Penjaga Kiri melihat Chun Yang tenggelam dalam pikirannya. Dia bisa menebak apa yang sedang di pikirkan oleh Chun Yang saat itu.
Melihatnya, Penjaga Kiri tersenyum tipis dengan lembut dan kemudian mengalihkan pembicaraan mereka.
"Setelah kamu dibawa pergi, ujian tahap kedua sudah di umumkan!" kata Penjaga Kiri.
Chun Yang yang berbaring di tempat tidur segera mendengarkan.
"Ujian tahap kedua adalah ujian kelompok. Pembagian kelompok dan asrama telah ditentukan pada siang tadi!"
"Aku yakin, pada saat ini di gedung asrama, pasti sedang terjadi pertarungan untuk memperebutkan posisi ketua kelompok!" kata Penjaga Kiri.
Sementara itu pada waktu yang sama di gedung asrama. Hampir setiap kamar benar-benar terjadi pertarungan perebutan posisi ketua kelompok.
Untuk menjadi ketua kelompok mereka akan melakukan pertarungan, dan bagi siapa yang menang maka akan menjadi pemimpin di kelompok tersebut.
Contohnya seperti murid nomor 5 Chun Hayul dari Sekte Harmoni dan murid nomor 6 Chun Yihan dari Sekte Golok.
Mereka berhasil menjadi pemimpin kelompok 5 dan 6 setelah mengalahkan seluruh murid di dalam kelompok mereka.
Tapi tidak semua kelompok harus melakukan pertarungan untuk memilih siapa yang akan menjadi ketua kelompok.
Beberapa kelompok lebih memilih tunduk dan mengikuti satu orang untuk dijadikan ketua kelompok.
Tentu saja orang yang mereka ikuti adalah orang yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Contohnya seperti Nomor 1 Chun Li dari Sekte Sihir, Nomor 2 Chun Feiyun dari Sekte Formasi, Nomor 3 Chun Yima dari Sekte Pedang, Nomor 4 Chun Tian dari Sekte Pengintai, Nomor 7 Chun Zagang dari Sekte Tombak, dan Nomor 8 Chun Shengyi dari Sekte Racun.
Mereka berenam berhasil menjadi ketua kelompok tanpa harus bertarung.
Sementara itu di dalam kamar asrama kelompok 7, tampak para murid yang sedang membungkuk dan memberikan hormat mereka pada Chun Zagang dari Sekte Tombak.
Namun hormat mereka bukan hanya sekedar memilih Chun Zagang sebagai ketua kelompok mereka, tapi mereka benar-benar ingin mengikuti Chun Zagang sebagai pemimpin mereka dari awal hingga akhir. Itu adalah sebuah sumpah setia.
"Kalian ingin mengikuti ku?"
"Benar, Pangeran. Kami ingin mengikuti anda!" jawab Han Bin murid nomor 501 dari Sekte Bangau sambil membungkuk bersama 20 murid lainnya.
Chun Zagang yang mendengar itu diam sejenak sambil melihat mereka.
Setelah beberapa saat diam, Chun Zagang kemudian memberikan jawaban kepada mereka.
"Baiklah. Terserah kalian!" kata Chun Zagang.
Mereka yang mendengar jawaban tersebut seketika merasa senang dan gembira.
"Terima kasih, Pangeran! Terima kasih, karena sudah menerima kami. Kami bersumpah, kami akan selalu setia kepada anda dan mengikuti kemanapun anda pergi. Bahkan jika itu adalah jalan kematian, kami akan tetap mengikuti anda!" kata murid Han Bin benar-benar merasa gembira.
Chun Zagang yang melihat rasa antusias mereka kemudian tersenyum.
"Baiklah. Sekarang kalian berhentilah membungkuk dan berdirilah!" kata Chun Zagang kepada mereka.
"Terima kasih, Pangeran!" kata Han Bin penuh semangat.
Setelah itu mereka semua bangkit berdiri menuruti perintah Chun Zagang. Han Bin yang baru berdiri kemudian bertanya.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan, Pangeran?"
"Tentu saja....Tidur!"
Mereka tertegun mendengar jawaban tersebut. Chun Zagang melanjutkan perkataannya.
"Tidakkah kalian semua lelah setelah ujian hari ini? Beristirahatlah! Karena mulai besok, kita akan mulai berlatih untuk mempersiapkan ujian tahap kedua!" kata Chun Zagang kepada kelompoknya.
"Baik, Pangeran! Kami akan mendengarkan Anda!" kata Han Bin.
Kemudian mereka semua pergi ke ranjang masing-masing dan tidur menuruti perintah Chun Zagang.
Sementara itu di dekat jendela, Chun Zagang melihat pemandangan hutan, gunung-gunung, dan langit malam.
"Hari ini cukup menarik!" ucap Chun Zagang sedikit tersenyum.
Sementara itu di salah satu asrama, yaitu asrama kelompok sembilan.
Murid nomor 20, Zao Hu dari Sekte Naga Hitam melihat salah satu ranjang yang kosong di asramanya.
Ranjang itu milik murid nomor sembilan, Chun Yang.
"Setelah anak itu kembali ke sini. Dia akan tamat!" kata Zao Hu penuh kebencian.
Masih pada malam hari di ruang kesehatan. Setelah semua orang pergi, tampak Chun Yang yang seorang diri di ruang perawatan.
Dia duduk di atas ranjang. Dan dengan rasa penasaran dia ingin membuka kotak yang ada di tangannya.
"Pil Tingkat Tinggi, aku ingin tahu seperti apa bentuknya!" kata Chun Yang.
Kemudian dia membuka penutup kotak tersebut. Ketika penutup kotak dibuka, Chun Yang terkejut dengan aroma menyengat yang berasal dari obat tersebut.
"Aroma obatnya sangat kuat!" kata Chun Yang sembari mengusir bau obat itu dengan kipasan tangannya.
Tapi ketika Chun Yang lebih memperhatikan obat itu, dibawahnya tampak terselip sebuah kertas.
"Apa ini? Sebuah kertas?"
Kemudian Chun Yang mengambil kertas tersebut dari dalam kotak.
Di halaman depan kertas itu tertulis sebuah pesan. Chun Yang kemudian membacanya.
Pangeran, mungkin ini adalah bantuan terakhir dariku, jadi manfaatkanlah sebaik-baiknya.
Di balik halaman ini aku telah menuliskan sebuah metode meditasi untuk anda. Baca dan pelajarilah!
Juga, tolong rahasiakan ini dari siapapun....
Setelah membaca isi surat tersebut, Chun Yang merasa ingin menangis, namun dia menahan air matanya.
"Penjaga Kiri, terima kasih! Aku pasti akan memanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya!" kata Chun Yang penuh rasa terima kasih.
Kemudian Chun Yang membalik halaman kertas itu. Disitu terdapat sebuah metode meditasi yang telah dituliskan oleh Penjaga Kiri.
"Zero, mulai pindai!" kata Chun Yang memberi perintah.
"Menerima perintah. Mulai menyalin!"
Hanya dalam tiga detik Zero telah menyalin metode meditasi yang ada halaman tersebut.
"Penyalinan selesai. Apakah Tuan ingin memasukannya ke dalam memori?"
"Ya, masukkan!" kata Chun Yang tanpa ragu.
Kemudian Zero mulai memasukkan metode meditasi tersebut ke dalam memori Chun Yang.
"Memasukkan ke dalam memori berhasil!"
Chun Yang kemudian membuka matanya. Semua data tentang metode meditasi tersebut kini telah tertanam di dalam kepalanya.
"Baiklah. Sekarang bisakah kita mulai?"
Kemudian Chun Yang duduk bersila dan mulai melakukan meditasi. Energi Alam yang ada di sekitarnya mulai berkumpul dan menyatu ke dalam tubuhnya.
"Mendeteksi sebuah energi tidak berwujud masuk ke dalam tubuh dan menyebar melalui pembuluh darah. Teridentifikasi bahwa energi tidak berwujud tersebut adalah Qi atau Energi Alam. Apakah anda ingin saya membantu menyerap energi tersebut?" tanya Zero.
"Kamu bisa membantuku menyerapnya?" tanya Chun Yang merasa terkejut.
"Bisa, Tuan. Setelah menganalisis data yang ada. Dengan membuka lubang pori-pori, mempercepat peredaran darah, dan memperbesar kapasitas paru-paru anda, saya dapat mempercepat proses penyerapan energi tersebut. Apakah anda ingin saya melakukannya?" tanya Zero.
Mendengar itu senyum Chun Yang langsung melebar. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
"Ya, lakukan!" kata Chun Yang tanpa ragu.
"Perintah di terima. Mulai mempercepat proses penyerapan energi ke dalam tubuh!"
Dengan bantuan Zero, malam itu Chun Yang bermeditasi tanpa membuang waktu sedetikpun.
Sementara itu di sisi lain, tampak Penjaga Kiri yang dalam perjalanan meninggalkan Gedung Kesehatan.
Dalam perjalanan, Penjaga Kiri yang sedang berjalan tiba-tiba berkata.
"Jangan bersembunyi lagi, keluarlah!" kata Penjaga Kiri.
Kemudian dari balik sebuah pohon, muncul seorang pria berambut merah, pria itu adalah Penjaga Kanan.
"Aku pikir, kamu akan terus berpura-pura tidak tahu!" kata Penjaga Kanan.
"Kenapa kamu mengikuti ku?" tanya Penjaga Kiri dengan ekspresi tidak senang.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kamu membantu anak itu?" tanya Penjaga Kanan.
Penjaga Kiri yang mendengar pertanyaan itu hanya diam tanpa menjawab.
"Seharusnya kamu tahu tentang aturan akademi. Peserta di larang mendapat dukungan dari pihak luar. Sekarang aku bisa saja mengeluarkan anak itu!" kata Penjaga Kanan.
"Kau..." Penjaga Kiri yang mendengar itu merasa kesal.
"Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan melakukannya!" lanjut Penjaga Kanan hingga membuat Penjaga Kiri tersentak.
Kemudian Penjaga Kanan melanjutkan kalimatnya lagi.
"Untuk kali ini aku akan mencoba menutup mataku dan berpura-pura tidak mengetahuinya. Namun kalau hal ini terjadi sekali lagi, maka aku tidak akan tinggal diam. Aku akan langsung mengeluarkan anak itu!" kata Penjaga Kiri yang kemudian menghilang dalam sekejap mata.
Penjaga Kiri yang ada di sana hanya diam tanpa bisa berkata apapun.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments