatkan mukzizat. Ia mengandung anak pertamanya dengan rasa syukur sembari merawat Nala tanpa kekurangan sedikit rasa kasih sayang terhadap Nala.
Pagi hari yang indah suara burung berkicauan bersahut-sahutan memenuhi alam. Pagi hari ini benar-benar terasa seperti berada dalam negri dongeng.
Dera mengantarkan Nala ke sekolah dengan perut buncitnya dengan ditemani sopir pribadi keluarga Manaf. karena Basqara adrian Manaf selaku suami dari Dera sendiri saat ini telah berangkat ke kantor bersama dengan kakaknya Harzaqh Adrian Manaf.
Ya, Harzaqh dan Basqara tinggal bersama karena kelurga manaf memiliki rumah yang sangat luas sehingga mereka memutuskan untuk tinggal bersama dengan rukun sambil mengurus ayah mereka yaitu Tuan Manaf Hasnafi, selaku pria lemah yang kini sudah berusia lebih dari 74 tahun.
Harzaqh dan Basqara memiliki tiga orang saudara sepupu yang merupakan anak dari Alm Kakak ayah mereka yang kini tinggal bersama di kota M. Kedua keluarga itu sering mengadakan pertemuan keluarga di kediaman tuan Manaf Nasnafih yang notaben memiliki rumah yang paling luas dan megah diantara saudara-saudaranya yang lain.
Setiap akhir tahun keluarga besar itu selalu mengadakan makan bersama di kediaman tuan Manaf Hasnafih.
Waktu berlalu dengan cepat begitupun dengan pertumbuhan calon bayi dari Basqara Adrian dan istrinya Dera lesdyta. tak hanya itu, Ragnala yang kini semakin bertambah tumbuh juga tidak ketinggalan oleh waktu dan perubahan zaman.
Suatu waktu di sore hari ketika Dera tengah melamun sambil mengelus perut buncitnya yang tinggal menghitung hari maka ia akan bertemu dengan calon bayinya. Setelah USG satu bulan lalu mereka mengetahui bahwa jenis kelamin anak mereka adalah perempuan.
Kecemasan saat mendekati hari persalinanpun semakin menjadi.
“Apa yang kamu fikirkan?” Suara mengejutkan muncul dari arah belakang Dera. Dera yang mendengar itu mengarakan pandangannya ke arah pemilik suara sambil tersenyum kecut.
“Sebentar lagi kita akan bertemu dengan anak kita, ini penantian yang sangat lama, apa kamu tidak bahagia? Apa yang membuatmu berfikir?” Tanya Basqara suaminya.
“Aku takut nasibku seperti mbak Sisil pa, jika sesuatu terjadi padaku bagaimana dengan Nala dan anak kita kelak? Nala sudah kehilangan sekali, aku takut pa” tuturnya yang diikuti buliran bening yang ikut keluar karena kesedihannya.
“Kau tidak perlu berfikir begitu, semua orang memiliki takdir yang berbeda. Berfikir baiklah demi anak-anak kita” ucap Basqara sambil memeluk istrinya itu.
Waktu berputar dan haripun berganti hari, kini saatnya untuk Dera melakukan persiapan persalinan.
Yaaaa, Dera memilih untuk melahirkan normal agar ia cepat pulih dan bisa secepatnya beraktifitas.
Pagi ini mereka sekeluarga menuju Rumah Sakit yang menjadi tempat langganan berobat mereka jika sakit. Mereka juga memiliki dokter pribadi yang bekerja di Rumah Sakit itu sehingga memudahkan Akses untuk mereka.
Nala yang masih sekolah saat itu melanjutkan pelajarannya dan ia akan di jemput ketika jam sekolah selesai.
Suara jarum detik saat ini seperti melambat, seakan akan terdengar setiap kali detik berganti di seluruh ruangan. Suasana menjadi hening namun tidak dengan ruang persalinan.
Basqara yang menemani istrinya yang tengah proses bersalinpun mulai bercucuran keringat karena melihat rasa sakit di wajah istrinya.
Basqara tiada henti menyemangati istrinya sambil mengusap keringat yang bercucuran di wajah sang istri.
Dera yang mulai kelelahan semakin terlihat pucat karena ini pengalaman pertamanya dalam bersalin.
Saat kepala tampak di pintu rahim dan bayi memutar kepalanya dengan sempurna hingga dokter dengan cepat memberi semangat agar Dera tidak tertidur karena kelelahan.
Beberapa detik kemudian, terdengarlah suara tangisan bayi perempuan yang memecah suasana diruangan persalinan itu yang penuh ketegangan.
semua orang terseyum namun pasangan suami istri itu menangis dan saling menguatkan karena rasa syukur atas berjalan lancarnya persalinan.
Dokter membawa bayi perempuan itu keluar untuk di tunjukan kepada keluarga yang sudah menunggu diluar ruangan.
semua orang berbahagia dengan hadirnya bayi perempuan yang di beri nama Lylia Khalistya Basqara.
Dera sudah di pindahkan keruangan rawat inap untuk evaluasi kondisi klinis selama 3 hari, setelah membaik dan tidak ada tanda-tanda vital atau perubahan kondisi yang memburuk makan Dera sudah diperbolehkan untuk pulang.
Beberapa saat Nala tiba diruangan Bundanya diantar oleh sopir pribadi mereka.
Nala yang belum sempat berganti baju langsung menaggalkan tas sekolahnya di sofa dan langsung berlari ke arah adik barunya.
Orang-orang yang melihat itu merasa kasihan terhadap Nala, mengingat dulu sebelum ibu Nala meninggal Nala bahkan sekecil Lylia dan belum sempat melihat wajah ibunya.
Namun karena Nala dibesarkan oleh bundanya, maka Nala beranggapan bahwa ia memiliki seorang ibu dan 2 Ayah sekaligus.
...****************...
Hari hari berlalu dengan cepat seperti angin yang berhabus dan membawa debu dari satu tempat ke tempat lainnya. Ragnala kini sudah tumbuh menjadi pria remaja yang sangat gagah dan tampan, tidak ada kekurangan sedikitpun dari fisiknya.
Nala saat ini tengah berada di sekolah Menengah atas sebagai murid kelas akhir (kelas 3 SMA) yang berusia 18 Tahun.
Sedangkan Lylia yang saat ini berusia 11 tahun baru saja menginjakan kaki di sekolah Menengah pertama sebagai seorang gadis belia yang masih sibuk-sibuknya dengan dunia pembelajaran.
Pagi itu sebelum Nala menuju sekolahnya, ia terlebih dahulu mengantarkan Lylia ke sekolahnya. Sekolah Nala dan Lylia terbilang dekat karena hanya berjarak 500 meter saja. Nala yang punya kebiasaan mengantarkan lylia sebelum ke sekolahnya membuat sopir tidak perlu turut serta mengantar mereka karena Nala sudah terbilang cukup mampu untuk menjaga adiknya.
Cuppp….suara decak bibir lylia yang lembab menyentuh pipi Nala yang saat ini tengah mematung menerima perlakuan lylia. Lylia yang yang langsung berpamitan menuju gerbang sekolah turun dari mobil meninggalkan Nala dengan melambaikan tangannya dan berlalu dalam himpitan pagar besi gerbang sekolahnya.
Nala yang menatap punggung Lylia dengan perasaan bingung dengan yang baru saja terjadi, membuat ia mengingat kebiasaan Lylya kecil yang selalu ia cium dan begitu juga sebaliknya setelah mengantar atau menjemput lylia pulang sekolah.
Namun dibenak Nala saat ini ada perasaan tidak pantas karena lylia tumbuh dengan cepat, ia sekarang sudah menjadi gadis yang tinggi, putih, cantik dan memiliki body goals yang harusnya belum dimiliki anak seumurannya.
Hal itu membuat Nala merasa lylia terlihat seperti gadis seumurannya yang tidak pantas lagi untuk bersikap seperti saat lylia masih kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Salken thor....
cuss read!!!!!
2023-11-10
1