Malam itu, Kaspian pergi tanpa sepengetahuan Aisyah. Lagi pula Aisyah tak memperdulikannya. Pria itu tengah duduk di pinggir jalan bersama para pengamen yang sudah menjadi temannya selama bertahun-tahun.
"Dari mana, Bro?" tanya salah satu pengamen yang baru datang. Ia bernama Andre.
"Lo yang dari mana! Gue di sini bareng anak-anak dari tadi!" balas Kaspian yang melakukan salam bak pria sejati pada Andre.
"Tumben nih, lagi ada masalah?" tanya Andre yang melihat Kaspian membawa begitu banyak makanan.
"Nggak gue beliin makan, lo nanyain. Gue beliin dikatain tumben. Jangan sampe gue timpuk pake nasi bungkus nih!" omel Kaspian yang mengundang gelak tawa para anak jalanan.
"Lo makan aja dulu. Minjem gitar!" ucap Kaspian yang mengambil alih gitar mini yang Andre pegang.
Di sana ia memainkan alat musik 6 senar itu dengan piawai sambil bernyanyi.
Di waktu yang bersamaan, Aisyah malah terjebak macet karena bertepatan dengan jam pulang kerja kota Jakarta. Di sana, Aisyah benar-benar bosan akan kehidupan di Jakarta yang selalu mengulur waktu lebih banyak untuk perjalanan.
Aisyah membuka jendela mobil agar bisa menghirup udara segar. Di sana ia mendengar suara nyanyian Kaspian dan menoleh pada sumber suara yang tak jauh darinya.
"Oh my God!" pekik Aisyah yang tak percaya akan pemandangan tersebut.
Jadi, Kaspian itu pengamen?!
Suami gue?!
Kayaknya dia nggak main-main sama omongannya! Dia beneran mau jadi mantu orang kaya, terus ngerampas semua harta keluarga gue. Dan gue bakalan ....
"Woi, Kesepian!" teriak Aisyah dari dalam mobil membuat kumpulan para pengamen itu menoleh padanya termasuk Kaspian.
Aisyah memakai kacamata hitamnya yang super mahal dan mewah dengan pakaian dan perhiasan glamornya, ia menghampiri Kaspian.
"Siapa tuh, Kas?" tanya Andre.
Mampus gue! Bakalan ketauan siapa gue di sini! Kenapa si Lalat Pikat nongol di sini?! (batin Kaspian).
Lalat Pikat adalah ejekan untuk Aisyah yang menggunakan kacamata hitam bak mata lalat.
"Oh my God! Oh no! No way!" pekik Aisyah yang berjalan dengan jijik mendekati mereka semua. "Jadi, ini kerjaan Anda?!"
Kaspian tak berani mengucapkan satu kalimat pun. Ia tak ingin Aisyah merespon apa pun yang ia ucapkan.
"Iuew! Najong trulala!" ucap Aisyah sambil mengusap lengannya. Ia sampai merinding membayangkan Kaspian akan pulang setelah duduk di pinggir jalan seperti ini.
"Lo siapa?" tanya Andre.
"Jangan ngomong sama gue! Gue .... Huek! Maaf banget, gue jijik sama lo semua!" ucap Aisyah yang hampir muntah. "Gue harus cepetan balik deh kayaknya. Gue alergi orang miskin. Maaf banget! Gue nggak tahan baunya!" ucap Aisyah sambil berlari masuk ke dalam mobil.
Lo tunggu ntar di rumah! (bisik Kaspian dalam benaknya dengan rasa jengkel).
Sesampainya di rumah, Aisyah benar-benar langsung mandi. Baru saja ia selesai mandi, para pelayan di rumahnya memberitahukan bahwa Tere tengah menunggu dirinya di ruang tamu.
"Tere?! Mampus gue. Si Kesepian belum balik! Baru nikah kemaren udah kayak gini!" Aisyah mengutak-atik ponselnya. "Astaga! Gue mana punya nomornya Si Kesepian! Astagaaaaaa!" pekik Aisyah yang mau tidak mau ke lantai bawah dan menyambut abangnya sendirian.
Baru saja ia sampai di anak tangga, ia melihat Tere sedang memarahi seseorang yakni Kaspian.
"Loh-loh! Kenapa nih?" tanya Aisyah yang langsung berlari menghampiri mereka.
"Gue harap lo nggak tuli!" tegas Tere.
"Kenapa nih?" tanya Aisyah lagi.
"Aiii! Kesayangan Abang!" ucap Tere yang mengalihkan topik pembicaraan dengan memeluk Aisyah.
Kaspian seolah ingin memukul Tere dari belakang dengan wajah kesal. Aisyah melihatnya.
"Kaspian mau mukul lo, Bang," ucap Aisyah dengan polosnya.
Tere memutar tubuhnya dan kembali menatap sinis ke arah Kaspian. "Jadi lo mau nantangin gue?" tanyanya.
"Nggak, Bang! Aisyah bohong!" jawab Kaspian.
"Nggak! Lo yang bohong! Tadi lo gini-gini!" Aisyah menirukan gaya Kaspian.
"Jadi, lo beneran mau?!" teriak Tere membuat Aisyah dan Kaspian terkejut bersama.
"O-ow, ada masalah apa sih lo berdua?" tanya Aisyah.
"Gue udah bilang 'kan tadi?!" tegas Tere di hadapan Kaspian. Kaspian hanya bisa tertunduk takut untuk melawan pria yang lebih tua darinya tersebut.
"Lo mau nantangin gue? Lo kira gue takut sama lo?!" Tere menarik kerah baju Kaspian dan hendak memukulnya.
"No! Noooo!!" teriak Aisyah yang langsung menengahi mereka. "No! Di rumah ini nggak boleh ada kekerasan! Kalo ada kekerasan, itu artinya bersedia untuk menerima hukuman pidana dan perdata!" tegas Aisyah sambil menatap Tere dan melindungi Kaspian.
Tere mendesahkan sebuah ejekan. Ia menghempas tubuh Kaspian di sofa.
"Oke, itu artinya lo baik-baik aja di sini. Gue bakalan datang setiap seminggu sekali buat ngecek adek gue. Kalo lo sampai apa-apain dia, atau sekali aja gue denger dia bilang hidupnya menderita gegera lo, lo tau 'kan akibatnya?" Tatapan Tere masih melekat di kedua bola mata Kaspian.
Kepulangan Tere menjadi sebuah kemerdekaan untuk Aisyah dan Kaspian. Mobil pria itu baru saja berlalu di hadapan mereka.
Ini adalah saat untuk membalas semuanya. Begitu pikir Kaspian.
"Lo—"
"Lo bisa nggak sih, kalo ngamen itu nggak usah lama-lama! Kalo tadi lo ada di rumah, Tere nggak bakalan semarah itu! Lagian, 'kan lo udah nikah sama gue. Pasti lo dikasih banyak duit dari bokap gue! Kenapa lo masih ngamen? Oh my God! Nggak bisa gue bayangin kalo temen-temen gue tahu. Gue dinikahin sama pengamen!! What?! This is so embarassing!" pekik Aisyah membuat Kaspian kehilangan kata-kata.
"Jangan deket-deket sama gue! Lo habis duduk di pinggir jalan! Kuman, virus, jamur, bakteri pasti lekat di tubuh lo! I don't believe that!"
Kaspian malah hendak terkekeh dibuatnya.
"Kenapa lo nyamperin gue tadi?! Lo gila ya?! Kalo temen-temen gue tau yang sebenarnya gimana?! Lo mau mereka tau kalo lo nikah sama pengamen kayak gue?! Lo mau gagalin rencana gue buat rampas harta keluarga lo?!" Kaspian kembali ber-akting.
"Gue nggak mau punya suami pengamen!!" teriak Aisyah.
"Oh iya, mumpung kita udah ada di rumah. Saatnya lanjutin rencana gue!" ucap Kaspian.
"Rencana apa lagi?! Lo mau ngebunuh gue?!" pekik Aisyah.
"Nggak! Kita harus bulan madu dulu!" Lagi-lagi Kaspian membuat Aisyah terbelalak.
"Nggaaaaaakkkkk!!" teriak Aisyah berlari kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas.
"Ai! Sayang! Jangan lari-lari, kayak film India!" goda Kaspian.
"No! Jangan ngomong sama gue! Gue alergi sama orang miskin! Gue juga jijik sama lo!" teriak Aisyah yang terus berusaha menghindarinya.
Tiba-tiba Aisyah terjatuh di depan pintu kamarnya. "Aaarghh!!" teriak gadis itu membuat Kaspian bergegas menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Kaspian yang mendadak panik. Bukan karena khawatir akan Aisyah, ia hanya mengkhawatirkan nasibnya sendiri. Jika Aisyah terluka pasti Tere akan menyalahkan Kaspian.
"Kaki Ai sakiiiitttt!! Kayaknya mesti dibawa ke rumah sakit! Heeeeeegh! Mesti dioperasi!" jerit Aisyah yang melihat lututnya memerah.
Kaspian memijat jidatnya. "Kayaknya ini mesti dikirim ke luar negeri, di Indonesia mana punya alatnya!" balas Kaspian.
"Heeeeeeeeeegh! Iyaaa!" jerit Aisyah sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ansye Bora T
lucu.
2023-10-20
0