Kemudian tanda adanya peringatan ratusan tentara yang telah mengepung di ujung lorong langsung menghujani 001 dengan ratusan serangan.
Namun di ujung kematiannya, 001 yang tidak ingin menyerah langsung berlari menuju para tentara sembari berteriak dengan sangat keras.
"AAAAAAAAAAAAA!!!"
_______
Kemudian cerita berpindah pada seorang bayi yang baru membuka matanya.
Bayi tersebut memiliki rambut hitam dan mata yang berwarna kebiruan. Bayi itu memandang dinding langit-langi di kamarnya.
"Huh? Aku...masih hidup?" batin Sang Bayi dengan jiwa 001 di dalamnya.
"Tanganku....apakah ini tanganku? Kenapa tanganku sangat kecil? Apa yang terjadi padaku?"
Di saat Sang Bayi masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba sebuah layar muncul bersamaan dengan sebuah suara di telinganya.
"Tuan, kamu akhirnya bangun!" kata layar di depan mata Sang Bayi bersamaan dengan sebuah suara di telinganya.
"Sistem 001?" ucap Sang Bayi terkejut dan heran. "Sistem 001, apa yang terjadi padaku?" lanjut Sang Bayi bertanya.
"Tuan, kamu sekarang telah menjadi seorang bayi" jawab Sistem 001.
"Bayi?"
"Ya, Tuan. Anda sekarang adalah seorang bayi. Setelah menganalisa informasi tentang apa yang terjadi, mungkin Tuan telah mengalami fenomena yang disebut orang-orang sebagai Reinkarnasi!" jawab Sistem 001 menjelaskan.
"Reinkarnasi?" Sang Bayi yang mendengar hal itu seketika terkejut.
Namun pada saat itu kemudian seorang wanita berambut coklat dengan mata kebiruan muncul di hadapan Sang Bayi.
Wanita itu bernyanyi dan memanggil Sang Bayi dengan sebuah nama.
"Yang er.... Yang er kecilku...."
*****
Empat bulan kemudian setelah hari itu, tampak Sang Bayi yang sudah dapat duduk dan bermain dengan pedang mainan kecilnya.
"Horeeee.... Yang er hebat sekali! Yang er kecilku pasti dapat menjadi pendekar pedang yang hebat suatu hari nanti!" kata Wanita bermata biru tersebut sembari bertepuk tangan dan tersenyum pada Sang Bayi.
Sang Bayi yang melihat senyum wanita itu kemudian ikut tersenyum dan bersuara sembari mengangkat pedangnya.
"A-Bwaaa!" ucap Sang Bayi bersuara.
"Kyaaaa! Ya ampun imut sekali! Yang er kecilku benar-benar imut sekali!" kata Wanita bermata biru itu dengan sangat gembira sembari menggosokkan wajahnya pada pipi Sang Bayi.
Sang Bayi kemudian tertawa menerima perlakuan wanita tersebut.
"Sudah empat bulan semenjak aku bereinkarnasi ke tubuh ini. Selama empat bulan berada disini aku telah mengetahui beberapa hal."
"Namaku adalah Chun Yang. Sedangkan wanita yang sedang memelukku ini adalah Ibuku, Yan Ran. Dia adalah Nyonya ke sembilan dari suatu kultus kepercayaan, yaitu Kultus Iblis."
"Aku masih sulit untuk mempercayainya, kalau aku telah bereinkarnasi dan menjadi anak dari wanita ini, sambil mempertahankan ingatan dari kehidupanku yang sebelumnya."
"Di bandingkan waktu saat aku hidup di kehidupan yang sebelumnya, empat bulan yang aku rasakan bersama wanita ini terasa jauh lebih indah dan bermakna."
"Selama empat bulan ini aku benar-benar merasa bahagia bersama wanita ini!"
Kemudian Sang Bayi di gendong dan di ajak melihat keluar jendela. Itu adalah pemandangan yang indah di pagi yang cerah.
"Cuaca hari ini juga indahkan, Yang er? Ku harap ayahmu segera pulang! Dengan begitu dia dapat melihat dirimu!" ucap Yan Ran penuh harap.
"Benar juga, sudah empat bulan semenjak aku berada di sini tapi aku sama sekali tidak pernah melihat sosok seperti apa ayahku. Satu-satunya yang aku tahu tentang Ayahku adalah bahwa dirinya merupakan seseorang yang memiliki posisi yang sangat tinggi dan di hormati di Kultus Iblis, Ayahku adalah Pemimpin Kultus Iblis. Untuk tidak pernah menunjukkan wajahnya selama empat bulan, dia pasti orang yang sangat sibuk."
"Aku tidak bisa menebak banyak hal semenjak aku bereinkarnasi ke tubuh ini. Tapi setidaknya aku tahu, dunia ini adalah dunia yang sangat jauh berbeda dengan duniaku yang sebelumnya. Dunia ini memiliki apa yang disebut dengan Seni Beladiri. Status seseorang di dunia ini sangat ditentukan oleh Seni Beladiri yang mereka miliki. Dan tentunya, Ayahku merupakan seorang Ahli Seni Beladiri yang memiliki kekuatan yang sangat kuat."
"Aku sangat penasaran dengan dunia yang ada di luar, karena selama empat bulan ini aku hanya berada di dalam rumah ini. Aku harus bersabar. Pasti ada saatnya dimana aku akan keluar dari rumah ini dan melihat dunia yang ada di luar. Penantian ini benar-benar membuatku menjadi semakin penasaran."
Pada momen itu, kemudian seorang pelayan datang dengan tergesa-gesa sembari berteriak.
"Nyonya kesembilan! Pemimpin.... Pemimpin Kultus datang ke sini!" kata Pelayan tersebut melaporkan.
"Pe-Pemimpin Kultus datang ke sini?" Yan Ran yang mendengar hal tersebut seketika dibuat terkejut.
"Be-benar!"
"Ka-kalau begitu kita harus mempersiapkan sesuatu!" ujar Yan Ran.
"Sudah tidak sempat lagi! Pemimpin Kultus sudah hampir tiba di kediaman!" kata Pelayan tersebut.
"Oh..astaga!"
Yan Ran yang mendengar situasi tersebut kemudian segera menggendong Chun Yang dan membawanya ke halaman depan untuk menyambut kedatangan Sang Pemimpin Kultus bersama dengan semua pelayan yang berada di kediaman itu.
"Ayahku datang ke sini? Apakah akhirnya aku dapat melihat seperti apa wajah ayahku?" pikir Chun Yang yang sedang di gendong oleh Yan Ran.
Saat semua orang sedang menunggu, kemudian Sang Pemimpin Kultus akhirnya tiba.
"Pemimpin Kultus telah tiba!" seru penjaga pintu kediaman langsung membuka pintu.
Sesaat setelah pintu kediaman terbuka, tampak Pemimpin Kultus yang datang dengan membawa banyak pengawal di belakangnya.
Di antara banyaknya pengawal yang dibawa oleh Pemimpin Kultus terdapat tiga orang pengawal yang nampak spesial.
Di sebelah kiri ada Ma Jyunji, atau yang biasa disebut sebagai Penjaga Kiri.
Di sebelah kanan ada Da Liehuo, atau yang biasa disebut sebagai Penjaga kanan.
Sedangkan pengawal yang satunya lagi yang berdiri lebih dekat di sisi kanan Pemimpin Kultus, ada Zao Yonghak, atau yang biasa disebut dengan Penjaga Utama.
Kemudian di saat Pemimpin Kultus telah tiba di hadapan mereka, maka mereka semua langsung bersujud dan menyambut kedatangan Pemimpin Kultus.
"Kami menyambut kedatangan Pemimpin Kultus!" ucap mereka semua tanpa terkecuali.
"Berdirilah" kata Chun Yi Sang Pemimpin Kultus.
Kemudian mereka semua berdiri.
Yan Ran yang masih menggendong Chun Yang berdiri di hadapan Pemimpin Kultus.
Chun Yang melihat wajah Sang Pemimpin Kultus dengan seksama.
"Apakah pria ini adalah Ayahku? Dia sangat tampan!" pikir Chun Yang di benaknya.
Di sisi lain, Pemimpin Kultus kemudian berbicara pada Yan Ran.
"Aku datang ke sini untuk memberitahumu, kalau aku akan pergi!" kata Pemimpin Kultus tanpa basa-basi.
"Pergi? (Mengapa tiba-tiba?)" Yan Ran yang mendengar hal itu merasa penasaran.
"Ada masalah yang terjadi di perbatasan. Aku harus pergi ke sana untuk melihatnya."
Yan Ran terdiam sejenak. "Seberapa lama kamu akan pergi?" tanya Yan Ran.
"Aku tidak tahu!" jawab Pemimpin Kultus. "Baiklah, aku sudah memberitahumu. Aku harus segera pergi!" lanjut Pemimpin Kultus hendak langsung pergi.
"Apa? Apa-apaan orang ini? Dia ingin langsung pergi begitu saja?" batin Chun Yang merasa kesal melihat tindakan Sang Pemimpin Kultus.
Namun untuk sesaat Yan Ran kemudian mencoba menahan kepergian Sang Pemimpin Kultus.
"Tu-tunggu....Tidakkah kamu ingin menggendong putramu terlebih dahulu? Yang er pasti merindukan sosok ayahnya. Tidakkah kamu ingin meluangkan waktu untuk Yang er walau hanya sebentar?" ujar Yan Ran.
"Tidak ada waktu untuk melakukan itu! Aku harus segera pergi!" jawab Pemimpin Kultus yang kemudian langsung berbalik badan dan berjalan pergi tanpa menoleh sedikitpun.
Mendengar jawaban tersebut, Yan Ran hanya dapat melihat punggung Chun Yi yang kian menjauh meninggalkan mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Namxu
jangan kasih bumbu bumbu percintaan thor
2023-11-02
0
Namxu
up terus thor jangan berenti ditengah jalan
2023-11-02
0