"Ayo masuk". Ajak Jefri meraih tangan Fatma.
"Ki_ kita sebenarnya mau apa ke sini?. Sepertinya ini bukan Mau bertemu klien". Fatma terus saja memandangi setiap sudut ruangan di rumah itu.
"Nenek!". Seru Jefri saat sudah melihat nenek Rasti yang sedang duduk di kursi.
"What!! nenek?". Fatma terkejut saat Jefri menyebutkan kata nenek. "Bukankan katanya maj bertemu klien?". Gerutu Fatma dalam hati.
Fatma merasa kurang masuk akal, jika nenek yang ada di depannya itu adalah klien yang akan mereka jumpai. Mana mungkin nenek- nenek yang sudah hampir berusia 80 tahun masij mengurusi bisnis?. itulah yang ada dalam pikiran Fatma.
Tapi Fatma segera menepis semua yang ada di dalam pikirannya, lalu menyapa nenek itu dengan sopan.
"Halo nenek". sapa Fatma sopan.
"Halo juga". sambut nenek Rasti tersenyum hangat.
"Jefri kenapa nggak bilang kalau kamu mau datang membawa kekasihmu?". Ucap Nenek Rasti membuat Fatma terlonjak.
"Degh!".
"Uhuk_ uhuk!".
Fatma semakin merasa aneh dengan Jefri, lalu menatap Jefri tajam.
"Maaf nenek, aku bukan kekasihnya pak Jefri, aku adalah_Eemm".
"He he, maaf nenek kami baru saja jadian, mungkin Fatma masih merasa malu untuk berkata jujur". Jefri segera menutup mulut Fatma dan mengakatan kalau Fatma adalah kekasihnya.
"Benarkah??". Nenek Rasti terlihat senang mendengarnya. "Itu hal biasa, wanita memang banyak yang pemalu".
"Nenek, aku mau ke kamar mandi". seru Fatma.
"Jefri tolong tunjukkan kamar mandinya".Suruh nenek Rasti kepada Jefri.
Gayung pun bersambut, Fatma merasa tak perlu repot- repot menarik Jefri dari hadapan nenek Rasti. Fatma ingin bertanya apa tujuan Jefri melakukan semua ini. Membawanya ke rumah neneknya dan mengatakan kalau dirinya dan Jefri adalah sepasang kekasih.
Sedangkan baru di angkat jadi asisten saja musuhnya sudah terasa banyak. Dan sekarang Jefri malah mengatakan kepada neneknya kalau mereka adalah sepasang kekasih. Bagaimana kalau orang- ornag mengetahuinya dan percaya. Pasti akan semakin banyak yang memusuhinya, bahkan mungkin akan membunuhnya.
"Maaf pak Jefri Ferdinan yang terhormat, saya ingin bertanya!".
"Aku tau, kamu sebenarnya bukan mau ke kamar mandi kan?, tapi mau bertanya soal ucapanku barusan?". Ucap Jefri menyeringai.
"Iya, tolong Jelaskan apa maksudnya itu. Dan anda bilang kita mau bertemu dengan klien hari ini, tapi kenapa malah bertemu dengan nenek anda!".
"Baik, aku akan jelaskan secara rinci supaya kamu mengerti. Dari awal aku memnang ingin mengajak kamu ke sini, karena nenek selalu memintaku untuk datang. Dan kebetulan ini hari minggu, jadi aku mengajakmu datang ke sini".
"Anda tidak bilang kalau mau bertemu dengan nenek anda, tapi anda mengatakan kalau kita akan bertemu dengan klien".
Fatma melipat kedua tangannya di atas dadanya, darahnya memanas seakan ingin membakar makhluk yang ada di depannya.
"Jika secara khusus aku mengajakmu bertemu dengan nenek, kamu pasti akan menolak, makanya aku berbohong. Dan soal ucapanku tadi, maaf!' ini memang salahku. Aku mengatakan kalau kita adalah sepasang kekasih di deoan nenek. Aku hanya ingin melihat nenek bahagia diusianya yang sekarang".
"Maksudnya!, memangnya nenek Rista nggak bahagia?".
"Dia sangat ingin aku memiliki pasangan di usiaku yang hampir 30 tahun ini. Setiap saat jika bertemu, bahkan nenek sangat sering menelpon hanya untuk menanyakan apakah aku sudah ounya pasangan atau belum?. Aku sangat sedih, jika nenek terus- terus bertanya seperti itu. Makanya aku sengaja mengajakmu ke mari dan bilang kalau kita adalah kekasih, agar nenek tenang".
"Aku mohon, tolong mengerti nenekku ya". Aku janji tidak akan ada yang mengetahui ini selain kita bertiga. Kamu jangan khawatir, akan ada orang yang semakin membencimu".
Fatma merasa kasihan saat melihat Jefri yang memohon kepadanya. Tiba- tiba perasan aneh muncul dalam hatinya, entah perasaan apa Fatma pun tidak tau. Mungkin aku memang harus membantu Jefri untuk bersandiwara di depan neneknya, agar neneknya bahagia. Yang penting tidak ada orang lain yang tau selain mereka bertiga.
"Eh, tunggu! kenapa Jefri tiba- tiba selembut itu ngomongnya?". Batin Fatma setelah Jefri meninggalkannya di kamar mandi sendirian. "Tadi juga aku deg- degan saat dia bilang kalau kami baru jadian. Aahh!! apa yang ada di dalam pikiranku ini?, tentu saja Jefri hanya berpura- pura karena di depan neneknya".
Fatma mencoba menepis semua yang ada di dalam pikirannya, lalu segera menuju ruang tengah, di mana mereka duduk tadi.
Sore harinya, Jefri dan Fatma pamit pulang kepada nenek Rista. Sejujurnya nenek Rista masih ingin kalau Jefri dan Fatma lebih lama lagi di sana. Tapi tidak mungkin, karena keluarga Fatma pasti akan mencarinya kalau putrinya tidak pulang setelh satu harian tidak di rumah.
"Lain kali datang main lagi ke sini ya". Seru nenek Rista ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil.
Mobil yang di tumpangi Jefri dn Fatma pun akhirnya melaju meninggalkan nenek Rista di sana.
"Kenapa nenek Rista tinggal di sana sendirian?, kenapa nggak ikut ke rumah kalian saja di kota?". Tanya Fatma merasa heran, karena tidak ada keluarga yang tinggal bersama dengan nenek Rista di rumah itu. hanya ada tiga orang pelayan yang menjaga dan mengurusnya.
"Semua anak- anak nenek sudah berulang kali mengajak untuk pindah, terserah nenek mau ikut ke rumah anaknya yang mana. Tapi nenek enggan untuk meninggalkan rumah itu. Sebab, katanya di rumah itu ada banyak kenangan suka duka bersama kakek. Kami lah yang harus pengertian sama nenek, untuk sering- sering datang mengunjunginya".
Fatma menngangguk tanda mengerti. Lalu beberapa menit kemudian Fatma pun tertidur di dalam mobil sepanjang perjalanan.
"Tidur rupanya". Seulas senyiman terlintas di bibir Jefri. "Andai dia tau yang sebenarnya". Gumamnya.
Tak terasa mobil yang mereka tummpangi pun telah sampai di halaman rumah Fatma. Jefri yang tak tega untuk membangunkan Fatma pun hanya berdiam diri di samping Fatma, sambil menunggu sang tuan putri bangun dari tidurnya.
Setengah jam telah berlalu, Jefri yang tadi menunggu Fatma untuk bangun pun akhirnya ikut tertidur juga.
Fatma terbangun dan mengucek matanya. "Eh, kok aku tidur di sini?" batin Fatma, lalu melirik ke samping kanannya. Terlihat Jefri yang tertidur di sampingnya dan segerabangunkannya.
"Jef, Jefri! Bangun ini sudah malam". Fatma berusaha membangunkan Jefri dengan menggoyangkan tubuhnya. Dan berhasil, Jefri telah bangun dari tidurnya.
"Kamu udah bangun Ma". Tanya Jefri sembari mengucek matanya,, dan sesekali menguap karena masih terasa mengantuk.
"Iya, tadi kenapa kamu nggak bangunin aku langsung, malah tidur juga".
"Aku mana tega membangunkan tuan putri yang sedang tidur".
"Huh, setelah berbohong, sekarang malah membiarkan aku tidur di sini sampai malam begini. Mana belum pulang lagi". Kesal Fatma yang tidak sadar jika mereka sudah berada di depan rumahnya.
"Mendingan kamu buka dulu deh pintunya, kita turun dan cari tau ini di mana?, aku juga kurang tau soalnya ini di mana?". Jefri terkikik merasa lucu melihat Fatma yang baru bangun tidur, bahkan tidak sadar jika mereka sudah sampai.
"Eh, oh, kita sudah sampai?". Tanya Fatma merasa malu setelah keluar dari dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
HamNisa
Terima kasih kakak, saya masih pemula, dannsemoga suka dengan ceritanya
2023-10-17
0
anonymous
Aku merasa sosok karakter dalam cerita yang aku baca ini, seperti terlibat dalam perjuangannya sampai akhir.
2023-10-17
0