Musuh Jadi Suami

Musuh Jadi Suami

Episode 1 Hari pertama bekerja

"Bismillah', mudah- mudahan pekerjaan kali ini bisa bertahan". Batin Fatma saat hendak memasuki sebuah perusahaan yang baru saja menghubungi dirinya untuk mulai bekerja. Setelah hampir tiga minggu dia melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.

Baru saja Fatma hendak memasuki pintu utama, sudah diganggu oleh salah satu karyawan. Namanya Rosalina, Rosa adalah seorang karyawan yang memiliki sifat sombong, dan suka mengintimidasi karyawan baru.

Seperti yang dia lakukan kepada Fatma, saat baru saja melangkah melewati pintu utama, kakinya langsung di senggol oleh Rosa, hingga membuat Fatma terjatuh, dan membuat setiap mata tertuju padanya.

Malu?, ya jelas malu. Sebab baru pertama kerja saja sudah jatuh, dan menjadi pusat perhatian para staf yang lainnya.

Rosa tersenyum mengejek saat melihat Fatma terjatuh. "Huh, ya ampun! kasihan sekali ya, baru hari pertama masuk kerja, sudah sial". Ejek Rosa lalu berjalan menjauh meninggalkan Fatma yang masih terduduk di lantai.

"Aww!". Fatma berusaha berdiri, namun kakinya terasa sedikit ngilu akibat terkena tumit sepatu Rosa.

"Mari saya bantu". Suara seorang lelaki dan mengulurkan tangannya untuk membantu Fatma berdiri.

"terima kasih ya mas". Fatma berucap dan tersenyum ramah kepada lelaki itu.

"perkenalkan nama saya Rahmad, karyawan di sini". Rahmad memperkenalkan dirinya tanoa diminta oleh Fatma. "Kalau boleh tau, nama kamu siapa?, dan sedang apa di sini?, sebelumnya saya belum pernah melihat kamu di sini?".

"Nama saya Fatma, saya adalah karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya untuk bekerja".

Rahmad mengangguk tanda mengerti. "oh begitu kalau begitu kamu langsung saja ke tempat kamu, saya akan antar ke sana".

"Ti_ tidak usah!, nanti saya akan kesana sendiri". sahut Fatma sungkan.

Bukan Rahmad namanya kalau tega meninggakkan seorang gadis yang tengah kesakitan. "Tidak apa- apa, ayok saya antar".

Karena kegigihan Rahmad untuk membantu, akhirnya Fatma pun tak bisa menolak bantuan dari Rahmad dan segera menuju ke meja kerja Fatma dengan bantuan Rahmad.

"Makasih ya mas Rahmad, sudah bantu saya". Ujar Fartma tersenyum ramah.

"Tidak masalah, lain kali kalau butuh bantuan, panggil aku saja oke!. Meja ku berada tepat di belakang meja kamu". Rahmad mengedipkan sebelah matanya dan menunjuk ke arah meja kerjanya, lalu segera melangkah ke meja kerjanya.

setelah satu harian bekerja, Fatma segera bersiap untuk pulang.

"Hei!". panggil Rahmad. "Yuk pulang bareng, kamu pasti nggak bawa kedaraan kan?". Lanjutnya.

Dalam hati Fatma merasa aneh dengan sikap Rahmad kepadanya. "memang aku nggak bawa kendaraan, karena aku nggak punya".

"Tapi maaf ya mas Rahmad, aku pulang naik angkot aja".

"Jangan panggil mas dong, panggil Rahmad aja, biar lebih akrab. kelihatannya, umur kita juga nggak beda jauh. Yuk ah kita pulang bareng aja, eh kalau boleh tau rumah kamu di mana?".

"Iya deh Rahmad, kali ini kita pulang bareng. Tapi besok- besok, ijinkan aku pulang sendiri aja ya".

Sekali lagi Fatma tidak bisa menolak niat baik Rahmad.

"Aku tinggal di jalan A, kamu tau kan rumah susun itu, nah aku tinggal di sana". Jawab Fatma polos.

"Kalau begitu kita se arah dong. Rumah ku juga melewati rumah susun itu".

Akhirnya Fatma pulang bersama Rahmad sore ini.

Di tengah- tengah perjalanan, Rahmad mengajak Fatma singgah di sebuah cafe untuk makan. "Kita makan dulu yuk, di Cafe ini makanannya terkenal enak- enak loh".

Fatma menggeleng, bagaimana bisa dirinya akan makan di cafe mewah seperti itu, sedangkan dirinya saja belum gajian. Kalau pun sudah gajian, dirinya tidak akan sanggup untuk makan di sana. Terlebih lagi Fatma berencana ingin pindah dari rumah susun itu.

"Tidak usah deh Mad, aku mau pulang aja. kasihan ibuku sendirian di rumah".

"Emm, baiklah kalau begitu". Rahmad kembali melajukan mobilnya hingga sampai di depan gerbang rumah susun, di mana Fatma tinggal.

Fatma segera turun dari dalam mobil Rahmad, dan mengucapkan terima kasih kepada yang punya mobil. "Makasih ya Mad, udah antar aku sampai rumah. tapi lain kali aku akan pulang sendiri".

"Iya sama- sama Fat, tidak masalah juga kalau kamu mau menumpang sama aku setiap hari".

"Wah- wah, ternyata seorang putri rumah susun" . Terdengan suara seorang wanita seperti mengejek.

"Dan tuan putrinya di antar oleh pangeran, atau jangan- jangan kamu lagi mengincar orang- orang kaya ya?. Ha ha ha".

"Rosa!".

"Iya ini aku, kamu terkejut ya melihat aku juga ada di perusahaan yang sama dengan kamu?. Aku tidak akan membiarkan kamu dapat pekerjaan dan kehidupan yang mewah".

Sebenarnya Fatma sangat malas menanggapi Rosa. Akan tetapi, semakin didiamkan Rosa akan semakin menjadi.

Rosa adalah teman sekolah Fatma dulu waktu SMP. Rosa selalu iri melihat Fatma yang memiliki pretasi yang bagus dan juga banyak teman di sekelilingnya. Bahkan Fatma kerap kali mendapat penghargaan dari sekolah, dan juga mendaoat beasiswa sampai kuliah.

Sedangkan Rosa, dia selalu sendiri karena banyak teman sekelasnya yang bilang, kalau Rosa suka jahat sama orang. walaupun begitu, Fatma tidak menanggapi rumor itu, dan mengajak Rosa untuk bergabung saat mereka sedang bermain, atau belajar kelompok.

Akan tetapi, Rosa malah mengira kalau niat baik Fatma itu hanyalah pura- pura saja. Agar teman- teman yang lain semakin memujinya. Padahal sebenarnya, Fatma sama sekali tidak punya niatan jahat seperti itu.

"Aku tidak masalah mau kamu kerja di sana atau tidak. Mau kamu punya niat buruk terhadapku atau tidak, aku tidak perduli. Yang pasti, tugasku hanya akan berusaha bekerja sebaik mungkin agar tetap bertahan dengan pekerjaanku yang sekarang".

Setelah Fatma berucap demikian, Fatma langsung berbalik badan dan melangkah masuk meninggalkan Rosa. Tak perduli Rosa akan semakin marah bahkan akan semakin membencinya.

"Ibu!!" teriak Fatma ketika baru saja membuka pintu rumahnya. Fatma melihat Lasmini, ibunya Fatma tergeletak di lantai sambil berusaha untuk bangun.

Lasmini terkena strok ringan, setelah mengetahui suami berselingkuh dengan wanita lain.

"Ibu kenapa bisa jatuh ke lantai?". Fatma segera membantu ibunya untuk naik ke atas kasur.

"Riswan tadi datang ke sini". Terihat raut wajah Lasmini yang ketakutan.

Sikap Riswan sangat mirip dengan ayahnya, Bramono. Awalnya Riswan adalah anak yang penurut, meski kadang- kadang suka uring- uringan. Namun, sikapnya mulai berubah, setelah Riswan mengetahui ayahnya berselingkuh, bahkan sudah menikah dengan wanita lain.

Semenjak saat itu, Riswan tak lagi tinggal bersama Ibu dan adiknya. Riswan pergi entah kemana. Namun, kadang- kadang Riswan akan datang ke rumah untuk meminta uang. Dan dia akan marah jika tidak mendapatkan apa yang Riswan mau.

"Yasudah, ibu istirahat aja ya. Ibu tidak usah khawatir, nanti setelah Fatma gajian, Fatma akan mencari rumah yang baru untuk kita tinggali. Fatma akan bawa ibu pindah dari sini. Agar bang Riswan tidak menganggu kita lagi".

Fatma segera berjalan menuju persimpangan, setelah berpamitan kepada ibunya. Fatma selalu menunggu angkutan umum yang lewat saat hendak pergi bekerja.

Sebelumnya Fatma sudah sering sekali keluar masuk dari tempat kerja yang satu ke tempat yang lainnya. Meski Fatma bekerja dengan baik, dan bosnya menyukainya, selalu saja ada yang membuatnya dikeluarkan dari tempat dia bekerja tersebut.

Fatma sangat berharap, pekerjaan kali ini adalah harapan satu- satunya, dan dirinya berharap agar bisa tetap bertahan di perusahaan itu. Meski sekarang ada Rosa yang akan selalu mengganggunya. Fatma akan berusaha untuk selalu melindungi dirinya sendiri.

"Tin! tin! tin!".

saat Fatma sedang asik dalam pikirannya sendiri, tiba- tiba sebuah mobil membunyikan klakson tepat di hadaoannya.

"Ayo naik!".

"Jefri!". Mata Fatma membulat melihat lelaki yang ada di dalam mobil.

"Jefri adalah teman sekelas Fatma saat duduk di bangku SMA sampai kuliah, Jefri sangat cuek dan dingin dan kadang arrogan kepada siapa pun. Jefri seringkali di juluki lelaki salju yang arrogan oleh Fatma saat mereka SMA dulu. Bahkan hingga kuliah, tanpa di sengaja mereka malah masuk ke Univeraitas yang sama bahkan mereka satu jurusan.

"Ayo cepat naik, kamu mau terlambat sampai kantor?".

Fatma melihat jam tangannya dan sudah hampir menunjukkan pukul 09:45. Jika dia menunggu angkutan umum pun, pasti akan terlambat. karena angkutan umum akan sering berhenti kalau ada penumoang yang naik atau turun di tengah jalan. Tanpa pikir panjang, akhirnya Fatma segera masuk ke dalam mobil Jefri.

"Kenapa duduk di belakang?, kamu pikir aku supir kamu?". Ucap Jefri menatap Fatma dari kaca spion.

"What!"?. batin Fatma lalu buru- buru pindah ke kursi depan.

Terpopuler

Comments

Azky Arava

Azky Arava

hgbgjbghsbdbxbznngn4fbngkhoy9 TTS ushdbf ofjdfnjfjdjf

2023-11-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!