GAVIN AND SISIL

GAVIN AND SISIL

Rencana perjodohan.

"Pokoknya Sella nggak mau di jodohkan,Pah!!" Ucap kak Sella dengan tegas, matanya berkaca-kaca menatap Papah.

Hari ini, dimana hari yang begitu tidak terduga. Sungguh mengejutkan. Papah berniat akan menjodohkan kak Sella dengan laki-laki pilihan Papah sendiri.

Aku pun tidak tau kenapa tiba-tiba papah ingin menjodohkan kakak perempuan ku itu.

Aku sangat prihatin dengan kak Sella. Kakakku baru saja lulus kuliah S1 masa mau di nikahkan begitu saja, usianya pun masih sangat muda baru menginjak 24 tahun. Ya, memang sudah cukup umur untuk menikah. Tapi kenapa harus di jodohkan segala?.

Dan rencananya kak Sella akan melanjutkan kuliah S2 nya. Namu rencananya itu sirna begitu saja ketika Papah ingin menjodohkannya.

Karena Papah melarang kak Sella, tidak boleh melanjutkan kuliahnya jika sudah menikah nanti

hanya fokus mengurus suaminya.

Papah menatap kak Sella dengan tatapan tajamnya, menurutku itu tatapan yang sangat mengerikan. Terlihat tidak terima dengan penolakan kak Sella.

"Tidak Sella, kamu harus tetap papah jodohkan." Papah pun tetap kekeh dengan niatnya itu, tidak mau di bantah.

"Kalau begitu kenapa nggak Sisil saja yang di jodohkan pah? kenapa harus Sella!!" Sengit kak

Sella sambil melirikku yang duduk di sebelahnya.

Lantas aku pun langsung menatapnya dengan kening mengerut terkejut. Sedari tadi aku hanya diam menyimak, tapi kenapa harus kena semprot juga.

Dan apa maksud kak Sella? Kenapa malah memojokkan aku? tentu saja aku tidak mau jika harus di jodohkan.

Dan usiaku juga baru menginjak 18 tahun, aku baru saja lulus sekolah menengah atas. Yang benar saja, masa depanku masih panjang aku masih ingin mencari pendidikan dan mengejar cita-cita ku.

Aku juga yakin, papah pasti tidak akan setuju dengan usulan kak Sella itu.

Seketika aku jadi merasa kesal dengan kak Sella, dan rasa kasian untuk kak Sella seketika mengikis. Masa mau mengorbankan aku adiknya.

Papah melirik aku yang cemberut dan kembali menatap kak Sella.

"Sella, kamu pikir adik kamu bisa apa jika menikah, haah? Usianya baru 18 tahun mana bisa dia urus Suaminya, mengurus dirinya saja tidak becus." Sahut Papah terdengar gram dengan kakakku.

Bibirku semakin mengerucut mendengar perkataan papah. Aku bisa kok urus diri aku sendiri tapi, kalau urus suami ya aku memang tidak bisa.

Terdengar kak Sella menghela nafas kasar.

"Tapi Pah Sella----."

"Cukup Sella, keputusan papah sudah bulat. Kamu tetap akan papah jodohkan!!" Tegas papah nampak tidak mau mendapatkan penolakan dari kak Sella atau pun dari siapapun itu.

Di ruangan keluarga ini sekarang kami berkumpul. Papah,Mama kak Sella dan juga kakak laki-lakiku yang usianya terpaut sembilan tahun denganku.

Namaku Sisil Clarista Aydin dan kakak Perempuanku bernama Arsella Olivia Aydin

sementara kakak laki-lakiku bernama Herry Putra Aydin. Dan nama papaku tentu saja pak Aydin Daendra yang terhormat sang pemilih perusahaan Aydin Group. Banyak orang yang menghormatinya dan menyeganinya.

Sementara nama mamahku Hoshiliana nyonya Aydin, selalu di panggil buk Liana.

"Pah, lagi pula buat apa Sella di jodohkan?" Tanya kakak laki-lakiku yang sedari tadi hanya diam sambil menatap papah dengan heran.

Papah terdengar menghela nafas berat. Kami semua menatap papah yang duduk di sofa yang bisa di duduki oleh dua orang, dan mamah ada di sampingnya, sementara aku dan dua kakakku duduk di sofa panjang.

"Kalian tidak perlu tau apa alasan papah dan motif papah yang akan menjodohkan Sella dengan anaknya pak Gibran!!" Jawab papah dengan raut wajah datarnya.

Aku mengerutkan kening, merasa tidak puas dengan jawaban papah.

Kenapa papah tidak ingin menjelaskan alasan yang tepat? kenapa harus menjodohkan kak Sella dengan anaknya pak Gibran?. Rasanya aku pernah mendengar nama pak Gibran. Ya karena namanya umum bukan?

Terdengar kakak perempuan ku kembali menghela nafas kasar dan raut wajahnya juga terlihat begitu marah.

Tiba-tiba kak Sella bangkit dari duduknya dengan raut wajah emosi dan kecewa.

Menatap papah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sella tidak akan mau menikah deng laki-laki yang tidak Sella kenal sama sekali!!" Ucap kak Sella dengan tegas penuh penekanan, berharap papah akan mengerti dengan penolakannya itu.

Setelah mengatakan kalimat itu, kak Sella pun berjalan meninggalkan kami.

"Sella!!"

Panggil Papah sambil menatap punggung kak Sella yang sedang berjalan,nampaknya kan Sella tidak memperdulikan panggilan Papan.

"Sella, Papah peringatkan sama kamu kalau kamu tidak mau menerima perjodohan itu, Papah tidak akan menganggap kamu sebagai anak Papah!!"

Deg.

Ucap papah sontak membuat langkah kak Sella terhenti, dan membuat kami semua terkejut bukan main.

Sebegitu ingin kah papah menikahkan kak Sella dengan laki-laki itu sampai tidak mau menganggap kak Sella sebagai anak kandungnya sendiri jika kak Sella menolak perjodohan itu?

Sungguh, mengapa bisa papah bicara seperti itu? Kenapa papah tega sekali dengan kak Sella? Jika kak Sella tidak mau, seharusnya papah tidak perlu memaksanya, itu akan membuat kak Sella terluka.

Apa papah sadar dengan ucapannya itu?

Seketika aku tidak habis pikir dengan Papah.

"Pah."

Akhirnya mama berbicara sambil menatap papah dengan wajah yang nampak tidak habis pikir.

Papah hanya diam saja, tatapannya datar ke depan tanpa ekspresi.

Bangkit dari duduknya begitu saja dan berjalan menaiki anak tangga, meninggalkan kami semua yang terkejut dengan perkataannya.

Aku segera menatap punggung kak Sella yang bergetar, aku yakin saat ini kak Sella sedang menangis.

Dengan tiba-tiba kak Sella terjatuh duduk lemas di lantai dan terdengar terisak.

"Sella, nak!" Mamah langsung bangkit dari duduknya begitupun dengan aku dan kak Herry.

Kami menghampiri kak Sella yang terduduk lemas sambil terisak.

Mamah berjongkok di dekat kak Sella, menyentuh bahunya.

"Sella." Panggil mamah pelan terlihat dari matanya mamah pun ikut menangis.

Kak Sella menatap mamah dengan mata yang berlinang.

"Kenapa papah tega sama Sella mah?" Tanya kak Sella dengan suaranya yang bergetar.

"Apa Sella bukan anak Papah? Sa-sampai papah tega seperti itu, hiks". Lanjut kak Sella dengan di iringi isakan.

Mamah menggeleng pelan.

"Tidak nak, maafkan mamah tidak bisa membantu kamu." Mamah memeluk kak Sella berusaha untuk menenangkannya.

"Hikss, kenapa Papah begitu tega sama Sella."

Kak Sella terisak menangis di pelukan mamah.

Sungguh, aku tidak tega melihat kak Sella menangis seperti itu. Mataku rasanya memanas, tiba-tiba bulir bening keluar membasahi pipi.

Kenapa hidup kak Sella jadi seperti ini?.

Nyaris sempurna. Cantik pintar banyak cowok yang mengaguminya, tapi kenapa jadi seperti ini? Kenapa papah tega sekali memaksa Kak Sella untuk menikah dengan pria asing itu. Pria yang bahkan tidak pernah bertemu dengan kak Sella.

"Sabar Sel." Ucap kak Herry. Terlihat dari matanya kak Herry berkaca-kaca.

Aku berjalan lalu memeluk kakak laki-lakiku.

"Kasian kak Sella." Ucapku pelan dalam pelukan kak Herry.

Kak Herry mengelus lembut punggungku.

Tangisan kak Sella membuat hatiku mencelos. seharusnya Papah tidak seperti ini.

"Sisil." Panggil mamah tiba-tiba lalu mendongakkan kepalanya menatapku, posisi mamah masih sama memeluk kak Sella.

Aku pun melepaskan pelukan dari kak Herry, lalu mengusap pipiku yang basah.

"Kenapa mah?" Tanyaku dengan suara tercekat karena menahan tangis sambil menatap mamah.

Mamah tidak segera menjawab, tatapan Mamah kembali berlatih kepada Kak Sella.

"Ayok sayang bangun." Ucap mamah dan membantu kak Sella untuk berdiri.

Kini keduanya berdiri. Mamah menatap aku dengan tatapan yang entahlah. Seperti ada keinginan dari tatapannya itu, dan ada kecemasan juga.

"Sisil, kamu kasian sama kakak kamu kan?" Tanya mamah dan tatapannya berubah serius menatap aku.

Aku mengangguk cepat. Tentu saja aku kasian dengan kak Sella yang tiba-tiba akan di jodohkan oleh papah. Lantas kenapa mamah bertanya seperti itu kepadaku?

"Kalau begitu----" Mamah terdiam raut wajahnya. nampak ragu.

Aku semakin penasaran di buatnya. Mamah akan bicara apa, kelihatannya begitu serius.

"Mamah mohon ka-kamu yang mau di jodohkan!!"

Deg.

Aku langsung mengerjap terkejut mendengar ucapan mamah.

Terlihat kak Herry dan kak Sella pun nampak terkejut dengan ucapan mamah.

Kenapa mamah bicara seperti itu? Kenapa jadi aku yang harus di jodohkan? Apa Mamah tidak sedang bercanda?

"Ma-maksud mamah?" Tanyaku dengan suara gemetar.

Aku harap Mamah hanya bercanda saja, karena tidak mungkin buka Mamah Setega itu denganku.

Mamah terdengar menghela nafas berat sambil mengalihkan pandangannya dari aku, sementara air matanya terus menetes.

Beberapa saat kami hanya diam. Aku menunggu penjelasan dari mamah dengan jantung berdetak tidak karuan.

"Kamu tau sendiri kan? Kalau kakak kamu sudah mendaftarkan dirinya untuk kuliah menjalankan S2 nya? Dan mamah nggak mau gara-gara perjodohan itu kakak kamu jadi batal menjalankan kuliah S2 nya.

Perjuangan kakak kamu sudah panjang tidak mungkin perjuangannya menjadi wanita karir terbuang sia-sia hanya karena perjodohan itu. Dan,mamah harap kamu lah yang mau di jodohkan dengan pria itu, karena kamu belum menjalankan kuliah. Dan mamah juga nggak mau, cita-cita kakak kamu sampai hancur di tengah jalan."

Seolah dunia berhenti berputar, suasana jadi hening seketika dan tubuhku juga terasa gemetar, kakiku terasa lemas hatiku menclos mendengar penjelasan panjang Mamah.

Benar kah mamah mau mengorbankan aku demi karir kak Sella? Dan mamah tidak perduli dengan masa depan aku, masa depan anak bungsunya?.

Usiaku masih begitu muda untuk menikah dan cita-citaku juga sangat tinggi. Seperti cita-cita kak Sella yang ingin menjadi wanita karir.

Mataku berkaca-kaca menatap Mamah.

Sebegitu sayang kah mamah dengan kak Sella? Sampai-sampai mau mengorbankan anak bungsunya ini.

Mata ku memanas, bulir bening luruh begitu saja. Sungguh, aku tidak menyangka Mamah akan setega ini kepada ku.

"Iya Sil, kamu yang mau di jodohkan ya, kakak mohon!!"

Kak Sella meraih kedua tanganku memohon agar aku yang mau di jodohkan dan bukan dirinya.

Aku melepaskan tangan kak Sella yang mencekal tanganku, menatap mamah dengan tatapan kecewa. Dan mamah sepertinya menyadari sesuatu.

"Mah, mamah tega mengorbankan Sisil demi karir Sella? Apa mamah tidak berpikir sebelum berbicara? Mamah pikir hanya Sella saja yang ingin menjadi wanita karir dan meraih cita-citanya? Mamah pikir Sisil tidak menginginkan itu semua meraih cita-citanya?" Ucap kak Herry dengan raut wajahnya yang masih terkejut.

Terdengar kak Herry pun tidak habis pikir dengan perkataan mamah.

Mamah menggeleng pelan, wajahnya pun berubah pucat dan menegang.

"Sisil."

Mamah ingin meraih tanganku namun aku langsung menghindar, mundur satu langkah ke belakang.

Mamah benar-benar tidak menyayangi aku, tidak menginginkan anak bungsunya ini meraih cita-citanya, menjadi orang sukses?. Mamah hanya memikirkan perasaan Kak Sella, hanya memikirkan karir kak Sella.

"Mamah sama kakak tega." Lirih ku dengan suara gemetar.

"Mengorbankan Sisil. Usia Sisil baru 18 tahun mah, sementara usia kak Sella sudah menginjak 24 tahun dan sudah cukup umur untuk menikah, kalaupun ingin melanjutkan kuliah tidak masalah jika sudah menikah. Sementara Sisil? mau di bawa kemana pernikahan itu mah." Ucapku dengan suara tercekat menahan tangis.

Mamah menggeleng, kembali ingin meraih tanganku tapi aku langsung menghindar.

"Mamah tidak sayang sama Sisil, tidak memikirkan masa depan Sisil, Mamah hanya memikirkan anak ke sayangan mamah itu." Aku berbicara sambil melirik kak Sella

"Sudah lah Sil, kamu selalu menyusahkan Mamah sama Papah, kamu susah di atur dan manja, lebih baik kamu yang di jodohkan. Mamah benar, kakak tidak bisa meninggalkan karir kaka begitu saja yang sudah kakak bangun." Kak Sella berucap dengan tidak berperasaan.

Aku tersenyum getir mendengar perkataan kakak Perempuanku itu.

"Justru itu Sisil susah di atur kak, jadi Sisil tidak akan pernah sudi menggantikan kak Sella untuk di jodohkan dengan pria itu". Tegas ku.

Setelah mengatakan itu aku berjalan menaiki anak tangga dengan hati yang hancur.

Ya, mamah memang selalu mengutamakan kak Sella di bandingkan aku anak bungsunya sendiri. Seolah kak Sella begitu spesial, sementara aku? Hanya beban untuknya?

Kak Sella memang begitu sempurna, berkuliah dengan uangnya sendiri dan papah hanya membantunya sedikit saja. Kak Sella juga sudah memiliki usaha sendiri berupa kafe.

"Sisil, maafkan mamah". Teriak mamah.

Namun aku tidak memperdulikannya, terus berjalan menuju kamarku dengan hati yang terasa sakit.

Aku akui jika aku sedikit nakal dan susah di atur, tapi apa Mamah harus mengorbankan aku? Apa tidak ada rasa sayang di hati Mamah untuk aku?

Sekarang aku sudah berada di kamar, duduk di tepi ranjang sambil menangis.

"Sisil,mamah mohon kamu yang mau di jodohkan."

Perkataan mamah kembali teringat.

Mamah tidak memikirkan perasaan aku, apa mamah memang tidak menyayangi aku? Aku juga anak kandungnya tapi kenapa mamah tega seperti itu?

"Mamah tega banget, hiks." Gumamku sambil terisak.

Tok tok.

Pintu kamar tiba-tiba di ketuk, aku mengusap kasar pipiku saat seseorang membuka pintu kamar.

Tidak lama kemudian seseorang masuk dan itu ternyata kak Herry.

Kak Herry menatapku yang hanya diam sambil menundukkan kepala.

Kak Herry berjalan mendekati aku lalu duduk di sebelah aku.

Mengelus kepala aku dengan lembut, seketika aku mendongak menatapnya, air mata kembali keluar.

"Apa mamah memang tidak sayang sama Sisil kak?" Tanya ku dengan suara gemetar.

Kak Herry menggeleng, lalu membawa aku ke dalam pelukannya.

"Pikiran mamah sedang kalut, mamah sayang sama kamu dek. Mamah berpikir seperti itu karena mamah tidak tau harus berbuat apa untuk menolak perjodohan itu." Ucap kak Herry seperti berusaha menenangkan aku.

"Hiks. Tapi kenapa mamah harus bicara seperti itu, seolah-olah masa depan aku suram dan Sisil tidak akan pernah sukses jika menjadi wanita karir, mamah hanya memikirkan perasaan kak Sella saja, hiks."

Kak Herry hanya diam sambil mengusap usap punggungku.

"Jika mamah sama papah meminta kamu untuk menikah dengan pria itu kakak tidak akan membiarkannya, kakak akan menentangnya sebisa kakak. Kamu tenang saja ada kakak di sini. Kakak tidak akan membiarkan adik perempuan kak yang cantik ini hancur dan tidak bisa meraih cita-citanya. Kamu harus tetap berjuang meraih cita-cita kamu!!".

Ucapan kak Herry sedikit membuat hatiku tenang. Setidaknya ada Kaka Herry yang nanti akan membela aku jika saja Mamah meminta Papah agar aku lah yang di jodohkan dan bukan kak Sella.

Kak Herry memang berbeda dengan kak Sella. Dia begitu menyayangi aku sebagai adik bungsunya, kak Herry pun sangat menyayangi kak Sella, walaupun tadi kak Herry tidak bisa membela kak Sella untuk tidak di jodohkan karena mendengar ancaman papah.

Dan kak Herry satu-satunya orang yang selalu mengerti aku. Aku selalu membagi cerita dengannya, entah itu tentang di sekolah ataupun tentang cita-citaku yang ingin menjadi wanita karir dan sukses, kak Herry begitu mendukung cita-citaku itu.

Sebagai kakak laki-laki kak Herry begitu baik dan penyayang, tidak pernah membanding-bandingkan antara aku dan kak Sella. Di matanya kami adalah adik kecil yang haru ia jaga.

Terpopuler

Comments

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

mampir kak..

2023-12-02

2

ule_keke (IG: ule_keke26)

ule_keke (IG: ule_keke26)

mampir Thor🤗

2023-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Rencana perjodohan.
2 Trauma.
3 cowok tampan
4 GAVIN ACHAZIA ABINAYA
5 sesuatu yang tercampur dalam minuman
6 Pagi yang mengejutkan
7 Matteo yang menyebalkan.
8 musuh bebuyutan
9 begitu indah Ciptaan tuhan
10 Sebuah foto
11 rencana bod0h Faresta
12 alasan perjodohan
13 Tindakan bodoh Sella.
14 perjodohan untuk Sisil
15 pikiran Teo yang sedikit traveling
16 keberuntungan yang menjadi mimpi buruk?
17 pertemuan
18 salah menyebut nama
19 bocah ingusan
20 Sisil yang loyo
21 Lempar sepatu
22 fitting baju pengantin
23 Gavin dan seorang perempuan.
24 tiga pria mencurigakan
25 di seret
26 Gavin sang pahlawan
27 Magic
28 ingin segera menikah?
29 Resepsi pernikahan
30 ijab kabul
31 mengejutkan
32 Sisil mmabuk
33 Lupa jika sudah menikah
34 Ucapan selamat dari Alin.
35 Ancaman Alin
36 Maling?
37 Gavin terluka
38 Jatuh cinta?
39 Tidak mau mengalah
40 Ancaman yang sama untuk Gavin
41 Memiliki ipar yang menyebalkan dan suami dingin
42 Gombalan Rangga.
43 sikap yang sama
44 Gavin yang menyebalkan dan perkataan Yuda yang Bulshit.
45 Makasih my husband
46 Gebetan Teo
47 Memanas-manasi Yuda
48 Gavin yang ngirit dan pelit
49 Surat misterius.
50 Ucapan Gavin.
51 Sisil dalam bahaya
52 Kecelakaan
53 Gavin kecelakaan
54 Merasa begitu khawatir dan takut kehilangan
55 Nama panggilan untuk Gavin
56 Cinta seiring berjalannya waktu.
57 Membujuk Sisil
58 berubah 180 drajat
59 Gavin menangis?
60 kerja sama Rangga dan Alin
61 Jangan paksa saya untuk mencintai kamu
62 perut Sisil terasa sakit
63 Ker*cunan.
64 "Mau kamu"
65 Bingkai foto pernikahan
66 pacar Faresta
67 Tertimpa palu
68 Sampai kapan Zia?
69 Foto Gavin bersama seorang perempuan.
70 seperti tidak asing
71 Menghindar.
72 Menghindar 2
73 Masa lalu,gedung terbengkalai
74 Flashback 2,Masa lalu.
75 "Lancang"
76 Tampan sukses jago masak.
77 Sudah tidak perduli dengan ancaman itu.
78 Kepeleset cium,Dikira adik kakak
79 Hampir tertabtak
80 "Brngsek Yuda".
81 penangkapan Yuda
82 rasa takut kehilangan
83 Foto pernikahan yang tersebar.
84 Status Teo yang membuat Gavin marah
85 cemburu dengan adik sendiri.
86 Sebuah artikel. Keadaan Gavin
87 Memuji perempuan lain di depan istri sendiri.
88 Alin hamil,rencana Rangga.
89 "Kenapa nggak panggil sayang aja?".
90 Belajar memasak.
91 Alin dan dokter Reyhan.
92 Siap tuan putri!!.
93 Kecewa luar biasa
94 Foto Gavin dan Alin
95 bukti
96 Saya yang akan bertanggung jawab atas kandungan kamu
97 I love you more.
98 Hak penuh.
99 Malu sendiri
100 White pembawa keberuntungan.
101 "Mommy kecil tapi Gavin cinta!!".
102 Kecelakaan
103 Rumah sakit.
104 oprasi
105 "Zia nggak akan ninggalin aku kan?".
106 Tidak bisa menemukan identitas si pelaku
107 Kedatangan Rangga
108 jangan lukai anak saya
109 tidak bisa di selamatkan
110 Kamu nggak sayang aku
111 Dokter Rafkha.
112 Belum apa-apa sudah cemburu.
113 apa aku begitu rendah di mata kamu
114 Kalian pasti selingkuh
115 Ririn,cinta pada pandangan pertama.
116 Hanya diam
117 Amel menyerah
118 Kailla di langkahi
119 senyuman ps*kopat
120 "TOLONG SIAPAPUN".
121 Sisil di culik
122 Membenci Gavin
123 Kebenaran terungkap
124 Lebih baik kalian berpisah.
125 Alin ikut andil dalam penculikan???
126 Tidak mau memberitahu kebenarannya
127 Alin keceplosan
128 Mengikuti Rangga
129 Menceritakan semua kebenarannya kepada Teo.
130 nyamar jadi makhluk halus?
131 Menyamar jadi tukang servis.
132 Masa lalu Rangga, flashback on
133 Dendam Rangga flashback off
134 Berusaha masuk ke apartemennya Rangga
135 Menemukan Sisil
136 "Baj1ngan Rangga".
137 Alin takut gegar ot4k.
138 Penjelasan Alin kepada semuanya.
139 Membawa Sisil ke gedung tua.
140 Karena suami kamu adik saya men1nggal
141 Perk3lahian Gavin dan Rangga.
142 Peledak.
143 Terjebak
144 Ini semua gara-gara Sisil
145 Cemburuuu
146 Teo pata hati
147 Peringatan Herry untuk Gavin.
148 Akhir kisah cinta Gavin and Sisil.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Rencana perjodohan.
2
Trauma.
3
cowok tampan
4
GAVIN ACHAZIA ABINAYA
5
sesuatu yang tercampur dalam minuman
6
Pagi yang mengejutkan
7
Matteo yang menyebalkan.
8
musuh bebuyutan
9
begitu indah Ciptaan tuhan
10
Sebuah foto
11
rencana bod0h Faresta
12
alasan perjodohan
13
Tindakan bodoh Sella.
14
perjodohan untuk Sisil
15
pikiran Teo yang sedikit traveling
16
keberuntungan yang menjadi mimpi buruk?
17
pertemuan
18
salah menyebut nama
19
bocah ingusan
20
Sisil yang loyo
21
Lempar sepatu
22
fitting baju pengantin
23
Gavin dan seorang perempuan.
24
tiga pria mencurigakan
25
di seret
26
Gavin sang pahlawan
27
Magic
28
ingin segera menikah?
29
Resepsi pernikahan
30
ijab kabul
31
mengejutkan
32
Sisil mmabuk
33
Lupa jika sudah menikah
34
Ucapan selamat dari Alin.
35
Ancaman Alin
36
Maling?
37
Gavin terluka
38
Jatuh cinta?
39
Tidak mau mengalah
40
Ancaman yang sama untuk Gavin
41
Memiliki ipar yang menyebalkan dan suami dingin
42
Gombalan Rangga.
43
sikap yang sama
44
Gavin yang menyebalkan dan perkataan Yuda yang Bulshit.
45
Makasih my husband
46
Gebetan Teo
47
Memanas-manasi Yuda
48
Gavin yang ngirit dan pelit
49
Surat misterius.
50
Ucapan Gavin.
51
Sisil dalam bahaya
52
Kecelakaan
53
Gavin kecelakaan
54
Merasa begitu khawatir dan takut kehilangan
55
Nama panggilan untuk Gavin
56
Cinta seiring berjalannya waktu.
57
Membujuk Sisil
58
berubah 180 drajat
59
Gavin menangis?
60
kerja sama Rangga dan Alin
61
Jangan paksa saya untuk mencintai kamu
62
perut Sisil terasa sakit
63
Ker*cunan.
64
"Mau kamu"
65
Bingkai foto pernikahan
66
pacar Faresta
67
Tertimpa palu
68
Sampai kapan Zia?
69
Foto Gavin bersama seorang perempuan.
70
seperti tidak asing
71
Menghindar.
72
Menghindar 2
73
Masa lalu,gedung terbengkalai
74
Flashback 2,Masa lalu.
75
"Lancang"
76
Tampan sukses jago masak.
77
Sudah tidak perduli dengan ancaman itu.
78
Kepeleset cium,Dikira adik kakak
79
Hampir tertabtak
80
"Brngsek Yuda".
81
penangkapan Yuda
82
rasa takut kehilangan
83
Foto pernikahan yang tersebar.
84
Status Teo yang membuat Gavin marah
85
cemburu dengan adik sendiri.
86
Sebuah artikel. Keadaan Gavin
87
Memuji perempuan lain di depan istri sendiri.
88
Alin hamil,rencana Rangga.
89
"Kenapa nggak panggil sayang aja?".
90
Belajar memasak.
91
Alin dan dokter Reyhan.
92
Siap tuan putri!!.
93
Kecewa luar biasa
94
Foto Gavin dan Alin
95
bukti
96
Saya yang akan bertanggung jawab atas kandungan kamu
97
I love you more.
98
Hak penuh.
99
Malu sendiri
100
White pembawa keberuntungan.
101
"Mommy kecil tapi Gavin cinta!!".
102
Kecelakaan
103
Rumah sakit.
104
oprasi
105
"Zia nggak akan ninggalin aku kan?".
106
Tidak bisa menemukan identitas si pelaku
107
Kedatangan Rangga
108
jangan lukai anak saya
109
tidak bisa di selamatkan
110
Kamu nggak sayang aku
111
Dokter Rafkha.
112
Belum apa-apa sudah cemburu.
113
apa aku begitu rendah di mata kamu
114
Kalian pasti selingkuh
115
Ririn,cinta pada pandangan pertama.
116
Hanya diam
117
Amel menyerah
118
Kailla di langkahi
119
senyuman ps*kopat
120
"TOLONG SIAPAPUN".
121
Sisil di culik
122
Membenci Gavin
123
Kebenaran terungkap
124
Lebih baik kalian berpisah.
125
Alin ikut andil dalam penculikan???
126
Tidak mau memberitahu kebenarannya
127
Alin keceplosan
128
Mengikuti Rangga
129
Menceritakan semua kebenarannya kepada Teo.
130
nyamar jadi makhluk halus?
131
Menyamar jadi tukang servis.
132
Masa lalu Rangga, flashback on
133
Dendam Rangga flashback off
134
Berusaha masuk ke apartemennya Rangga
135
Menemukan Sisil
136
"Baj1ngan Rangga".
137
Alin takut gegar ot4k.
138
Penjelasan Alin kepada semuanya.
139
Membawa Sisil ke gedung tua.
140
Karena suami kamu adik saya men1nggal
141
Perk3lahian Gavin dan Rangga.
142
Peledak.
143
Terjebak
144
Ini semua gara-gara Sisil
145
Cemburuuu
146
Teo pata hati
147
Peringatan Herry untuk Gavin.
148
Akhir kisah cinta Gavin and Sisil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!