2. ADKISJ. Malam hari

Bismillahirrohmanirrohim.

Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗

بسم الله الر حمن الر حيم

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد.

Malam terdengar sunyi, Cia baru saja selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, setelah shalat isya gadis yang masih mengenakan mukena itu membuka jendela kamarnya.

Kamar Cia terletak di lantai dua rumah orang tuanya, Cia mengangkat kepalanya menatap malam yang tak terlihat gelap, karena bulan bersinar terang bersama ribuan bintan bertebaran di langit menamai malam.

Mulut Cia terbuka untuk memuji ciptaan Allah yang begitu indah di gelapnya malam sesungguhnya. "Masya Allah," ucap Cia.

Netranya masih sibuk menatap hamparan bintang sesekali dia menatap lurus ke depan dimana lampu-lampu malam ikut menerangi bumi di malah hari bersama bulan dan bintang yang terang.

Dari dalam kamarnya Cia dapat melihat keindahan malam. "Gelap itu tidak terlalu menakutkan, jika diterangi cahaya. Bahkan akan terlihat lebih indah dari yang tak terlihat apapun di tengah kegelapan," gumam Cia.

Saat sedang menikmati suasana malam, pikiran gadis itu tertuju pada kejadian tadi sore, dimana dirinya akan dijodohkan.

"Haruskan aku menermai perjodohan ini?" entah dia bertanya pada siapa, mungkin pada malam yang menemaninya saat ini.

"Mungkin memang aku harus menerimanya, lagipula aku tidak memiliki seorang yang ku sukai, mungkin perjodohan ini takdirku bertemu dengan seorang yang menjadi pendamping hidupku."

Tok...Tok...Tok...

Dikala Cia tengah asyik merenung bersama lanjutnya malam yang akan semakin larut seorang mengetuk pintu kamarnya.

"Cia, kamu di dalam Nak. Boleh bunda masuk," ucap Santi-bunda Cia.

Cia mengalihkan pandangannya dari menatap pemandangan malam diluar jadi menatap kearah pintu kamar.

"Masuk saja bunda," jawabnya

Ceklek

Benar saja setelah mendapat izin dari sang pemilik kamar pintu kamar Cia terbuka, disana berdiri seorang wanita paruh baya yang amat Cia cintai. Bunda Sinta melangkah mendekati putrinya.

"Belum tidur Cia?"

"Belum ngantuk Bun," jujurnya tersenyum pada Sinta.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Sinta sambil menutup jendela putrinya yang terbuka seluruhnya.

"Sudah malam istirahat jangan terlalu lama menghirup udara malam dingin," tegur bundanya.

Cia selalu senang mendapatkan perhatian kecil dari bundanya, dia berharap jika nanti memiliki seorang suami. Suaminya akan perhatian pada dirinya sama seperti sang bunda.

"Cia sedang tidak memikirkan apa-apa kok Bun," bohongnya, Sinta tahu jelas jika putri berbohong.

Tangan Sinta terangkat untuk mengelus bahu putrinya. "Bunda tahu kamu memikirkan tentang perjodohan ini, tapi Bunda juga tak bisa berbuat apapun, Ayahmu telah menyetujui perjodohan ini."

"Kenapa Ayah mengambil keputusan sebelum bertanya pada Cia, Bun?"

"Om Tedi memberikan 5% sahamnya untuk ayahmu di perusahaan orang tua Om Tedi, saham yang dimiliki Tedi hanya 10% dia rela memberikan pada ayahmu 5% jika Ayah menyetujui perjodohan ini," jelas Sinta pada sang putri merasa bersalah.

Durr!

Hancur sudah hati Cia, mendengar perkataan Bundanya mengetahui sang Ayah menyetujui perjodohan ini karena mendapat 5% saham.

Sinta memeluk putrinya benar-benar merasa bersalah, dia merasa sudah tidak becus menjadi seorang ibu.

"Maafkan Bunda sayang, Bunda tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu."

"Tidak Bun, bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Ini bukan salah Bunda, tapi boleh Cia tanya satu hal sama Bunda?" Sinta mengangguk setuju.

"Apa tujuan Om Tedi dan Tante Sela ingin menjodohkan Cia dengan anak mereka."

"Bunda belum tahu sayang, tapi Bunda harapa mereka tidak ada tujuan buruk selain ingin anak mereka menikah."

"Jika Ayah sudah memiliki 5% saham dari Om Tedi itu artinya Cia harus menerima perjodohan ini bukan Bun." Sinta menggeleng lemah air matanya sudah menetes.

Cia dengan telaten mengelap air mata bundanya, "jangan menangis Bunda, Insya Allah, Cia tahu langkah apa yang akan Cia ambil, sekarang sudah malam bunda istirahatlah Ayah juga pasti sudah menunggu Bunda di kamar untuk tidur."

"Selamat malam sayang." Sinta mencium kening putrinya dibalas Cia yang juga ikut mencium pipi Bundanya.

"Malam too Bunda tersayang kita semua," jawabnya membuat Sinta yang tadi menangis malah jadi tertawa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dibelahan bumi yang sama di negara yang sama dan kota yang juga sama, namun di rumah dan kamar berbeda seorang laki-laki tengah menikmati rintikan hujan yang baru saja turun dari langit dan perlahan-lahan hujan turun mulai deras.

Padahal tadi cahaya bulan dan bintang sangat terang, tapi tiba-tiba hujan turun menguyur bumi bersama perginya cahaya bulan dan bintang.

Dia Fahri, laki-laki 30 tahun itu tetap terlihat tampan walaupun dalam keadaan yang sedikit berantakan, sejak pulang dari Vila tadi bersama adiknya Ulya juga Cia, dia terlihat sedang gelisa, tapi Fahri tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya gelisa.

Walaupun usia Fahri sudah 30 tahun tapi dia masih terlihat seperti seorang laki-laki yang baru berumur 25 tahun, masih terlihat muda memang.

"Ada apa denganku," keluh Fahri bingung sendiri.

Pikirannya selalu tertuju pada sahabat adiknya membuat Fahri bingung sendiri, dia mengusap wajahnya kasar. Fahri mengambil baju tebalnya untuk memberikan kehagatan di malam yang mulai terasa dingin karena hujan telah turun juga.

"Astagfirullah, ngapain sih kepikiran sama sahabatnya Lia," keluh Fahri.

"Ingat Fahri, tidak boleh memikirkan perempuan yang bukan mahrammu. Mending gue ambir wudhu aja nggak sih," ucapnya pada diri sendiri.

"Belum tidur Fahri?"

"Astagfirullah, Mama ngagetin aja! masa bukan pintu tidak ada suaranya," protes Fahri pada Mamanya.

"Reflek Bang, kamu belum tidur?"

"Orang Fahri masih melek ya belum tidur lah Ma," sahutnya enteng sambil nyengir.

Sang mama menepuk keningnya sudah salah bicara. "Maksud Mama belum ngantuk kamu?

terus ngapa itu jendela kamar dibuka orang diluar hujan deras."

"Heheh, Fahri belum ngantuk Ma. Kalau jendela ini juga mau Fahri tutup."

Jangan sampai mamanya tahu kalau dia tadi sempet memikirkan seseorang.

"Tidur jangan malem-malem, bangun tahajud. Mama mau tidur dulu."

"Insya Allah, Ma." sahutnya.

Setelah Ibu Rida pergi dari kamarnya Fahri menghela nafas lega.

"Untung Mama nggak banyak tanya lagi, kalau ada si Lia pasti dia bakal banyak tanya. Terus kalau tahu gue abis mikirin Cia entah apa yang bakal dia bilang sama gue."

Tak ingin larut dengan pikirannya sendiri Fahri memutuskan untuk mengambil air wudhu lalu dilanjut membaca ayat suci Al-quran untuk menenangkan diri dan pikirannya.

Di dalam kamarnya dibawah hujan yang mulai deras menguyur bumi di malam hari Fahri lebih memilih menyibukan diri dengan kalam Allah dari pada pikirannya dipenuhi oleh nama perempuan yang dia sendiri belum tahu kenapa memikirkan perempuan tersebut perempuan yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Langit malam bersama hujan menjadi saksi untuk seorang laki-laki berusia 30 tahun itu untuk lebih baik menyibukan diri pada Al-quran dari pada harus memikirkan seorang perempuan yang bukan mahramnya.

(Semoga kalian suka, jangan lupa Like, Komen dan Rate bintang 5 🤗)

Terpopuler

Comments

Cahaya_nur

Cahaya_nur

aku memiliki firasat buruk tentang orang tuanya Reno itu 🤔🤔 Curiga aku

Cia harap kamu berhati-hati dan waspada sama orang tua Reno itu dan Fahri sama Cia itu seperti memiliki ikatan batin jadi saat si Cia ingin dijodohkan sama orang lain si Fahri selalu mikirin Cia dan gelisah.

Semangat thor💪💪💪💪

2023-10-15

1

Nora♡~

Nora♡~

💪💪💪terus... thor... semoga Fahri adalah calon Imamnya... andooooii... kasihan Cia... dalam di limah... apa 🤔🤔papanya Cia di berikan Saham 🤔🤔apa sebenarnya terjadi.... adakah.... Ke dua orang tua Reno membuat rencana yang licik demi sesuatu Warisan sanggup membuat rencana dengan menipu... keluarganya yang lain dan demi satu rencana busuk menipu Papanya Cia... 🤔🤔🤔kalau sesuai untuk bab2 seterusnya semoga di pertimbangkan yaa thor., lanjut..

2023-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. ADKISJ. Perjodohan
2 2. ADKISJ. Malam hari
3 3. ADKISJ. Terlambat menyadari
4 4. ADKISJ, tentang Riko.
5 5. ADKISJ, Kakek Wiguna
6 6. ADKISJ, seorang penolong
7 7. ADKISJ, Hampa
8 ADKISJ, Kembali bertemu
9 ADKISJ, Seperti orang asing
10 10. ADKISJ, Siapa laki-laki itu?
11 11. ADKISJ, pembelaan Alex
12 12. ADKISJ, penolakan Cia
13 13. ADKISJ, Kebenaran
14 14. ADKISJ, ruang makan
15 15. ADKISJ, Kesadaran Fahri.
16 Bab 16, ADKISJ, Kenyataan pahit untuk Fahri
17 Bab 17. ADKISJ, Niat Mama Rida
18 18. ADKISJ, Kecurigaan Ulya
19 19. ADKISJ, Fahri pasrah?
20 20 ADKISJ, Permintaan Fahri
21 21 ADKISJ, Ceraikan Mbak Cia
22 22 ADKISJ, Cia berhak bahagia
23 23 ADKISJ, Curahan hati Ibu
24 24 ADKISJ, Maaf seorang ayah
25 25. ADKISJ, Pemimpin baru
26 26, ADKISJ, Gadis bercadar
27 27, ADKISJ, pengakuan Fahri
28 28 ADKISJ, Cia bertemu ibu Rida
29 29 ADKISJ, tawaran ta'aruf
30 30 ADKISJ, Deg-degan
31 31 ADKISJ calon mantu
32 32 ADKISJ, Luar biasa
33 33. ADKISJ, lamaran dadakan
34 34 ADKISJ, pertannyaan Aditya
35 35 ADKISJ, Terasa hangat.
36 36 ADKISJ, Selamat untuk mereka
37 37 ADKISJ, Rasullah contoh terbaik
38 38. ADKISJ, Memeluk erat
39 39 ADKISJ, Istri bukan adik
40 40 ADKISJ, Cia takut
41 41 ADKISJ, Gangguan mental?
42 42 ADKISJ, Pertemuan pertama
43 43 ADKISJ, benar kak Hanif?
44 44 ADKISJ, ada pengkhianat
45 45 ADKISJ, Back
46 ADKISJ, Bertemu
47 ADKISJ, Iri?
48 ADKISJ
49 ADKISJ Tingkah Fahri
50 ADKISJ, KEBERSAMAAN
51 ADKISJ, Keputusan
52 ADKISJ, Alex
53 ADKISJ, Indah
54 ADKISJ, Kondisi ibu Rida
55 ADKISJ, Bersyukur
56 ADKISJ, Terima kasih
57 ADKISJ, Perhatian
58 ADKISJ, Menyesal
59 ADKISJ
60 ADKISJ, KESEMBUHAN
61 ADKISJ
62 ADKISJ, SATU TAHU BERLALU
63 ADKISJ
64 ADKISJ Mendadak
65 ADKISJ, Kejadian
66 ADKISJ
67 ADKISJ
68 ADKISJ
69 ADKISJ
70 ADKISJ
71 ADKISJ
72 ADKISJ
73 ADKISJ
74 ADKISJ
75 ADKISJ
76 ADKISJ
77 ADKISJ
78 ADKISJ
79 ADKISJ
80 ADKISJ
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. ADKISJ. Perjodohan
2
2. ADKISJ. Malam hari
3
3. ADKISJ. Terlambat menyadari
4
4. ADKISJ, tentang Riko.
5
5. ADKISJ, Kakek Wiguna
6
6. ADKISJ, seorang penolong
7
7. ADKISJ, Hampa
8
ADKISJ, Kembali bertemu
9
ADKISJ, Seperti orang asing
10
10. ADKISJ, Siapa laki-laki itu?
11
11. ADKISJ, pembelaan Alex
12
12. ADKISJ, penolakan Cia
13
13. ADKISJ, Kebenaran
14
14. ADKISJ, ruang makan
15
15. ADKISJ, Kesadaran Fahri.
16
Bab 16, ADKISJ, Kenyataan pahit untuk Fahri
17
Bab 17. ADKISJ, Niat Mama Rida
18
18. ADKISJ, Kecurigaan Ulya
19
19. ADKISJ, Fahri pasrah?
20
20 ADKISJ, Permintaan Fahri
21
21 ADKISJ, Ceraikan Mbak Cia
22
22 ADKISJ, Cia berhak bahagia
23
23 ADKISJ, Curahan hati Ibu
24
24 ADKISJ, Maaf seorang ayah
25
25. ADKISJ, Pemimpin baru
26
26, ADKISJ, Gadis bercadar
27
27, ADKISJ, pengakuan Fahri
28
28 ADKISJ, Cia bertemu ibu Rida
29
29 ADKISJ, tawaran ta'aruf
30
30 ADKISJ, Deg-degan
31
31 ADKISJ calon mantu
32
32 ADKISJ, Luar biasa
33
33. ADKISJ, lamaran dadakan
34
34 ADKISJ, pertannyaan Aditya
35
35 ADKISJ, Terasa hangat.
36
36 ADKISJ, Selamat untuk mereka
37
37 ADKISJ, Rasullah contoh terbaik
38
38. ADKISJ, Memeluk erat
39
39 ADKISJ, Istri bukan adik
40
40 ADKISJ, Cia takut
41
41 ADKISJ, Gangguan mental?
42
42 ADKISJ, Pertemuan pertama
43
43 ADKISJ, benar kak Hanif?
44
44 ADKISJ, ada pengkhianat
45
45 ADKISJ, Back
46
ADKISJ, Bertemu
47
ADKISJ, Iri?
48
ADKISJ
49
ADKISJ Tingkah Fahri
50
ADKISJ, KEBERSAMAAN
51
ADKISJ, Keputusan
52
ADKISJ, Alex
53
ADKISJ, Indah
54
ADKISJ, Kondisi ibu Rida
55
ADKISJ, Bersyukur
56
ADKISJ, Terima kasih
57
ADKISJ, Perhatian
58
ADKISJ, Menyesal
59
ADKISJ
60
ADKISJ, KESEMBUHAN
61
ADKISJ
62
ADKISJ, SATU TAHU BERLALU
63
ADKISJ
64
ADKISJ Mendadak
65
ADKISJ, Kejadian
66
ADKISJ
67
ADKISJ
68
ADKISJ
69
ADKISJ
70
ADKISJ
71
ADKISJ
72
ADKISJ
73
ADKISJ
74
ADKISJ
75
ADKISJ
76
ADKISJ
77
ADKISJ
78
ADKISJ
79
ADKISJ
80
ADKISJ

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!