"Kak Sisil. A-aku bisa jelasin ini tidak seperti apa yang Kaka pikirkan." Ucap gadis itu dengan terbata-bata.
Seketika Sisil tersenyum sinis menatap Alin remeh.
"Nggak perlu di jelaskan Alin, sepupu macam apa Lu ini? Jalan dengan pacar sepupu Lu sendiri nggak tau diri banget. Cih disgusting."
Plak.
"Sisil."
Plak.
Sisil menyentuh pipinya yang tertoleh kesamping, terasa sangat perih dan panas. Satu tetes air mata lolos begitu saja dari mata bening gadis itu.
Yuda, cowok itu dengan teganya menampar wajah Sisil untuk membela Alin, bahkan sudut bibir Sisil sampai pecah berdarah.
Alin pun terlihat mengelus pipinya yang terasa perih akibat tamparan Sisil, namun tamparan itu tidak sekeras yang Yuda lakukan kepada Sisil.
'Da-darah.' Batin Sisil dengan mata berkaca-kaca jantungnya berdegup kencang, menatap ibu jarinya yang terdapat darah di sana.
Mengusap sudut bibirnya dengan tangan gemetar.
Dengan terburu-buru Sisil mengambil sesuatu dari dalam tasnya, mengeluarkan sebuah tisu dan langsung membersihkan darah yang berada di sudut bibirnya.
'Darah.'
Wajah Sisil nampak begitu pucat.
Terus membersihkan darah itu dengan terlihat panik dan takut. Walaupun begitu Sisil berusaha menyembunyikan rasa takutnya dari Alin dan Yuda.
Sementara Yuda tampak begitu terkejut dengan apa yang sudah ia lakukan kepada kekasihnya sendir, tangannya gemetar hebat. Menatap nanar telapak tangannya yang baru saja mendarat kasar di pipi mulus sang pacar.
Sungguh Yuda tidak bermaksud seperti itu.
Mata Sisil memanas menahan bulir bening yang akan kembali keluar lebih banyak lagi. Setelah darah itu bersih Sisil melemparkan tisu ke sembarang arah. Sudut bibirnya terasa perih.
Alin pun terkejut saat Yuda membelanya dan malah menampar balik Sisil. Sudut bibir Alin menyungging, seketika merasa senang karena Yuda membelanya.
"Sil, a-aku minta maaf aku---"
"Jangan sentuh gue Yuda."
Teriak Sisil sambil menunjuk wajah Yuda. Mundur satu langkah, menatap cowok itu dengan tatapan tajam penuh kekecewaan.
Baru kali ini Yuda berbuat kasar kepadanya dan sialnya, Yuda berbuat seperti itu karena membela selingkuhannya.
"Kita putus." Ucap Sisil dengan suara tercekat menahan tangis namun penuh ketegasan.
Yuda merupakan pacar Sisil, dengan teganya berselingkuh dengan Alin sepupu Sisil sendiri.
Mendengar ucapan Sisil seketika sudut bibir Alin kembali mengungkapkan senyumnya. Dalam hati Alin bersorak senang, akhirnya hubungan Sisil dan Yuda berakhir juga, dan ini lah yang Alin tunggu-tunggu selama berpacaran dengan Yuda.
Tidak merasa bersalah karena sudah merusak hubungan sepupunya sendiri.
Walaupun Sisil adalah pacar pertama Yuda dan mereka sudah lama menjalin hubungan dari kelas dua SMA. Tapi Yuda malah membelanya, gadis yang baru beberapa bulan ini ia pacari.
Yuda menggeleng cepat dan terlihat begitu panik mendengar ucapan Sisil.
Yuda tidak terima Sisil memutuskannya begitu saja, karena Yuda memang tidak mau putus dengan Sisil.
"Nggak Sil, aku nggak mau putus sama kamu. Aku----aku minta maaf soal itu Sil. Aku benar-benar minta Maaf, aku nggak sengaja aku khilaf."
Yuda berusaha meraih tangan Sisil, namun Sisil menghindarinya menepis kasar tangan Yuda.
Tidak sudi rasanya di sentuh oleh laki-laki pengkhianatan dan berani kasar kepadanya.
Pantang bagi Sisil memaafkan atau memilih bertahan dengan cowok seperti Yuda. Sudah berselingkuh main fisik pula.
Tidak ada di kampus Sisil harus mempertahankan cowok seperti itu.
Tanpa mengatakan apapun lagi Sisil berjalan meninggalkan dua sejoli itu dengan rasa kecewa yang luar biasa. Sungguh, Sisil tidak menyangka akhir hubungannya dengan Yuda seperti ini. Sisil kira Yuda mencintainya dengan tulus, tapi ternyata cowok itu begitu tega kepadanya.
"Sisil." Panggil Yuda panik sendiri.
Ingin berlari mengejar Sisil namun Alin menghalangi jalannya, membuat Yuda mengurungkan niatnya untuk mengejar Sisil.
Menatap Alin dengan tatapan tajam. Tidak suka Alin mencegahnya seperti ini.
Namun Alin nampak tidak perduli dengan tatapan tajam Yuda.
"Biarkan saja,bukannya kamu udah bosen sama kak Sisil?!!" Tanya Alin sambil menatap Yuda dengan lekat lalu tersenyum manis.
Alin yakin Yuda benar-benar mencintainya oleh karena itu cowok ini membelanya.
Yuda menghela nafas kasar mengalihkan pandangannya dari Alin. Rahangnya mengeras menahan amarah yang tiba-tiba muncul untuk Alin. Dan kembali menatap Alin.
"Lu pikir Gue mau ninggalin Sisil demi Lu Alin? Gara-gara lu Sisil putusin Gue" Bentak Yuda membuat Alin terkejut.
Alin menatap Yuda dengan wajah masih terkejut. Apa maksud Yuda? Mengapa bicara seperti itu?
"Ma-maksud Mak Yuda apa?" Seketika Alin jadi khawatir, apa Yuda tidak mencintainya?
Yuda menatap Alin dengan tatapan nyalang, mencengkram rahang Alin.
"Selama ini Gue pacaran sama lu itu karena Sisil terlalu sibuk jalan-jalan bersama keluarganya liburan kelulusan sekolahnya mengurus dan belajar untuk daftar kuliah. Sementara Lu itu hanya pelarian saja". Tekan Yuda sambil menghempaskan cekalannya dari rahang Alin.
Lalu berjalan cepat mengejar Sisil tanpa memperdulikan Alin. Tidak perduli dengan perasaan gadis itu, yang terpenting saat ini adalah hubungannya dengan Sisil.
Tidak mungkin Yuda meninggalkan Sisil hanya karena ingin bersama Alin. Kemana-mana tetap Sisil lah pemenangnya, Alin hanya sekedar pelarian saja. Sisil terlalu sibuk dan itu membuat Yuda bosan, tapi bukan berarti Yuda ingin mengakhiri hubungannya bersama Sisil.
Alin masih terpaku dengan perkataan Yuda, seketika tangannya terkepal kuat, terlihat jelas gadis itu marah dan kecewa.
Jadi ternyata Yuda tidak mencintainya tapi hanya menjadikannya pelarian saja di kala Sisil sibuk?
Dan selama dua bulan ini hanya dirinya saja lah yang jatuh cinta? Tapi tidak dengan Yuda?. Sungguh sakit sekali rasanya.
Alin tidak terima di perlakukan seperti itu. Yuda keterlaluan sekali.
Sementara itu Sisil terus berjalan di pinggir jalan dengan kecewa dan air matanya yang terus mengalir.
Sesekali Sisil mengusap wajahnya dengan kasar membersihkan air mata yang tidak kunjung berhenti juga.
Rasanya Sisil tidak Sudi menangisi cowok sepeti Yuda, tapi entah mengapa air matanya tidak mau berhenti.
Sesak sekali rasanya. Kenapa harus Alin? Mungkin jika bukan sepupunya Sisil tidak akan sesakit ini.
"Keterlaluan Yuda. Lu brengsek Yuda, hiks". Lirih Sisil. Kesal, emosi sedih dan kecewa semua menjadi satu.
"Sil, Sisil". Panggil Yuda sambil berjalan cepat menghampiri Sisil.
Sisil berhenti berjalan ketika mendengar Yuda memanggil namanya.
Langsung berbalik badan, terlihat di depan sana Yuda berjalan cepat mendekatinya, Sisil kira Yuda tidak mengikutinya.
"Yuda". Gram Sisil dan mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosinya yang kembali meluap.
Menghela nafas kasar, tidak memperdulikan Yuda kembali ingin berjalan, namun tiba-tiba Yuda mencekal pergelangan tangannya.
"Sil, Sayang dengerin penjelasan aku dulu."
Yuda berdiri di hadapan Sisil dengan wajah cemasnya. Sungguh Yuda tidak mau putus dengan Sisil.
"Cek. Penjelasan apa lagi sih Yuda?" Sisil menghempaskan tangan Yuda dari tangannya.
Yuda tidak menghiraukan ucapan Sisil. Seketika
tatapannya beralih menatap sudut bibir Sisil yang terluka dan ada darah mengering di sana. Hati Yuda menclos, luka itu karena tangan sialannya.
Yuda mengulurkan tangannya menyentuh lembut wajah Sisil. Yuda begitu menyesal sudah menyakiti gadis yang sangat ia cintai, dan seketika merasa bodoh. Mengapa harus membela gadis yang tidak begitu ia cintai, tapi malah melukai gadis yang sangat ia cintai.
"Sayang luka." Lirih Yuda sambil sedikit mengelus sudut bibir Sisil membuat Sisil berdesir sakit.
Cek.
Sisil berdecak menyingkirkan tangan Yuda dari wajahnya. Tidak sudi di sentuh oleh cowok pengkhianatan ini.
Yuda menghela nafas berat. Mendapati penolakan dari Sisil membuat hatinya sakit.
"Pliss dengerin aku dulu sayang, kamu salah paham." Yuda terus menutupi kebohongannya dan berusaha meyakinkan Sisil jika gadisnya ini hanya salah paham.
Sisil senyum miring mendengar ucapan Yuda. Apa katanya? Salah paham? Cowok itu bilang hanya salah paham saja. Jelas-jelas Yuda membela gadis itu dan malah memukulnya.
Apa yang harus di jelaskan lagi? Sisil sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri. Yuda bergandengan tangan dengan mesra bersama gadis itu seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih.
"Sisil aku---."
"CUKUP YUDA. Nggak perlu bohong untuk menutupi perselingkuhan kalian." Pekik Sisil dengan air matanya yang kembali luruh.
Wajah Yuda menegang, suaranya tercekat. Bagaimana jika Sisil tidak percaya dengannya dan memutuskan hubungan mereka?
Sisil menghela nafas berat menekan rasa sesak di dada. Menatap Yuda dengan berlinang air mata.
"Apa kamu tidak berpikir terlebih dahulu Yuda kenapa harus Alin? Dia sepupu aku dan kamu tau sendiri." Lanjut Sisil dengan suara yang gemetar.
Yuda mempermalukannya di depan Alin yang merupakan selingkuhannya. Mau di taruh dimana harga diri Sisil?
Yuda terdiam cemas berusaha menyusun kata-kata yang bisa membuat Sisil percaya kepadanya. Yuda tidak mau jika hubungan mereka berakhir begitu saja. Yuda benar-benar mencintai Sisil.
"Maafkan aku Sil. Aku tidak mencintai Alin, aku hanya memanfaatkanya selagi kamu sibuk."
Yuda tidak tau harus bicara seperti apa. Yuda memilih jujur dan berharap Sisil akan memaafkan kesalahannya.
Sisil menghela nafas. Sudah Sisil duga, Yuda dan Alin memiliki hubungan spesial.
Menatap Yuda dengan tatapan penuh kekecewaan. Apapun alasannya Sisil tidak bisa menoleransi kesalahan Yuda. Karena Sisil paling membenci yang namanya pengkhianatan.
Melihat tatapan Sisil seketika membuat hati Yuda sakit dan menyesal. Baru kali ini Yuda melihat tatapan penuh kebencian dan kekecewaan dari mata gadisnya itu.
Kenapa dirinya bodoh? Hanya karena ke sepian tidak ada yang bisa ia ajak jalan Yuda sampai mengkhianati Sisil. Yuda menggrutuki kebodohannya.
Raut wajah Sisil berubah datar, tatapannya dingin menatap Yuda.
"Berapa lama kalian pacaran?." Tanya Sisil.
"Aku__".
"Jawab Yuda." Sentak Sisil. Tidak mau mendengar alasan lagi dari mulut kekasihnya ini.
Yuda menekan ludahnya susah payah. Tangannya terkepal kuat menyalurkan rasa cemasnya.
"O-oke aku jawab."
Sebenarnya Yuda ragu apa dirinya harus jujur berapa lama menjalin hubungan dengan Alin. Yuda takut jika dirinya jujur Sisil akan semakin marah kepadanya.
Yuda terdiam cukup lama membuat Sisil jengkel di buatnya.
"Berapa lama kalian pacaran?" Kembali Sisil bertanya dengan suara tegasnya.
"D-Dua bulan, hanya dua bulan saja tidak lebih dari itu." Jawab Yuda kembali memilih jujur.
Sisil mendengar itu seketika tersenyum sinis menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sungguh tidak menyangka. Yuda cowok yang selama dua tahun ini menjadi pacarnya dengan mudahnya berucap. 'hanya dua bulan saja,tidak lebih'.
Walaupun hanya dua bulan bahkan satu hari pun jika yang namanya selingkuh tetap saja selingkuh. Dan Sisil paling tidak suka dengan yang namanya pengkhianatan. Karena Sisil membenci pengkhianatan.
"Dua bulan? Dan kamu bilang 'hanya.' Jadi selama dua bulan ini kamu khianati aku, Yuda? Tega kamu. Selama lebih dari dua tahun kita pacaran Yuda."
Sisil mengusap pipinya kasar membersihkan air mata di sana. Tidak Sudi rasanya menangisi cowok seperti Yuda.
"Maafin aku." Lirih Yuda dengan penuh sesal menundukan kepalanya bahkan Yuda pun terlihat ingin menangis.
Yuda tau dirinya salah dan Sisil paling tidak suka yang namanya pengkhianatan. Yuda khilaf.
Sisil menghela nafas berat, mengedarkan pandangannya berusaha menahan air mata yang akan kembali keluar.
"Keputusan aku sudah bulat. Aku mau kita putus." Tegas Sisil, sudah tidak mau mempertahankan hubungan mereka.
Yuda menggeleng cepat, menatap Sisil dengan tatapan sendu penuh penyesalan. Yuda bisa melihat Sisil sangat serius dengan ucapannya.
"Tidak Sil, hubungan kita sudah lama waktu yang kita lewati bersama, kamu mau lupain begitu saja?" Lirih Yuda. Rasanya Yuda tidak sanggup jika harus putus dari Sisil.
Cek.
Sisil berdecak. Merasa lucu dengan apa yang Yuda katakan. Seharusnya Yuda berfikir karena dirinya lah yang sudah menghancurkan hubungan mereka.
"Kamu sendiri yang menghancurkan hubungan ini."
Setelah mengatakan itu Sisil pun kembali berjalan meninggalkan Yuda.
"Sil, Sisil aku nggak mau putus." Teriak Yuda
namun Sisil terus berjalan tanpa memperdulikan Yuda.
Sudah tidak perduli dengan hubungan mereka. Karena Sisil telah memutuskan jika dirinya tidak mau lagi bersama Yuda. Pengkhianatan menurut Sisil tidak bisa di toleransi. Sekalinya berkhianat maka seterunya pasti akan seperti itu.
"Sil aku mohon sayang." Yuda berjalan mengikuti Sisil, berusaha meraih tangan Sisil yang terus di tepisnya.
"Sisil plis!" Mohon Yuda.
Yuda berhasil meraih tangan Sisil dan Sisil kembali berhenti,berusaha melepaskan cekalan tangan Yuda.
"Lepasin Yuda"
Yuda menggeleng tidak ingin melepaskan Sisil.
"Nggak Sisil, aku mohon, aku nggak mau putus sama kamu sayang maafin aku beri aku kesempatan satu kali lagi." Mohon Yuda dengan wajah memelas dan bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Rahang Sisil mengeras. Sisil tidak akan pernah luluh dengan wajah sedih cowok itu. Keputusannya sudah bulat.
"Nggak Yuda lepasin"
Sisil berhasil melepaskan cekalan Yuda, menatap Yuda tajam dan kembali berjalan cepat.
"Sil, Sisil" Tidak mau menyerah, Yuda pun kembali mengejar Sisil.
Karena panik ingin menghindari Yuda, Sisil pun menyebrang jalan tanpa melihat ke sekitar.
Yuda ingin mengikuti Sisil menyebrang jalan, namun di depan sana Yuda melihat ada sebuah mobil yang sedang melaju menuju Sisil, tapi Sisil tidak menyadari itu.
Mobil itu semakin mendekat membuat wajah Yuda pucat.
"Sisil awas" Teriak Yuda.
Sisil yang mendengar teriakan Yuda lantas menghentikan langkahnya dan melihat ke depan sana. Sisil langsung membulatkan matanya sempurna ketika melihat ada cahaya dari mobil yang menyorot ke arahnya.
"AAAKH."
"Sisil."
Wajah Yuda pucat pasit mematung di tempatnya dengan jantung berdetak kencang.
Sementara Sisil jatuh terduduk di aspal sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Dan orang yang menyetir mobil pun nampak terkejut.
Melihat ke kaca depan mobilnya, terlihat ada seseorang yang tengah terduduk tepat di depan mobilnya.
Menghela nafas kasar. Jika saja dirinya terlambat satu detik saja, entah bagaimana nasib orang itu. Malam ini dirinya memang tidak fokus menyetir, pikirannya terbang entah kemana sampai tidak memperhatikan jalan.
Dengan kasar membuka seatbeltnya dan turun dari mobil.
Jantung Sisil berdetak kencang seperti mau loncat dari tempatnya saja.
Menurunkan tangannya yang menutup wajah, membuka matanya yang terpejam, lalu menatap ke depan. Hanya beberapa meter saja mobil itu berjarak dengan tubuhnya.
Melihat mobil yang begitu dekat dengannya. Sisil menelan Salivanya susah payah. Tidak terbayang bagaimana jika mobil itu menghantam tubuh mungilnya.
Sementara pemilik mobil itu menatap Sisil dengan tatapan dingin dan tajam dari balik kacamata bening yang ia pakai, lalu langsung melihat-lihat depan mobilnya.
Pria itu terdengar menghela nafas lega.
"Syukur lah tidak ada yang lecet". Gumamnya.
Sisil yang mendengar gumaman pria itu seketika menatapnya dengan tatapan terkejut.
Si pemilik mobil ini malah mengkhawatirkan mobil hitamnya di bandingkan dengan orang yang hampir saja ia tabrak? Sisil benar-benar tidak habis pikir di buatnya.
"Sisil." Dengan panik Yuda berjalan mendekati Sisil.
"Biar aku bantu ." Yuda ingin membantu Sisil berdiri mengulurkan tangannya namun Sisil langsung menepisnya.
"Gausah, gue bisa sendiri." Ketus Sisil dan berusaha berdiri.
Membersihkan baju dan celananya yang kotor.
Sementara Yuda menatap si pemilik mobil nyalang.
"Heh pak, kalau bawa mobil yang benar dong." Bentak Yuda marah. Tidak terima gadisnya hampir saja tertabrak.
Pria itu langsung menatap Yuda, lalu melepas kacamata bening yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya.
Sisil yang melihat itu membulatkan matanya dengan mulut sedikit menganga. Tercengang dengan apa yang ia lihat. Tampan,itulah yang membuat Sisil terkejut melihatnya.
Pria ini begitu tampan dan mempesona.
Hidungnya bangir, rahangnya juga terlihat yang tegas dan mata tajam di lengkapi dengan bulu alis tebal. Walaupun suasana gelap dan hanya diterangi cahaya dari lampu jalan dan cahaya bulan saja, tapi Sisil masih bisa melihat betapa tampannya pria itu.
Raut wajahnya yang datar dan tatapan yang tajam, itu di mata Sisil sangat lah terlihat cool.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Reza Talita
klo bisa ketik kan huruf nya bisa aja kak jangan di alay alay kaya gctue maaf kalo ada yang paham kalo enggak kasihan yang baca nya kak ..
2023-12-24
1