Aku Dan Kamu, Insya Allah Jodoh
Bismillahirrohmanirrohim.
Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗
بسم الله الر حمن الر حيم
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد.
"Mau kemana cantik...." ucap seorang pria berwajah galak, pada seorang gadis.
"Kalian mau apa?" gadis berhijab syar'i itu menatap waspada pada tiga pria bertubuh besar yang sedang menghadangnya.
"Kita tidak mau apa-apa kok cuman mengantarmu pulang, ayo ikut kita disini bahaya jika hanya kamu sendirian,"
Tiga pria itu tertawa bersama. "Hahahah," mereka berusaha memegang Cia, tapi gadis itu sebisa mungkin menghindar, dia tidak mau disentuh oleh tiga pria menyeramkan di depannya ini.
'Astagfirullah, ayo Cia, kamu harus cari cara buat kabur dari mereka,' batinya berpikir keras.
Cia berdoa pada Sang Kuasa berharap ada celah untuk dirinya kabur dari hadapan tiga pria berwajah seram ini.
'Ya Allah, bantu Cia, Cia mohon.' Cia terus berdoa untuk keselamatan dirinya.
Allah, mengabulkan doa Cia kala dia mendapat sebuah ide bagus, setelah itu ada cara dirinya bisa kabur dari tiga pria menyeramkan didekatnya.
Bruk...Bruk...Bruk...!
Dengan mengumpulkan semua keberanian yang dia punya, Cia menendang cepat satu persatu tiga pria itu lalu dia segera pergi dari sana.
"Au...Kurang aja sekali gadis itu," marah mereka.
"Cepat kejar jangan sampai lolos!"
Ketiganya segera mengejar Cia yang sudah lari secepat kilat.
"Allhamadulilah, Cia lolos dari tiga orang jahat itu. Semoga mereka nggak ngejar Cia lagi." Cia bernafas legas.
Baru 5 menit dia istirahat sejenak tiga pria tadi telah menemukan dirinya.
"Tangkap gadis itu," seru salah satu pria tadi pada kedua temannya.
Bola mata Cia membolak sempurna melihat tiga pria jahat tadi berlari kearahnya.
"Astagfirullah hal-adzim."
Sudah tidak ada cara lain lagi bagi Cia selain kembali berlari tempat itu sangat sepi teriak minta tolong juga percumah.
Brugh...
"Astagfirullah, nabrak apa lagi sih," ucapnya sambil mengelus keningnya yang terasa sakit.
"Bang Fahri." Cia menatap tak percaya laki-laki yang berdiri di depannya ini, sedangkan laki-laki yang dipanggil Bang Fahri itu menatap Cia teduh.
"Kamu nggak papa?"
Duk...!
"Ya Allah, sakit banget keningku," keluhnya sambil membuka kedua bola matanya.
Samar-samar cahaya menyilaukan indra penglihatan Cia. Dia terdiam sejenak sambil mencerna apa yang baru saja terjadi.
Durr....
"Astagfirullah hal-Adzim," kaget Cia lagi satu tanganya mengelus dada satu tangannya lagi mengelus keningnya yang masih terasa sakit. Keningnya terbentur kursi depan.
"Sekarang ingat aku kan lagi di taksi, yang tadi ternyata cuman mimpi," ucap Cia pada diri sendiri setelah mengingat semuanya.
Dia bernapas lega ternyata saat dikejar-kejar orang tadi cuman mimpinya saja mungkin karena lelah.
'Tapi dalam mimpiku kenapa ada Bang Fahri?' bingung Cia, tapi cepat dia melupakan mimpi tadi menatap kedepan bertanya pada sang supir apa yang terjadi.
"Pak suara apa barusan?" tanya Cia akhirnya, kala kesadaran sudah sepenuhnya menguasai diri.
"Di depan ada kabarkan Mbak, suara ledakan tadi berasal dari tempat kebakaran," jawab Pak supir, karena melihat banyak orang di depan mereka sedang melihat kebakaran yang terjadi.
"Kita mungkin harus nunggu lama dulu, Mbak." Pak supir merasa tidak enak pada Cia.
"Memang kita sudah di daerah mana?"
"Mau arah pusat kota Mbak."
"Astagfirullah, Pak puter balik rumah saya sudah kelewatan. Maaf saya tidur di jalan Pak, nanti saya tambahin ongkosnya, maaf ya Pak saya tidak tahu," sesal Cia.
"Sudah tak apa Mbak."
Untungnya supri taksi yang Cia tumpangi baik, sebenarnya Cia baru saja pulang dari Vila menginpa bersama sahabatnya juga kakak sahabatnya. Cia menemani sahabatnya yang sedang hamil bersama putra sahabatnya juga, sudah satu minggu di Vila baru pulang hari ini.
Tadinya Cia akan diantar pulang oleh kakak dari sahabatnya, tapi dia menolak karena tahu mereka semua lelah. Jadi Cia memutuskan pulang naik taksi saja.
"Ada-ada saja," guman Cia tak habis pikir.
"Disitu tadi kok ada kebakaran Pak?" tanya Cia setelah mengingat kebakaran yang disebut oleh sang supir taksi.
"Saya juga kurang tahu Mbak, pas mobil sampai di jalan tadi sudah macet, ternyata ada kebakaran."
"Saya sudah lama ketiduran sampai tidak tahu apa yang sedang terjadi," keluh Cia pelan.
Setelah mobil taksi putar balik 25 menit berlalu akhirnya sampai juga di depan rumah orang tua Cia. Setelah mengucapkan terima kasih juga membayar uang taksi Cia segera keluar dari dalam taksi sambil membawa koper dan tas kecil miliknya.
Cia, gadis itu berjalan santai menuju pintu rumahnya, dahinya mengerut melihat ada sebuah mobil yang parkir di pekarangan rumah mereka, Cia tahu mobil itu bukan mobil keluarga mereka.
"Bunda sama ayah ada tamu," gumannya pelan lalu segera mengucap salam saat sudah berada di depan pintu rumah.
"Assalamualaikum, Cia pulang." Cia berucap dengan suara lantang.
"Wa'alaikumsalam, Masya Allah. Sudah pulang Cia, sini Nak duduk dulu," suruh sang Bunda.
Cia menatap canggung orang-orang yang ada di ruang tamu.
"Ini Cia yang dulu masih sangat kecil sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik," ucap seorang perempuan tersenyum pada Cia.
Cia juga ikut tersenyum. "Tante Sela sama Om Tedi bukan sih?" tanyanya seperti mengenal tamu bundanya.
"Kamu masih ingat sama kita Cia."
"Insya Allah, Cia masih ingat Tante," sahutnya ramah.
Kedua orang tua Cia tersenyum melihat putri sulungnya masih mengingat saudara jauh mereka, memang tidak memilik ikatan darah tapi mereka sudah lama seperti saudara.
Mereka kembali mengobrol apalagi Sela terlihat senang Cia masih mengingat dirinya.
"Cia sebenarnya ada tujuan lain Tante Sela sama Om Tedi kesini, ada hal penting yang ingin mereka sampaikan," ucap ayah Cia setelah mereka banyak ngobrol.
"Ada apa, Yah? serius banget kayaknya," ujar Cia masih tersenyum walaupun sebenarnya dia ingin istirahat, tubuh Cia sangat lelah.
"Jadi begini Cia, Om sama Tante bernita menjodohkan kamu sama anak Om, Om berharap kamu menerima perjodohan ini, orang tua kamu juga setuju," ucap Tedi kala semua orang terdiam.
Durrr...!
Cia benar-benar kaget, 'Dijodohkan ya,' dia langsung terdiam seribu bahasa.
Melihat Cia diam Sela merasa gelisah takut Cia tidak mau menerima perjodohan ini.
"Maaf jika Tante lancang Cia, apa kamu keberatan dengan perjodohan ini? Tante minta tolong sekali terima perjodohan ini, cuman kamu yang bisa bantu anak Tante." Sela menatap Cia dengan tatapan sendunya.
"Boleh beri Cia waktu 3 hari untuk memikirkan semuanya Tan?"
Cia tidak tahu kenapa kedua orang tuanya hanya diam saja masalah perjodohan ini, apa benar mereka setuju? Cia pun tidak tahu.
"Tante pasti memberikanmu waktu, sekalian nanti Tante sama Om ajak Riko kesini buat ketemu sama kamu." Cia hanya mengangguk pasrah.
Jika berusaha untuk tetap tersenyum di depan mereka semua. "Kalau begitu Bunda, Ayah, Cia mau istirahat dulu, mari Om Tedi Tante Sela, Cia permisi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
cus mampir thor
2023-11-08
1
Cahaya_nur
Kita ketemu lagi kak setelah dari novel ustadz kembar 🥰🥰🥰🥰
Semoga sehat selalu kak
2023-10-13
2