Ragnala 05

Ting ting ting tong….

Suara bel berbunyi..

“Siapa bik?” Tanya Dera pada asisten rumah tangganya.

Asisten itu setengah berlari mendekatinya

“Maaf nyonya, saya tidak kenal, sepertinya teman tuan Nala atau nona Lya nyonya.” jelasnya kemudian.

Dera kemudian berjalan ke arah pintu untuk mengecek sendiri siapa tamu mereka siang-siang begini.

“Selamat siang tante, saya temannya Nala. Hari ini kami ada jadwal kuliah siang tan.” Jelas Stefi sambil tersenyum manis pada Dera.

“Ohh begitu, kalau begitu masuk dulu, Nala sedang bersiap-siap sepertinya” tawar Dera mempersilahkan Stefi masuk.

Mereka berbincang-bincang di ruang tamu sambil menunggu Nala.

“Kamu teman dekat Nala ya” tanya Dera to the point.

“Ehh ngga tante, saya teman sekelas Nala aja tan” jawabnya malu-malu. yang disambut anggukan oleh Dera yang kemudian menawari cemilan pada Stefi.

Tak lama kemudian muncul lah Lya yang memanggil-manggil bundanya untuk meminta di kramasi rambutnya.

“Bunda tolong kremasi rambut Lya” ucapnya pada wanita paru bayar itu tanpa menghiraukan siapa yang sedang berada di samping bundanya.

(Apa ini adik yang dimaksud Nala? berapa umur gadis ini? Mengapa begitu cantik dan berbadan bagus?) bantin Stefi saat pertama kali melihat Lya. Jika gadis ini berapa di manapun pasti menjadi primadona ditempat itu. Begitulah penilaian terhadap Lya.

(Tapi dia sangat cuek sama seperti kakaknya) batin Stefi lagi yang merasa tidak dirasakan kehadirannya oleh Lya.

Saat Lya pergi ke kamar dan hendak ke kamar mandi, tiba-tiba pintu kamarnya di buka dan dikunci kembali dengan cepat. Awalnya ia pikir itu bundanya, namun ternyata itu adalah Ragnala.

“Kak ada apa sih kok kayak maling?” Tanya Lya yang keheranan melihat Nala yang berjalan menghampirinya.

“Kamu hari ini ikut ke kampus kk, di kamlus banyak buku kedokteran yang bagus-bagus, berhubung kamu lagi cuti” bujuk Nala pada Lya.

“Tapi aku mau cuci rambut sama bunda kak” tolak Lya yang nggan mengikuti kakaknya.

“Aku kuliah cuma 2 jam, Lua nunggu di perpus sambil baca buku, nanti aku anterin kamu ke salon gimana?” Tawarnya lagi pantang meyerah.

“Hmm yaudah, aku juga minta di beliin bakso ya, tapi jangan bilangin bunda” jawab Lya setuju namun dengan syaratnya.

“Oke, tapi nanti jangan bilang bunda kalau aku yang ngajak kamu, okey?”

“Iyaa kak ihhh. Uda sana aku mandi bentar” jawab Lya yang menolak dada Nala untuk mengusirnya.

“Makasih sayang” ucap Nala sambil mencubit gemas dagu Lya kemudian berlalu dari kamar itu.

...****************...

Singkat waktu Nala, Lya dan Stefi sudah dijalan menuju kampus. Awalnya stefi membawa mobil menjemput Nala agar ia bisa satu mobil dengan Nala, Namun adik Nala malah minta ikut sehingga niat stefi terpaksa gagal.

Selama perjalanan tidak ada pembicaraan antara dua kakak beradik ini, keduanya sibuk dengan isi pikiran mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian mobil di parkir ditempat parkiran khusus mahasiswa.

Nala dan Lya keluar dari mobil dan diikuti Stefi.

Mereka bertiga menuju perpustakaan terlebih dahulu.

Nala meninggalkan Lya disana dan pergi menuju kelas dengan Stefi karena perkuliahan sebentar lagi akan di mulai.

Lama pembahasan mata kuliah berlangsung tidak terasa sudah 2 jam berlalu. Akhirnya dosen menutup pertemuan sore itu dan meninggalkan ruangan.

Nala dan Stefi kini menuju perpustakaan untuk menjemput Lya.

Saat tiba di perpustakaan Nala melihat Lya sedang duduk dengan seorang anak laki-laki se usianya. Hal ini membuat sorot mata Nala menjadi gelap. Perihalnya Nala tidak pernah melihat Lya mau berdekatan dengan laki-laki kecuali kakek, Ayah dan dirinya. Bahkan dengan saudara sepupunya pun dia tidak pernah mau akrab. Lya anak yang sibuk dengan pelajarannya dan tidak memperdulikan libgkungan.

“Lya ayo pulang” ucap Nala sambil memegang salah satu tangan Lya.

Lya yang terkejut akan kehadiran Nala yang tiba-tiba pun hanya bisa bangun dari duduknya dan langsung berdiri kearah Nala.

Mereka keluar dari ruangan membaca itu dengan tergesa-gesa, sampai lupa bahwa mereka kini meninggalkan Stefi di belakang mereka.

(Nyebelin banget sih adiknya Nala, masih kecil uda jadi penghalang, mana sombong banget lagi) batin Stefi saat melihat punggung kedua orang yg sudah pergi meninggalkannya.

“Siapa yang bersamamu tadi” tanya Nala pada Lya saat sudah berada di dalam mobil.

“Aku ngga tau kak, dia bilang namanya Riko dari jurusan kedokteran” jawab nala seadanya.

“Lalu apa yang kalian bicarakan? Sudah lama ?” tanya Nala lagi menyelidik.

“Mungkin satu jam setelah kk ninggalin aku dia datang, cuma ngasih tau namanya dan cerita tentang pelajaran”. jawab Lya lagi yg mulai kesal karena seperti di introgasi oleh kakak sendiri.

“Hmm” jawab Nala singkat kemudian menjalankan mobilnya.

...***************...

Drrrrrttt…Drrrrrrt

Panggilan dari Stefi

Kamu uda sampai dirumah?

Satu pesan masuk

Setelah selesai membersihkan diri, Nala melihat pesan itu dan mengabaikannya.

“Nala, Lya, turun makan nak” suara panggilan dari Bunda tercinta mereka.

Semua orang kini berkumpul di meja makan.

“Kami berencana akan mengirim Lya ke luar negri untuk kuliah kedokterannya nanti” ucap Basqara

Nala yang mendengar itu menghentikan makannya.

“Banyak kampus bagus di sini, kenapa harus keluar negri Pa?” Jawab Nala yang kini menatap fokus pada Ayahnya dan ayah Lya.

“itu masih rencana, sekarang Lya masih kelas 8, perjalanan masih sangat panjang” jawab Harzaqh.

Suasana hening seketika, semua orang melanjutkan makan malamnya tanpa ada suara percakapan lagi. Sedangkan Lylia yang menjadi pokok pembahasan tidak ikut dalam pembicaraan itu, hanya fokus dengan makanannya.

Makan malam selesai, seperti biasa hanya Nala yg tertinggal di dapur untuk membantu Dera. Lya dengan beberapa cemilannya sudah keluar kamar dengan bonekanya dan berjalan menuju ruang tengah untuk menonton TV.

Malam semakin larut sedangkan Lya masih berada di depan Televisi dengan posisi TV lah yang kini sedang menontonnya, karena Lya saat ini sudah terlelap dalam tidurnya.

Lya selalu seperti ini hampir setiap malam dan Nala lah yang selalu mengecek gadis itu kemudian memindahkannya ke kamar.

(Setiap hari semakin berat saja, masih 13 tahun tapi badan sudah sangat berat) batin Nala yang mengoceh karena menggendong Lya yang semakin memberat.

Nala memindahkan Lya dengan hati-hati ke tempat tidur, menyelimuti seluruh tubuh Lya, kemudian mengusap kepala Lya dengan lembut.

Sebelum keluar kamar Nala mengecup sekilas dahi Lya seperti kebiasaanya setiap malam sebelum benar-benar meninggalkan kamar Lya.

(Bagaimana kamu bisa menjadi milikku selamanya?) batin Nala yang tidak bisa tertidur setelah kembali dari kamar Lya. Nala mengusap wajahnya kasar dan mengacak-acak rambutnya mengingat betapa serakahnya dia saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!