GAVIN ACHAZIA ABINAYA

Jangan lupa like dan komen.

...****************...

"Kalau saja pacar saya terluka kamu mau tanggung jawab?" Kembali Yuda berbicara dengan suaranya yang meninggi.

Sisil menatap Yuda yang tampak marah dengan pria itu. Sementara pria asing itu hanya acuh saja dengan ucapan Yuda yang seolah hanya angin lalu.

Sisil berdengkus sebal. Pacar? Apa Yuda belum sadar jika Sisil sudah memutuskannya. Itu membuat Sisil sebal saja.

"Kamu----"

"Yuda cukup." Ucap Sisil memotong perkataan Yuda.

Bukan salah pria itu. Sisil akui jika dirinya lah yang salah, karena menyebrang tanpa melihat sekitar terlebih dahulu.

Dan menurut Sisil, Yuda juga yang salah karena ingin menghindari Yuda, Sisil menyebrang jalan tanpa berhati-hati.

Yuda menatap Sisil heran. Mengapa Sisil marah kepadanya.

"Kamu hampir saja tertabrak Sil, dan dia." Yuda menunjuk pria itu tanpa menatapnya sementara tatapannya terus menatap Sisil.

Melihat jari telunjuk mengarah ke arahnya. Rahang pria itu mengeras, tatapannya tajam menatap Yuda. Dirinya tidak suka di remehkan seperti ini.

"Dia hanya diam saja tidak minta maaf ataupun---."

"Di sini gue yang salah Yuda, seharusnya gue menyebrang dengan hati-hati. Dan---lu juga yang salah." Sela Sisil jengah dengan Yuda yang terus menyalahkan pria itu.

Ya, walaupun Yuda memang membelanya. Tapi bukan sepenuhnya salah pria itu.

Yuda menghela nafas kasar, tidak habis pikir dengan Sisil malah membela pria asing itu. Sementara dirinya malah yang di salahkan.

"Yasudah, biar aku antar kamu pulang."

Tidak mau memperpanjang masalah atau berdebat dengan Sisil, Yuda memilih mengakhiri perdebatannya.

Yuda mencekal lengan Sisil ingin menariknya namun Sisil menahannya tidak ingin ikut dengan Yuda.

"Nggak Yuda, lepasin." Sisil berusaha melepaskan cekalan Yuda.

"Aku mau anterin kamu pulang Sayang!! Ini sudah malam nggak baik buat kamu pulang sendirian." walaupun mendapatkan penolakan, tapi Yuda berusaha sabar.

"Gue nggak mau pulang sama Lu, Yuda. Sudah sana kita sudah putus." Gram Sisil ketika Yuda tidak mau melepaskan cekelannya.

Yuda menghela nafas, menatap Sisil sendu.

"Sil, udah aku bilang kan, aku nggak mau putus sama kamu."

Yuda memelas, hatinya sakit Sisil terus mengatakan kata putus.

Sungguh, Yuda tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Sisil. Yuda begitu mencintai Sisil. Sementara Alin? Yuda hanya bermain-main saja dan akan mengakhiri hubungannya dengan Alin.

Yuda tidak menyangka kesalahannya begitu fatal sampai membuat Sisil kecewa dan ingin mengakhiri hubungan mereka.

Sementara pria itu, menghela nafas kasar sambil mengalihkan pandangannya dari dua sejoli itu.

Entah Drama apa yang saat ini ia saksikan.

"Kak Yuda!!" Panggil seseorang.

Sisil dan Yuda langsung melihat ke sumber suara begitupun dengan pria asing itu.

Terlihat Alin berjalan menghampiri mereka.

"Aku di telpon sama Mamah dan di suruh pulang." Beritahu Alin sambil menatap Yuda lalu beralih menatap Sisil yang memalingkan pandangannya darinya.

Alin menghela nafas jengah.

"Kak sisil sudah lah kak jangan ganggu kak Yuda lagi biarin kak Yuda buat aku aja!!" Ucap Alin dengan tidak tau dirinya .

"Cih." Sisil berdecih menatap Alin dengan senyuman sinisnya.

Merasa lucu juga dengan ucapan sepupunya ini seolah Yuda adalah barang yang sudah tidak terpakai oleh Sisil lalu Sisil buang dan Alin memungutnya.

Sementara pria asing itu, menaikan sebelah alisnya sambil menatap gadis muda yang baru saja datang.

"Memang pemungut." Sarkas Sisil, seketika membuat Alin tercekat wajahnya menegang tangannya terkepal kuat menahan amarah.

Bahkan pria asing itu pun terkejut dan seketika menahan tawanya sambil memalingkan wajahnya. Menghela nafas berat. Mengapa bisa gadis itu berbicara menohok seperti itu.

Sementara Yuda jadi pusing sendiri dengan situasinya.

"Alin apa maksud Lo haah? Kita putus."

Mata Alin langsung membulat terkejut, menggelengkan kepalanya, tidak mau putus dengan Yuda. Kenapa jadi seperti ini.

"Nggak kak Yuda, aku nggak mau putus." Alin tidak terima di putuskan begitu saja.

"Apa hak Lo ngatur gue? Gue mau kita putus dan---."

"Cek. Lepas Yuda."

Sisil menghempaskan tangan Yuda dan berhasil.

Ucapan Yuda sampai terpotong, menatap Sisil dengan panik.

"Sisil."

Sisil menatap pria asing yang sedari tadi menyaksikan drama mereka. Drama yang menurut pria asing itu sangat membosankan drama anak muda. Tapi bisa membuatnya ingin tertawa juga.

"Pak, saya mau ikut sama bapak." Sisil berjalan mendekati pria itu.

Alis pria itu bertaut dan tatapannya tidak sengaja melihat sudut bibir Sisil yang terluka.

'Apa maksud gadis ini? Dan kenapa bibirnya terluka?' Batin pria itu kesal sekaligus heran.

Yuda terkejut mendengar ucapan Sisil. Bisa-bisanya Sisil ingin ikut dengan pria asing itu.

"Sisil, kamu nggak boleh pergi sama orang asing itu." Yuda menatap pria asing itu sambil berjalan mendekati mereka.

"Daripada jalan sama si tukang selingkuh". Ucap Sisil sambil mendelik tajam.

Wajah Yuda kembali murung. Sedih juga di Katai 'si tukang selingkuh', oleh Sisil, tapi memang kenyataannya seperti itu dirinya sudah berselingkuh.

"Sil aku kan udah minta maaf." Yuda kembali memelas. Kenapa Sisil tidak mau memaafkannya juga?

"Kak Yuda." Alin berjalan mendekati mereka, berdiri di sebelah Yuda.

Pria tampan itu menghela nafas kasar. Sudah cukup dirinya menyaksikan drama anak muda ini lebih baik jika dirinya segera pergi dari sana.

Tanpa mengucapkan apapun pria itu berjalan menuju pintu mobil. Tida ingin menyaksikan kelanjutan drama anak muda ini.

Membuka pintu mobil, ingin masuk kedalamnya namun tiba-tiba tangannya ada yang mencekal.

Pria itu langsung menatap tangannya, ternyata ada tangan mungil di sana yang sedang mencekal erat tangan kekarnya. Lalu melihat siapa yang mencekal tangannya.

Sisil lah yang mencekal tangan pria itu, menatap pria itu dengan tatapan mengiba.

"Saya ikut pak." Mohon Sisil matanya berkaca-kaca.

"Saya tidak kenal kamu." Setelah sekian abad akhirnya Sisil bisa mendengar suara tajam sang pria.

Merasa kesal juga. Untuk apa gadis ini ingin ikut dengannya, menyusahkan saja.

"Saya Sisil, sekarang bapak sudah tau nama saya jadi bapak sudah mengenal saya".

Sisil benar-benar kecewa dengan Yuda, sampai tidak ingin ikut dengan Yuda untuk mengantarnya pulang.

Lebih baik Sisil pergi bersama orang asing yang menurutnya sangat tampan ini.

Alin juga terheran-heran saat melihat wajah tampan si pria. Ternyata memang ada manusia setampan itu.

Pria itu menghela nafas kasar. Sungguh merasa jengah dengan gadis ini.

"Lepas." Gram si pria menatap Sisil tajam.

Dengan cepat Sisil menggelengkan kepalanya tidak ingin melepaskan cekalannya.

"Nggak pak, saya ikut pliss!" Mohon Sisil bahkan sudah terlihat ingin menangis.

Tapi kelihatannya pria itu tidak perduli.

"Sisil, udah aku bilang aku akan antar kamu pulang."

Yuda tidak suka melihat Sisil memohon-mohon seperti itu kepada orang asing, apa lagi seorang pria, membuat Yuda cemburu saja.

Cek.

Sisil berdecak kesal. Kembali menatap Yuda tajam.

"Kak Yuda kalau kamu antar kak Sisil pulang terus aku gimana".

Alin nampaknya cemas takut Yuda tidak ingin mengantarnya pulang.

Karena Alin merasa takut jika harus pulang sendirian.

Yuda menghela nafas kasar, menatap Alin.

Merasa kesal dengan gadis di sebelahnya ini mengapa harus dirinya yang mengantar pulang kan bisa pesan taksi.

"Terserah kamu". Yuda tidak perduli.

Terserah Alin mau kemanapun Yuda tidak perduli. Yang terpenting saat ini adalah nasib hubungannya dengan Sisil mau di bawa kemana. Yuda tidak mau jika harus putus dengan Sisil karena Yuda sangat mencintai Sisil.

"Nanti mamah aku marah." Kembali Alin berbicara dengan wajah cemasnya.

Tapi Yuda tidak menanggapinya sama sekali membuat Alin berdengkus sebal.

'Sial.' Umpat Alin dalam hati kesal.

"Sil aku---"

"Diam." Sentak Sisil sampai membuat Alin terlonjak kaget.

"Antar pulang saja pacar murahan lo itu."

Sisil menatap Alin dengan tatapan meremehkan.

Pria tampan itu memejamkan matanya sejenak, merasa pusing dengan apa yang sedang ia saksikan, kembali membuka matanya.

Dirinya baru saja pulang dari kantor pekerjaan kantor juga sangat melelahkan. Namun di perjalanan pulang malah terjebak dengan drama anak muda.

Pria itu melepaskan tangan Sisil yang masih mencekal tangannya.

Sisil langsung menatap tangannya yang di singkirkan lalu menatap pria asing itu yang juga menatapnya dengan tatapan dingin.

Tidak ingin berurusan dengan anak-anak muda ini, pria itu langsung masuk kedalam mobilnya tidak perduli dengan gadis yang memohon kepadanya.

Menutup mobil lalu memakai seatbeltnya.

Namun dengan tiba-tiba.

Bruk.

Terdengar pintu mobil di tutup begitu saja.

Pria tampan itu langsung melihat ke kursi di sebelahnya.

Mengerjap terkejut, gadis yang memohon kepadanya sudah duduk santai di sebelahnya.

"Siapa kamu tanpa ijin masuk ke dalam mobil saya." Gram pria itu.

Sisil menatap pria tampan itu tanpa ada rasa takut sedikitpun. Bahkan pria itu sudah terlihat benar-benar marah kepadanya, namun Sisil terlihat santai saja.

"Nama saya Sisil Clarista Aydin, nama bapak". Sisil menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan pria itu tanpa rasa canggung.

'Aydin'. Batin si pria seketika terdiam dengan keningnya yang mengerut.

Mendengar nama belakang Sisil membuatnya familiar.

"Keluar dari mobil saya." Usir si pria tanpa memperdulikan uluran tangan Sisil.

Gadis ini berani sekali ingin ikut dengan pria asing seperti dirinya. Bahkan di jam segini masih berkeliaran di jalan? Orang tuanya kemana? Apa tidak mencemaskan-nya? Membiarkannya keluar malam-malam seperti ini. Pikir si pria.

Merasa tidak habis pikir dengan orangtua Sisil yang membiarkan anak gadis keluyuran malam hari seperti ini.

Sisil menggeleng cepat, tidak ingin keluar dari mobil. Uluran tangannya yang tidak pria itu balas seketika langsung diturunkannya kembali.

Tatapan pria itu beralih menatap ke depan. Ternyata sudah tidak ada siapapun di sana, entah kemana dua remaja tadi.

Kembali menatap Sisil dan gadis itu hanya terdiam dengan wajahnya yang terlihat bersedih.

"Saya bilang turun". Ucap si pria itu lagi dengan nada tegas dan penuh penekanan, berharap Sisil turun dari mobilnya dan tidak mengganggunya.

Dirinya tidak mau berurusan dengan gadis seperti Sisil yang pasti akan merepotkan.

Mata Sisil berkaca-kaca sambil menatap pria itu, bahkan bibirnya turun kebawah siap-siap akan menangis. Pria itu terkesiap melihat raut wajah Sisil yang akan menangis.

Kini Sisil menangis. Sudah tidak bisa menahan tangisnya.

"Saya nggak mau turun pak, hiks". Lirih Sisil sambil terisak, menundukan kepalanya dengan jari jemarinya yang saling bertaut.

Pria itu mengusap wajahnya gusar, menghela nafas kasar. Mengapa juga harus menangis, jika sudah seperti ini, pria itu harus berbuat apa.

Ting.

Satu pesan masuk kedalam benda pipih si pria. Langsung merogok saku jasnya mengeluarkan benda pipih miliknya dan melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Faresta.

[Lu di mana Gavin, semua info yang lu minta udah ada di apartemen lu, gue udah susun semua info di kertas].

Pesan dari seseorang yang di beri nama kontak Faresta, merupakan salah satu teman pria itu.

Pria tampan itu bernama.

Gavin Achazia Abinaya.

Seorang pengusaha muda penerus perusahaan ABINAYA Group.

Memiliki pahanya wajah yang sempurna. Setiap perempuan yang bertemu dengannya, pasti akan terpincut dengan ketampanan dan kewibawaan seorang Gavin. Tegas dan dingin adalah sifat Gavin. Terlihat cuek namun perduli.

Bahkan Sisil pun sampai terpesona dengan ketampanan pria itu.

Tidak jarang klien yang selalu ingin menjodohkan Gavin dengan anak mereka. Namun Gavin dengan halus selalu menolak tawaran perjodohan itu. Memang siapa di dunia ini yang tidak mau memiliki menantu seperti Gavin? sudah tampan pekerja keras pula.

Gavin langsung mengetik sesuatu untuk membalas pesan dari temannya.

[Ok].

Hanya membalas 'ok' tidak lebih dari itu. Setelah itu Gavin pun kembali memasukan handphonenya kedalam saku jas.

Ya Gavin memang se cuek itu. Terkadang Gavin hanya membaca pesan tanpa berniat untuk membalasnya. Walaupun di balas akan singkat padat dan jelas tanpa basa-basi.

Gavin kembali menatap Sisil yang masih terisak.

Menghela nafas kasar.

Kejadian yang tidak terduga ini sudah membuatnya pusing saja.

Tidak mungkin juga Gavin meninggalkan gadis ini dengan keadaannya yang seperti ini, lagi pula ini sudah malam bisa berbahaya baginya. Yang jelasnya Gavin tidak mau di salahkan, jika saja sesuatu terjadi kepada gadis itu.

Gavin menyalakan mesin mobilnya dengan terpaksa membawa Sisil pulang.

Dan kenapa Sisil sangat keras kepala sekali?. Gavin jadi kesusahan untuk mengusirnya dari mobil.

Sisil merasakan jika mobil bergerak. Langsung menatap Gavin sambil mengusap wajahnya yang basah karena air mata.

Terlihat dengan satu tangannya Gavin mengambil sekotak Tisu yang ada di depannya, lalu di sodorkannya kepada Sisil tanpa berkata apapun.

Sisil menatap kotak tissue itu, mengambilnya tanpa mengatakan apapun kepada Gavin.

Mengusap wajahnya dan hidungnya yang tampak memerah.

'kenapa Yuda tega selingkuh sama sepupu gue sendiri.' Batin Sisil, pikirannya masih tertuju kepada Yuda dan Alin.

Bagaimanapun Sisil benar-benar masih mencintai Yuda.

Perasaan cintanya itu masih sangat besar untuk Yuda. Rasa kecewa dan cinta seketika menjadi satu. Mereka berpacaran sudah cukup lama dan momen kebersamaan mereka pun sangat banyak. Pasti akan sulit bagi Sisil untuk melupakan Yuda.

Cowok yang selama ini selalu ada buatnya, selalu menyatakan cinta kepadanya setiap hari tanpa Sisil merasa bosan

I love you more honey.

Perkataan itu yang selalu Yuda katakan setiap hari kepada Sisil.

Tapi ternyata hubungan mereka harus berakhir seperti ini karena orang ketiga, dan mirisnya lagi orang ketiga itu adalah saudara Sisil sendiri.

'plak'.

Sisil mengusap pipinya, kembali mengingat Yuda menamparnya begitu saja demi membela Alin.

Seumur hidupnya Sisil baru kali ini mendapatkan sebuah tamparan dari seseorang. Dan sangat menyakitkan, tamparan itu di lakukan oleh seseorang yang benar-benar Sisil cintai.

"Hiks". Kembali terisak. "Yuda jahat banget." Gumam Sisil dan Gavin mendengarnya.

Sring...

Sisil mengeluarkan ingusnya menggunakan tisu, dan itu berhasil membuat Gavin mengernyit geli. Melirik Sisil sekilas.

Gavin menggeleng-gelengkan kepalanya. Untuk apa juga gadis itu menangisi pacarnya yang sudah berselingkuh. Menurut Gavin itu sangat tidak berfaedah. Hanya membuang-buang tisu dan air mata saja.

Episodes
1 Rencana perjodohan.
2 Trauma.
3 cowok tampan
4 GAVIN ACHAZIA ABINAYA
5 sesuatu yang tercampur dalam minuman
6 Pagi yang mengejutkan
7 Matteo yang menyebalkan.
8 musuh bebuyutan
9 begitu indah Ciptaan tuhan
10 Sebuah foto
11 rencana bod0h Faresta
12 alasan perjodohan
13 Tindakan bodoh Sella.
14 perjodohan untuk Sisil
15 pikiran Teo yang sedikit traveling
16 keberuntungan yang menjadi mimpi buruk?
17 pertemuan
18 salah menyebut nama
19 bocah ingusan
20 Sisil yang loyo
21 Lempar sepatu
22 fitting baju pengantin
23 Gavin dan seorang perempuan.
24 tiga pria mencurigakan
25 di seret
26 Gavin sang pahlawan
27 Magic
28 ingin segera menikah?
29 Resepsi pernikahan
30 ijab kabul
31 mengejutkan
32 Sisil mmabuk
33 Lupa jika sudah menikah
34 Ucapan selamat dari Alin.
35 Ancaman Alin
36 Maling?
37 Gavin terluka
38 Jatuh cinta?
39 Tidak mau mengalah
40 Ancaman yang sama untuk Gavin
41 Memiliki ipar yang menyebalkan dan suami dingin
42 Gombalan Rangga.
43 sikap yang sama
44 Gavin yang menyebalkan dan perkataan Yuda yang Bulshit.
45 Makasih my husband
46 Gebetan Teo
47 Memanas-manasi Yuda
48 Gavin yang ngirit dan pelit
49 Surat misterius.
50 Ucapan Gavin.
51 Sisil dalam bahaya
52 Kecelakaan
53 Gavin kecelakaan
54 Merasa begitu khawatir dan takut kehilangan
55 Nama panggilan untuk Gavin
56 Cinta seiring berjalannya waktu.
57 Membujuk Sisil
58 berubah 180 drajat
59 Gavin menangis?
60 kerja sama Rangga dan Alin
61 Jangan paksa saya untuk mencintai kamu
62 perut Sisil terasa sakit
63 Ker*cunan.
64 "Mau kamu"
65 Bingkai foto pernikahan
66 pacar Faresta
67 Tertimpa palu
68 Sampai kapan Zia?
69 Foto Gavin bersama seorang perempuan.
70 seperti tidak asing
71 Menghindar.
72 Menghindar 2
73 Masa lalu,gedung terbengkalai
74 Flashback 2,Masa lalu.
75 "Lancang"
76 Tampan sukses jago masak.
77 Sudah tidak perduli dengan ancaman itu.
78 Kepeleset cium,Dikira adik kakak
79 Hampir tertabtak
80 "Brngsek Yuda".
81 penangkapan Yuda
82 rasa takut kehilangan
83 Foto pernikahan yang tersebar.
84 Status Teo yang membuat Gavin marah
85 cemburu dengan adik sendiri.
86 Sebuah artikel. Keadaan Gavin
87 Memuji perempuan lain di depan istri sendiri.
88 Alin hamil,rencana Rangga.
89 "Kenapa nggak panggil sayang aja?".
90 Belajar memasak.
91 Alin dan dokter Reyhan.
92 Siap tuan putri!!.
93 Kecewa luar biasa
94 Foto Gavin dan Alin
95 bukti
96 Saya yang akan bertanggung jawab atas kandungan kamu
97 I love you more.
98 Hak penuh.
99 Malu sendiri
100 White pembawa keberuntungan.
101 "Mommy kecil tapi Gavin cinta!!".
102 Kecelakaan
103 Rumah sakit.
104 oprasi
105 "Zia nggak akan ninggalin aku kan?".
106 Tidak bisa menemukan identitas si pelaku
107 Kedatangan Rangga
108 jangan lukai anak saya
109 tidak bisa di selamatkan
110 Kamu nggak sayang aku
111 Dokter Rafkha.
112 Belum apa-apa sudah cemburu.
113 apa aku begitu rendah di mata kamu
114 Kalian pasti selingkuh
115 Ririn,cinta pada pandangan pertama.
116 Hanya diam
117 Amel menyerah
118 Kailla di langkahi
119 senyuman ps*kopat
120 "TOLONG SIAPAPUN".
121 Sisil di culik
122 Membenci Gavin
123 Kebenaran terungkap
124 Lebih baik kalian berpisah.
125 Alin ikut andil dalam penculikan???
126 Tidak mau memberitahu kebenarannya
127 Alin keceplosan
128 Mengikuti Rangga
129 Menceritakan semua kebenarannya kepada Teo.
130 nyamar jadi makhluk halus?
131 Menyamar jadi tukang servis.
132 Masa lalu Rangga, flashback on
133 Dendam Rangga flashback off
134 Berusaha masuk ke apartemennya Rangga
135 Menemukan Sisil
136 "Baj1ngan Rangga".
137 Alin takut gegar ot4k.
138 Penjelasan Alin kepada semuanya.
139 Membawa Sisil ke gedung tua.
140 Karena suami kamu adik saya men1nggal
141 Perk3lahian Gavin dan Rangga.
142 Peledak.
143 Terjebak
144 Ini semua gara-gara Sisil
145 Cemburuuu
146 Teo pata hati
147 Peringatan Herry untuk Gavin.
148 Akhir kisah cinta Gavin and Sisil.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Rencana perjodohan.
2
Trauma.
3
cowok tampan
4
GAVIN ACHAZIA ABINAYA
5
sesuatu yang tercampur dalam minuman
6
Pagi yang mengejutkan
7
Matteo yang menyebalkan.
8
musuh bebuyutan
9
begitu indah Ciptaan tuhan
10
Sebuah foto
11
rencana bod0h Faresta
12
alasan perjodohan
13
Tindakan bodoh Sella.
14
perjodohan untuk Sisil
15
pikiran Teo yang sedikit traveling
16
keberuntungan yang menjadi mimpi buruk?
17
pertemuan
18
salah menyebut nama
19
bocah ingusan
20
Sisil yang loyo
21
Lempar sepatu
22
fitting baju pengantin
23
Gavin dan seorang perempuan.
24
tiga pria mencurigakan
25
di seret
26
Gavin sang pahlawan
27
Magic
28
ingin segera menikah?
29
Resepsi pernikahan
30
ijab kabul
31
mengejutkan
32
Sisil mmabuk
33
Lupa jika sudah menikah
34
Ucapan selamat dari Alin.
35
Ancaman Alin
36
Maling?
37
Gavin terluka
38
Jatuh cinta?
39
Tidak mau mengalah
40
Ancaman yang sama untuk Gavin
41
Memiliki ipar yang menyebalkan dan suami dingin
42
Gombalan Rangga.
43
sikap yang sama
44
Gavin yang menyebalkan dan perkataan Yuda yang Bulshit.
45
Makasih my husband
46
Gebetan Teo
47
Memanas-manasi Yuda
48
Gavin yang ngirit dan pelit
49
Surat misterius.
50
Ucapan Gavin.
51
Sisil dalam bahaya
52
Kecelakaan
53
Gavin kecelakaan
54
Merasa begitu khawatir dan takut kehilangan
55
Nama panggilan untuk Gavin
56
Cinta seiring berjalannya waktu.
57
Membujuk Sisil
58
berubah 180 drajat
59
Gavin menangis?
60
kerja sama Rangga dan Alin
61
Jangan paksa saya untuk mencintai kamu
62
perut Sisil terasa sakit
63
Ker*cunan.
64
"Mau kamu"
65
Bingkai foto pernikahan
66
pacar Faresta
67
Tertimpa palu
68
Sampai kapan Zia?
69
Foto Gavin bersama seorang perempuan.
70
seperti tidak asing
71
Menghindar.
72
Menghindar 2
73
Masa lalu,gedung terbengkalai
74
Flashback 2,Masa lalu.
75
"Lancang"
76
Tampan sukses jago masak.
77
Sudah tidak perduli dengan ancaman itu.
78
Kepeleset cium,Dikira adik kakak
79
Hampir tertabtak
80
"Brngsek Yuda".
81
penangkapan Yuda
82
rasa takut kehilangan
83
Foto pernikahan yang tersebar.
84
Status Teo yang membuat Gavin marah
85
cemburu dengan adik sendiri.
86
Sebuah artikel. Keadaan Gavin
87
Memuji perempuan lain di depan istri sendiri.
88
Alin hamil,rencana Rangga.
89
"Kenapa nggak panggil sayang aja?".
90
Belajar memasak.
91
Alin dan dokter Reyhan.
92
Siap tuan putri!!.
93
Kecewa luar biasa
94
Foto Gavin dan Alin
95
bukti
96
Saya yang akan bertanggung jawab atas kandungan kamu
97
I love you more.
98
Hak penuh.
99
Malu sendiri
100
White pembawa keberuntungan.
101
"Mommy kecil tapi Gavin cinta!!".
102
Kecelakaan
103
Rumah sakit.
104
oprasi
105
"Zia nggak akan ninggalin aku kan?".
106
Tidak bisa menemukan identitas si pelaku
107
Kedatangan Rangga
108
jangan lukai anak saya
109
tidak bisa di selamatkan
110
Kamu nggak sayang aku
111
Dokter Rafkha.
112
Belum apa-apa sudah cemburu.
113
apa aku begitu rendah di mata kamu
114
Kalian pasti selingkuh
115
Ririn,cinta pada pandangan pertama.
116
Hanya diam
117
Amel menyerah
118
Kailla di langkahi
119
senyuman ps*kopat
120
"TOLONG SIAPAPUN".
121
Sisil di culik
122
Membenci Gavin
123
Kebenaran terungkap
124
Lebih baik kalian berpisah.
125
Alin ikut andil dalam penculikan???
126
Tidak mau memberitahu kebenarannya
127
Alin keceplosan
128
Mengikuti Rangga
129
Menceritakan semua kebenarannya kepada Teo.
130
nyamar jadi makhluk halus?
131
Menyamar jadi tukang servis.
132
Masa lalu Rangga, flashback on
133
Dendam Rangga flashback off
134
Berusaha masuk ke apartemennya Rangga
135
Menemukan Sisil
136
"Baj1ngan Rangga".
137
Alin takut gegar ot4k.
138
Penjelasan Alin kepada semuanya.
139
Membawa Sisil ke gedung tua.
140
Karena suami kamu adik saya men1nggal
141
Perk3lahian Gavin dan Rangga.
142
Peledak.
143
Terjebak
144
Ini semua gara-gara Sisil
145
Cemburuuu
146
Teo pata hati
147
Peringatan Herry untuk Gavin.
148
Akhir kisah cinta Gavin and Sisil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!