3. ADKISJ. Terlambat menyadari

Bismillahirrohmanirrohim.

Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗

بسم الله الر حمن الر حيم

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد.

Sudah 2 minggu berlalu setelah Cia menyetujui perjodohan yang disetujui oleh ayahnya tanpa sepengetahuan Cia terlebih dahulu.

Gadis itu kini tengah duduk di depan sebuah cerim berbalut gaun pengantin, sedang didandani oleh seorang mua perempuan.

Cia telah membuat keputusan besar setelah menyetujui perjodoahan ini. Tidak ada jalan lain bagi Cia karena sang ayah telah menerima 5% saham perusahan. Jika Cia tidak menerima perjodohan ini sama saja dia akan membuat malu sang ayah.

Cia tidak ingin membuat malu ayahnya, dia begitu menghormati kedua orang tuanya.

Di dalam lubuk hatinya Cia merasa sangat bersalah pada sang sahabat Ulya karena tidak memberi kabar pernikahan dirinya. Bukan Cia tidak ingin mengabari Ulya, hanya saja dirinya tak akan sanggup.

'Maafkan aku, Ulya. Aku memang bukan sahabat yang baik, tidak memberi tahumu tentang pernikahanku ini, maaf aku benar-benar minta maaf,' rasanya Cia ingin menetaskan air mata tapi sebisa mungkin Cia menahan semua itu.

"Mbak make upnya sudah selesai saya keluar dulu sebentar," ucap perempuan yang mendandani Cia, gadis itu mengangguk saja.

Tak banyak orang yang datang keacara pernikahannya, karena Cia hanya ingin pernikahan sesederhana tanpa ada pesta ataupun semacamnya. Begitu juga dengan Riko.

Di dalam kamarnya Cia duduk sendiri disana sambil menatap keluar jendela. Dari dalam kamarnya Cia dapat mendegar calon suaminya mengucapkan ijab qabul.

Ketika kata sah terdengar di telinganya air mata Cia langsung jatuh membasahi pipinya, itu bukan air mata bahagia melainkan air mata kesedihan.

"Aku tak pernah menyangka jika semua akan begini, sebelum aku mulai detik ini akan melupakanmu Bang Fahri, aku ingin mengatakan dua hal padamu 'I Love You' aku tidak tahu kapan perasaan ini datang, namun takdir berkata lain kita mungkin memang bukan jodoh. Selamat tinggal mulai hari ini namamu akan aku kubur dalam-dalam," ucap Cia pada diri sendiri.

Air matanya semakin deras kala Cia merasa Fahri seperti ada di depannya. Benar, semalam Cia telah menyadari jika dia mencintai Kakak sahabatnya sendiri. Sayangnya semua itu terlambat karena Cia sudah menyetujui perjodohan yang ditawarkan pada dirinya.

Juga tepat paginya yaitu hari ini dia telah menikah dengan Riko, bahkan sekarang dia sudah menjadi istri Riko.

Salah satu alasan kenapa Cia tidak ingin memberitahu pada Ulya dirinya akan segera menikah karena sahabatnya itu peka terhadap dirinya juga Ulya begitu mirip dengan Fahri, jika melihat Ulya pasti Cia tidak akan sanggup, karena dia seakan melihat Fahri.

Ceklek!

Pintu kamar Cia terbuka tapi tidak membuat gadis itu menatap kearah pintu dia tetap memandang keluar jendela.

"Cia, ayo kita temui suamimu, Nak." Sinta berjalan mendekati putri sulungnya.

Perlahan Sinta menepuk pudak putrinya itu. "Cia, kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Sinta khawatir mendengar Cia yang sedang terisak.

Buru-buru Cia menghapus air matanya lalu berbalik tersenyum menatap sang bunda. "Cia baik-baik saja Bun, memang Cia kenapa?"

Sinta menggeleng pelan, "ayo kita temui suamimu." Cia mengangguk setuju.

Bagi Cia sendiri pernikahan ini terasa biasa saja tidak ada yang spesial sedikitpun.

Kini Cia telah duduk disebelah suaminya, dia mencium takzim punggung tangan sang suami, Riko pun hanya mencium singkat kening istrinya membuat Cia sedikit heran.

Acara dilanjut dengan beberapa pesan yang disampaikan untuk kedua mempelai.

Waktu bergulir.

"Bunda, Ayah. Cia pamit," ucapnya sambil memeluk kedua orang tuanya secara bergantian.

"Ingat Cia jadilah istri yang patuh akan apa kata suami," pesan Ayah Cia yang diangguki oleh pengantin baru itu.

Cia beralih pada kedua adiknya menatap senyum adik perempuan dan adik laki-lakinya itu.

"Ingat dirumah kalian berdua jangan nakal dengar apa kata Bunda sama Ayah," pesan Cia pada kedua adiknya tersebut.

"Siap Mbak, Insya Allah," jawab keduanya kompak.

Tak lupa Riko juga berpamitan pada kedua mertuanya dan adik iparnya.

Setelah itu Riko benar-benar membawa Cia pergi dari hadapan keluarganya, diam-diam Sinta meneteskan air mata karena putrinya tak lagi tinggal bersama mereka.

Sekitar dua jam setengah berlalu mereka sudah sampai di rumah orang tua Riko juga rumah Riko.

Hari itu juga Cia langsung ikut bersama suaminya, Riko memang tinggal bersama kedua orang tuanya tapi di kediaman berbeda dia punya tempatnya sendiri.

Sampai kediaman Riko juga terlihat besar sama seperti kediaman orang tuanya yang sempat Cia lewati tadi.

"Kamar kamu disini," ketus Riko pada Cia.

Cia tampak kaget karena suara Riko yang sedikit keras. "Astagfirullah," gumam Cia pelan.

Laki-laki itu yang dari tadi hanya diam saja dari mulai mereka meninggalkan rumah orang tua Cia sampai di dalam mobil dia baru bersuara sekarang, suara yang tidak terdengar ramah di telinga Cia.

"Tapi Mas-"

"Apa? jagan pernah berharap kita akan tidur satu kamar! aku tak pernah menginginkan pernikahan ini, jadi jangan berharap lebih. Jika kamu ingin tahu kenapa aku menerimamu sebagai istri tanyakan langsung pada Mama," belum selesai Cia bicara, Riko. laki-laki itu lebih dulu memotong pembicaraan Cia.

Kedua bola mata Cia membolak sempurna mendengar setiap kata yang keluar dari mulut suaminya, baru saja dia ingin membuka hati untuk suaminya melupakan seorang yang sudah lama bersemayam di hatinya. Tapi kenapa semua menjadi begini?

'Astagfirullah, sabar Cia, kamu bukan gadis lemah kamu bisa melewati semua ini. Jika Allah menempatkanmu diposisi saat ini, Allah tahu yang terbaik untuk dirimu, kamu pasti bisa meluluhkan hati suamimu, setidaknya agar dia tak berbicara kerasa lagi,' batinya berusaha tetap tegar.

"Satu lagi pesan untukmu, jangan pernah kamu masuk ke dalam kamarku, paham! aku tidak suka orang asing masuk ke dalam kamarku," ucap Riko lagi, entah dia sadar atau tidak kata-katanya telah menyakiti hati Cia.

Deg!

Nyes!

Sesak sekali hati Cia, benar-benar sesak apa yang dia bayangkan tidak sesuai harapan, benar pasti ada sesuatu dibalik perjodohan ini, kuncinya ada pada orang tua Riko mertuanya sendiri.

"Udah sono masuk ngapain masih berdiri disini, dari tadi saya ngomong kamu malah diem aja, bisu kamu, hah," sentak Riko membuat Cia kaget.

"Astagfirullah, Cia dengar Mas. Cia paham semua yang Mas katakan," sahut Cia cepat kalau tidak dia akan kembali serangan jantung mendengar suara keras laki-laki di depannya ini yang tak lain suami sendiri.

"Bagus kalau kamu paham, sekali saja kamu melanggar wasa saja kau."

Setelahnya Riko berlalu pergi dari hadapan Cia tanpa menoleh sedikitpun pada istrinya itu, dia bahkan terlihat begitu angkuh.

"Sabar Cia, benar kamu harus banyak sabarnya sekarang, mungkin kamu dulu kurang bersabar."

Kala Cia hendak masuk ke dalam kamarnya seorang pelayan muda mendekati dirinya.

"Non, ada pesan dari nyonya besar nanti suruh menemui beliau di kediamannya," ucap pelayan muda itu pada Cia dengan ramah.

"Insya Allah, jangan panggil non. Panggil aja aku, Cia. Aku masuk dulu ya nanti aku temui Mama," jawab Cia tak kalah ramah.

"Tapi-"

Episodes
1 1. ADKISJ. Perjodohan
2 2. ADKISJ. Malam hari
3 3. ADKISJ. Terlambat menyadari
4 4. ADKISJ, tentang Riko.
5 5. ADKISJ, Kakek Wiguna
6 6. ADKISJ, seorang penolong
7 7. ADKISJ, Hampa
8 ADKISJ, Kembali bertemu
9 ADKISJ, Seperti orang asing
10 10. ADKISJ, Siapa laki-laki itu?
11 11. ADKISJ, pembelaan Alex
12 12. ADKISJ, penolakan Cia
13 13. ADKISJ, Kebenaran
14 14. ADKISJ, ruang makan
15 15. ADKISJ, Kesadaran Fahri.
16 Bab 16, ADKISJ, Kenyataan pahit untuk Fahri
17 Bab 17. ADKISJ, Niat Mama Rida
18 18. ADKISJ, Kecurigaan Ulya
19 19. ADKISJ, Fahri pasrah?
20 20 ADKISJ, Permintaan Fahri
21 21 ADKISJ, Ceraikan Mbak Cia
22 22 ADKISJ, Cia berhak bahagia
23 23 ADKISJ, Curahan hati Ibu
24 24 ADKISJ, Maaf seorang ayah
25 25. ADKISJ, Pemimpin baru
26 26, ADKISJ, Gadis bercadar
27 27, ADKISJ, pengakuan Fahri
28 28 ADKISJ, Cia bertemu ibu Rida
29 29 ADKISJ, tawaran ta'aruf
30 30 ADKISJ, Deg-degan
31 31 ADKISJ calon mantu
32 32 ADKISJ, Luar biasa
33 33. ADKISJ, lamaran dadakan
34 34 ADKISJ, pertannyaan Aditya
35 35 ADKISJ, Terasa hangat.
36 36 ADKISJ, Selamat untuk mereka
37 37 ADKISJ, Rasullah contoh terbaik
38 38. ADKISJ, Memeluk erat
39 39 ADKISJ, Istri bukan adik
40 40 ADKISJ, Cia takut
41 41 ADKISJ, Gangguan mental?
42 42 ADKISJ, Pertemuan pertama
43 43 ADKISJ, benar kak Hanif?
44 44 ADKISJ, ada pengkhianat
45 45 ADKISJ, Back
46 ADKISJ, Bertemu
47 ADKISJ, Iri?
48 ADKISJ
49 ADKISJ Tingkah Fahri
50 ADKISJ, KEBERSAMAAN
51 ADKISJ, Keputusan
52 ADKISJ, Alex
53 ADKISJ, Indah
54 ADKISJ, Kondisi ibu Rida
55 ADKISJ, Bersyukur
56 ADKISJ, Terima kasih
57 ADKISJ, Perhatian
58 ADKISJ, Menyesal
59 ADKISJ
60 ADKISJ, KESEMBUHAN
61 ADKISJ
62 ADKISJ, SATU TAHU BERLALU
63 ADKISJ
64 ADKISJ Mendadak
65 ADKISJ, Kejadian
66 ADKISJ
67 ADKISJ
68 ADKISJ
69 ADKISJ
70 ADKISJ
71 ADKISJ
72 ADKISJ
73 ADKISJ
74 ADKISJ
75 ADKISJ
76 ADKISJ
77 ADKISJ
78 ADKISJ
79 ADKISJ
80 ADKISJ
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. ADKISJ. Perjodohan
2
2. ADKISJ. Malam hari
3
3. ADKISJ. Terlambat menyadari
4
4. ADKISJ, tentang Riko.
5
5. ADKISJ, Kakek Wiguna
6
6. ADKISJ, seorang penolong
7
7. ADKISJ, Hampa
8
ADKISJ, Kembali bertemu
9
ADKISJ, Seperti orang asing
10
10. ADKISJ, Siapa laki-laki itu?
11
11. ADKISJ, pembelaan Alex
12
12. ADKISJ, penolakan Cia
13
13. ADKISJ, Kebenaran
14
14. ADKISJ, ruang makan
15
15. ADKISJ, Kesadaran Fahri.
16
Bab 16, ADKISJ, Kenyataan pahit untuk Fahri
17
Bab 17. ADKISJ, Niat Mama Rida
18
18. ADKISJ, Kecurigaan Ulya
19
19. ADKISJ, Fahri pasrah?
20
20 ADKISJ, Permintaan Fahri
21
21 ADKISJ, Ceraikan Mbak Cia
22
22 ADKISJ, Cia berhak bahagia
23
23 ADKISJ, Curahan hati Ibu
24
24 ADKISJ, Maaf seorang ayah
25
25. ADKISJ, Pemimpin baru
26
26, ADKISJ, Gadis bercadar
27
27, ADKISJ, pengakuan Fahri
28
28 ADKISJ, Cia bertemu ibu Rida
29
29 ADKISJ, tawaran ta'aruf
30
30 ADKISJ, Deg-degan
31
31 ADKISJ calon mantu
32
32 ADKISJ, Luar biasa
33
33. ADKISJ, lamaran dadakan
34
34 ADKISJ, pertannyaan Aditya
35
35 ADKISJ, Terasa hangat.
36
36 ADKISJ, Selamat untuk mereka
37
37 ADKISJ, Rasullah contoh terbaik
38
38. ADKISJ, Memeluk erat
39
39 ADKISJ, Istri bukan adik
40
40 ADKISJ, Cia takut
41
41 ADKISJ, Gangguan mental?
42
42 ADKISJ, Pertemuan pertama
43
43 ADKISJ, benar kak Hanif?
44
44 ADKISJ, ada pengkhianat
45
45 ADKISJ, Back
46
ADKISJ, Bertemu
47
ADKISJ, Iri?
48
ADKISJ
49
ADKISJ Tingkah Fahri
50
ADKISJ, KEBERSAMAAN
51
ADKISJ, Keputusan
52
ADKISJ, Alex
53
ADKISJ, Indah
54
ADKISJ, Kondisi ibu Rida
55
ADKISJ, Bersyukur
56
ADKISJ, Terima kasih
57
ADKISJ, Perhatian
58
ADKISJ, Menyesal
59
ADKISJ
60
ADKISJ, KESEMBUHAN
61
ADKISJ
62
ADKISJ, SATU TAHU BERLALU
63
ADKISJ
64
ADKISJ Mendadak
65
ADKISJ, Kejadian
66
ADKISJ
67
ADKISJ
68
ADKISJ
69
ADKISJ
70
ADKISJ
71
ADKISJ
72
ADKISJ
73
ADKISJ
74
ADKISJ
75
ADKISJ
76
ADKISJ
77
ADKISJ
78
ADKISJ
79
ADKISJ
80
ADKISJ

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!