Akhirnya Penjaga Kiri dan Penjaga Kanan sampai ke tempat Chun Yang berada.
"Hei, Nak! Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Penjaga Kanan dengan cukup panik.
Di situ, tampak Chun Yang sudah benar-benar lemas dan hampir pingsan.
"Pengguna telah kehilangan darah sebanyak lima persen dan merasa pusing. Saya akan melakukan proses penyembuhan pada organ dalam yang rusak dan mengembalikan darah yang hilang!" kata Zero.
Ketika Zero ingin melakukan penyembuhan diri, Chun Yang kemudian segera menghentikannya.
"Tidak! Tunggu!"
[Kondisi anda mungkin berbahaya!]
"Tunggu sebentar lagi!" kata Chun Yang.
Kemudian Zero menghentikan proses penyembuhannya.
Di sisi lain, Penjaga Kiri dan Penjaga Kanan menatap wajah Chun Yang yang pucat.
"Dasar gila! Kenapa kamu harus memaksakan dirimu? Bukankah kamu bisa menyerah?" kata Penjaga Kiri memarahi Chun Yang.
"Aku...tidak bisa menyerah!'' kata Chun Yang.
"Sebenarnya berapa banyak tenaga dalamnya sampai bisa bertahan sejauh ini?" pikir Penjaga Kanan di benaknya.
Karena penasaran, Penjaga Kanan ingin memeriksa tenaga dalam yang dimiliki oleh Chun Yang dengan menyentuh denyut nadinya.
Namun Penjaga Kiri yang melihat tindakan Penjaga Kanan kemudian berkata.
"Kamu tidak perlu melakukan itu. Kamu tidak akan menemukan apapun. Sebelumnya aku sudah memeriksa anak ini. Dia tidak punya tenaga dalam sama sekali. Selama ini dia hanya bertahan dengan kekuatan tekadnya!" kata Penjaga Kiri.
Namun Penjaga Kanan tetap memeriksanya dan ingin membuktikannya sendiri.
Dan ketika Penjaga Kanan memeriksanya, dirinya benar-benar terkejut dengan kebenaran perkataan Penjaga Kiri.
"Apa? Dia benar-benar tidak punya tenaga dalam sama sekali!? Berarti selama ini dia bertahan hanya dengan mengandalkan kekuatan tekadnya? Gila!" ucap Penjaga Kiri di benaknya.
Melihat Penjaga Kanan tetap memeriksa, Penjaga Kiri kemudian berkata.
"Bagaimana? Apakah kamu menemukan sesuatu?" tanya Penjaga Kiri.
"Dia terluka dalam dengan parah. Dan dia memang tidak punya tenaga dalam sama sekali!" jawab Penjaga Kanan.
"Dia tidak punya tenaga dalam!?"
Para peserta yang tidak sengaja mendengar itu, terutama para keturunan dari delapan sekte utama, mereka benar-benar terkejut dan tidak dapat mempercayainya.
Penjaga Kanan kembali melihat wajah Chun Yang yang berlumuran darah.
"Anak ini...seberapa besar tekadnya sampai bisa bertahan sejauh ini? Bahkan para peserta yang memiliki tenaga dalam lima tahun semuanya pingsan. Tapi dia... hanya bertahan dengan tekadnya? Dia benar-benar gila!"
Penjaga Kanan sama sekali tidak bisa mengukur seberapa besar tekad yang dimiliki oleh Chun Yang. Karena baginya itu sudah berada di luar imajinasi manusia.
Melihat kondisi Chun Yang yang benar-benar parah, Penjaga Kiri memutuskan untuk mengirim Chun Yang ke ruang kesehatan.
Dengan lambaian tangan, Penjaga Kiri memanggil dua orang staf yang berada di luar lapangan.
"Kalian berdua, bawa anak ini ke ruang kesehatan!"
"Baik!"
Namun pada saat itu, Chun Yang menolak untuk dikirim ke ruang kesehatan.
"Tidak perlu, Penjaga Kiri. Anda tidak perlu mengirim ku ke ruang kesehatan. Aku masih sanggup untuk berdiri!" kata Chun Yang berusaha untuk berdiri.
Bersamaan dengan dia memberi perintah pada Zero.
"Zero, mulai sembuhkan lukaku!"
"Baik, Tuan. Mulai menjalankan proses penyembuhan diri!"
Kemudian Zero mulai melakukan proses penyembuhan sesuai perintah Chun Yang.
Namun Chun Yang yang berusaha untuk berdiri tiba-tiba hilang keseimbangan dan segara ditahan oleh Penjaga Kiri.
"Sial! Walau proses penyembuhan sudah di lakukan, tapi efek sampingnya masih belum hilang!" pikir Chun Yang di benaknya.
Penjaga Kiri yang tidak ingin melihat Chun Yang memaksakan diri kemudian berkata padanya.
"Nak, kamu sedang terluka dan telah kehilangan banyak darah. Biarkan mereka berdua membawamu ke ruang kesehatan, dan jangan terlalu memaksakan dirimu!" kata Penjaga Kiri.
Mendengar perkataan Penjaga Kiri, Chun Yang yang tidak bisa menolaknya, akhirnya setuju untuk dibawa ke ruang kesehatan.
Pada saat kedua staf itu menggotongnya, Chun Yang yang kehabisan darah akhirnya pingsan secara perlahan.
Kedua staf kemudian membawa Chun Yang meninggalkan lapangan dan pergi ke ruang kesehatan.
Kemudian Penjaga Kanan dan Penjaga Kiri kembali ke atas panggung.
Penjaga Kanan melihat para peserta yang merangkak bergelimpangan di lapangan.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan di situasi ini?" pikir Penjaga Kiri di benaknya.
Pada situasi itu, Penjaga kanan benar-benar merasa bingung untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
Sementara itu di suatu tempat yang tak jauh dari bangunan utama Akademi, terdapat sebuah bangunan yang nampak sederhana namun cukup besar. Bangunan itu adalah Ruang Kesehatan yang disebutkan.
Di dalam bangunan, tampak seorang kakak beradik, pria dan wanita, Song Qiang dan Song Qiu.
Mereka berdua adalah murid Tabib Song yang baru ditugaskan di Akademi Iblis atas perintah gurunya tadi malam.
Kedua Kakak dan Adik itu memiliki kesenangan tersendiri dalam ilmu pengobatan. Mereka sangat senang melihat pasien. Semakin banyak pasien yang mereka terima maka mereka akan semakin senang.
"Kenapa masih belum ada pasien yang datang?" ujar Song Qiu, sang adik perempuan.
"Benar-benar membosankan...." lanjut Song Qiang Sang Kakak mengeluh.
Ketika mereka berdua sedang mengeluh kebosanan, saat itulah tiba-tiba ada orang yang menggedor-gedor pintu.
"Tabib! Tabib! Di sini ada pasien!"
"Pasien? PASIEN!!?"
Mendengar itu, Song Qiang dan Song Qiu langsung bersemangat dan bergegas untuk menyambutnya.
"Mana pasiennya? Mana? Cepat! Silahkan masuk!" kata Song Qiu.
"Akhirnya kami mendapatkan pasien. Dewa benar-benar mengabulkan doa kami!" kata Song Qiu di benaknya merasa senang.
Kemudian ketika kedua orang staf masuk dengan membawa seorang pasien. Pasien itu adalah Chun Yang yang basah kuyup bermandikan darah.
Kedua staf itu segera membaringkan Chun Yang di salah satu tempat tidur yang ada di ruang perawatan.
Song Qiu dan Song Qiang terkejut melihat kondisi Chun Yang yang berlumuran darah.
Karena penasaran dengan apa yang terjadi, kedua bersaudara itu kemudian bertanya.
"Apa yang terjadi padanya? Ujian macam apa yang membuat seorang pria dalam kondisi seperti itu?"
"Darahnya banyak sekali. Apakah dia terkena sebuah pedang atau tombak?"
Kemudian kedua staf itu menggelengkan kepala dan salah satu dari mereka segera menjawab.
"Tidak. Dia mengalami luka dalam!"
"Apa!? Ini karena luka dalam!?" ucap dua Tabib bersaudara itu terkejut dengan sedikit berteriak.
"Sejak kami belajar medis dari guru, baru kali ini kami melihat seseorang berdarah sebanyak ini karena luka dalam. Ini benar-benar sebuah pengalaman baru!" pikir kedua Tabib itu.
"Dia melewati ujian tahap satu tanpa tenaga dalam. Dan karena dia tidak memiliki tenaga dalam, jadi Penjaga Kiri meminta kami membawanya ke sini agar kalian bisa merawatnya. Mohon bantuannya!" kata salah satu dari kedua staf tersebut.
"Tanpa kalian mohon pun, kami pasti akan tetap merawatnya dengan baik!" jawab Song Qiang
"Baiklah, karena kami sudah mengantar pasiennya kalau begitu, kami harus pergi!"
Kemudian kedua staf itu segera keluar dari ruangan untuk melaksanakan tugas wajib mereka.
Namun ketika mereka akan keluar, salah satu dari mereka dengan rasa ingin tahu, berhenti sejenak untuk melihat kondisi Chun Yang.
Tetapi staf yang lain, yaitu temannya segera menegurnya saat itu juga.
"Hei, ngapain berhenti? Ayo cepat! Kita banyak kerjaan!" kata temannya yang berada di ambang pintu.
"Uhh... Baiklah. Tunggu aku!" kemudian staf itu segera berjalan menyusul temannya.
Dia merasa ketika dia melihat Chun Yang barusan, Chun Yang terlihat lebih baik dari saat sebelumnya. Namun karena dirinya mengira bahwa itu hanya perasaannya saja, maka dia mengabaikannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments