Aisyah pulang pada malam hari. Ia baru saja menghadiri acara pesta ulang tahun temannya di sebuah pulau. Ia juga memanfaatkan kartu hitam milik Kaspian untuk menutup Mall saat pulang dari sana untuk berbelanja secara pribadi.
Aisyah pulang dengan wajah lelah dan banyak sekali paper bag di tangannya. Bahkan supir mereka membantu untuk membawa yang lainnya.
"Lo gila ya?! Lo belanja apa aja?!" omel Kaspian begitu melihat Aisyah memasuki rumah.
"Aduh, nggak tahan gue liat diskon," ucap Aisyah.
"Diskon?! Lo liat ini!!" teriak Kaspian menunjukkan layar ponselnya.
Tagihan kartu kredit miliknya sudah mencapai lebih dari 10 juta dollar. Yang jika dirupiahkan sekitar 145 miliar rupiah dalam satu hari.
"Gue beli boneka buat temen gue, soalnya dia ultah. Gue beli 2, satunya buat gue. Satu boneka harganya 2,1 juta dollar. Terus gue ...."
"Boneka apaan harganya sampe segitu?! Boneka dari kulit manusia?!" pekik Kaspian.
"Itu dari LV! Boneka teddy bear! Emang segitu harganya! Kalo nggak percaya, cek aja di Google!" bantah Aisyah.
"Terus yang lainnya? Ini baru 4,2 juta, 5,8 jutanya ke mana?!" tanya Kaspian lagi.
"Gue beli ini semua. Terus separohnya gue beliin hadiah buat temen gue, dia lahiran tadi pagi," jawab Aisyah.
"Masa sebanyak itu, Ai?!" omel Kaspian.
"Ya nggak tau juga, 'kan gue nggak ngitung!" bantah Aisyah lagi.
"10 juta dollar dalam sehari. Gilaaaa!" teriak Kaspian.
"Apaan sih?! Ini 'kan duit bokap gue! Lagian 'kan yang bakalan lunasin tagihannya bokap gue! Kenapa lo yang ribet?!" ucap Aisyah sambil berbaring di atas sofa, saking lelahnya menghabiskan uang hari ini.
"Oke, lo boros! Gue harus minta bokap lo yang lunasin tagihannya!" ucap Kaspian menelepon Rohmansyah dan melaporkan akan apa yang telah diperbuat oleh Aisyah hari ini.
Berita itu menghebohkan grup WhatsApp keluarga hingga dilakukan pertemuan anggota keluarga laki-laki untuk membahas hal tersebut.
"Biar Papa yang lunasin tagihannya," ucap Abdul (ayah Kaspian).
"Nggak, Pa! Ini harus dilunasin om Rohman! Aisyah itu 'kan anaknya!" bantah Kaspian.
"Iya, Kaspian benar, Dul. Aisyah itu anakku. Biar aku yang lunasin," ucap Rohmansyah.
"Nggak, Man. Nggak gitu konsepnya! Kaspian itu suaminya Aisyah. Semenjak ijab kabul kemaren, semua tanggungjawab Aisyah udah kamu serahkan ke Kaspian. Sebenarnya, Kaspian yang harus lunasin tagihan itu," ucap Abdul membuat Kaspian menelan salivanya.
"Tapi, Kaspian nggak mungkin bisa lunasin itu semua dalam waktu satu bulan. Biar aku yang bayar," lanjut Abdul.
***
Kaspian pulang hingga larut malam karena hal tersebut. Aisyah tertidur di ruang tamu akibat menunggu kepulangan Kaspian. Kaspian berjongkok dan menatap wajah Aisyah tanpa polesan bedak tersebut.
"Kayaknya lo harus banyak belajar, Ai," ucap Kaspian pelan.
Kaspian membangunkan Aisyah dan menyuruhnya untuk pindah ke dalam kamar.
"Jadi gimana?" tanya Aisyah sambil mengucek matanya.
"Tidur di kamar lo," jawab Kaspian.
"Jadi gimana tagihannya?" tanya Aisyah lagi.
"Jangan dibahas, gue capek mau tidur," jawab Kaspian dan memasuki kamarnya.
Semenjak kejadian itu, Aisyah merasa tak enak hati untuk berbelanja menggunakan kartu hitam milik Kaspian lagi.
"Kayaknya kita harus hemat. Tagihan listrik kita juga gede, belum lagi gaji mbak, supir, tukang kebun. Kayaknya, kita harus kurangin pegawai, biar pengeluaran kita nggak terlalu banyak," ucap Kaspian di tengah sarapan mereka.
"Tapi, kalo mbaknya dipecat, siapa yang masak? Siapa yang beres-beres?" tanya Aisyah.
"Kita sisain 1 aja. Tapi, lo juga harus ikut andil buat masak sama beresin rumah. Lo istri gue!" ucap Kaspian.
"Kok gue? Gue mana bisa masak! Gue juga nggak suka beres-beres! Capek! Banyak debu! Kotor!" bantah Aisyah.
"Gue nggak pernah nyuruh lo belanja sampai 10 juta dollar dalam sehari!" balas Kaspian dengan sinis.
Aisyah tertunduk mendengar kalimat tersebut. Ia juga tak menyangka semuanya akan berakhir pada kejadian ini.
"Setiap malam, suruh mbak buat matiin lampu kamar, ruang tamu, ruang-ruang yang lain, biar listriknya nggak banyak. Sisain teras sama lampu-lampu luar aja!" ucap Kaspian.
"Gue nggak bisa tidur gelap-gelapan! Susah napas! Takut!" bantah Aisyah lagi.
"Kalo mau terang, tidur di teras!" omel Kaspian sambil melahap rotinya.
Hmm. Nggak ada perhatiannya sama sekali. (batin Aisyah).
***
Siang itu, Kaspian kembali ke pertongkrongan teman-temannya.
"Ah! Capek!" ucap Kaspian usai berlari mendatangi tempat tersebut.
"Habis dari mana lo? Dari TPA?" tanya Andre.
TPA merupakan singkatan dari Tempat Pembuangan Akhir. Tempat bertumpuknya banyak sampah dan banyak pemulung di sana.
"Nggak!" jawab Kaspian pasti.
"Tumben lo nggak ke sana? Lagi berantem lo sama Adel?" ejek Andre.
Adel adalah gadis pemulung yang berhasil membuat Kaspian jatuh cinta. Namun, perasaan suka itu terdeteksi oleh keluarga Kaspian dan mereka meminta Kaspian untuk menjauhi gadis tersebut.
"Nggak! Dia lagi sibuk katanya," ucap Kaspian.
"Ya, lo datang ke sana bukannya bantuin nyari barang bekas, malah ngeganggu! Kalo gue jadi Adel, udah gue tenggelemin lo di sampah yang udah segede gunung itu!" ejek Andre lagi.
"Dia lagi nggak mau diganggu. Makanya gue nggak ke sana!" balas Kaspian sambil terkekeh.
"Kan biasanya kalo malam lo ikut bantuin dia ngajar ngaji. Tumben lo udah nggak pernah ke tempat dia ngajar lagi?" tanya Andre membuat Kaspian terdiam sejenak.
"Kan sekarang lo yang bantuin dia!" jawab Kaspian.
"Ya iya sih, tapi anak-anak di sana pada nanyain lo! Bang Kaspian ke mana? Kok Bang Kaspian nggak pernah ke sini lagi? Gue jawab aja kalo lo sibuk kerja ngumpulin duit buat ngelamar Adel, ha ha!" Andre tertawa.
Kaspian yang mendengar cerita tersebut langsung memukuli sahabatnya itu dengan gemas.
***
"Tapi dia mau perkosa aku, Mom!" rengek Aisyah pada ibunya melalui ponsel.
"Kok perkosa? Dia itu suami kamu loh! Itu haknya Kaspian, kenapa kamu nolak? Kalo nolak permintaan suami, nanti dosa loh!" ucap sang ibu.
"Tapi 'kan ...."
"Nggak ada tapi-tapi! Kalo udah berumah tangga itu tugasnya cuma satu, nurut sama suami!" ucap ibunya lagi.
Setelah mendengar nasihat dari sang ibu, Aisyah menghela napas lelah. Ia berjalan malas ke depan rumah karena makanan yang ia pesan telah sampai di depan pagar.
Di saat yang bersamaan, Kaspian baru pulang dan mencari keberadaannya. Kaspian kembali melanggar perjanjian kawasan antara kedua belah pihak. Ia memasuki kamar Aisyah dan membuka kamar mandinya. Detik itu juga, Kaspian dikejutkan oleh boneka yang duduk di atas kursi dalam lemari kaca.
Tiba-tiba boneka itu menoleh ke arah Kaspian dan bermain suling. Burung di tangan boneka itu juga ikut bernyanyi.
Hal itu benar-benar membuat Kaspian terkejut dan membanting boneka tersebut hingga komponen-komponennya yang terbuat dari logam mulia berhamburan di lantai. Kaspian membawa boneka itu dan membakarnya di halaman belakang.
"Itu cewek kenapa sih suka nyimpen barang kayak gini?!" gerutu Kaspian sambil membakarnya.
Aisyah yang berjalan ke dapur tak sengaja melihat asap hitam dari arah kolam renang. Ia berjalan dan mengintip apa yang menyebabkan asap itu mengebul ke sekitar rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Herlina Lina
lucu
2024-01-10
0
Ansye Bora T
makin menggemaskan.
2023-10-20
0