Canggih

"Iya, alat buat bikin orang waras, Indonesia mana punya! Yang sakit itu bukan lutut, tapi otak lo!" ejek Kaspian dan pergi.

"Woi! Kesepian! Bantuiiiin!" pekik Aisyah membuat Kaspian menoleh padanya. "Poin 201! Nggak boleh ada tindak kekerasan! Kalo lo biarin gue luka kayak gini, itu termasuk tindak kekerasan! Poin nomor 203, lo harus menjaga jiwa dan raga gue! Raga gue lagi luka kayak gini, lo biarin? Lo mau dipenjara, hah?! Udah miskin, jahat lagi!" omel Aisyah.

Kaspian menghampiri gadis itu dan berjongkok di hadapannya. "Pertama, nama gue Kaspian, bukan Kesepian! Ke dua, lutut lo cuma merah, bukan patah tulang! Ke tiga, ngebunuh lo itu termasuk rencana gue. Kalo lo sering-sering kayak gini, itu artinya lo membatu gue. Makasih!" ucapnya.

Aisyah menahan emosinya. Dia mengeluarkan ponsel. "Oke, gue minta bantuan Tere—"

"Eehhh!! Iya iya! Gue bantuin! Jangan telpon Tere!" jawab Kaspian dengan cepat.

"Ya, buruan! Atau gue telpon Tere nih?" ancam Aisyah.

Kaspian menghela napasnya. Ia benar-benar jengkel dibuat gadis yang satu ini. Kaspian menggendong Aisyah untuk memasuki kamarnya.

"Jangan sentuh gue!" teriak Aisyah yang tak mau disentuh oleh seorang pengamen.

"Lo mau gue gigit sambil gue seret ke kamar hah?!" pekik Kaspian.

"Nggak! Ntar gue rabies!" balas Aisyah.

"Ya udah, bisa diem bentar aja nggak sih?! Mulut lo dikasih makan apaan?! Nyerocos mulu!" omel Kaspian membuka pintu kamar Aisyah.

"Gue makannya makanan mahal! Nggak kayak lo makan nasi bungkus di pinggir jalan!" balas Aisyah.

Kaspian menoleh pada gadis yang sedang ia gendong tersebut. Mata mereka bertemu. Aisyah memasang mimik wajah sombongnya kembali. Kaspian malah melontarkan senyum jahilnya.

Kaspian menutup pintu kamar dan membaringkan Aisyah di atas kasur.

"Aduh, sakit banget!" rengek Aisyah meniup-niup lututnya.

Kaspian membuka bajunya dan bertelanjang dada.

"Aaarrgghh!!" teriak Aisyah yang langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Lo mau ngapain?!" teriaknya lagi.

"Bulan madu lah! Ngapain lagi?" ucap Kaspian.

"Lo gila ya?!" teriak Aisyah.

"Poin 202 yang lo tulis sendiri. Kedua belah pihak harus menunaikan kewajibannya sebagai suami-istri!" tegas Kaspian.

"Maksud gue nafkah, bukan yang aneh-aneh!" bantah Aisyah.

"Nafkah batin gue belum pernah lo kasih," goda Kaspian lagi.

"Nggaaaakkkkkk!!!" teriak Aisyah yang terdengar hingga ke seluruh sudut rumah mewah tersebut.

KENAPA DADDY NIKAHIN AKU SAMA PENGAMEN INI?!!! (jerit Aisyah dalam hati).

***

"Resiko punya istri chaantyik, ke mana-mana banyak yang suka!" Aisyah bernyanyi sambil mendorong troli belanjaan dengan gaya lentik.

Langkah gadis itu semakin menawan dengan balutan Swear Regent. Sepatu seharga 60 juta rupiah itu memperindah kaki mungil mulus milik Aisyah.

"Kau ikuti aku terus sampai kususah bergerak. Maju mundur maju chantyik, Chantyik!" jerit Aisyah yang mulutnya langsung disumpal dengan buah apel oleh Kaspian.

"Jadi buah simalakama, dipaksa nikah rakyat jelata!" Aisyah terus bernyanyi dengan mengubah liriknya.

"Lo nyanyi lagi, gue suapin bayam mulut lo!" ancam Kaspian yang merasa risih.

"Sedikit-dikit kamu marah. Aku makin cantik kau marah!" Aisyah terus memancing emosi Kaspian. Hingga pria itu benar-benar mengambil sayur Bayam dan menghampirinya.

"Aarghh!!" jerit Aisyah kabur membawa troli agar tak disuapi Bayam segar oleh Kaspian. "Kau ikuti aku terus, mau mundur maju, Chantyik, Chantyik!!" lanjutnya lagi sambil tertawa.

***

Setelah Kaspian berhasil memaksa Aisyah untuk berbelanja stok makanan di supermarket. Kini, Aisyah meminta Kaspian mengeluarkan semua isi dompetnya.

"Iya, tapi buat apaan?! Lo 'kan udah kaya, masa lo mau malak gue?!" bantah Kaspian karena Aisyah terus memaksanya.

"Lo 'kan cuma pengamen. Dari mana lo dapat duit buat bayar belanjaan ini semua? Lo nyolong debit sama credit card gue ya?!" tuduh Aisyah.

"Buat apa gue nyolong punya lo?! Mertua gue 'kan kaya!" balas Kaspian membuat Aisyah semakin mencurigainya.

"Keluarin semuanya! Lo nyolong money card bokap gue ya?! Udah miskin, maling pula!" oceh Aisyah merampas dompet milik Kaspian dan membongkar semua isinya di dalam mobil.

"Black card?!" pekik Aisyah begitu ia menemukan 3 buah kartu berwarna hitam. "Lo dapat dari mana? Lo maksa bokap gue ya?!" tuduhnya lagi.

"Katanya sih, itu buat nafkahin lo. Tapi, kayaknya lo terlalu kaya buat dikasih nafkah. Lo bisa nafkahin diri lo sendiri!" ucap Kaspian.

Aisyah mengambil salah satu black card milik Kaspian. "Nafkah gue!" tunjuknya pada kartu tersebut.

"Lo 'kan udah punya banyak duit!" bantah Kaspian.

"Ini duit bokap gue! Harusnya lo bilang makasih ke gue, karena gue nggak ambil semuanya!" tegas Aisyah.

Kaspian tak bisa mengucapkan sepatah kata. Semua kartu yang ada di dompet itu adalah miliknya secara pribadi bahkan sebelum ia mengenal keluarga Aisyah.

"Ambil aja semuanya!" ucap Kaspian membuat Aisyah dengan semangat mengeluarkan semua kartu-kartu tersebut. "Gue bisa minta lagi ke bokap lo," lanjutnya.

"Hah?!" pekik Aisyah menatap pria yang duduk di sebelahnya tersebut. "Parasit!" ketusnya kembali menaruh semua kartu itu ke dalam dompet milik Kaspian.

"Ini berapa limitnya?" tanya Aisyah pada black card yang pertama kali ia pegang.

"Entah," jawab Kaspian.

"Oke, ini buat nafkah gue!" Aisyah memindahkan kartu hitam bertuliskan American Express itu ke dalam dompetnya yang sudah tebal.

"Kapan lagi ngabisin duit Daddy segampang ini," ucap Aisyah dengan girang.

Duit Daddy lo?! (batin Kaspian).

"Gue mau beli boneka!" ucap Aisyah.

"Boneka? Buat apaan?" tanya Kaspian.

"Buat ditaroh di kamar gue! Kalo lo masih suka gangguin gue, gue bisa jadiin buat nyantet!" ketus Aisyah.

"Boneka apa? Biar gue yang beliin," ucap Kaspian.

"Beliin? Emangnya lo mampu?" ejek Aisyah sambil mengibaskan rambutnya.

"Lo mau boneka segede rumah?" balas Kaspian mempertanyakan boneka apa yang tak mampu untuk dibeli.

Aisyah tak menghiraukan pria itu dan memilih untuk fokus pada ponsel cantiknya.

***

Seminggu kemudian, tiada angin, tiada hujan maupun badai. Kaspian tengah bernyanyi di pinggir jalan dengan teman-temannya. Tiba-tiba sebuah notifikasi muncul di ponsel pria itu.

[Terima kasih telah bertransaksi dengan kartu **** xxx-6723 tgl 30/09/19 di *****.com sebesar $2.100.500.0 hubungi 78368 jika Anda tidak melakukan transaksi]

Mata Kaspian terbelalak akan notifikasi tersebut. Ia segera pulang dan menemui Aisyah. Sayangnya, gadis itu sedang tak berada di rumah.

"2,1 juta dollar?! Beli apaan, Gila?! Beli kapal pesiar apa gimana itu cewek! Aisyaaaahhh!!!" teriak Kaspian.

Kaspian setia menunggu Aisyah pulang. Ia berbaring di sofa ruang tamu.

Tling!

[Terima kasih telah bertransaksi dengan kartu **** xxx-6723 tgl 30/09/19 di Amazone sebesar $1.999.900 hubungi 78368 jika Anda tidak melakukan transaksi]

"2 juta lagi?!" pekik Kaspian melihat notifikasi berikutnya.

Tling!

Tling!

Tling!

Belasan notifikasi tersampaikan di ponselnya. Kaspian sampai menggigil melihat nominal tagihan.

Terpopuler

Comments

Ansye Bora T

Ansye Bora T

Menggemaskan

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!