GEMBEL

"Kaspian? Siapa? Kenapa disuruh jemput? Ow, Anda .... Ow, paham-paham! Anda disuruh Daddy buat jemput saya di sini? Anda sendirian? Eh, nggak ya? Kan tadi di resepsionis ada bodyguard juga?" Aisyah malah mengira bahwa Kaspian adalah bodyguard kiriman ayahnya. "Bodyguard yang lainnya mana?" tanya Aisyah.

"Di luar! Gue disuruh jemput Aisyah, sekarang! Dia di mana?" tegas Kaspian.

"Saya Aisyah! Ngomongnya yang halus ya! Mau dipecat?!" jawab Aisyah.

Kaspian menarik sebelah alisnya sambil menatap seluruh wajah gadis itu.

Ini bini gue?! (batin Kaspian).

"Gue Kaspian! Gue suami lo!" tegas Kaspian.

"Hah?!" pekik Aisyah dengan cepat ia mematikan semua kamera yang sedang menayangkan dirinya untuk siaran langsung. "Anda! Suami?! Nggak-nggak!! Nggak mungkin!" tegas Aisyah sambil merapikan bulu merak yang melekat di kepalanya.

"Kulit saya masih halus, cantik, putih, bersih dan bercahaya kilau mutiara. Saya belum mengelilingi dunia, saya juga belum pernah pacaran, saya nggak mau nikah!" omel Aisyah.

Kaspian hendak tertawa melihat gadis dengan mulut sepercaya diri itu, namun ia menahan tawanya tersebut.

"Saya suka barang-barang mewah! Saya suka perhiasan limited edition! Saya suka negara Eropa! Saya juga suka makan makanan mahal. Anda tidak akan sanggup menafkahi saya! Ceraikan saya sekarang juga!" oceh Aisyah lagi.

Kaspian menghela napasnya dan memilih untuk duduk di sofa.

"Heii!! Heii!! Andaaa!!" Aisyah menunjuk jijik terhadap Kaspian. "Ini hotel bintang lima. Ini kamar VVIP! Don't sit here!" teriak Aisyah.

"Kenapa?!" balas Kaspian yang mulai risih.

"Maaf, sebelumnya. Semoga Anda tidak tersinggung. Tapi ini fakta! Kamar ini bukan untuk rakyat jelata," jawab Aisyah.

"Rakyat jelata?" Kaspian kembali mengernyitkan dahi.

"Maaf. Tapi itu fakta!" ucap Aisyah.

"Nggak usah minta maaf! Kalimat lo itu bisa bikin orang sakit hati!" tegas Kaspian.

"Tapi itu faktanya! Ini kamar VVIP! VERY VERY IMPORTANT PERSON! YOU KNOW?!" teriak Aisyah semakin menjadi karena Kaspian mengupil dan menempelkan upilnya di sofa tersebut.

Kaspian mendekati Aisyah. Gadis itu malah merasa jijik dan hendak menghindar. Kaspian lebih cepat untuk menangkapnya.

"Wo—wo—woi! Anda mau ngapain?!" teriak Aisyah ketakutan.

Kaspian mendekatkan wajahnya dan membisikkan, "Orang kayak lo, kayaknya mesti dikasih pengalaman hidup." Ia menjauh dari gadis itu.

"Saya nggak mau nikah!" ucap Aisyah kembali merapikan bulu meraknya.

"Gue nggak peduli lo mau atau nggak mau. Lo bisa pilih, pulang sekarang atau bulan madu sama gue di sini!" ucap Kaspian.

"No way!" tegas Aisyah tak percaya akan pilihan tersebut.

"Tapi, di mana-mana juga bisa bulan madu sih. Kalo lo balik, kita bisa bulan madu di rumah. Kalo lo nggak balik, ya di sini," goda Kaspian.

Aisyah terbelalak. Ia bahkan tak pernah memikirkan hal semacam ini terjadi. Ia terlalu sibuk pada barang-barang mewah sedari kecil.

"Jadi, pilih yang mana?" tanya Kaspian.

"Saya mau kabur ke Eropa!" tegas Aisyah bergegas mengambil kopernya.

Lagi-lagi Kaspian menghalangi gerak gadis itu dengan mengambil koper milik Aisyah.

"Mau bulan madu di Eropa? Kedengarannya bagus juga," ucapnya membuat Aisyah semakin bertenaga untuk merampas koper yang Kaspian ambil alih.

"Saya nggak mau nikah!" teriak Aisyah.

***

Helikopter kembali mengudara menuju Indonesia. Aisyah duduk di himpitan Kaspian dan kopernya.

Heli punya Daddy? Keliatan banget kalo dia miskin dan jelata. Pasti dia nikahin gue cuma mau ngerampas harta keluarga gue atau biar kecipratan kaya! (batin Aisyah).

"Saya alergi sama orang miskin!" ketus Aisyah sambil mengangkat kopernya untuk berada di tengah.

"Aduh, capek banget! Bulan madunya besok aja ya? Sampai rumah ntar mau langsung tidur," goda Kaspian.

"What?!" pekik Aisyah.

"Mau sekarang?" tanya Kaspian.

"No, no, no! No way! Don't touch me!!" teriak Aisyah karena kaki mereka tak sengaja bersentuhan. "Kenapa Anda mau nikahin saya?!"

"Karena lo kaya," jawab Kaspian seolah bisa mendeteksi hal apa saja yang bisa membuat Aisyah menjerit-jerit.

"Oh my God! Ceraikan saya sekarang! Saya udah tau apa tujuan kamu! Ceraikan saya, sekarang!" teriak Aisyah.

"Tujuan apa? Gue aja belum ngomong apa-apa! Sok tau aja lo!" omel Kaspian.

"So, apa tujuan kamu?" tanya Aisyah demi memastikan apa yang ia pikirkan adalah sebuah kebenaran.

"Gue mau ngerasain jadi orang kaya. Gue mau punya perusahaan besar dan bisa keliling dunia tiap hari tanpa keluar duit. 'kan bokap lo kaya. Enaknya punya mertua konglomerat," ucap Kaspian.

Mata Aisyah membesar dan kesal akan jawaban tersebut.

"Karena sekarang kita udah nikah. Gue mau kita punya anak. Terus gue bunuh lo, otomatis harta lo dikasih ke anak kita, terus gue nikah sama cewek yang gue suka," lanjut Kaspian.

"Oh my God! Anda ....." Aisyah tak melanjutkan kalimatnya. Ia benar-benar tak percaya akan jawaban tersebut.

Aisyah mengeluarkan ponsel dan segera mengadukan hal itu kepada Tere (sang abang).

Kaspian dengan cepat mengambil alih ponsel tersebut dan melemparnya ke luar.

"Aaarghhhh!!! HP!! Sebagian nyawa gue ada di sana!!" teriak Aisyah.

"Tapi nyawa lo ada di tangan gue," ucap Kaspian.

Nyawa gue? Gimana kalo gue yang bunuh lo duluan? (batin Aisyah).

***

"Not bad," ucap Aisyah setelah melihat rumah yang akan ia tinggali bersama Kaspian dibagi menjadi dua bagian.

Kaspian juga tak mau kalah akan soal pembagian. Ia sampai menulisnya dalam surat bermaterai. Ia menyodorkan surat perjanjian itu kepada Aisyah.

"Apa ini? Daftar hutang Anda?" ejek gadis itu.

"Tanda tangan di sini. Lo bisa dapat apa yang lo mau, dan gue bisa dapat apa yang gue mau!" tunjuk Kaspian pada materai yang ia rekatkan di sana.

Aisyah membaca isi dari surat tersebut.

***

[Surat ini ditulis pada 19 September 2019 oleh Kaspian Dewanta Debian untuk mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pihak bertanda tangan di bawah ini (Aisyah Nur Kumala Kencana) dan (Kaspian Dewanta Debian).

Tidak boleh membahas atau memberikan informasi tentang pernikahan kepada satu orang atau lebih selain keluarga kedua belah pihak.

Tidak boleh mengurusi urusan kedua belah pihak.

Tidak boleh berselingkuh.

Tidak boleh mencari tahu latar belakang kedua belah pihak.

(ada banyak sekali poin yang ditulis sejumlah 200 poin)

Jika kedua belah pihak melanggar hal-hal yang tertulis di dalam surat ini, maka pelanggar bersedia untuk dihukum secara pidana dan perdata.]

***

Aisyah mengambil pena yang masih dipegang oleh Kaspian. Ia menambahkan poin-poin yang diinginkannya.

[201. Tidak boleh ada tindak kekerasan antara kedua belah pihak.

Kedua belah pihak harus memenuhi kebutuhan nafkah lahir-batin sebagaimana layaknya seorang suami-istri yang sah di mata agama.

Pihak pria harus menjaga kehormatan, harkat, martabat serta jiwa dan raga pihak wanita.]

Aisyah menandatangani kertas itu dan memberikannya kepada Kaspian. Kaspian memberikan kepada pria di sebelahnya. Pria itu adalah satu-satunya saksi mata akan apa yang terjadi di dalam rumah mewah kediaman Kaspian dan Aisyah.

"Copy kertasnya jadi dua. Yang aslinya lo pegang," ucap Kaspian pada pengacaranya.

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

unik nih nikah kontrakny boleh kontak fisik😁

2024-01-10

0

Ansye Bora T

Ansye Bora T

Lucu dan menggemaskan.

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!