Rumah

Rumah

Awal

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Kaspian Dewanta Debian bin Abdul Dewanta Debian dengan putri saya, Aisyah Nur Kumala Kencana binti Rohmansyah Al Fatih dengan mas kawin berupa saham Golden-Tam sebesar 10 persen dalam hitungan tahun sekarang, 2019. Tunai!" ucap seorang pria paruh baya sambil menggenggam erat tangan laki-laki muda yang akan menjadi menantunya itu.

Kaspian menoleh pada kedua orang tuanya. Pertanda ia enggan melakukan hal sakral tersebut. Namun, demi menjaga kehormatan dan kerjasama bisnis mereka, Kaspian harus melakukan semua ini.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Nur Kumala Kencana binti Rohmansyah Al Fatih dengan mas kawin tersebut, tunai!" Kabul yang diucapkan oleh Kaspian adalah bukti bahwa ia menerima semua tanggungjawab atas gadis bernama Aisyah tersebut.

"Sah?" tanya penghulu pada kedua saksi yang Rohman bawa dari keluarganya.

"Sah!" jawab mereka.

Sah?

Batin Kaspian mengernyit begitu ia mendengar saksi mengatakan kata sah. Bagaimana tidak? Bahkan gadis bernama Aisyah itu tak berada di tengah-tengah mereka.

***

"Awak kire la sendiri! Saye nih anak hartawan tau tak? Tak de la macam tuh!" ucap Aisyah sambil menunggu riasannya siap di depan cermin.

Gadis yang besar di negeri jiran itu sedang berada dalam pelarian atas pernikahan yang kedua orang tuanya rencanakan.

"Tapi kan, Ai. Saye rase mesti lelaki tu bukan sesembarangan. Tak kan Daddy kau nak kahwinkan kau yang anak orang kenamaan nih ngan rakyat jelate kan?" Selvi, sahabat Aisyah sejak sekolah dasar hingga detik ini. Bahkan mereka mengakhiri masa kuliahnya bersama di universitas ternama California.

"Ha'ah la. Tak kan Daddy nak saye kahwin ngan orang miskin!" Aisyah mulai menyadari sesuatu.

Aisyah memang belum mendengar alasan pernikahan ini terjadi. Ia kabur setelah mendengar berita pernikahan mendadak itu dari ibunya.

"Jadi, awak nak balik?" tanya Selvi sambil mengecek ponselnya.

"I wanna go home but I'm afraid to get married. You know? What if the man really was from a poor guy? Uuuuhhh! Tak habis kire la! Saye tak nak kahwin!" pekik Aisyah.

"Mane-mane pun. You are still a wife. Congratulations!" Selvi menunjukkan sebuah foto yang dikirimkan oleh Rohman kepadanya.

Foto pasca ijab kabul tersebut benar-benar membuat Aisyah tercengang. Tak ia sangka bahwa kabur ke negara lain pun ia tak bisa mengelak dari pernikahan yang direncanakan oleh kedua orang tuanya.

"Saye tak nak kahwiiiiiinnnn!!" teriak Aisyah.

***

"Tapi Ai pasti nggak bakalan mau, Dad!" Tere, putra sulung keluarga Rohmansyah itu berusaha menyelamatkan adik kesayangannya dari tumbal perusahaan sang ayah.

"Mau, nggak mau. Daddy sudah nikahkan dia dengan Kaspian!" tegas Rohmansyah.

"Kaspian aja baru lulus kuliah! Masa Daddy mau Ai nikah sama cowok kayak gitu! Daddy nggak nonton berita? Kaspian pernah ketangkapan polisi kasus narkoba!" Tere kembali mengungkit berita 7 tahun yang lalu.

"Dia cuma ketangkapan tapi hasil dari BNN, dia bersih!" balas Rohmansyah.

"Kenapa sih harus ada nikah-nikah kepaksa gini? Kalo Kaspian KDRT atau bikin Ai menderita gimana? Mereka nggak saling kenal! Mereka nggak saling cinta! Kenapa mereka harus nikah?!" omel Tere.

"Karena kita butuh kerjasama dengan Golden-Tam lebih lama!" jawab Rohmansyah.

"Tapi, kenapa harus Kaspian? Kenapa harus Golden-Tam? Kan ada perusahaan tambang emas lain! Kaspian udah pernah kena kasus! Dia juga pertemananya sama anak-anak nggak jelas! Dia nongkrong di pinggir jalan! Daddy mau kalo Ai diajakin kayak gitu?" balas Tere.

"Ai udah jadi istrinya Kaspian. Dia harus patuhi suaminya!" tegas Rohmansyah dan pergi begitu saja.

"Tapi kasian Aisyah, Dad! Daddy!!" teriak Tere yang tak mendapat tanggapan dari sang ayah.

***

"Harusnya gue lahir dari keluarga pengemis aja," ucap Kaspian menaiki helikopter milik Rohmansyah (sang mertua).

Terbang mengudara menuju Malaysia demi menjemput Aisyah.

"Udah kayak mau jemput korban bencana alam aja!" Kaspian mengejek dirinya sendiri karena menaiki sebuah helikopter. "Jet pribadi punya Papa, ke mana?" tanyanya pada pilot pribadi mereka.

"Disewa artis," jawab sang pilot.

Kaspian mendesahkan sebuah ejekan. "Artis kok modal nyewa? Mau gaya tapi nggak cukup dana," ucapnya.

***

Di dalam masa penjemputan tersebut, Kaspian tak mengetahui bahwa Aisyah cukup dikenal oleh masyarakat Malaysia. Mulai dari turun di Helipad semua orang membahas kedatangan gadis bernama Ai yang menginap di hotel ternama. Ai akan melakukan live di sosial media. Semua orang menantikannya.

"Artis lagi?" gumam Kaspian yang memang tak menyukai profesi tersebut.

Banyak sekali para artis yang ingin terlihat kaya dan meminta bantuan kepada keluarganya hanya untuk menarik perhatian dan menjaga image di hadapan masyarakat.

Kaspian mencari keberadaan Aisyah hingga malam hari. Ia menemukan hotel tempat Aisyah menginap. Aisyah memang sudah melihat keberadaan Kaspian saat ia sedang mengadukan terminal listrik yang ia rasa terlalu sedikit untuk standard hotel bintang 5.

Pria dengan beberapa bodyguard berbaju hitam itu begitu mencolok di meja resepsionis. Namun, Aisyah tak menghiraukannya karena memang mereka tak saling mengenal.

"Tak cukup la! Saye kena charge telfon bimbit, camera, banyak lagi saye kena pakai listrik ni ha!" omel Aisyah yang diburu waktu untuk melakukan siaran langsung karena para fansnya telah menunggu.

"Maaf, Puan. Awak boleh gune ni dahulu," ucap pegawai resepsionis yang memberikan Aisyah terminal listrik tambahan.

Aisyah mengambil terminal tersebut dengan jari lentiknya yang telihat seperti ia jijik akan alat tersebut.

Kaspian melihat kejadian itu. Pakaian Aisyah yang sangat mencolok dengan hiasan kepala yang terbuat dari bulu merak asli, menjulang hampir menyamai tinggi dua kali lipat badannya. Kaspian terheran-heran dengan wanita di hadapannya itu.

"Tak de yang mahal sikit ke?" tanya Aisyah.

"Tak de, Puan," jawab sang resepsionis.

Aisyah menghela napasnya dan mencubit kabel terminal listrik tersebut. Ia berniat membawanya, namun terminal itu malah terjatuh ke lantai. Semua mata tertuju pada gadis itu.

Aisyah tak menghiraukan orang-orang di sekitarnya. Ia malah menyeret terminal itu di lantai menuju kamarnya.

Kaspian menggelengkan kepala akan kejadian tersebut. "Ada-ada aja kelakuan manusia," ucapnya.

Singkat cerita, Kaspian mendapatkan kunci kamar Aisyah karena dia seorang suami.

Aisyah sedang melakukan live seperti janjinya pada para fans. Anak konglomerat yang tersohor di negeri Malaysia itu menjadi pusat perhatian masyarakat akan apa pun yang ia lakukan.

"Akak, saye ade hadiah tuk akak." Aisyah membaca komentar para fansnya. "Ow, tak payah. Makaseh banyak, saye tak nak hadiah ape pun dari korang semue. Makaseh, makaseh," balasnya.

[Kak Ai, lame lagi tak kat Malay?]

"Saye rase ...." Tiba-tiba Aisyah menoleh pada pintu kamarnya yang dibuka oleh seorang pria.

Kamera ponselnya juga menyoroti kehadiran Kaspian.

"Awak sape e?" tanya Aisyah.

"Gue disuruh jemput Aisyah!" jawab Kaspian.

"Hah? Ada masalah apa?" tanya Aisyah berbahasa Indonesia.

"Bokapnya yang nyuruh!" jawab Kaspian sambil celingak-celinguk di depan ponsel Aisyah yang menampilkan wajah dirinya.

Kaspian enggan menanggapi apa yang sedang dilakukan gadis itu.

"Anda siapa?" tanya Aisyah tak mengerti akan apa yang terjadi.

"Gue Kaspian! Aisyah mana?" Ia balik bertanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!