"Memangnya kamu kerja di mana?, kok bisa tiba- tiba lewat sini?". Tanya Fatma mencoba memulai percakapan.
"Setiap hari aku lewat dari sini". Jawab Jefri singkat.
"Huft!, memang tidak salah dari dulu aku juluki si lelaki salju yang arogan". Batin Fatma dongkol. Namun harus tetap beramah tamah, karena sudah di kasih tumpangan.
"He he he, kamu kerja nya di mana?, tadi belum di jawab".
"Untuk apa kamu tau?".
"Ya ampun!, tinggal kasih tau aja, susah amat". Lagi- lagi Fatma di buat dongkol dengan jawaban Jefri.
"Sudah sampai". Jefri segera menepikan mobilnya.
"Ini tempat kamu bekerja?".
"Bukannya kamu yang bekerja di sini. Cepat masuk, nanti di marahin sama bos kamu".
"Ah, iya! tinggal 2 menit lagi. Kalau begitu aku masuk dulu, makasih tumpangannya ya!". Fatma segera keluar dari mobil lalu berlari meninggalkan Jefri yang masih menatapnya dari belakang. Fatma belum tau menahu kalau sebenarnya bos di tempat ia bekerja itu adalah Jefri Perdinan
Jefri tersenyum melihat tingkah Fatma. "Ternyata dia masih sama seperti dulu, sedikit ceroboh meskipun dia pintar". Batin Jefri sembari memarkirkan mobilnya.
Jefri merasa senang saat melihat Fatma bergabung ke dalam perusahaannya. Jefri merasa dirinya mempunyai semangat seperti empat tahun lalu, saat kuliah dan selalu bertemu dengan Fatma.
Namun, Jefri tidak tau bagaimana caranya bersikap untuk meluluhkan hati wanita. Dirinya selalu nampak dingin dan cuek, meski ada rasa suka di dalam hatinya.
"Heh!, ini sudah jam berapa?, masih anak baru kok sudah berani datang terlambat". Hardik Yulia salah satu karyawan, lebih tepatnya senior Fatma.
"Ini masih awal- awal aja bu yul, nanti itu akan jadi kebiasaannya. suka terlambat". Rosa ikut menimpali ucapan Yulia.
Fatma menunduk. "Ma_ maaf bu, saya terlambat. Hari ini angkutan umumnya agak lama lewatnya, nggak seperti biasa".
"Halah! alasan aja bu, palingan juga bangunnya kesiangan. lagian sudah bekerja masa tidak mampu membeli kendaraan, minimal motor".
"Ya Allah, kenapa selalu saja ada cobaan yang Engkau berikan kepada hamba?". Ucap Fatma dalam hati dan tidak menyahut perkataan Rosa, membuat Rosa semakin kesal.
"Maaf bu yulia, saya berjanji besok- besok saya tidak akan terlambat lagi".
"Bagus kalau begitu!. semoga saja kamu tidak mengulanginya lagi".
"Iya bu". Fatma mengangguk lalu kembali ke tempatnya untuk mengerjakan pekerjaannya.
Dua bulan telah berlalu, banyak suka duka yang Fatma lewati di tempat ia bekerja. Dan Fatma juga sudah pindah dari rumah susun. Dan sekarang Fatma menyewa salah satu perumahan, karena di sana ada security yang menjaga 24 jam. Jadi Fatma merasa sedikit lebih aman meninggalkan ibunya sendiri di rumah, saat Fatma sedang bekerja.
"Waktunya makan siang". Batin Fatma setelah melirik jam di pergelangan tangannya, yang menunjukkan ke angka 12.
"Fat, Fatma!". panggil Rahmad dari arah pintu.
"Ada apa Mad? tanya Fatma mendekat.
"ini, kamu baca dan pelajari dulu isi- isinya. Besok pagi, aku akan bawa kamu ke ruangan bos".
Rahmad menyerahkan sebuah map berwarna biru kepada Fatma.
Fatma mengernyitkan keningnya bingung. "Aku harus membaca dan memahami isinya?, lalu bagaimana dengan pekerjaanku yang menumpuk?".
"pekerjaan menumpuk?, bagaimana bisa?. Aku sudah memberitahu Rosa untuk mengambil alih pekerjaanmu hari ini. Apa dia tidak mengatakannya padamu?".
"Hah!". Mata Fatma membesar mendengar perkataan Rahmad barusan. "Tapi dia tadi malah memberi aku 3 buah map untuk aku kerjakan. katanya disuruh bos". Fatma berkata jujur.
"Astaga!, ya sudah, itu tidak usah kamu pikirkan. Nanti biar aku yang urus, dan aku yang akan menyerahkan itu semua kepada Rosa".
"Eh, kalian tau nggak, kalau pak bos akan menambah asistennya. Asisten khusus!".
"Hah! asisten khusus?".
"Iya, asisten yang akan bekerja satu ruangan dengan bos".
"Ah aku sih yakin, kalau kamu yang akan di pilih menjadi asisten bos".
"Ha ha ha, itu sih udah pasti".
Dengan sombongnya, Rosa mengatakan kalau dirinya yang akan terpilih untuk menjadi asisten pribadi sang bos. Dia tidak gau saja, kalau bos sudah memilih sendiri asistennya, dan itu adalah Fatma.
"Ini semua berkas- berkas yang harus di selesaikan hari ini. jadi aku harap, kamu bekerja lebih giat hari ini. karna kalau ini tidak selesai, bos akan marah".
Lagi asik- asiknya mengobrol di jam kerja tiba- tiba Rahmad datang dan membawa berkas- berkas yang Rosa berikan kepada Fatma. Rahmad meletakkan berkas- berkas yang ada di meja Fatma ke meja Rosa, membuat Rosa terkejut bukan main.
"Loh, kenapa malah di antar kembali ke sini?. Harusnya kan Fatma yang mengerjakannya!".
"Fatma sedang banyak pekerjaan, malah kamu tambah lagi pekerjaannya. Bukannya tadi aku sudah bilang, kamu ambil alih pekerjaan Fatma hari ini?, tapi kenapa tidak kamu lakukan?".
Rahmad adalah sepupu dari Leo, Akan tetapi Rahmad tidak ingin jadi atasan, karena merasa dirinya kurang mampu untuk memimpin. Rahmad lebih memilih menjadi karyawan biasa. Namun meski begitu, Rahmad masih tetap bisa memerintah karyawan lain.
"Kamu nggak tau ya, sebentar lagi aku akan menjadi asisten pribadinya bos. Jadi kamu nggak akan bisa merintah aku seperti ini. Dan ini, aku tidak akan mengerjakannya!". Tolak Rosa yang masih dengn sikap sombongnya.
Rahmad tersenyum kecil, merasa lucu dengan ucapan Rosa. "Maaf ya bu Rosa, pak bos kita sudah memilih siapa yang akan menjadi asisteb pribadinya, dan itu bukan anda!. Lebih baik kamu kerjakan ini, sebelum pak bos kita yang ganteng itu memecat anda". Ucap Rahmad menekankan ucapannya.
Mendengar itu, Rosa hampir tidak percaya. "Bagaimana mungkin, pak bos sudah menemukan orangnya?. Apa aku kurang menarik untuk jadi asisten pribadi?". Batin Rosa terduduk lemas.
"Ini bagaimana sih, kenapa aku harus disuruh memahami ini, ini kan tata cara menjadi asisten. Huft, lagi pula kenapa malah sampai belajar seperti ini hanya untuk jadi seorang asisten?.
"Ehh bentar- bentar!, asisten?" Fatma baru tersadar setelah mengingat kata asisten. Pasalnya bosnya sedang ingin menambah seorang asisten. Fatma bingung, kenapa map itu diberikan kepadanya?. Dan besok pagi Rahmad mengatakan akan membawanya ke ruangan bos.
"Hah! apa aku yang akan menjadi asistennya pak bos?".
"Fatma, kamu kenapa? kenapa muka kamu pucat begitu?". Tanya Meri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments