MENJADI SIMPANAN OM TAMA
Hai Readers tersayang.... Author bawa cerita baru dengan konsep baru. Author coba membuat cerita dengan pov tokoh ya.. Semoga kalian suka...
Happy Reading...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Namaku Aleana Christiani, gadis delapan belas tahun yang biasa di panggil Lean. Aku tinggal bersama tanteku di kota Jakarta selama enam bulan ini. Sebenarnya setelah lulus SMA aku ingin mencari pekerjaan di sini dan tentunya setelah mendapat pekerjaan aku ingin mencari kontrakan sendiri tapi tanteku melarangku dengan alasan aku belum lama tinggal di sini, katanya takut aku tersesat atau apalah. Padahal alasan yang sebenarnya supaya aku bisa mengurus rumah dan suaminya.
Tanteku bernama Anita, seorang model yang fotonya sering muncul di majalah majalah para pebisnis maupun majalah dewasa. Entah di bayar berapa sehingga tanteku rela meninggalkan rumah dan suaminya demi pekerjaannya. Atau mungkin memang dia begitu mencintai pekerjaannya kali ya hingga dia tidak mau sedetikpun meninggalkannya.
Suami tante Anita bernama Pratama Adison. Pria tampan dan memiliki body kekar yang membuat semua wanita tertarik setelah melihatnya. Namun tidak denganku, aku begitu menghormatinya bagaikan seorang ayah untukku. Apalagi aku sudah menjadi yatim piatu sejak masa putih abu abu. Itu hanya awalnya saja ya.
Selama enam bulan ini akulah yang mengurus segala keperluannya, karena tante Anita sering melakukan pemotretan di luar kota. Seiring berjalannya waktu kami semakin dekat, hingga timbullah perasaan tidak menentu dari dalam hatiku. Senyumannya, perhatiannya kepadaku membuatku merasa menjadi orang istimewa di dalam hidupnya.
Namun aku sadar, tidak seharusnya aku memiliki perasaan ini kepada pria yang sudah aku anggap sebagai sosok ayah. Aku terus menepis perasaan itu dan membentengi hatiku sekuat mungkin dari perasaan yang semakin hari semakin menyiksaku. Untuk menghilangkan perasaanku, aku berusaha menjauh darinya selama beberapa bulan terakhir.
Hampir saja...
Hampir saja aku berhasil menghilangkan perasaan itu hingga tiba tiba om Tama menyatakan cinta padaku.
" Lean, aku mencintaimu."
Runtuh sudah benteng yang aku bangun menjulang tinggi selama ini. Jujur, aku sangat bahagia mendengar ungkapan cintanya. Aku merasa nyaman saat bersamanya. Aku bahagia berada di dekatnya. Dan timbul keinginan untuk memilikinya meskipun rasanya itu tidak mungkin.
Tapi sesaat kemudian aku tersadar, siapa om Tama sebenarnya.
Om Tama menggenggam tanganku lalu mengecupnya. Entah cobaan dari Tuhan, atau hukuman untukku karena telah lancang mencintai suami dari tanteku sendiri aku mendapat perlakuan ini darinya.
" Lean, apa kau mendengar aku?"
Aku hanya diam saja, aku khawatir salah mendengar kata katanya.
" Aku mencintiamu Lean, bahkan sangat mencintaimu." Ungkap om Tama lagi. Kali ini aku benar benar yakin dengan apa yang aku dengar sebelumnya.
" Maaf Om, tidak seharusnya om memiliki perasaan ini padaku. Apalagi mengungkapnya padaku seperti sekarang ini." Aku berusaha menutupi perasaanku sendiri.
Om Tama berdiri di depanku, jarak kami sangat dekat. Ia menatap mataku membuatku merasa gugup. Aku menelan kasar salivaku dan berusaha menghilangkan kegugupan itu.
" Tidak perlu pura pura Lean! Aku tahu kau juga memiliki perasaan yang sama denganku. Hanya saja kau berusaha untuk mengelaknya."
Skak mat.. Aku tidak bisa berkata apa apa saat itu.
Om Tama merapikan anak rambut yang menutupi wajahku. Jantungku terasa berdebar sangat kencang. Bahkan mungkin suaranya bisa di dengar oleh telinga om Tama.
" Kau mencintaiku kan?" Tanya om Tama.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala.
" Benarkah?"
Kali ini aku menganggukkan kepalaku berusaha menyakinkan dia. Namun siapa sangka satu kecupan mendarat dengan sempurna di keningku.
Cup...
Deg... Deg... Deg..
Rasanya jantungku hampir copot saat itu juga. Om Tama menciumku? Kenapa bukannya marah aku justru menginginkan lagi? Aku menginginkan kecupan lebih lama lagi. Benar benar gila, pikiran dan hatiku tidak sinkron saat ini.
Om Tama terkekeh melihat reaksi ku yang hanya diam saja. Ia kembali memajukan wajahnya lalu mencium kedua pipiku secara bergantian. Tubuhku terasa terhipnotis, kaku tidak bisa di gerakkan.
" Apa kau mencintaiku?" Om Tama kembali bertanya padaku sambil mengelus pipiku. Aku menjawabnya dengan gelengan kepala.
" Kalau kau tidak mencintaiku, kenapa kau diam saja saat aku cium seperti tadi hmm?" Tanya om Tama sambil terkekeh.
Aku juga tidak tahu kenapa aku malah seperti menikmatinya, ingin rasanya aku mengakui perasaanku kepadanya. Namun aku merasa gengsi, hal paling aman saat ini hanyalah diam saja. Terserah dia mau berpikir seperti apa.
Om Tama menggandeng tanganku, kami berdua berjalan ke tengah tengah taman yang di tumbuhi bunga bunga yang sedang mekar. Semuanya nampak indah, baik taman ini maupun perasaan kami.
" Aku tahu kamu juga mencintaiku, tapi kamu terlalu gengsi untuk mengakuinya. Tapi tidak apa apa, aku anggap hari ini adalah hari jadi kita."
Aku menghentikan langkahku lalu menatapnya.
" Apa yang membuat Om jatuh cinta padaku? Bukankah rasanya tidak mungkin hal itu terjadi?" Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya karena jujur aku juga penasaran dengan perasaannya. Yang jelas aku ingin mengorek info sedalam mungkin tentang perasaan cinta om Tama padaku.
" Kau cantik." Sahut om Tama. Ia duduk bersila di atas rerumputan, melihatku masih berdiri ia menarik tanganku. Aku paham dengan maksudnya, aku pun duduk di sampingnya.
" Tidak hanya cantik, kau baik hati dan bertanggung jawab. Selama ini kau telah mengurusku dengan baik. Padahal hal itu tidak menjadi kewajibanmu, tapi kau menjalankannya seolah tanpa beban. Ibarat kata kau seperti melayani sedang suamimu sendiri." Ucap om Tama.
Aku hanya mengangguk anggukkan kepala karena bingung mau merespon apa.
" Jujur, hatiku terasa bergetar saat berada di dekatmu seperti ini. Padahal dengan Anita aku sudah tidak lagi merasakannya." Aku pun tersenyum mendengar ucapan om Tama. Entah itu rayuan atau memang perasaannya tapi aku merasa bahagia karena baru kali ini aku mendapat ucapan seperti itu dari seorang pria.
" Apa Om sudah tidak mencintai tante Anita lagi?" Aku pun bertanya kepadanya.
" Kalau rasa cinta mungkin sudah tidak ada, hatiku hampa saat bersamanya. Aku bertahan karena aku merasa kasihan padanya, hidupnya terlalu bergantung padaku." Sahut om Tama.
Memang begitu adanya, tante Anita sangat bergantung pada om Tama. Saat di rumah saja dia tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, semua yang mengerjakannya adalah om Tama karena tidak ada pembantu di rumah itu. Bahkan mau makan saja harus om Tama yang memaksanya. Tentunya hal itu terjadi sebelum aku datang dalam kehidupan mereka.
Om Tama menggenggam tanganku, dia menatapku dengan lekat membuat jantungku kembali berdetak tak karuan.
" Pernikahanku dengan Anita tidak bahagia. Aku merasa sendiri, aku merasa kesepian, aku merasa di abaikan Lean. Kedatanganmu lah yang mampu mengubah segalanya. Aku merasa hidup kembali, aku merasa di perhatikan, dan aku merasa di hargai sebagai seorang laki laki."
" Lean, maukah kau menerima cintaku? Mari kita hidup bahagia bersama selamanya. Ak...
" Lalu tante Anita?" Tanyaku.
" Aku akan memikirkannya nanti, bagaimana kedepannya hubunganku dan Anita. Untuk saat ini kita jalani saja, yang jelas saat ini aku mencintaimu dan ingin selalu bersamamu. Kau mau kan menjadi kekasihku?" Tanyanya sambil menatapku.
Entah bisikan darimana aku justru menerimanya dengan menganggukkan kepala. Pikiranku buntu hingga aku tidak bisa memikirkan bagaimana ke depannya. Apakah hubungan ini akan membawa kebahagiaan atau justru kehancuran? Mungkin memang benar jika cinta itu buta, mata dan pikiranku telah tertutup dengan yang namanya cinta.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
sella surya amanda
lanjut
2023-10-15
1